Pengertian Ekosistem Buatan: Karakteristik serta Contohnya

Pada dasarnya, ekosistem terbagi menjadi dua, yakni ekosistem alami dan tidak alami (buatan). Ekosistem alami, yakni ekosistem yang tercipta tanpa adanya intervensi dari manusia. Lalu, seperti apa ekosistem buatan atau tidak alami? Untuk mengetahui ekosistem ini, simak penjelasannya dalam artikel di bawah ini!

Pengertian Ekosistem Buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang telah dipengaruhi oleh campur tangan manusia, agar bisa memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Bahkan, ekosistem ini dibuat dan dikembangkan oleh manusia. Lebih lanjut, ekosistem ini dikenal juga dengan ekosistem artifisial, karena terbentuk tidak secara alami.

Bukan hanya memenuhi kebutuhan manusia, ekosistem artifisial juga berusaha untuk menciptakan lingkungan yang sesuai bagi organisme yang bertahan hidup, berinteraksi hingga bereproduksi di dalamnya. Selain itu, ekosistem ini terbentuk dari aktivitas manusia dalam upaya pengelolaan atau mengadakan perubahan terhadap lahan.

Komponen-komponen dalam ekosistem ini cenderung tidak lengkap, sehingga akan membutuhkan tindakan, seperti subsidi energi, pemeliharaan, atau perawatan. 

Selain itu, ekosistem artifisial lebih rentan terhadap perubahan, sehingga akan mudah terganggu dan tercemar. Komponen ini terbagi menjadi dua, yakni komponen biotik dan abiotik.

Karakteristik Ekosistem Buatan

Ekosistem artifisial memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang membedakannya dengan ekosistem alami. Adapun karakteristiknya adalah sebagai berikut:

  • Didominasi oleh campur tangan manusia: Ekosistem ini dikontrol dan direkayasa oleh manusia, yang berupa proporsi dan kecepatan interaksi ekologi, agar dapat memenuhi kebutuhannya.
  • Keragaman spesies dan komposisi lingkungan: Kedua faktor ini cenderung lebih sedikit, bila membandingkannya dengan ekosistem alami. Pasalnya, spesies yang kurang menyukai ekosistem ini akan menghilang secara perlahan atau pengelola ekosistem membasminya, bila spesies tersebut mengganggu.
  • Ketergantungan: Ekosistem artifisial sangat bergantung pada bagaimana alam bertindak. Sebab, meski manusia yang membuatnya, ada beberapa faktor, seperti cuaca atau suhu dan fenomena yang tidak bisa dikendalikan oleh manusia, sehingga kelangsungannya bergantung pada hukum alam.
  • Manfaat bagi manusia: Ekosistem artifisial dengan perbaikan yang berkelanjutan berpotensi meningkatkan kapasitas rezeki manusia yang tinggal di dalam area tersebut.
  • Rantai makanan terbatas: Hal ini karena keberagaman spesiesnya yang sedikit. Namun, hal ini tidak berarti aliran ekosistem tidak berjalan.
  • Tujuan Ekosistem: Ekosistem artifisial dibuat dengan tujuan tertentu. Jadi, sistem ini lebih rapuh dan rentan dengan kegagalan. Hal ini karena keragaman biotiknya yang kurang serta perkembangannya tergantung pada campur tangan manusia.

Contoh Ekosistem Buatan

Ekosistem artifisial adalah ekosistem yang dipengaruhi oleh manusia, seperti sawah atau waduk dan masih banyak lagi. Agar lebih jelas, simak daftar contoh ekosistem artifisial berikut ini:

1. Agroekosistem

Agroekosistem
Kecipir

Sederhananya, agroekosistem merupakan ekosistem yang sudah dimodifikasi dan dikelola untuk kepentingan hidup manusia, seperti menghasilkan makanan, bahan bakar, serta produk lain untuk dikonsumsi. Ekosistem ini meliputi peternakan, perkebunan, dan pertanian.

Agroekosistem sering melibatkan sumber lain sebagai sumber energinya yang telah dikonsolidasikan oleh manusia. Misalnya, pupuk dalam aktivitas pemupukan dan pestisida dalam pengendalian hama. Lebih lanjut, ekosistem ini hanya terdiri dari komponen biotik tertentu saja.

Komponen dari agroekosistem sendiri terbagi menjadi dua, yakni social system dan natural ecosystem. Social system meliputi organisasi sosial, ekonomi, demografi, institusi dan sistem kepercayaan yang nantinya berpengaruh pada karakter dan tingkat kemajuan dari ekosistem yang tercipta.

Sementara itu, natural ecosystem terdiri dari faktor biofisik, seperti air, cahaya matahari, iklim, hewan, hingga tanah. Ini meliputi organisme seperti parasite, hama, hingga herbivora sebagai konsumen tingkat I.

2. Akuarium

Akuarium
Solahart Handal

Akuarium adalah lingkungan yang diciptakan dalam sebuah wadah, yang dibuat menyerupai ekosistem alami perairan. Bisa dibilang, contoh ekosistem buatan ini merupakan kehidupan dunia air yang berskala kecil.

Setidaknya, ada dua komponen dalam akuarium yang bekerja sama untuk menyeimbangkan kehidupan dalam akuarium. Pertama, komponen biotik atau organisme hidup, yakni ikan, invertebrata (udang), dan tumbuhan air/akuatik. Meski begitu, cukup jarang orang menggunakan tumbuhan air dalam akuarium.

Selain itu, terdapat komponen abiotik, berupa air berserta oksigen yang terlarut di dalamnya, pasir, batu, mineral, penerangan, filter, dan kualitas air. Komponen abiotik ini harus diatur dengan baik, sehingga bisa menciptakan kondisi yang sesuai dengan organisme dalam akuarium.

3. Bendungan atau Waduk

Waduk
Batamnews

Ekosistem waduk adalah ekosistem buatan berupa bangunan penahan/penimbun air yang berguna sebagai alat dalam membendung aliran sungai. Sama seperti danau, ekosistem ini memiliki sistem terbuka. Artinya, pengaruh dari luar tidak bisa dikontrol, sehingga ekosistem ini memiliki daerah litoral, limnetik, dan profundal.

Daerah litoral adalah daerah dimana cahaya matahari bisa sampai ke dasar, karena dangkal. Kemudian, daerah limnetik adalah daerah yang jauh dari tepian, tetapi cahaya matahari masih bisa berpenetrasi secara efektif. Sedangkan profundal adalah daerah yang dalam, sehingga cahaya tidak dapat menembus ke dasar.

Komponen biotik waduk terdiri dari ikan, invertebrate air, plankton, benthos, alga, sampai macrophytes. Sementara itu, komponen abiotik waduk terdiri dari air, tanah, cahaya matahari, kecepatan arus air, pH, dan oksigen terlarut.

4. Kebun Binatang

Kebun Binatang
Kompas Regional

Kebun binatang adalah ekosistem buatan lainnya yang cukup umum, daripada contoh sebelumnya. Ekosistem ini dibuat dan dikelola oleh manusia untuk memelihara hewan dalam kondisi penangkaran yang menyerupai habitat aslinya. Selain itu, kebun binatang dibuat agar manusia bisa melihat bagaimana hewan hidup di lingkungan aslinya.

Komponen ekosistem kebun binatang terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen abiotik ekosistem ini terdiri dari bermacam-macam hewan yang ada di darat, air, dan udara. Sementara komponen abiotiknya adalah air, batu, cahaya matahari, tanah, dan masih banyak lagi.

Sama seperti akuarium, komponen abiotik harus dapat dimanfaatkan dengan mengaturnya secara optimal. Sebab, hal tersebut bertujuan untuk membentuk lingkungan yang sesuai dengan hewan yang hidup di dalam kebun binatang. Lebih lanjut, kebun binatang juga berperan dalam melindungi yang spesies terancam punah.

5. Kolam

Kolam
Lamudi

Kolam adalah ekosistem buatan berukuran kecil, yang tercipta dengan sendirinya atau campur tangan manusia. Kolam tergolong dalam golongan ekosistem air tawar tenang. Biasanya, ekosistem ini memiliki kedalaman sekitar 4-5 meter. Selain itu, kolam memungkinkan tumbuhan berakar untuk tumbuh di bagian perairan.

Ekosistem kolam biasanya memiliki kadar garam dan sanitasi yang kurang dari 1 persen. Selain itu, variasi suhunya termasuk rendah. Kolam juga sangat terpengaruh oleh cuaca dan iklim. Lebih lanjut, kolam juga dibagi menjadi tiga daerah berdasarkan intensitas cahaya yang masuk, seperti zona litoral, limnetik, dan profundal.

Ekosistem kolam memiliki komponen biotik yang terdiri dari produsen (lumut dan fitoplankton), konsumen (ikan dan hewan lainnya), dan decomposer (cacing tanah, fungi, flagellata, dan bakteri akuatik). Sementara komponen abiotiknya terdiri dari tanah, udara, air, dan cahaya matahari.

6. Sawah

Sawah
Pegipegi

Sawah adalah ekosistem buatan yang berada di wilayah daratan yang berupa sejumlah lahan dengan permukaan rata, dibatasi pematang dan ditanami tanaman budidaya, seperti padi. Ekosistem ini mengalami kondisi basah dan kering berdasarkan pada ketersediaan airnya.

Komponen biotik ekosistem sawah terbagi menjadi 3, yakni tumbuhan primer, sekunder, dan hewan. Tumbuhan primer adalah tumbuhan yang sengaja ditanami untuk kebutuhan manusia, misalnya padi dan kacang kedelai. Sedangkan tumbuhan sekunder adalah tumbuhan liar yang menjadi hama bagi tumbuhan primer.

Kemudian, ada hewan yang mengganggu dan tidak mengganggu tumbuhan primer, seperti cacing, ular, burung, tikus, dan keong. Sementara itu, komponen abiotik ekosistem sawah terdiri dari air, cahaya matahari, dan tanah.

Sudah Tahu Ekosistem Buatan?

Demikian penjelasan mengenai ekosistem artifisial beserta contohnya. Ekosistem ini dibuat oleh manusia untuk tujuan dan kepentingan mereka. Meski dipengaruhi oleh manusia, ekosistem ini tetap bergantung pada pengaruh alam. Alhasil, manusia harus menyesuaikan ekosistem tersebut dengan kondisi alamnya.

Misalnya, membuat ekosistem kebun kopi hanya dapat kamu lakukan di daerah dataran tinggi. Sedangkan untuk dataran rendah, lebih cocok untuk ekosistem sawah. Jadi, jangan sampai salah pilih tanaman saat hendak bercocok tanam di suatu daerah.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page