Dewasa ini, kasus pembuangan sampah sembarangan masih menjadi fenomena yang lumrah terjadi di kalangan masyarakat. Padahal apabila Anda mengolah sampah dengan baik, sampah bisa berubah menjadi benda yang bermanfaat. Berdasarkan persoalan inilah muncul yang namanya bank sampah.
Namun, secara umum, apakah Anda tahu cara kerja, konsep, tujuan, program, dan contohnya? Jika penasaran, langsung saja baca artikel di bawah ini!
Daftar ISI
Apa Itu Bank Sampah?
Singkatnya, bank sampah adalah sebuah tempat yang secara khusus berfungsi untuk mengumpulkan sampah yang sudah melewati proses pemilihan. Bank sampah juga menjadi suatu program yang bertujuan untuk mengelola dan memanfaatkan sampah secara efektif.
Tempat sekaligus program ini beroperasi dengan menggunakan sistem yang mirip dengan operasional perbankan. Hanya saja, keberadaannya di bawah kelola petugas sukarelawan.
Para petugas tersebut nantinya akan melakukan pencatatan terhadap setiap jumlah sampah dari individu atau pihak lain yang berpartisipasi.
Mereka menjadi salah satu upaya pencegahan agar masyarakat tidak semena-mena dalam membuang sampah dan bisa berpikir dampaknya untuk lingkungan sekitar. Selain itu juga dapat membantu pemerintah dalam menangani masalah sampah dan sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat.
Cara Kerja Bank Sampah
Agar penjelasan pada bagian definisi bisa lebih Anda pahami dengan mudah, berikut ini cara kerja umum dari bank sampah:
1. Sosialisasi Kepada Masyarakat
Pertama-tama, pengelola akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan tujuan memberikan pengetahuan terkait jenis sampah yang dapat mereka setor ke bank sampah. Sebab, masyarakat mungkin sangat dekat dengan barang-barang yang sudah terbuang itu, namun belum tentu mereka mengetahuuinya.
Pihak pengelola akan menjelaskan tentang jenis-jenis sampah yang ada di sekitar masyarakat, terlebih untuk sampah yang bisa didaur ulang kembali. Biasanya, sampah yang bisa masyarakat kumpulkan adalah sampah industri dan sampah rumah tangga yang bersifat anorganik.
2. Masyarakat Mengumpulkan dan Memilih Sampah
Setelah edukasi berhasil terlaksana, masyarakat bisa memulai untuk mengumpulkan dan memilih sampah sesuai dengan jenis yang telah mereka ketahui sebelumnya. Sampah organik umumnya akan langsung pengelola buang agar terurai secara alami atau diolah menjadi pupuk kompos secara individu.
Sementara sampak anorganik seperti kertas, logam, kaca, dan plastik harus terpilah secara rapi sebelum mereka setor. Sebab, tidak semua jenis sampah masuk ke dalam kriterianya, sehingga masyarakat harus teliti untuk memilah sampah.
3. Menimbang dan Mencatat Sampah
Cara kerja ketiga bank sampah ialah menimbang dan mencatat sampah-sampah yang masyarakat kumpulkan. Pengelola akan menimbang berapa jumlah sampah yang berhasil setiap individu kumpulkan. Setiap orang yang masuk ke dalam anggotanya akan mendapat buku tabungan.
Hal ini guna memudahkan pengelola mengetahui jumlah akumulasi sampah yang berhasil mereka kumpulkan. Biasanya, ada jumlah saldo tertentu agar dapat mereka cairkan menjadi nominal rupiah secara tunai. Khusus nominal ini, biasanya tergantung dari kesepakatan bersama antara nasabah dan pengelola.
4. Pengelompokkan Sampah
Sampah-sampah yang berhasil masyarakat kumpulkan dan setorkan tidak langsung dijual atau dikelola. Pihak bank sampah akan mengelompokkan sampah-sampah tersebut kembali berdasarkan dengan jenisnya. Barulah sampah bisa pengelola salurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
Pihak pengelola sampah umumnya bekerja sama dengan UMKM yang bergerak di bidang daur ulang sampah. Tak hanya itu, perusahaan-perusahaan besar yang mengelola sampah menjadi barang lain juga banyak menjadi tujuan bank sampah.
Tujuan Bank Sampah
Secara umum, tujuan berdirinya bank sampah adalah untuk membantu menangani pengelolaan sampah yang berlebihan di sekitar masyarakat agar bisa bermanfaat kembali. Sehingga, lingkungan yang sebelumnya kumuh bisa terlihat lebih bersih, mengingat jumlah sampah berserakan di Indonesia masih belum terkontrol.
Selain mengirimkan sampah ke perusahaan lain, tempat pengelolaan ini juga bisa langsung mengolah sampah untuk menjadi barang lain. Mulai dari kerajinan, kemasan baru, dan pupuk yang memiliki nilai ekonomis atau jual.
Sementara itu, bank sampah juga memiliki manfaat lain seperti menyadarkan manusia akan kebersihan lingkungan. Serta memberikan pekerjaan sampingan untuk masyarakat dan membersihkan lingkungan yang kotor.
Konsep Bank Sampah
Sudah cukup lama bank sampah diatur oleh KLHK atau Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Bahkan, tempat ini masuk ke dalam Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012.
Bahwasanya konsep yang tempat ini gunakan sama dengan lembaga perbankan pada umumnya, di mana bank umum akan menyebut orang-orang yang tergabung di dalamnya sebagai nasabah.
Sama halnya dengan bank sampah yang juga menyebut para anggotanya dengan istilah nasabah. Kemudian, para nasabah juga akan mendapatkan satu buku tabungan yang berfungsi sebagai tempat pencatatan hasil perolehan pengumpulan sampah selama beberapa waktu.
Namun, nasabah memiliki pekerjaan tambahan, yakni memilah sampah dengan cara memisahkan antara jenis sampah organik dan sampah anorganik. Dalam proses ini, nasabah akan mendapatkan dua pilihan, yakni sampah organik yang bisa mereka buang langsung atau mereka olah kembali secara pribadi.
Sedangkan sampak anorganik atau limbah pabrik akan dibawa ke bank sampah. Sampah akan melalui tahap penimbangan terlebih dahulu dan nasabah bisa mendapatkan hasil yang tercatat di buku tabungan.
Tabungan tersebut tidak hanya bisa nasabah tukarkan dengan uang saja, melainkan juga bisa berupa emas, sembako, biaya kesehatan, dan lain-lain.
Program Bank Sampah
Setiap bank sampah pasti memiliki program yang mengacu pada penerapan strategi penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang dalam pengelolaannya terjadi di tingkat masyarakat. Semua masyarakat akan mendapat pendidikan agar mampu menghargai sampah sesuai dengan jenis serta nilai-nilainya,
Meski dianggap sebagai barang yang tidak berguna lagi karena telah dibuang, namun dari sudut pandang tertentu sampah memiliki nilai tersendiri.
Tempat ini akan mengubah sudut pandang masyarakat, dari yang awalnya tidak menghiraukan sampah menjadi dapat melihat sampai sebagai benda yang memiliki potensi ekonomi. Selain itu, pembangunan lingkungan yang sehat, bersih dan hijau juga akan terjadi.
Mengingat Indonesia termasuk negara yang belum mampu mengatasi permasalahan sampah dengan baik. Maka bank sampah berdiri untuk membiasakan masyarakatnya membuang sampah pada tempatnya.
Contoh Bank Sampah
Meskipun belum mampu mengatasi permasalahan sampah dalam skala nasional, namun beberapa kota di Indonesia sudah memiliki banyak bank sampah. Berikut adalah contoh-contoh tempat pengelolaan sampah yang ada di Indonesia:
1. Gamal Albinsaid
Gamal Albinsaid menjadi tempat pengelolaan sampah pertama yang akan kita bahas. Berbeda dari tempat yang lain, Gamal Albinsaid memberikan imbalan kepada nasabahnya berupa biaya pendidikan, biaya pengobatan, dan sembako (sabun, beras, gula, minyak).
Dalam sejarahnya, Gamal Albinsaid memiliki kisah yang memilukan. Pada tahun 2015, terjadi kasus di mana seorang anak bernama Khaerunissa meninggal dunia di dalam gerobak sampah ayahnya karena tidak dapat memperoleh perawatan medis yang memadai.
Maka dari itu, berdirinya bank sampah tersebut berguna untuk mengingatkan kita kepada perjuangan seorang anak yang melawan penyakitnya dan akhirnya tak tertolong. Berdasarkan kisah inilah pemilik tempat tersebut memberikan jaminan imbalan kepada nasabahnya berupa tunjangan kesehatan yang bisa mereka manfaatkan.
2. Bank Sampah di Pekanbaru
Kota Pekanbaru memiliki tempat pengelolaan sampah hingga bejumlah 11 cabang. Tempat-tempat tersebut ada di setiap kecamatan dan akan terus berkembang guna menanggulangi adanya sampah yang berserakan di lingkungan sekitar. Sehingga, nantinya dapat mereka kelola menjadi barang yang lebih efesien dan bernilai.
3. Bank Sampah di Balikpapan
Selain dua daerah di atas, Balikpapan juga memiliki 29 titik tempat pengumpulan sampah yang hingga saat ini masih aktif beroperasi. Tempat-tempat tersebut digagas oleh Sobirin, mantan anggota DPRD, sejak tahun 2010 silam. Maka dari itu, tak heran apabila jumlah cabang dan nasabahnya juga sangat banyak.
4. Bandung
Bandung terkenal dengan kotanya yang cukup bersih. Hal tersebut lantaran kota ini mempunyai bank sampah yang cukup banyak dan berdiri di beberapa daerah.
Tidak hanya perorangan yang memilikinya, namun juga pihak pemerintahan. Salah satunya adalah tempat pengelolaan yang berdiri di bawah CV Limas Triguna.
Tempat-tempat pengelolaan sampah di Bandung juga melayani pengumpulan sampah dari berbagai sumber. Ada beberapa pelayanan yang mereka berikan, seperti sedekah sampah, kebersihan, barter sampah, dan tabung sampah.
Selain itu, masih ada beberapa tempat yang beroperasi aktif bahkan maju. Seperti Cisitu Indah, Bersinar, Sahdu, Pundisampah.com, Posko Hijau, PT. BUMN Hijau Lestari, dan masih banyak lagi lainnya.
Menariknya lagi, Bandung juga memiliki aplikasi khusus pengelolaan sampah yang berguna untuk transaksi online. Nama aplikasinya adalah Abasa (Aplikasi Bank Sampah).
Aplikasi ini dibuat oleh PT Ussi dan telah tersebar ke 100 cabang yang ada di kota Bandung. Semua jenis transaksi dan administrasi bisa tercatat menggunakan aplikasi ini, sehingga prosesnya bisa berjalan dengan rapi.
Bank Sampah Memiliki Manfaat Besar untuk Mempelopori Lingkungan Sehat
Setelah menjelaskan secara rinci terkait bank sampah, bisa kita tarik kesimpulan bahwa tempat ini memiliki peran dan manfaat yang besar dalam melopori lingkungan sehat dan bersih. Selain itu, masyarakat juga bisa mendapatkan pundi-pundi rupiah dari sampah yang berhasil mereka kumpulkan.