Keanekaragaman Hayati: Pengertian, Tingkatan, dan Contohnya

Apakah Anda pernah membandingkan makhluk hidup seperti tumbuhan dengan jenis tumbuhan lainnya? Keduanya bisa jadi memiliki perbedaan, baik itu dari segi bentuk daun, warna, dan lain sebagainya. Nah, perbedaan-perbedaan itulah yang disebut sebagai keanekaragaman hayati. 

Untungnya, Indonesia termasuk negara yang memiliki keragaman hayati atau biodiversitas yang melimpah. Sehingga, Anda bisa mengamati dan mengenal beraneka macam flora dan fauna di alam.

Apa Itu Keanekaragaman Hayati?

Secara teori, keanekaragaman hayati adalah suatu kondisi di mana jumlah spesies, ekosistem, atau gen makhluk hidup pada suatu tempat relatif beragam sebagai akibat dari adanya perbedaan yang muncul di alam. 

Perbedaan pada setiap makhluk hidup dapat Anda amati, mulai dari ukuran, sifat, bentuk, hingga warnanya. Contoh keragaman hayati yang mungkin sering Anda temui adalah perbedaan penampilan dari hewan bersisik, berduri, atau berbulu. Ketidaksamaan itulah yang membuat jenis makhluk hidup bervariasi. 

Jumlah keragaman hayati juga dipengaruhi oleh kondisi ekosistem. Keragaman hayati pada ekosistem darat lebih bervariasi daripada keberagaman hayati pada ekosistem kutub. Jadi, iklim dan cuaca turut mempengaruhi biodiversitas suatu tempat. 

3 Tingkatan Keanekaragaman Hayati dan Contohnya

Konsep keanekaragaman hayati terbagi atas tiga tingkatan yang terdiri dari tingkat gen, spesies, dan ekosistem. Masing-masing tingkatan tersebut memiliki jenis keberagaman yang berbeda. Informasi selengkapnya bisa Anda baca di bawah ini.

1. Tingkat Gen

Tingkat Gen
Pixabay

Saat mendengar istilah gen, pastinya pikiran Anda langsung tertuju pada bawaan keturunan. Pemahaman tersebut tidak sepenuhnya salah karena keanekaragaman hayati tingkat gen mengindikasikan adanya variasi makhluk hidup akibat dari struktur gen yang berbeda-beda dalam satu spesies. 

Variasi makhluk hidup tingkatan gen ini dapat terjadi karena beberapa faktor penyebab, salah satunya adalah faktor perkawinan dan adaptasi makhluk hidup. 

Sifat keturunan yang berasal dari gen terdapat pada kromosom. Jika struktur gen pada organisme itu berbeda, maka hasilnya juga akan menimbulkan perbedaan, baik itu dari segi sifat atau aspek yang lebih luas. 

Anda bisa mengenali keragaman hayati tingkat gen ini melalui perbedaan bentuk morfologi yang tidak jauh berbeda, nama ilmiah yang serupa, dan lain sebagainya. 

Contoh keragaman hayati tingkat gen pada tumbuhan adalah seperti pohon pisang yang menghasilkan variasi pisang raja, pisang ambon, pisang kepok, dan lain sebagainya. 

Sedangkan contoh keragaman hayati tingkat gen pada hewan bisa Anda lihat pada anjing yang memiliki variasi Bulldog atau Golden Retriever. Selain itu, ada pula kucing yang juga memiliki keberagaman, mulai dari kucing persia, anggora, sphinx, dan lain-lain. 

2. Tingkat Jenis atau Spesies

Tingkat Jenis atau Spesies
Pixabay

Keanekaragaman hayati berikutnya adalah tingkat jenis atau spesies. Saat Anda pergi ke kebun binatang, Anda tentunya memperhatikan bahwa hewan-hewan yang ada di sana memiliki perbedaan ciri, baik itu dari bentuk, warna, maupun ukurannya. 

Namun, terkadang Anda juga menemukan hewan yang terlihat sama tetapi beda spesies. Oleh karena itu, keragaman hayati pada tingkat spesies merujuk pada variasi spesies yang ada dalam suatu ekosistem, baik dari genus atau famili. 

Contoh keragaman hayati di tingkat jenis atau spesies pada hewan adalah kasus harimau dengan macan tutul, serigala dengan rubah, kuda dengan zebra, atau sapi dengan kerbau. 

Sedangkan contoh keragaman hayati pada tumbuhan bisa Anda lihat pada kasus buah jeruk yang memiliki variasi jeruk nipis, jeruk bali, jeruk manis. Selain itu, pada famili Poaceae seperti padi dan jagung serta famili Zingiberaceae seperti jahe dan kunyit. 

3. Tingkat Ekosistem

Tingkat Ekosistem
Pixabay

Dalam satu ekosistem, biasanya terdiri dari komponen biotik yang mencakup manusia, hewan, atau tumbuhan. Serta sekaligus komponen abiotik seperti air, matahari, tanah, dan lain sebagainya. 

Bila Anda simpulkan, terlihat bahwa pada tingkat ekosistem terjadi interaksi antara komponen biotik dan abiotik yang saling timbal balik. 

Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan dari segi geografis. Sehingga, terjadi perbedaan iklim yang menyebabkan suhu, curah hujan, atau intensitas cahaya matahari pada suatu tempat. 

Contoh keragaman hayati tingkat ekosistem adalah ekosistem hutan hujan tropis, gurun, hutan konifer, padang rumput, pantai, dan lain sebagainya. Nah, karena perbedaan ekosistem itulah ragam flora dan fauna daerah tersebut juga akan bervariasi.

Manfaat Keanekaragaman Hayati

Keberagaman makhluk hidup pada suatu ekosistem memiliki dampak positif bagi kehidupan. Mulai dari penyeimbang ekosistem, sumber pangan, sumber ilmu pengetahuan, sosial budaya, dan lain sebagainya. Berikut adalah manfaat dari keanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia. 

1. Bidang Ekologi

Peran fungsi keragaman hayati pada bidang ekologi adalah untuk menjaga kelestarian lingkungan agar menciptakan ekosistem yang seimbang. 

Apabila ekosistem seimbang, maka keberlangsungan makhluk hidup di dalamnya akan berjalan sebagaimana mestinya. Tetapi, bila ekosistem terganggu kestabilannya, maka dapat merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya. 

Oleh sebab itu, keragaman hayati seperti hutan memiliki manfaat untuk menghasilkan oksigen dan menyerap karbondioksida, sehingga dapat mengurangi polusi dan udara menjadi bersih. 

2. Bidang Sandang dan Pangan

Manfaat keanekaragaman hayati selanjutnya adalah pada bidang sandang dan pangan yang memenuhi kebutuhan makhluk hidup. 

Salah satu kebutuhan utama manusia adalah menggunakan pakaian. Nah, pakaian sendiri ada yang terbuat dari tumbuhan maupun hewan. Misalnya tanaman kapas, bulu domba, dan lain-lain. Sedangkan untuk kebutuhan pangan, tentunya semua makhluk hidup perlu makan agar bisa mendapatkan energi untuk bertahan. 

Contoh sumber pangan yang berasal dari hewan adalah daging ayam, sapi, ikan, kambing, dan lain sebagainya. Sementara itu, contoh sumber pangan yang berasal dari tumbuhan adalah seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.

3. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Keberagaman makhluk hidup ternyata juga berdampak positif di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Pasalnya, semakin banyak variasi hewan atau tumbuhan, maka ilmu pengetahuan juga akan semakin berkembang. 

Selain itu, banyak penelitian ilmiah terkait keanekaragaman hayati yang dapat menambah wawasan manusia, terutama pada ilmu biologi. Melalui penelitian tersebut, manusia akan menemukan penemuan-penemuan baru yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan di masa depan.

4. Bidang Farmasi

Keragaman hayati ternyata juga turut menyumbang peran penting bagi bidang farmasi. Hal ini terlihat dari banyaknya spesies tanaman obat, terutama yang ada di Indonesia. 

Contoh tanaman yang biasa berguna sebagai bahan obat-obatan antara lain pohon kayu putih, temulawak, daun sirih, jahe, dan masih banyak lainnya. Berkat teknologi yang semakin maju, perkembangan produksi obat-obatan dari bahan alami semakin meningkat yang mana mempengaruhi khasiat setiap bagian tumbuhan. 

Inilah mengapa menjaga kelestarian hayati bisa berdampak baik bagi kelangsungan hidup manusia untuk pemenuhan kebutuhan, termasuk obat. Selain obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit, keanekaragaman hayati juga bermanfaat untuk pembuatan kosmetik. 

Sebut saja pembuatan produk wewangian yang menggunakan klaim bau dari tumbuhan tertentu, seperti mawar, melati, dan lain sebagainya. 

Upaya Melestarikan Keanekaragaman Hayati

Setelah mengetahui manfaat biodiversitas atau keragaman hayati pada berbagai bidang, tentu Anda jadi lebih menyadari betapa pentingnya melestarikan keberagaman tersebut agar selalu terjaga. 

Ada dua upaya yang bisa Anda lakukan dalam melestarikan keragaman hayati, yaitu secara ex-situ dan in-situ. Apa maksudnya? 

Singkatnya, upaya ex-situ merupakan pelestarian yang Anda lakukan dengan cara mengamankan flora dan fauna dari tempat asal (habitat) mereka yang tidak aman atau terancam. Contoh konservasi ex-situ bisa Anda lihat di Kebun Raya Bogor. 

Sedangkan upaya in-situ merupakan pelestarian flora dan fauna yang Anda lakukan pada lingkungan tempat aslinya. Contoh konservasi in-situ adalah pelestarian komodo di Taman Nasional Komodo. 

Sudah Lebih Paham tentang Keanekaragaman Hayati?

Kesimpulannya, keanekaragaman hayati merupakan variasi makhluk hidup pada daerah tertentu berdasarkan genetika, spesies, hingga ekosistemnya. Ada banyak contoh keragaman hayati yang ada di alam sekitar. Misalnya kucing yang terbagi menjadi beberapa ras seperti anggora, persia, dan lain semacamnya. 

Manfaat dari keberagaman hayati bagi kelangsungan hidup manusia sangatlah banyak. Oleh karena itu, manusia perlu menyadari peran dan kewajibannya untuk terus melestarikan biodiversitas, baik secara ex-situ maupun in-situ. 

Pada intinya, belajar soal alam itu sangat luas dan tidak ada habisnya. Oleh sebab itu, Anda perlu mempelajari lebih dalam mengenai keanekaragaman hayati dengan mendatangi tempat-tempat yang menunjukkan betapa bervariasinya makhluk hidup di dunia ini. 

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page