Pengertian Observasi: Ciri, Tujuan, Jenis, Contoh, dan Manfaatnya

Dalam rangka mendapatkan pengetahuan mengenai topik yang Anda ingin ketahui, ada beberapa cara yang bisa ditempuh. Salah satunya menggunakan metode observasi atau pengamatan untuk mengumpulkan data di lapangan dengan lebih akurat dan faktual. Sebab, Anda bisa langsung terjun sendiri melihat kenyataannya. 

Melakukan pengamatan untuk mengumpulkan data tidak hanya berguna pada penelitian kualitatif, tetapi juga kuantitatif. Apalagi, saat ini banyak topik-topik yang bisa Anda kaji lebih dalam dan cermat menggunakan metode tersebut. Data yang akan Anda kumpulkan juga semakin kaya dan valid dengan pengamatan langsung. 

Apa Itu Metode Observasi?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, observasi memiliki arti peninjauan secara cermat. Peninjauan atau pengamatan tersebut berkenaan dengan fenomena yang saat ini sedang diteliti. Secara sederhananya, metode ini menyuruh Anda untuk mengamati secara langsung objek yang menjadi penelitian. 

Dalam melakukan pengamatan langsung terhadap objek, Anda bisa mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan. Cara ini cukup ampuh untuk mengumpulkan informasi secara akurat dan valid di lapangan. Anda perlu memanfaatkan panca indra yang ada untuk melakukan pengamatan terkait fenomena peristiwa tertentu. 

Misalnya, Anda ingin mengetahui bagaimana respon masyarakat ketika melihat seorang kakek tua yang memakai kursi roda kesulitan menyeberang jalan. Anda bisa langsung terjun ke lapangan untuk melihat bagaimana respon masyarakat terhadap kakek itu, apakah menolongnya atau mengabaikannya. 

Pada dasarnya, manusia punya rasa ingin tahu yang besar, sehingga mereka tidak pernah berhenti mengeksplor alam semesta yang belum sepenuhnya terkuak. Maka dari itu, para akademisi dan tenaga peneliti lainnya tidak pernah berhenti melakukan penelitian untuk mendapatkan pengetahuan baru yang bermanfaat.

Ciri-Ciri Observasi

Seseorang melakukan observasi dari buku
Seseorang melakukan observasi dari buku | Sumber gambar: Freepik.com

Terkadang, Anda bisa keliru mengenali observasi dengan metode pengumpulan data lainnya. Ketahui ciri-cirinya berikut ini untuk mengetahui lebih dalam apa itu pengamatan dalam penelitian. 

1. Objektif

Data penelitian haruslah bersifat objektif agar hasilnya sesuai dengan keadaan sebenarnya yang ada di lapangan tanpa manipulasi. Anda tidak boleh mencampuradukkan antara fakta dan opini pribadi. 

Karena ketika membuat laporan teks observasi nantinya, Anda harus menuliskan semua yang Anda lihat selama di lapangan sesuai dengan fakta sebenarnya. Jadi, Anda tidak bisa mengarang dari hasil pemikiran sendiri yang bersifat subjektif. 

2. Faktual

Berikutnya, dalam proses pengamatan Anda harus selalu berpegang dengan fakta. Anda perlu membuktikan kebenaran data tersebut supaya tidak menimbulkan dugaan yang tidak diinginkan. 

Sebab, data yang bersifat faktual itu nantinya berpengaruh ke hasil interpretasi dan kesimpulan yang Anda buat dalam laporan hasil pengamatan. 

3. Sistematis

Melakukan pengamatan tidak serta merta langsung turun ke lapangan tanpa persiapan apa pun. Sebelumnya, Anda harus sudah menyusun berbagai rencana dan kebutuhan yang diperlukan sehingga proses pengamatan bisa berjalan lancar dan sistematis sesuai rencana. 

Jika dalam pelaksanaannya tidak sistematis, maka Anda akan menjumpai beberapa hambatan yang bisa menyulitkan nantinya. Misalnya mempengaruhi kesimpulan yang Anda buat berdasarkan pengamatan fakta di lapangan. 

Baca Juga : Metode Observasi: Pengertian, Macam, hingga Contohnya

Tujuan Melakukan Observasi

Anda bisa dengan mudah mengumpulkan data di lapangan melalui pengamatan. Apalagi, pengamatan mengenai perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa tujuan dari melakukan pengamatan secara cermat dalam penelitian. 

1. Mengumpulkan Data Penelitian yang Akurat

Mengumpulkan data penelitian lewat riset
Mengumpulkan data penelitian lewat riset | Sumber gambar: unsplash.com

Seperti yang sudah Anda pahami sebelumnya, observasi termasuk salah satu teknik pengumpulan data yang bersifat akurat karena nantinya peneliti akan langsung terjun ke lapangan untuk melihat fenomena yang diteliti. Melalui pengamatan, Anda akan mengumpulkan data dan informasi untuk menjawab pertanyaan penelitian. 

Saat sedang melihat langsung kondisi lapangan, Anda bisa memanfaatkan panca indera semaksimal mungkin untuk menggali data lebih dalam dan akurat. Setelah mengumpulkan data penelitian dari pengamatan, peneliti akan melakukan analisis yang bisa dituangkan ke dalam karya ilmiah atau non ilmiah. 

2. Dapat Menjadi Inspirasi Ide Penelitian Baru

Mendapatkan ide
Mendapatkan ide | Sumber gambar: hbr.org

Ada kalanya, seseorang belum mendapatkan ide penelitian sebelum melakukan pengamatan. Oleh sebab itu, Anda bisa melakukan pengamatan dalam rangka menemukan topik yang sekiranya sedang hangat di masyarakat yang kemudian bisa Anda gunakan sebagai topik penelitian. 

Jadi, observasi tidak hanya menjadi metode dalam penelitian ilmiah saja, tetapi juga bisa Anda manfaatkan untuk mencari tahu informasi atau isu terkini. Hal ini bertujuan agar Anda bisa mendapatkan inspirasi ide penelitian baru.  

3. Menarik Kesimpulan yang Jelas

Pada akhirnya, data penelitian yang Anda kumpulkan lewat pengamatan secara langsung di lapangan nantinya akan berujung ke sebuah interpretasi atau kesimpulan akhir. Jika Anda meneliti tentang perilaku masyarakat, maka kesimpulan nantinya berisi analisis data mengenai fenomena tersebut berdasarkan pengamatan. 

Jadi, pertanyaan penelitian yang sebelumnya Anda rumuskan akan terjawab pada kesimpulan tersebut. Apakah pengamatan yang Anda lakukan sesuai dengan hipotesis yang awalnya Anda tetapkan. Maka dari itu, peneliti umumnya membutuhkan waktu untuk melakukan observasi hingga menyimpulkannya. 

Jenis-Jenis Metode Observasi

Observasi tumbuhan
Observasi tumbuhan | Sumber gambar: pexels.com

Tahukah Anda, ternyata tidak perlu selalu harus terjun di lapangan secara langsung untuk mengumpulkan data lewat pengamatan. Jika memang ada kendala seperti akses lokasi yang jauh, maka Anda bisa melakukan jenis pengamatan non partisipatif. Nah, ketahui jenis-jenis pengamatan lain selengkapnya berikut ini. 

1. Terkontrol

Pada jenis pengamatan terkontrol, objek yang sedang peneliti amati menyadari bahwa mereka sedang dalam pengamatan. Para partisipan akan mendapatkan informasi mengenai tujuan penelitian. Selain itu, peneliti mempunyai wewenang untuk menentukan lokasi serta waktu untuk melakukan pengamatan. 

Pertama-tama, peneliti akan melakukan pemilihan partisipan. Baru kemudian mencatat data perilaku berdasarkan kode-kode tertentu yang telah dibuat sebelumnya. Meskipun partisipan mengetahui bahwa mereka sedang dalam pengamatan, tetapi peneliti berusaha untuk tidak melakukan kontak langsung. 

2. Partisipatif

Observasi partisipatif adalah jenis pengamatan yang melibatkan peneliti secara langsung. Peneliti tidak lagi mengamati dalam jarak jauh, melainkan langsung terjun ke lapangan bergabung bersama partisipan lainnya. Kelebihan dari jenis pengamatan partisipatif adalah perolehan data yang lebih kaya dan mendalam. 

Misalnya, jika Anda ingin meneliti tentang kebiasaan kelompok suku tertentu dengan jenis pengamatan partisipatif, maka Anda akan terlibat langsung dengan mereka. Anda akan memperoleh data tentang perilaku, kebiasaan, cara hidup, dan lainnya dari interaksi langsung. 

3. Non Partisipatif

Berbeda dari jenis partisipatif yang menghendaki keterlibatan peneliti secara langsung, pada pengamatan non partisipatif, peneliti bisa mengamati dari jarak jauh. Pencatatan data penelitian bisa Anda lakukan dengan cara apapun. Misalnya dengan mengandalkan media online seperti Youtube, Twitter, dan lain sebagainya. 

Umumnya, jenis pengamatan non partisipatif bisa Anda lakukan untuk meneliti objek yang jauh jaraknya. Misalnya, Anda ingin meneliti kebiasaan bekerja pegawai Jepang, maka Anda bisa mengamatinya melalui berbagai media yang memungkinkan. 

Contoh dan Manfaat Observasi untuk Mengumpulkan Data

Contoh penelitian yang bisa menggunakan teknik observasi sebagai metode pengumpulan data adalah menganalisis perilaku masyarakat, mengetahui pengaruh fenomena tertentu, dan lain sebagainya. Metode ini bisa membuat Anda mendapatkan data yang kaya dan mendalam. 

Misalnya, Anda ingin mengetahui bagaimana kebiasaan literasi pada anak Sekolah Menengah Pertama (SMP). Berarti, Anda perlu pergi ke SMP yang dipakai sebagai objek penelitian untuk melakukan observasi. Namun, sebelum itu pastikan bahwa Anda sudah mendapatkan izin dari instansi setempat untuk melakukan pengamatan. 

Lalu, apa manfaat melakukan pengamatan? Berikut beberapa hal yang akan Anda peroleh dari teknik pengamatan. 

  • Mendapatkan data yang lebih luas dari hal-hal yang sebelumnya tidak terungkap jika lewat wawancara saja. 
  • Menemukan gambaran fenomena dengan lebih jelas dan akurat. 
  • Menambah sudut pandang terkait topik permasalahan. 
  • Merekam suatu fenomena yang terjadi secara kronologis. 
  • Kesimpulan dari data hasil pengamatan akan memiliki tingkat keakuratan tinggi. 

Sudah Tahu Apa Itu Observasi?

Jadi, kesimpulannya observasi adalah cara untuk mendapatkan data atau informasi melalui pengamatan langsung. Kelebihan dari teknik pengumpulan data ini adalah Anda bisa mendapatkan data yang valid karena langsung mengamati kondisi sebenarnya di lapangan. 

Anda tidak perlu lagi bergantung mencari jawaban dari sumber lain, sebab Anda bisa tahu jawabannya langsung dari hasil pengamatan. Namun, kekurangan dari metode ini yaitu membutuhkan waktu lama. Bisa memakan berhari-hari, mingguan, hingga bulanan. Anda bisa memakai metode ini sesuai kebutuhan penelitian.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page