Ekosistem Gurun: Pengertian, Ciri, Proses, Lengkap dengan Contoh

Ekosistem gurun merupakan salah satu ekosistem yang terjadi di daratan. Gurun sendiri adalah wilayah yang paling kering di bumi. Wilayahnya hanya terdiri dari batu dan pasir dengan minim tumbuhan. Persediaan air di wilayah ini juga cukup terbatas. 

Kondisi khusus pada gurun inilah yang menjadikan habitat di dalamnya tahan dari kekeringan. Mari simak penjelasan lebih mendalam mengenai ekosistem ini pada pembahasan berikut! 

Apa Itu Ekosistem Gurun?

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), ekosistem merupakan keanekaragaman suatu kelompok dan lingkungannya sebagai satu kesatuan ekologi dalam alam. Sedangkan kata gurun merupakan padang yang luas dan tandus atau padang pasir. 

Berdasarkan dua penjelasan di atas, ekosistem gurun memiliki arti sebagai ekosistem yang meliputi lingkungan pasir atau gurun. Pada lingkup ini, terdapat interaksi makhluk hidup yang berada di lingkungan atau habitat padang pasir dengan komponen- komponen yang ada di sekitarnya.

Ciri-Ciri Ekosistem Gurun

Terdapat ciri-ciri khusus yang membedakan padang pasir dengan ekosistem lainnya, yaitu:

1. Bagian dari Ekosistem Darat

Ekosistem ini merupakan bagian dari ekosistem daratan atau terestrial. Sebagai salah satu jenis ekosistem terestrial, ekosistem ini merupakan ekosistem yang paling luas di antara ekosistem daratan lainnya.

Luas gurun adalah sepertiga dari seluruh luas daratan yang ada di dunia. Terdapat beberapa gurun yang terkenal di dunia, seperti gurun Gobi yang terkenal di wilayah Asia, Sahara yang terkenal di Afrika, dan Simpson di Australia. 

2. Minimnya Curah Hujan

Sebagai wilayah terkering di bumi, gurun memiliki tingkat curah hujan yang rendah. Bahkan, curah hujan yang ada di wilayah gurun kurang dari 25 cm per tahunnya. Tidak hanya minim, sebaran hujan di wilayah ini juga tidak teratur, sehingga menyebabkan beberapa wilayah bahkan tidak memiliki curah hujan.

3. Tingginya Evaporasi atau Penguapan

Berbanding terbalik dengan tingkat curah hujan yang rendah, penguapan atau evaporasi di wilayah gurun terkenal sangat tinggi. Kondisi ini menjadikan wilayah gurun sebagai wilayah yang paling kering, sehingga tidak semua makhluk hidup mudah beradaptasi. 

4. Perubahan Suhu Ekstrim

Perubahan suhu di wilayah gurun sangat ekstrim, biasanya hal ini terjadi di antara siang dan malam. Pada siang hari, suhu di gurun sangatlah panas. Sementara di malam hari, suhunya akan menjadi sangat dingin. Penyebabnya adalah tidak adanya pepohonan yang hidup di wilayah ini. 

5. Pasir dan Batu yang Mendominasi

Ekosistem ini merupakan ekosistem yang keberadaannya terdiri dari pasir dan batu, karenanya lebih dikenal sebagai padang pasir. Bahkan, seluruh tanah di wilayah ini tergantikan oleh keberadaan pasir yang sangat banyak. 

6. Airnya Terasa Asin

Cadangan air tanah di wilayah gurun memiliki rasa yang asin. Penyebab air di tanah gurun terasa asin karena mineral garam di dalamnya tidak mengalami proses pembersihan melalui air hujan. 

7. Dihuni oleh Habitat Tertentu

Sebagai wilayah yang kering dan tidak subur, habitat di dalamnya juga memiliki kondisi khusus. Sehingga, hanya terdapat beberapa jenis hewan dan tumbuhan. Mereka adalah makhluk hidup yang mengalami reproduksi dengan cepat selama periode lembab, seperti kaktus dan unta.

Bagaimana Proses Terbentuknya Gurun?

Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi proses terbentuknya ekosistem gurun. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Penguapan Air

Pembentukan gurun awal mulanya terjadi akibat penguapan air di lautan dan daratan. Pada akhirnya, menghasilkan udara hangat dengan kelembaban yang tinggi. Selanjutnya, udara naik ke atmosfer dan digantikan oleh udara yang lebih dingin. Proses ini menyebabkan kolom udara bergeser dan menciptakan angin. 

2. Turunnya Hujan di Daerah Khatulistiwa 

Hujan terjadi akibat adanya udara lembab yang naik di sekitar khatulistiwa, yang kemudian mendingin, membentuk awan, dan berubah menjadi hujan. Fenomena ini mengakibatkan massa udara yang lebih dingin dengan tingkat kelembaban rendah.

3. Terbentuknya Angin 

Selanjutnya, massa udara yang lebih dingin akan terdesak ke bawah dan udara yang lebih hangat menggantikannya. Massa udara membentuk angin yang menjauhi garis khatulistiwa. Perjalanan tersebut mengakibatkan massa udara kehilangan banyak uap air dan membawa berbagai jenis materi. 

4. Terjadinya Sedimentasi Aeolis Gurun Pasir 

Proses terakhir terjadi ketika dalam perjalanan angin membawa dan mengikis segala sesuatu yang dilaluinya, baik batu, debu, pasir, dan lainnya. Aktivitas ini mengakibatkan terjadinya sedimentasi aeolis atau pengendapan angin.

Materi-materi yang terbawa angin seperti pasir dan debu, akhirnya menempel berbagai benda. Selanjutnya, angin akan membawa semua materi dan mengendapkannya menjadi sebuah daerah yang kering dan berpasir. 

Bentangan gurun pasir yang dihasilkan oleh angin berbeda di setiap tempatnya. Bahkan, letaknya pun tidaklah tetap. 

Jenis-Jenis Ekosistem Gurun

Proses pembentukan gurun mengakibatkan terdapat beberapa jenis gurun yang berbeda. Perbedaan tersebut berdasarkan pada proses perwujudan dan curah hujan di dalamnya. Adapun jenis-jenisnya adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan Wujudnya

Berdasarkan wujudnya terdapat dua jenis ekosistem padang gurun, yakni:

a. Gurun Panas

Gurun Panas
GoTravelly

Gurun panas merupakan wilayah gurun yang memiliki iklim subtropis sedang. Hamparan pasir yang luas dan vegetasi terbatas yang mendominasi wilayah ini. Wilayah ini memiliki suhu yang sangat tinggi dan tingkat curah hujan yang tergolong rendah. Jenis gurun ini adalah seperti gurun-gurun yang ada di wilayah Afrika. 

b. Gurun Dingin

Gurun Dingin
Detik Travel

Berbeda dengan gurun panas, gurun dingin terletak di wilayah dengan iklim dingin, bahkan tak jarang permukaannya tertutup salju dan es. Suhu terpanas di gurun jenis ini adalah 15 derajat Celcius. 

Sedangkan pada musim dingin, suhunya bisa mencapai minus 57 derajat Celcius. Gurun jenis ini kebanyakan terdapat di wilayah Amerika.

2. Berdasarkan Curah Hujannya

Berdasarkan pada tingkat curah hujannya, gurun dibedakan menjadi tiga jenis, diantaranya yaitu:

  • Gurun kering
Gurun kering
TribunnewsWiki
  • Gurun setengah kering
Gurung setengah kering
Pendidikan.co.id
  • Gurun sangat kering
Gurun sangat kering
TribunManado Travel

Unsur-Unsur yang Ada di Ekosistem Gurun

Terdapat unsur yang menyusun setiap ekosistem, begitu pula dengan ekosistem gurun atau padang pasir yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen abiotik adalah unsur yang memiliki ciri tidak hidup atau benda mati, sedangkan unsur atau komponen biotik berupa makhluk hidup. 

1. Komponen Biotik

Unsur biotik yang ada di padang pasir memiliki jumlah yang sangat banyak dan terdiri dari berbagai makhluk hidup, seperti tanaman dan binatang. Makhluk hidup yang tinggal di wilayah ini memiliki kemampuan bertahan hidup yang unik. 

Misalnya tumbuhan yang ada di gurun tidak membutuhkan pasokan air yang tinggi untuk bertahan hidup, seperti kaktus, kurma, zaitun, dan lainnya.

Tumbuhan Gurun
Bobo

Sedangkan binatangnya memiliki ketahanan terhadap cuaca yang kering, seperti unta, ular, kalajengking, tikus, dan kambing gurun.

Hewan di Gurun
Popmama

2. Komponen Abiotik

Unsur abiotik pada ekosistem gurun
Jagad ID

Selain makhluk hidup yang merupakan bagian dari komponen biotik, juga terdapat komponen tidak hidup atau biasa disebut sebagai unsur abiotik. Komponen tidak hidup atau unsur abiotik pada ekosistem padang gurun adalah unsur fisik dan kimia yang membentuknya.

Unsur-unsur tersebut nantinya akan membantu menciptakan media tempat tinggal bagi habitat di dalamnya, seperti suhu, angin, air, batu, pasir, dan tingkat keasaman atau pH.

Uniknya Ekosistem Gurun

Nah, berdasarkan informasi di atas dapat kita pahami bahwasanya ekosistem gurun merupakan wilayah yang sangat kering dan gersang. Hal tersebut terjadi akibat cuaca dan beberapa komponen yang ada di dalamnya. 

Kondisi padang pasir yang kering menjadikan habitat yang ada di dalamnya juga berbeda. Misalnya tanaman yang hidup di wilayah gurun membutuhkan sedikit pasokan air untuk bertahan hidup, berbeda dengan ekosistem lain. Selain itu, suhu ekstrim pada wilayah ini menjadikan vegetasi di dalamnya lebih terbatas.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page