Apa itu puisi himne? Merupakan karya masih tergolong sebagai puisi baru. Kemunculan puisi tersebut terjadi pada masa kerajaan paling besar yang ada di dunia seperti Romawi dan Yunani. Ini karena pada waktu itu, himne merupakan sesuatu yang dianggap sakral. Agar makin paham, berikut penjelasan seputar pengertian hingga contoh puisi himne.
Pengertian Puisi Baru
Puisi baru cenderung lebih bebas dan tidak terikat oleh aturan-aturan seperti pada puisi lama. Misalnya lebih bebas dari segi jumlah baris, jumlah suku kata, serta sajaknya. Puisi baru juga disebut puisi modern serta kemunculannya hampir sama dengan puisi kontemporer.
Adapun beberapa ciri puisi baru antara lain:
- Sudah diketahui nama pengarangnya.
- Puisi baru mempunyai persajakan lebih bebas.
- Bisa dalam bentuk lisan maupun tulisan.
- Setiap baris memiliki gatra atau kesatuan sintaksis.
- Masing-masing gatra terdapat dua kata, namun juga terkadang bisa mencapai 4 sampai 5 suku kata.
- Banyak memakai pola sajak syair dan pantun, meskipun ada juga pola lainnya.
- Kebanyakan puisi empat seuntai.
- Memakai gaya bahasa atau majas yang dinamis (berubah-ubah).
Seputar Puisi Himne
Umumnya, puisi berjenis himne ini isinya tentang pujian terhadap Dewa, Tuhan, pahlawan, maupun cinta tanah air. Untuk kata himne atau hym asalnya dari bahasa Yunani “hymnos”. Kata tersebut mempunyai arti ‘gita puja’ atau ‘lagu pujian’.
Himne sering dipakai sebagai puisi religius serta doa kepada Tuhan. Biasanya seseorang membuat puisi berjenis himne karena ditujukan kepada seseorang yang memiliki jasa sangat penting, seperti guru.
Contoh Puisi Himne
Berikut beberapa contoh puisi himne penuh makna:
1. Sajak Seorang Tua tentang Bandung Lautan Api
Berikut merupakan contoh puisi himne dari WS Rendra yang dibacakan pada Hari Kebangkitan Nasional tahun 1990.
Bagaimana mungkin kita bernegara
Bila tidak mampu mempertahankan wilayahnya
Bagaimana mungkin kita berbangsa
Bila tidak mampu mempertahankan kepastian hidup bersama?
Itulah sebabnya
Kami tidak ikhlas menyerahkan Bandung kepada tentara Inggris
dan pada akhirnya kami musnahkan kota tercinta itu sehingga menjadi lautan api
Kini batinku kembali mengenang udara panas yang bergetar dan menggelombang,
bau asap, bau keringat, suara ledakan dipantulkan mega jingga, dan kaki langit berwarna kesumba
Kami berlaga
memperjuangkan kelayakan hidup umat manusia.
Kedaulatan hidup bersama adalah sumber keadilan merata yang bisa dialami dengan nyata.
Mana mungkin itu bisa terjadi
di dalam penindasan dan penjajahan
Manusia mana
Akan membiarkan keturunannya hidup tanpa jaminan kepastian?
Hidup yang disyukuri adalah hidup yang diolah
Hidup yang diperkembangkan
dan hidup yang dipertahankan
Itulah sebabnya kami melawan penindasan
Kota Bandung berkobar menyala-nyala tapi kedaulatan bangsa tetap terjaga
Kini aku sudah tua
Aku terjaga dari tidurku
di tengah malam di pegunungan
Bau apakah yang tercium olehku?
Apakah bau asam medan laga tempo dulu yang dibawa oleh mimpi kepadaku?
Ataukah ini bau limbah pencemaran?
Gemuruh apakah yang aku dengar ini?
Apakah deru perjuangan masa silam di tanah periangan?
Ataukah gaduh hidup yang rusuh karena dikhianati dewa keadilan?
Aku terkesiap. Sukmaku gagap. Apakah aku dibangunkan oleh mimpi?
Apakah aku tersentak oleh satu isyarat kehidupan?
Di dalam kesunyian malam
Aku menyeru-nyeru kamu, putera-puteriku!
Apakah yang terjadi?
Darah teman-temanku
Telah tumpah di Sukakarsa
Di Dayeuh Kolot
Di Kiara Condong
Di setiap jejak medan laga.
Kini kami tersentak, terbangun bersama.
Putera-puteriku, apakah yang terjadi?
Apakah kamu bisa menjawab pertanyaan kami?
Wahai teman-teman seperjuanganku yang dulu,
Apakah kita masih sama-sama setia membela keadilan hidup bersama?
Manusia dari setiap angkatan bangsa
Akan mengalami saat tiba-tiba terjaga
Tersentak dalam kesendirian malam yang sunyi
Dan menghadapi pertanyaan zaman:
Apakah yang terjadi?
Apakah yang telah kamu lakukan?
Apakah yang sedang kamu lakukan?
Dan, ya, hidup kita yang fana akan mempunyai makna
Dari jawaban yang kita berikan.
2. Adaku Tiada
Berikut ini contoh puisi himne karya Candra Malik tentang puisi curahan hati hamba kepada Tuhannya.
Allah, aku kesepian.
Dalam sendiriku, yang ada Engkau saja,
Di mana aku, tak perlu lagi ditanya.
Di mana Engkau, tak usah lagi dijawab
Sepiku Sendiri-Mu, Sepi-Mu sendiriku.
Allah, aku sunyi.
Dalam diamku, tiada ucapan selain Nama-Mu.
Tak ada yang sentuh heningku, jangkau Sepi-Mu.
Aku dalam selaput Rahasia Dikau.
Allah, aku sedih.
Dalam pedihku, perpisahan kuratapi.
Dalam perihku, perjumpaan kudambai.
Duka ini abadi, luka ini semakin jadi.
Kurindu rindu-Mu, kucinta cinta-Mu.
Allah, aku binasa.
Daku tiada ada selain sirna.
Diriku lenyap, Diri-Mu senyap.
Musnah sudah segala wajah.
Maha Agung Engkau Paduka,
Zat Yang Awal Kekal Ada.
3. Diponegoro
Contoh puisi himne berikut ini merupakan karya Chairil Anwar. Puisi ini mengisahkan salah satu pahlawan nasional terkenal di Indonesia yaitu Diponegoro yang tak pernah gentar menghadapi para penjajah.
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti.
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa ditindas ditindak
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju.
Serbu.
Serang.
Terjang.
4. Tak Pernah Pergi
Selanjutnya ada puisi karya Candra Malik dan menjadi salah satu karya terbaik yang penuh makna.
Hanya namamu kupanggil.
Cinta dan rindu menggigil.
Engkau adalah jiwa itu sendiri,
engkau bagiku badan ruhani.
Segala yang t’lah kuserahkan,
menjelma sebagai kesunyian.
Darimu aku belajar tentang sepi,
darimu aku belajar menyendiri.
Derita dan bahagia adalah kini,
terasa sama saja di dalam hati.
Hidup adalah tentang sekarang,
tentang datang, tentang pulang.
Engkau t’lah menanam dasar,.
Biarlah ini yang ku genggam tegar.
Engkau tak pernah pergi,
selalu hadir dengan wujud suci.
Bagiku tiada yang tiba-tiba,
dan bagiku Dia Maha Seketika.
Perjalanan adalah pengasuhan,
dan engkau adalah pengalaman
5. Do’a
Selanjutnya ada contoh puisi himne karya Taufiq Ismail. Beliau adalah salah satu sastrawan terkenal yang karya-karyanya masih menggema hingga sekarang.
Tuhan kami
Telah nista kami dalam dosa bersama
Bertahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani
Ampunilah kami
Ampunilah
Amiin
Tuhan kami
Telah terlalu mudah kami
Menggunakan nama-Mu bertahun di negeri ini
Semoga Kau rela menerima kembali
Kami dalam barisanMu
Ampunilah kami
Ampunilah
Amiin
6. Semua Cintaku Hilang
Berikut contoh puisi himne lainnya.
Gosok
Semua cintaku hilang
Saya pulang ke rumah untuk Anda
Seperti sebelumnya
Anda menyalakan lilin
Nyalakan jendela di malam yang gelap
Melambai perlahan
Sabar, selalu setia.
Kekasihku satu-satunya
Saya manusia
Rindu rasa
Saya rindu
Di mana kamu
Ok tidak apa-apa
Suara lemah
Hanya kata-kata yang membuat hati
Kamu cemburu
Kamu galak
Dapatkan saya di cakar Anda
Pertukaran hasil tangkapan gratis
Ikuti saya tujuan gila
Sayangnya, berulang-ulang
Kamu aneh dan menarik
Gadis serupa di balik tirai
Cintamu tenang
Sendiri
Maka waktu bukan giliranku
Hari yang mati bukan temanku …
7. Tuhan
Berikut contoh puisi himne lainnya.
Tuhan kami
Itu merupakan penghinaan bagi dosa-dosa kita bersama
Selama bertahun-tahun membangun sekte ini
Dalam pikiran ganda
Dan tutupi hati nurani Anda
Maafkan kami
Untuk memaafkan
Amin
Tuhan kami
Itu terlalu mudah bagi kami.
Menggunakan nama Anda selama di negara ini
Saya harap Anda siap menerimanya lagi
Kami berada di garis Anda
Maafkan kami
Untuk memaafkan
Amin
7. Sang Maha Pengampun
Berikut contoh puisi himne lainnya.
Berkilah lah kami, para manusia lalai.
Bersahut-sahutan berebut dosa
Kau hanya diam
Bergeming
Berserulah kami, para manusia hina.
Tak sadar menimbun dosa
Kau hanya diam
Bergeming
Tak ada urat malu yang kami punya,
Hanya ada urat serakah
Saling menjegal
Saling menghina
Tapi Tuhan, apa yang kau kan perbuat?
Tak ada
Kau tetap bergeming
Menanti
Pada suara panggilan kasih-Mu
Terlantun
Pada pengeras suara
Allahu Akbar-Allahu Akbar
Tercenung ku pada nestapa
Sehina inikah makhluk-Mu
Yang nyaris selalu lupa
Ataukah justru sengaja?
Tapi kau tetap bergeming
Allahummaghfirli
Allahummaghfirli
Dan kau mengampuni kami
8. Sucikan Jiwamu di 1/3 Malam
Berikut contoh puisi himne lainnya.
Malam yang dingin tidak menghentikan waktu
Bagi pencari surga jiwa-jiwa manusia yang berkarat
Tidak akan cukup dicuci dengan ibadah bumi
Raihlah ibadah langitmu
Ketuklah pintunya di saat-saat itu
Di saat orang orang menghamparkan mimpinya
Di saat insan sedang lupa pada janjinya
Sucikan jiwamu di sepertiga malam
Rasakan Jibril yang mencatat amal itu
Ceritalah-ceritalah tumpahkan semua
Bersihkan semua luka-luka itu
Kesombongan itu wahai Jibril
Lihatlah aku, aku rindu padamu
Aku ingin engkau menyapaku Jibril
9. Padamu Jua
Contoh puisi himne berikut ini merupakan karya Amir Hamzah di tahun 1927. Puisi tersebut bertujuan untuk menggambarkan hubungan di antara hamba dengan Tuhannya.
Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu
Kaulah kandil gemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia, selalu
Satu kasihku
Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa
Di mana engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kata merangkai hati
Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarmu
Bertukar tangkap dengan lepas
Nanar aku, gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa darah dibalik tirai
Kasihku sunyi
Menunggu seorang diri
Lalu waktu—bukan giliranku
Mati hari—bukan kawanku
10. Ketika Engkau Bersembahyang
Berikutnya ada puisi karangan Cak Nun atau Emha Ainun Najib. Puisi ini menggambarkan saat-saat seorang muslim sedang menjalankan ibadah shalat.
Ketika engkau bersembahyang
Oleh takbirmu pintu langit terkuakkan
Partikel udara dan ruang hampa bergetar
Bersama-sama mengucapkan allahu akbar
Bacaan Al-Fatihah dan surah
Membuat kegelapan terbuka matanya
Setiap doa dan pernyataan pasrah
Membentangkan jembatan cahaya
Tegak tubuh alifmu mengakar ke pusat bumi
Ruku’ lam badanmu memandangi asal-usul diri
Kemudian mim sujudmu menangis
Di dalam cinta Allah hati gerimis
Sujud adalah satu-satunya hakekat hidup
Karena perjalanan hanya untuk tua dan redup
Ilmu dan peradaban takkan sampai
Kepada asal mula setiap jiwa kembali
Maka sembahyang adalah kehidupan ini sendiri
Pergi sejauh-jauhnya agar sampai kembali
Badan di peras jiwa dipompa tak terkira-kira
Kalau diri pecah terbelah, sujud mengutuhkannya
Sembahyang di atas sajadah cahaya
Melangkah perlahan-lahan ke rumah rahasia
Rumah yang tak memiliki ruang serta tak ada waktunya
Yang tak bisa dikisahkan kepada siapa pun
Oleh-olehmu dari sembahyang adalah sinar wajah
Pancaran yang tak terumuskan oleh ilmu fisika
Hatimu sabar mulia, kaki seteguh batu karang
Dadamu mencakrawala, seluas ‘arasy sembilan puluh sembilan
Sudah Tahu Contoh Puisi Himne?
Sekian pembahasan seputar contoh puisi himne. Kesimpulannya, ini merupakan puisi modern yang isinya tentang hal-hal sakral seperti agama, orang-orang berjasa, dan sebagainya. Semoga bermanfaat.