Ekosistem Alami: Pengertian, Ciri, Jenis, dan Contohnya

Mendeskripsikan tentang ekosistem alami masih cukup sulit bagi masyarakat awam. Walaupun sebenarnya, istilah itu sendiri cukup familiar sebab termasuk dalam salah satu materi pembelajaran formal.

Pengertian Ekosistem Alami

Penjabaran sederhana dari istilah di atas adalah suatu sistem ekologi atau tatanan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya yang terjalin secara natural. Pihak-pihak yang terlibat di dalamnya terikat dan saling mempengaruhi satu sama lain.

Ekosistem ini terbentuk oleh dua komponen, yaitu biotik yang mencakup seluruh makhluk hidup. Serta abiotik atau benda mati di mana keduanya berperan aktif dalam sistem tersebut.

Ciri-Ciri Sistem Ekologi Alami

Ekosistem natural tidak membutuhkan campur tangan manusia di dalamnya. Terdapat beberapa karakteristik yang memudahkan dalam membedakan antara ekosistem alami dengan buatan, yaitu:

  • Terbentuk oleh proses evolusi genetik spontan yang menyesuaikan dengan perubahan zaman. Sebagaimana fisik buaya prasejarah yang berbeda dengan buaya di masa kini.
  • Tercipta bahkan sebelum manusia ada, seperti laut, hutan, dan padang rumput.
  • Semua bagian dalam ekosistem merupakan kesatuan. Baik makhluk hidup maupun tidak hidup, bekerja sama untuk mempertahankan dan beradaptasi dengan siklus. 
  • Mempunyai rantai makanan yang saling berkaitan.
  • Menjaga dan memastikan regenerasi genetik dan lingkungan.

Ragam Jenis Sistem Ekologi Alami dan Contohnya

Klasifikasi dari sistem yang disebut juga dengan istilah komunitas organik ini cukup sederhana, yaitu darat dan perairan. Berikut penjabaran jenis ekosistem alami:

1. Ekosistem Darat

Daratan merupakan lingkungan utama bagi sistem ekologi. Beberapa contoh dari keragaman hayati yang saling mempengaruhi di darat adalah sebagai berikut:

1. Hutan

Tanah di kawasan hutan memiliki struktur tanah yang subur, pepohonan lebat, serta keragaman flora dan fauna di dalamnya. Ekosistem hutan dibagi lagi berdasarkan iklim dan musim di kawasan tersebut, yaitu hutan hujan tropis dan hutan gugur.

2. Padang

Berupa daratan yang begitu luas dengan sedikit atau bahkan tanpa bangunan, ekosistem padang dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

  • Gurun: Ekosistem alami ini memiliki suhu yang tinggi atau panas. Sehingga makhluk hidup di sekitarnya pun harus memiliki kemampuan beradaptasi dengan kondisi tersebut.
  • Padang rumput: Kebalikan dari gurun, ekosistem ini memiliki lingkungan yang didominasi rerumputan. Sehingga temperatur udaranya pun relatif sejuk. Tanaman mudah tumbuh dan mayoritas binatang yang tinggal mengonsumsi rumput seperti zebra.
  • Sabana: Mirip dengan padang rumput, tetapi khusus di daerah beriklim tropis. 

3. Bioma

Sebenarnya, ekosistem bioma memiliki karakteristik yang mirip dengan padang. Namun, bioma dibentuk oleh iklim dan curah hujan. Ragam jenis bioma, yaitu:

  • Taiga: Ekosistem yang mempunyai iklim sub tropis meskipun terletak di wilayah kutub.
  • Tundra: Ekosistem di daerah yang minim cahaya matahari sebab terletak di wilayah paling dingin dari bumi.

2. Ekosistem Perairan

Kawasan perairan menjadi daerah ekosistem berikutnya. Contoh dari ekosistem air adalah sebagai berikut:

  • Air Tawar: Ciri khas dari ekosistem yang satu ini adalah kadar garam dalam airnya yang sangat sedikit. 
  • Laut: Kebalikan dari air tawar, air laut mengandung kadar garam yang sangat tinggi dan pergerakan angin di sana juga kencang.
  • Estuari: Ekosistem yang berada di lempengan pertemuan antara air sungai dengan air laut.
  • Pantai: Sebuah sistem ekologi di daerah perbatasan darat dan laut yang ditandai dengan pasang surutnya air.
  • Sungai: Ciri khas dari ekosistem ini adalah tingkat kedalaman air yang relatif rendah dan mengalir ke satu arah menuju laut.

Beragam Fungsi Sistem Ekosistem Alami

Mengapa ekosistem alami itu ada? Jawabannya, karena sistem ekologi tersebut memiliki fungsi-fungsi penting, seperti:

1. Menumbuhkan Keterkaitan SDA

Sumber Daya Alam (SDA) sangat beraneka ragam dan melalui sistem tersebut, maka keterkaitan dapat ditumbuhkan untuk kemudian dapat menyusun komponen lingkungan.

2. Menciptakan Keanekaragaman

Alam dapat tetap berjalan dengan stabil jika keanekaragaman lingkungan terjaga. Sistem inilah yang menjaga perbedaan tersebut dapat harmonis.

3. Menjamin Keberlangsungan Generasi (Regenerasi)

Flora dan fauna dapat terus terjaga keberlangsungan hidup maupun evolusinya melalui sistem lingkungan alami yang ada.

4. Memelihara Efisiensi

Sistem ekologi menjamin semua makhluk hidup dan benda mati di dalamnya berpartisipasi sesuai dengan peran masing-masing. Sehingga, tidak akan ada komponen yang tidak memiliki fungsi atau kegunaan.

Cara Memelihara Ekosistem Alami

Sistem ekologi yang mengatur keanekaragaman hayati wajib untuk dipelihara, hal itu merupakan fakta. Manusia dapat berperan aktif untuk membantu menjaga ekosistem tetap berfungsi secara normal dengan beberapa langkah sederhana seperti berikut:

  • Menjaga kebersihan lingkungan seperti tidak membuang sampah sembarangan hingga menjadi limbah. Lalu, berupaya mengurangi aktivitas yang menghasilkan polusi. Bercocok tanam tanpa bantuan zat kimia beracun yang dapat merusak lingkungan.
  • Tidak melakukan aktivitas perburuan liar yang mengakibatkan ketimpangan populasi dan berpengaruh langsung pada ekosistem.
  • Mengurangi eksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) secara berlebihan, seperti penjarahan hutan.
  • Penebangan secara ilegal memberikan dapat yang sangat buruk untuk hutan. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk menanggulanginya adalah dengan rajin melakukan gerakan penanaman kembali pada lahan-lahan kosong atau reboisasi.
  • Melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebelum ingin membangun sesuatu. Tujuannya agar pembangunan tidak merusak lingkungan. 
  • Menciptakan ekosistem buatan.

Perbedaan Sistem Ekologi Alami dan Buatan

Setelah membahas tentang ekosistem alami, tidak ada salahnya untuk sedikit mengenal tentang ekosistem buatan di mana terdapat campur tangan manusia di dalamnya. Ekosistem buatan sengaja diciptakan oleh manusia untuk membantu menjaga sistem ekologi alam.

Ekosistem buatan memiliki keterbatasan varietas dan luas areal. Namun, didukung dengan kecanggihan teknologi dan bahan baku tambahan yang lebih baik. Beberapa contoh ekosistem buatan adalah akuarium, sawah, dan kebun botani. 

Melalui campur tangan dalam ekosistem buatan tersebut, manusia dapat memberikan wadah bagi flora dan fauna untuk mendapatkan lingkungan baru yang mirip dengan habitat aslinya. Tindakan ini merupakan salah satu solusi di tengah semakin sempitnya areal ekosistem yang alami.

Selain itu, ekosistem buatan juga memiliki beberapa manfaat lain. Seperti kualitas perkembang biakan hewan yang lebih unggul serta hasil panen yang lebih baik.

Siklus Kehidupan yang Lebih Baik dengan Stabilnya Ekosistem

Sudah paham bukan perbedaan antara ekosistem alami dan buatan, serta fungsi juga manfaatnya? Sederhananya, kedua sistem ekologi ini sama-sama berperan penting untuk menjaga siklus kehidupan. Manusia sebagai spesies terkuat perlu terlibat aktif dalam merawat ekosistem yang tidak mungkin mempertahankan dirinya sendiri. 

Ketika tidak ada keinginan ikut campur atau justru merusaknya, dampaknya juga akan mengenai manusia. Sebab, sumber daya alam yang menjadi salah satu penopang dan penjamin kelangsungan hidup manusia akan rusak jika ekosistem tidak terjaga. 

Lagi pula, partisipasi memelihara ekosistem ini melalui kegiatan-kegiatan kecil sebagaimana dijabarkan di atas tidak sulit untuk dilakukan, bukan? Tidak hanya dari individu, namun semua lapisan masyarakat memiliki kewajiban untuk turut serta di dalamnya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page