Tanah Aluvial: Pengertian, Ciri, Manfaat, & Gambarnya

Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang terbentuk dari endapan, baik yang berasal dari sungai maupun danau. Namun, lokasi dari sungai dan danau ini berada di dataran rendah. Dengan lokasi ini, maka tanah bisa membentuk sebuah cekungan. Nah, cekungan inilah yang nantinya akan menjadi endapan tanah. 

Pengertian Tanah Aluvial

Tanah aluvial (alluvial soil) merupakan tanah hasil endapan yang terbentuk dari lumpur dan pasir. Umumnya, tanah ini bisa Anda temukan pada daerah dataran rendah, rawa, hingga aliran sungai. 

Tanah ini termasuk tanah yang terbentuk dari material endapan halus. Terbentuknya tanah ini adalah dari endapan air, seperti halnya aliran sungai. Jenis tanah ini banyak dimanfaatkan oleh petani karena memiliki tingkat kesuburan yang baik. 

Namun, perlu Anda ketahui, bahwa ternyata tidak semua alluvial soil itu subur. Sebab, tingkat kesuburannya ditentukan oleh materi pembentuknya. Alluvial soil sendiri memiliki tekstur berpasir dan liat. Kandungan pasirnya bahkan mencapai 50% dari total keseluruhan. 

Dalam pembentukannya, sebagian bahan yang bertekstur kasar akan mengendap. Nantinya, jika bahan tersebut terbawa oleh air semakin jauh dari sumbernya, maka tekstur tanah pun akan semakin halus. 

Proses pembentukan alluvial soil juga memakan waktu yang cukup lama. Bahkan, ada juga beberapa proses pembentukan alluvial soil yang membutuhkan waktu hingga puluhan tahun. Salah satu contohnya adalah lahan aluvial di Taman Nasional Rocky Mountain. 

Fachrudin Zain Olilingo dalam bukunya yang berjudul “Potensi Investasi di Provinsi Gorontalo” menjelaskan bahwa alluvial soil merupakan tanah muda yang proses pembentukannya terlihat campuran antara bahan organik dan mineral.

Ciri-Ciri Tanah Aluvial

Tanah aluvial yang berasal dari endapan material sungai ini memiliki ciri-ciri yang cukup signifikan sebagai pembeda dengan tanah lainnya. Berikut ini adalah ciri-ciri dari alluvial soil:

  • Warna tanahnya coklat keabuan. Namun, hal ini tergantung dari lokasi endapannya. Di mana warna coklat keabuan ini biasanya terdapat pada alluvial soil daerah persawahan.
  • Memiliki kandungan mineral yang cukup banyak. Hal tersebut terjadi karena alluvial soil tergolong tanah muda yang mudah menyerap air.
  • Bentuknya menyerupai tanah liat. Sebab, jenis tanah ini memiliki pori-pori. 
  • Memiliki pH tanah yang rendah dengan rata-rata kurang dari 6. Namun, ada juga beberapa tanah yang bersifat asam. Ini karena lokasi alluvial soil yang berada di dataran rendah, sehingga kadar belerangnya minim. 
  • Mengandung fosfor dan kalium yang cukup rendah. Terlebih jika lokasinya minim curah hujan. 
  • Kandungan pasir mencapai 50%.
  • Bahan utama pembentuk alluvial soil adalah pasir, kapur, hingga lempung.
  • Memiliki morfologi yang berbeda-beda. Hal tersebut membuat tekstur alluvial soil menjadi vertikal dan horizontal.
  • Memiliki aktivitas eksogen.
  • Terbuat dari endapan dengan kandungan bahan organik yang tinggi. Jadi, tingkat kesuburan tanahnya akan sangat bergantung pada material pembuatnya dan topografinya. 
  • Selain pH yang rendah, jenis alluvial soil ini juga rendah kandungan P (fosfor) dan K (kalium). Namun, hal ini hanya berlaku pada beberapa wilayah tertentu. Salah satu contohnya adalah wilayah dengan curah hujan tinggi. 

Manfaat dari Tanah Aluvial

Meskipun berasal dari beberapa endapan material, namun tanah aluvial memiliki banyak manfaat, terutama untuk para petani. Salah satunya adalah memudahkan pengolahan lahan pertanian. Nah, berikut ini ada beberapa manfaat lain dari alluvial soil yang perlu Anda ketahui:

1. Memudahkan Proses Irigasi

Berdasarkan lokasinya yang berada di endapan sungai, maka alluvial soil ini akan sangat memudahkan para petani dalam proses irigasi. Lancarnya proses irigasi ini tentunya akan sangat mempengaruhi hasil dari pertanian. 

2. Mudah Menyerap Air

Alluvial soil masuk dalam kategori tanah yang bagus untuk lahan pertanian. Ini karena alluvial soil memiliki kemampuan yang baik dalam menyerap air. Jadi, tanah pun tidak akan mudah rusak meski dalam kondisi yang basah.

Karena sifat tersebut, maka alluvial soil pun akan mudah ditumbuhi akar dan membuatnya mampu menyerap banyak air. Sementara pada kondisi tanah yang kering, tanah aluvial akan mudah pecah dan rusak. Hal inilah yang membuat banyak petani lebih memilih menggarap sawahnya ketika musim hujan.

3. Bisa Ditanami Berbagai Jenis Tanaman

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa alluvial soil sangat cocok dimanfaatkan oleh para petani. Sebab, jenis tanah ini memiliki kandungan yang sesuai dengan kebutuhan pertanian. Selain itu, jenis tanah ini juga bisa membantu berbagai jenis tumbuhan lebih mudah dikembangkan. 

4. Tanaman Tidak Mudah Kering

Tanaman yang ditanam diatas alluvial soil memiliki cadangan air yang cukup banyak. Hal tersebut membuat tanaman tidak mudah kering meskipun musim kemarau. Selain itu, jenis tanah dengan kadar air tinggi jelas sangat menyuburkan tanaman, sekaligus mempercepat pertumbuhannya. 

5. Memudahkan Penggarapan Tanah

Jenis tanah yang mudah menyerap air dengan baik jelas sangat cocok dijadikan sebagai lahan pertanian. Sebab, jenis tanah ini akan lebih mudah digarap. Ini karena kandungan airnya yang banyak membuat tekstur tanah menjadi lebih empuk.

Jadi, salah satu manfaat lain dari tanah aluvial ini adalah sangat memudahkan para petani dalam penggarapan lahan pertaniannya. Selain itu, jenis tanah ini mengandung banyak bahan organik, salah satunya adalah zat hara. 

6. Kaya Sumber Mineral

Alluvial soil memiliki kualitas mineral yang cukup tinggi. Ini disebabkan karena alluvial soil menyerap mineral selama proses pengendapannya. Jadi, kandungan mineralnya pun semakin banyak dan bagus. Dengan begitu, tumbuhan pun bisa tumbuh subur. 

Karakteristik Tanah Aluvial

Jenis tanah ini sangatlah subur karena mengandung banyak sekali unsur hara. Nah, agar lebih memahami alluvial soil, simak beberapa karakteristiknya berikut ini:

1. Memiliki Kondisi Morfologi yang Beragam

Keberagaman morfologi dari alluvial soil ini berdasar pada material pembentuknya. Jadi, untuk morfologi alluvial soil akan selalu berbeda. Beberapa jenis tanah aluvial ini akan lebih mudah diolah karena minimnya material berukuran besar. Namun, ada juga yang menjadi cukup sulit dalam proses pengolahannya. 

2. Perbedaan Tekstur

Perlu Anda ketahui, bahwa tidak ada bentuk yang pasti dari alluvial soil. Sebab, alluvial soil terbentuk dari proses endapan tanah. Contohnya adalah alluvial soil di daerah sungai akan cekung apabila dasar sungainya juga cekung. Ini juga berlaku untuk alluvial soil dengan bentuk rata, maka dasar sungainya pun juga rata.

3. Lokasi Dekat Aliran Sungai

Posisi dari alluvial soil ini biasanya dekat dengan aliran sungai. Namun, hal ini tidak selalu terjadi. Sebab, area sungai tersebut bisa saja sudah berubah menjadi alluvial soil. 

4. Warna Cenderung gelap

Umumnya, meski hanya akan ada sedikit, tanah ini akan memiliki lapisan organik. Sebab, proses pengendapannya lama sehingga mikro organisme dapat berkembang selama pembentukannya. Karena itu, warnanya akan cenderung lebih gelap, coklat atau abu. Ini tergantung pada lokasi endapannya.

Gambar-Gambar Tanah Aluvial

Agar dapat lebih memahami bagaimana gambaran dari alluvial soil, silakan perhatikan gambar-gambar berikut ini:

1. Gambar 1

Gambar 1.
Freepik

2. Gambar 2

2
harapanrakyat

3. Gambar 3

3
 berita.99.co

Sudah Memahami Apa itu Tanah Aluvial?

Itulah beberapa penjelasan mengenai tanah aluvial yang perlu Anda ketahui. Tentunya, tingkat kesuburan dari tanah ini jelas akan sangat dipengaruhi oleh bahan pembentuknya. Jadi, tekstur dari tanah ini tidak akan memberi pengaruh besar pada kesuburan. 

Karena itu, bagi Anda yang sedang mencari lahan pertanian bisa memilih alluvial soil sebagai areanya. Sebab, kadar pH dan unsur haranya cukup tinggi. Hal tersebut bisa terjadi karena pengaruh dari jenis endapan dan deposit airnya. Sehingga hasil pertanian akan jauh lebih melimpah. Semoga bermanfaat!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page