13 Jenis Konjungsi Subordinatif, Pengertian dan Contohnya

Tata Bahasa Indonesia memang sangat kaya. Salah satu buktinya adalah ada ragam jenis penghubung antarkalimat, yaitu konjungsi subordinatif yang membuat sebuah kalimat menjadi lebih lebih mengena dan mudah dipahami.

Artikel ini akan mengupas secara lengkap tentang konjungsi ini. Mulai dari pengertian, jenis-jenisnya yang berjumlah 13, lengkap dengan contohnya dalam kalimat.

Pengertian Konjungsi Subordinatif

Konjungsi bermakna bahwa sebuah kata berperan sebagai penghubung antar dua kalimat atau klausa. Oleh sebab itu, konjungsi juga dapat bermakna sebagai kata hubung. Contoh kata hubung dalam kalimat adalah kata ‘dan’ serta ‘atau’.

Namun, jenis subordinatif memiliki memiliki fungsi khusus, yaitu tidak sekedar menghubungkan. Seperti namanya, bahwa ‘sub’ berarti salah satu kalimat yang terhubung tersebut menjadi bagian atau anak kalimat dari kalimat lainnya.

Maka, subordinatif berarti bahwa kalimat yang tergabung menjadi kalimat majemuk, yang memiliki hubungan bertingkat. Satu kalimat induk dan satu kalimat anak. Anak kalimat dapat berada pada awal maupun akhir kalimat majemuk.

13 Jenis Konjungsi Subordinatif

Berikut ini adalah 13 jenis konjungsi ini. Penjelasan lengkapnya terdiri kategori, fungsi, hingga contoh penerapannya dalam kalimat.

1. Waktu

Subordinatif waktu berarti bahwa anak kalimat berperan sebagai keterangan waktu bagi induk kalimat. Ada cukup banyak kata yang dapat berperan sebagai kata penghubung untuk menerangkan waktu.

Mulai dari sewaktu, setelah, sehabis, sebelum, semenjak, pada, tatkala, ketika, sambil, selagi, selama, hingga, sampai, dan sebagainya. Berikut ini beberapa contohnya dalam kalimat:

Adi sedang memasak kue ketika ibu dan ayahnya berangkat ke rumah nenek untuk silaturahmi.

Kata hubung dalam kalimat ini adalah ‘ketika’. Sehingga, anak kalimat yang mengikuti kata ini berperan sebagai keterangan waktu.

2. Syarat

Selanjutnya adalah subordinatif syarat yang berarti bahwa kalimat induk akan terpenuhi jika syarat pada kalimat anak telah terpenuhi. 

Beberapa kata yang dapat berperan sebagai kata hubungan syarat adalah asalkan, jika atau jikalau, manakala, bila, sebagai, dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa contoh subordinatif syarat dalam kalimat:

Seorang pekerja akan menerima gaji utuh, asalkan bekerja selama sebulan penuh.

Kata hubung dalam kalimat ini adalah ‘asalkan’. Sehingga, anak kalimat yang mengikuti kata ini berperan sebagai kalimat syarat.

Kalau besok hujan tidak turun, maka orang tua anak itu akan pergi ke pasar.

Kata hubung dalam kalimat ini adalah ‘kalau’. Sehingga, anak kalimat yang mengikuti kata ini berperan sebagai kalimat syarat.

3. Pengandaian

Jenis konjungsi subordinatif selanjutnya adalah yang menciptakan hubungan pengandaian. Anak kalimat berperan sebagai keterangan yang menjelaskan pengandaian tersebut.

Beberapa kata yang sebagai kata hubung pengandaian adalah seumpama, seandainya, sekiranya, andaikan, dan sebagainya. Berikut ini contoh penerapan kata hubung pengandaian dalam kalimat:

Seandainya anak itu pulang saat lebaran kemarin, ia akan sempat bertemu dengan almarhum neneknya.

Kata hubung dalam kalimat ini adalah ‘seandainya’. Sehingga, anak kalimat yang mengikuti kata ini berperan sebagai kalimat pengandaian.

4. Tujuan

Selanjutnya adalah subordinatif yang berfungsi sebagai penjelasan tujuan. Kalimat anak akan memberikan menjelaskan mengapa pada hal dalam kalimat induk. Kata hubung yang berperan sebagai penjelasan tujuan, antara lain agar, supaya, biar, dan untuk. Berikut ini contohnya:

  • Ibu itu memasak pagi-pagi sekali, supaya semua anggota keluarganya dapat sarapan sebelum berangkat.
  • Guru itu menegur murid, supaya ia menyadari kesalahannya.

Kata hubung dalam kalimat ini adalah ‘supaya’. Sehingga, anak kalimat yang mengikuti kata ini berperan sebagai kalimat tujuan yang menjelaskan kalimat induk.

5. Perlawanan

Jenis konjungsi subordinatif selanjutnya adalah konsesif atau perlawanan. Jadi, kalimat induk dan kalimat anak berlawanan satu dengan yang lain.

Kalimat perlawanan ini terhubung dengan kata meskipun, walaupun, kendati demikian, dan sekalipun. Ini contoh penggunaan konjungsi perlawanan dalam kalimat:

Walaupun dalam kondisi sakit, ayah tetap pergi mencari nafkah demi anak-anaknya.

Kata hubung dalam kalimat ini adalah ‘walaupun’. Induk dan anak kalimat menunjukkan makna yang berlawanan satu dengan lainnya.

6. Perbandingan

Selanjutnya adalah konjungsi yang memuat perbandingan antara dua hal atau lebih. Kata hubung perbandingan antara lain sama, daripada, dari, lebih, kurang dari, dan beberapa lainnya. Dalam sebuah kalimat, contoh penggunaan kata perbandingan adalah sebagai berikut:

Anak yang berbaju merah lebih aktif dari anak-anak lain seusianya.

Kata hubung dalam kalimat ini adalah ‘lebih’. Hal yang menjadi perbandingan adalah anak berbaju merah dengan anak-anak lain seusianya.

7. Sebab Akibat

Jenis konjungsi subordinatif ketujuh adalah hubungan sebab akibat. Dengan demikian, anak kalimat akan menjelaskan sebab atau akibat dari induk kalimat. Hubungan sebab akibat ini menggunakan kata hubung karena, sebab, sehingga, sampai, dan oleh sebab. Contoh kalimat sebab akibat sebagai berikut:

Siswa tersebut menerima sanksi, sebab hampir setiap hari terlambat datang ke sekolah.

Kata hubung dalam kalimat ini adalah ‘sebab’. Kalimat anak yang mengikuti kata hubung adalah penjelasan sebab dari kalimat induk.

8. Hasil

Kedelapan adalah subordinatif yang menjelaskan hasil. Kalimat anak berperan sebagai penjelasan hasil dari kalimat induk. Kata hubung hasil antara lain sehingga, sampai, dan maka.

Dalam sebuah kalimat, contoh penggunaan kata hubung hasil adalah sebagai berikut:

  • Pelajar itu belajar sangat giat setiap hari, maka tak heran ia sekarang diterima oleh universitas negeri favorit.
  • Pemuda ini bangun pagi-pagi sekali, sehingga ia tidak pernah terlambat ke kantor.

Kata hubung dalam kalimat ini adalah ‘maka’ dan ‘sehingga’. Kalimat anak yang mengikuti kata hubung adalah penjelasan hasil dari kalimat induk.

9. Alat

Jenis konjungsi subordinatif selanjutnya adalah keterangan alat. Sebab itu, konjungsi ini biasanya diikuti oleh kata benda atau nomina sebagai penjelasan alat. Kata hubung yang umum untuk konjungsi ini adalah dengan dan tanpa.

Berikut ini adalah contoh penerapan konjungsi keterangan alat dalam sebuah kalimat:

Petani tersebut berusaha menggali tanah sedalam mungkin dengan pacul.

Kata ‘dengan’ pada kalimat ini berfungsi sebagai kata hubung alat yang diikuti oleh nomina, yaitu pacul.

10. Cara

Kalimat subordinatif kesepuluh adalah yang menjelaskan tentang cara. Jenis yang ini memiliki kemiripan dengan yang sebelumnya. Oleh sebab itu, kata hubung yang digunakan juga sama, yaitu dengan dan tanpa.

Namun, pada kalimat keterangan cara ini, kata hubung tidak diikuti dengan nomina. Melainkan, dengan penjelasan cara dari kalimat induk. Berikut ini adalah contoh penerapan konjungsi keterangan cara dalam sebuah kalimat:

Tanpa peduli hujan, anak berbaju lusuh meminta makanan kepada setiap orang yang melewatinya.

Kata ‘tanpa’ pada kalimat ini berfungsi sebagai kata hubung penjelasan cara yang menjadi keterangan dari kalimat induk.

11. Atribut

Jenis kesebelas dari konjungsi subordinatif adalah keterangan atribut. Konjungsi yang satu ini termasuk yang paling sederhana. Dimana, kata hubung yang digunakan adalah yang. Contoh kalimat keterangan atribut dalam kalimat adalah sebagai berikut:

  • Gadis itu pergi untuk mengambil kotak yang berwarna merah.
  • Ibu yang selalu marah itu sebenarnya adalah sosok yang sangat penyayang.

Kaya ‘yang’ pada kalimat tersebut berfungsi untuk menjelaskan atribut yang melekat pada kalimat induk.

12. Komplementasi

Selanjutnya adalah jenis subordinatif komplementasi. Kalimat anak pada kalimat majemuk berfungsi sebagai penjelasan pelengkap untuk kalimat induk. Kata hubung komplementasi adalah bahwa. Contoh kalimat komplementasi dalam kalimat adalah sebagai berikut:

  • Petugas itu menjelaskan bahwa proses pengurusan berkas akan selesai setelah 3 hari kerja.
  • Ibu guru akan menyampaikan pada para siswa bahwa besok sekolah libur.

13. Pembandingan

Terakhir adalah subordinatif pembandingan yang menggunakan kata hubung seolah-olah, laksana, ibarat, seperti, dan sebagainya. Kalimat anak berperan sebagai pembandingan, agar kalimat induk lebih mengena dan mudah dipahami. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut:

  • Bapak tua itu menjadi sangat marah seperti kebakaran jenggot.
  • Ia sangat senang, seolah-olah semua keinginannya telah terwujud.
  • Wajahnya hari ini sangat cerah, laksana langit sore. 

Kata-kata pembanding dalam kalimat-kalimat tersebut adalah ‘seperti’, ‘seolah-olah’, dan ‘laksana’. Setiap kata diikuti oleh kalimat anak yang berfungsi sebagai pembanding untuk memperdalam pemahaman pada kalimat induk.

Sudah Paham Menerapkan Konjungsi Subordinatif?

Demikianlah penjelasan lengkap mengenai kata hubung subordinatif. Lengkap dari pengertian, penjelasan dari setiap jenisnya, hingga contoh-contoh penggunaannya dalam kalimat. Rujukan lengkap ini tentu dapat memberi kemudahan dalam penerapan konjungsi subordinatif dalam kalimat bahasa sehari-hari.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page