Mengenal Prasasti Tuk Mas, Bukti Peninggalan Kerajaan Kalingga

Prasasti Tuk Mas adalah salah satu peninggalan sejarah yang sangat penting dalam mengungkap sejarah kerajaan Kalingga. Prasasti ini telah menjadi fokus perhatian para sejarawan dan peneliti sejak penemuannya pertama kali di daerah Tuk Mas, yang terletak di dekat Kudus, Jawa Tengah.

Artikel ini akan mengajak Anda untuk menelisik lebih jauh tentang prasasti bernama Tuk Mas ini. Yuk, simak dengan seksama!

Kerajaan Kalingga

Sebelum mengenal Prasasti Tuk Mas, ada baiknya mengenal tentang Kerajaan Kalingga. Pasalnya, peninggalan ini telah membantu kita memahami sejarah dan kebudayaan kerajaan Kalingga. Berikut penjelasan mengenai Kerajaan Kalingga, yaitu:

1. Sejarah Kerajaan Kalingga

Sejarah Kerajaan Kalingga
Sejarah Kerajaan Kalingga | Sumber gambar: indojavanesia.blogspot.com

Kerajaan Kalingga merupakan sebuah kerajaan yang terletak di Jawa Tengah. Sebutan lain dari kerajaan ini adalah Keling, Holing, atau Heling. Kerajaan Kalingga menjadi bagian dari periode kerajaan Hindu-Buddha di wilayah Nusantara pada abad ke-6 Masehi.

Ratu Shima merupakan pemimpin kerajaan ini pada tahun 674-695 Masehi. Di masa kepemimpinan beliau, Kerajaan Kalingga mencapai puncak kejayaannya. Wilayah kekuasaan kerajaan ini meliputi sepanjang pantai utara Jawa Tengah hingga ke pedalaman bagian selatan.

Perkiraan letak pusat pemerintahannya berada di Pekalongan, Jepara, atau di dataran tinggi Dieng. Ada anggapan bahwa Kerajaan Kalingga merupakan leluhur dari kerajaan-kerajaan besar yang menguasai pulau Jawa.

2. Pendiri Kerajaan Kalingga

Hingga kini masih menjadi misteri terkait pendiri Kerajaan Kalingga. Namun, perkiraannya Prabu Wasumutri adalah raja pertamanya. 

Catatan sejarah tentang kerajaan ini cukup langka dan ambigu. Sehingga, belum ada bukti yang cukup pasti bahwa Wasumutri pendiri kerajaan ini.

Sementara itu, ada sebuah prasasti menyebutkan silsilah keluarga Kerajaan Kalingga. Di dalamnya mengatakan, Dapunta Sailendra adalah pendiri kerajaan ini. Sehingga, bisa dikatakan pendiri kerajaan ini masih berhubungan dengan Dinasti Sailendra.

Di sisi lain, terdapat sumber lainnya yang menunjukkan bahwa menantu Wasumutri, yaitu Kirathasinga adalah pendiri kerajaan ini. Secara keseluruhan, pendiri atau asal-usul berdirinya Kerajaan Kalingga masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan.

3. Silsilah Keluarga Kerajaan Kalingga

Adapun silsilah keluarga dari Kerajaan Kalingga adalah sebagai berikut.

  • Prabhu Wasumurti (594-605 M) memiliki dua anak, Prabhu Wasugeni dan Dewi Wasundari, yang kemudian menikah dengan Kirathasingha. Setelah kematian Prabhu Wasumurti, tahtanya diwariskan kepada Prabhu Wasugeni.
  • Prabhu Wasugeni (605-632 M) menikahi Dewi Paramita, dan dari pernikahan mereka lahir Prabhu Wasudewa dan Ratu Shima.
  • Prabhu Wasudewa (632-652 M).
  • Prabhu Wasukawi (652 M).
  • Prabhu Kirathasingha (632-642 M).
  • Prabhu Kartikeyasingha (648-674 M) menikahi Ratu Shima. Setelah kematian Prabhu Kartikeyasingha, Ratu Shima menggantikannya sebagai pemimpin.
  • Ratu Shima (674-695 M) dan Kartikeyasingha memiliki dua anak, Dewi Parwati dan Narayana (Iswara).

Dewi Parwati kemudian menikahi Putra Mahkota Kerajaan Galuh, Rahyang Mandiminyak. Dari pernikahan tersebut lahir Sannaha, yang menikahi Raja Ketiga Kerajaan Galuh, Bratasena.

Sannaha dan Bratasena memiliki seorang anak bernama Rakyan Sanjaya, yang kemudian menjadi pemersatu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh.

Sanjaya menggantikan Ratu Shima sebagai raja di Kalingga Selatan (kemudian disebut Mataram) dan mendirikan dinasti baru yakni Dinasti Sanjaya.

4. Kejayaan Kerajaan Kalingga

Puncak kejayaan Kerajaan Kalingga terjadi ketika Ratu Shima memimpin antara tahun 674 hingga 732 Masehi. Selama pemerintahannya, ia menerapkan prinsip kejujuran dan keadilan dengan sungguh-sungguh.

Penegakan hukum di masa itu sangat tegas dan tidak memandang bulu. Sebagai contoh, kerajaan akan siap memotong tangan siapa pun yang terbukti mencuri.

Pada tahun 674 M, Dinasti Ta-Shish mencoba menyerang Kalingga namun mengurungkan niatnya. Ini dikarenakan Kerajaan Kalingga terlalu kuat saat di bawah kepemimpinan Ratu Sima.

Dalam pemerintahan Ratu Sima, Kerajaan Kalingga terkenal sebagai kerajaan dengan sistem pemerintahan yang sangat menghormati hukum. 

Kondisi itu terlihat ketika saudara perempuan Ratu melanggar peraturan. Ia tetap tunduk dan mengikuti segala proses hukum yang berlaku di kerajaan.

5. Kemunduran Kerajaan Kalingga

Kemunduran Kerajaan Kalingga dimulai saat mendapatkan serangan dari Kerajaan Sriwijaya sekitar tahun 742-755 M. Penyerangan Sriwijaya memaksa pemerintah Kalingga untuk mengundurkan diri ke wilayah pedalaman Jawa bagian tengah hingga ke Jawa Bagian Timur.

Setelah berhasil menaklukkan Melayu dan Tarumanegara, Sriwijaya berhasil menguasai wilayah Kalingga serta jalur perdagangannya. 

Tidak hanya itu saja, salah satu alasan lain kerajaan ini mulai mengalami kemunduran adalah semenjak kematian Ratu Sima.

Bukti Peninggalan Kerajaan Kalingga

Prasasti Tuk Mas adalah peneinggalan Kerajaan Kalingga yang berhasil menarik perhatian. Berikut informasi mengenai prasasti tersebut, yaitu:

1. Penemuan Prasasti Tuk Mas

Prasasti Tuk Mas
Prasasti Tuk Mas | Sumber gambar: cagarbudaya_id

Kerajaan Kalingga masih menjadi perdebatan dalam sejarah. Pasalnya, banyak catatan sejarah yang beragam. Catatan itu termasuk catatan asing dari zaman Dinasti Tang dan laporan dari seorang penjelajah Cina yang bernama I-Tsing.

Tidak hanya itu saja, peninggalan sejarah seperti Prasasti Tuk Mas, Prasasti Sojomerto, Candi Angin, Candi Bubrah, situs Puncak Songolikur di Gunung Muria, serta naskah Carita Parahiyangan, semuanya berbicara tentang Kerajaan Kalingga.

Pada kesempatan ini, Prasasti Tuk Mas menjadi pembahasan utama. Di antara prasasti lainnya, prasasti ini memiliki daya tarik tersendiri untuk ditelisik lebih jauh.

Prasasti Tuk Mas adalah sebuah prasasti yang diukir pada sebuah batu alam berukuran besar yang berdiri di dekat sebuah mata air yang jernih. Makna kata Tuk Mas adalah sumber atau mata air yang berwarna emas.

Pertama kali penemuan prasasti ini yakni di lereng Gunung Merbabu, tepatnya di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang. Itulah mengapa nama lain prasasti ini adalah Prasasti Dakawu.

Prasasti Tuk Mas tertulis menggunakan aksara Pallawa dalam bahasa Sanskerta. Menurut analisis paleografis, perkiraannya prasasti ini sudah ada sejak abad ke-6 hingga abad ke-7 Masehi.

Meskipun banyak bagian dari aksara dalam prasasti ini mengalami kerusakan, ada beberapa bagian yang masih dapat terbaca. Dalam prasasti ini, terdapat gambar-gambar alat, seperti trisula, kendi, kapak, sangkha, cakra, dan bunga tunjung.

2. Transkrip Prasasti Tuk Mas dan Terjemahannya

Transkrip Prasasti Tuk Mas
Transkrip Prasasti Tuk Mas | Sumber gambar: kebudayaan.kemdikbud.go.id

Adapun transkrip dari prasasti ini berbentuk sajak sebagai berikut:

(itant) uśucyamburuhānujātā

Kwacicchilāwālukanirgateyam

Kwacitprakĩrnnā śubhaśĩtatoyā

Samprasratā m(edhya) kariwa gańgā

Berikut ini adalah terjemahan dari sajak empat baris di atas:

Bermula dari teratai yang gemerlapan

dari sini memancarlah sumber air yang mensucikan,

air memancar keluar dari celah-celah batu dan pasir,

di tempat lain memancar pula air sejuk

dan keramat seperti (sungai) Gangga.

Pada bagian samping tulisan dalam prasasti ini, terdapat gambar-gambar seperti roda (cakra), bunga teratai (padma), api yang menyala, rancangan bangunan, dan beberapa gambar yang sulit untuk diidentifikasi.

Gambar-gambar yang teridentifikasi tersebut berkaitan dengan tanda khusus yang digunakan oleh para pemeluk agama Siva.

3. Makna dari Isi Prasasti

Dari isi prasasti ini, makna yang terkandung adalah batu alam berukuran besar tersebut terletak di sekitar mata air yang jernih. Ada yang meyakini bahwa mata air ini suci seperti air suci dari Sungai Gangga di India.

Keyakinan ini menjadi lebih kuat dengan adanya prasasti yang berisikan tentang mata air tersebut, yakni prasasti Tuk Mas. 

Dalam prasasti itu, berisi tentang pujian kepada mata air yang berasal dari gunung dan mengalir menjadi sungai. Pemuka agama Siva dan masyarakat setempat meyakini hal tersebut.

Dengan demikian, makna secara keseluruhan dari prasasti ini adalah tentang agama yang dianut pada masa itu. Kemungkinan besarnya adalah aliran Siva dalam agama Hindu.

Sudah Paham Secara Keseluruhan Tentang Prasasti Tuk Mas?

Prasasti Tuk Mas adalah sebuah peninggalan bersejarah yang sangat penting dalam mengungkapkan sejarah dan kebudayaan kerajaan Kalingga. Isi prasasti ini memberikan wawasan yang berharga tentang pemerintahan, agama, dan tatanan sosial pada masa itu.

Selain itu, penemuan prasasti ini juga menggambarkan peran penting perempuan dalam pemerintahan kerajaan Kalingga. Batu tulis Tuk Mas menjadi salah satu harta karun sejarah yang akan terus memberikan cahaya terhadap sejarah Indonesia di masa lampau. 

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page