Dalam proses penelitian, terdapat berbagai metode observasi yang bisa dilakukan oleh seorang peneliti. Dalam menentukan teknik pengamatan tersebut, tentu saja harus menyesuaikan dengan penelitian yang sedang kamu lakukan.
Hal ini karena tidak semua teknik bisa kamu aplikasikan ke dalam berbagai jenis penelitian. Lantas, apa saja macam-macam metode observasi yang bisa digunakan dan keunggulannya? Bagi kamu yang tertarik seputar bidang penelitian, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Daftar ISI
Pengertian Metode Observasi
Secara umum, metode observasi merupakan kegiatan melihat dan juga mendengarkan peristiwa maupun tindakan dari benda, makhluk hidup, atau orang-orang yang sedang peneliti amati. Nantinya, peneliti akan merekam hasil pengamatan dengan catatan atau alat bantu lain.
Selain itu, istilah pengamatan sendiri sebenarnya bisa dipahami sebagai proses mengamati, menyaksikan, dan memperhatikan, yang mana merupakan bagian dari kegiatan pengumpulan data penelitian.
Pengertian Metode Observasi Menurut Para Ahli
Beberapa ahli juga sudah berpendapat terkait dengan metode observasi ini, antara lain:
- Gibson R.L. dan Mitchell M.H berpendapat bahwa pengamatan adalah teknik yang digunakan sebagai seleksi derajat untuk menentukan keputusan serta konklusi terhadap orang yang sedang diamati.
- Larry Christensen berpendapat bahwa pengamatan adalah cara untuk mendapatkan informasi penting tentang orang, karena apa yang dikatakan belum tentu sesuai dengan yang dikerjakan.
- Creswell berpendapat bahwa pengamatan adalah proses pemerolehan data dari tangan pertama, dengan cara melakukan pengamatan orang dan lokasi dilakukannya penelitian.
- Patton berpendapat bahwa pengamatan adalah metode yang sifatnya akurat dan spesifik untuk mengumpulkan data serta mencari informasi tentang segala kegiatan yang dijadikan objek kajian penelitian.
- Sutrisno Hadi berpendapat bahwa pengamatan adalah proses yang sangat kompleks, terdiri atas berbagai macam proses, baik biologis maupun psikologis, yang mana lebih memprioritaskan proses ingatan dan pengamatan.
- Sugiyono berpendapat bahwa pengamatan adalah proses yang kompleks dan berasal dari suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
- Riyanto berpendapat bahwa pengamatan adalah metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung.
- Nana Sudjana berpendapat bahwa pengamatan adalah teknik pencatatan sistematis terhadap berbagai gejala yang menjadi objek penelitian.
- Eko Putro Widoyoko berpendapat bahwa teknik pengamatan merupakan bagian dari pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang tampak di dalam suatu gejala pada objek penelitian.
- Patton berpendapat bahwa pengamatan adalah metode yang sifatnya akurat dan spesifik untuk mengumpulkan data dan juga mencari informasi tentang segala kegiatan yang menjadi objek kajian penelitian.
- Prof. Heru berpendapat bahwa observasi adalah kegiatan pengamatan yang menunjukkan sebuah studi atau pembelajaran yang dilakukan dengan sengaja, terarah, berurutan, dan sesuai tujuan yang dicapai pada suatu pengamatan yang dicatat tentang segala kejadian dan fenomenanya.
Baca Juga : Pengertian Observasi: Ciri, Tujuan, Jenis, Contoh, dan Manfaatnya
Macam-Macam Metode Observasi
Dalam prosesnya, terdapat macam-macam metode observasi yang bisa peneliti pilih dalam penelitian yang ia lakukan. Tentu saja setiap jenis pengamatan ini memiliki karakteristiknya masing-masing yang perlu kamu pahami dengan baik. Berikut adalah berbagai macam-macam teknik pengamatan tersebut:
1. Observasi Terkontrol
Umumnya, proses pelaksanaan observasi terkontrol berada di ruang tertutup. Artinya, peneliti memiliki kewenangan penuh untuk menentukan tempat, waktu, dan kapan observasi tersebut akan ia lakukan.
Selain itu, peneliti juga dapat memutuskan siapa saja yang akan menjadi partisipan dalam proses pengamatan. Sering kali pemilihan partisipan untuk kelompok variabel penelitian adalah secara acak.
Kemudian, peneliti akan mengamati dan mencatat data diri perilaku secara detail dan deskriptif, sesuai pembagian kategorinya. Tak jarang, peneliti juga akan melakukan pengkodean untuk menggambarkan karakteristiknya.
Setelah itu, data yang terkumpul akan peneliti ubah menjadi statistik. Pada teknik ini, peneliti cenderung menghindari kontak langsung selama proses pengamatan.
2. Observasi Partisipatif
Metode observasi partisipatif ini sering kali dianggap sebagai bagian dari teknik naturalistik, karena memiliki sejumlah persamaan. Hanya saja, pada teknik ini, peneliti bukan lagi sebagai pengamat jarak jauh, karena ia sudah bergabung dengan partisipan dan menjadi bagian dari kelompok.
Hal inilah yang membuat peneliti bisa mendapatkan wawasan yang lebih mendalam dan kompleks. Sebab, peneliti bisa berinteraksi dengan anggota lain dalam kelompok secara bebas sekaligus berpartisipasi dalam seluruh aktivitas mereka.
Namun, dalam prosesnya, teknik pengamatan ini bisa peneliti lakukan secara terbuka maupun terselubung. Adapun teknik pengamatan terbuka adalah peneliti sudah meminta izin serta mengatakan tujuan dan identitas sebenarnya kepada kelompok partisipan.
Sedangkan teknik pengamatan terselubung adalah ketika peneliti tidak menunjukkan identitas yang sebenarnya kepada kelompok partisipan. Umumnya, peneliti akan menggunakan peran dan identitas palsu serta bertindak seolah-olah ia menjadi bagian dari kelompok tersebut.
3. Observasi Naturalistik
Metode observasi naturalistik ini menjadi salah satu yang penggunaannya paling banyak oleh ilmuwan sosial dan psikolog. Sebab, prosesnya melibatkan proses pengamatan dan mempelajari perilaku spontan partisipan di lingkungan terbuka.
Adapun peran peneliti di sini adalah untuk menemukan apa saja yang ia lihat dan ia amati selama proses pengamatan berlangsung. Dengan kata lain, teknik ini melibatkan pengamatan dan mempelajari perilaku spontan partisipan di lingkungan alami mereka.
Jadi, peneliti hanya mencatat berdasarkan apa yang mereka lihat, tanpa adanya sistem tertentu.
4. Observasi Terstruktur
Jenis metode observasi yang terakhir ini bisa kamu lakukan dengan cara mencatat informasi dan melakukan standarisasi kondisi pengamatan. Umumnya, teknik ini digunakan dalam studi yang dirancang untuk memberikan deskripsi sistematis dan menguji hipotesis kausal.
Penggunaan teknik pengamatan ini mengandaikan bahwa peneliti mengetahui aspek apa saja dari situasi yang akan ia teliti dan tentu saja relevan dengan tujuan penelitiannya.
Oleh karena itulah, peneliti akan berada dalam posisi untuk mengembangkan rencana khusus, dengan membuat dan merekam pengamatan sebelum ia mulai proses pengumpulan data.
Keuntungan Metode Observasi
Dalam penerapannya, tentu saja ada berbagai keuntungan yang bisa kamu dapatkan dengan menggunakan metode observasi ini. Baik pada penelitian berbasis sosial maupun sains. Maka dari itu, sangat penting bagi peneliti untuk mengetahui keunggulan tersebut, berikut beberapa di antaranya.
- Mudah peneliti laksanakan dalam segala situasi dan kondisi, dengan tetap menyesuaikan kebutuhan penelitian.
- Pada metode pengamatan langsung, peneliti bisa segera mendapatkan jawaban dan memenuhi rasa ingin tahunya. Hal ini juga membuktikan bahwa proses pengamatan tersebut dapat menjadi bukti yang valid dan tidak ada manipulasi.
- Proses pengamatan dapat membuat peneliti jadi lebih termotivasi sekaligus mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Hal inilah yang membuat teknik pengamatan disebut sebagai alat penyelidikan.
- Dapat menghasilan data valid secara langsung, baik melalui komunikasi verbal maupun non verbal.
- Memungkinkan untuk merekam perilaku perkembangan atau hal lain tentang fenomena objek penelitian pada saat kejadian sedang berlangsung.
- Dapat memberikan hasil data dan juga informasi yang bersifat faktual, objektif, serta dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
Contoh Metode Observasi
Sebenarnya, kamu bisa dengan mudah menemukan contoh metode observasi dalam penelitian, baik itu penelitian di bidang sains maupun sosial. Salah satu contoh yang bisa kamu pelajari adalah penelitian tentang “Pengaruh Media Sosial terhadap Risiko Cyberbullying pada Siswa SMP”.
Dalam penelitian ini, kamu bisa langsung terjun ke lapangan untuk melakukan pengamatan. Meski sebenarnya teknik ini kurang akurat, jika hanya sebatas pengamatan, tetapi kamu bisa mengkombinasikannya dengan metode wawancara.
Dengan begitu, hasil data yang kamu dapatkan bisa lebih kompleks dan sesuai tujuan penelitian. Nantinya, dari pengamatan yang dilakukan, kamu akan mendapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.
- Sebagian besar siswa SMP pernah mengalami cyberbullying di media sosial, baik dari teman sebaya, orang dewasa, maupun anonim. Hal inilah yang membuat siswa merasa depresi, tertekan, takut, hingga stres yang berdampak pada penurunan hasil belajar.
- Siswa SMP jadi malas bersosialisasi, baik secara langsung maupun di dunia maya, karena takut mendapatkan bullyan dari teman sebayanya. Dampaknya, kemampuan sosialisasi siswa pun menurun, karena siswa cenderung mengisolasi diri sendiri.
- Siswa SMP tidak memperhatikan kegiatan belajar mengajar dengan baik, karena terdistraksi dengan tindak cyberbullying yang mereka dapatkan.
- Siswa SMP menjadi lebih aware dengan berbagai jenis bullying. Bahkan, beberapa di antaranya juga kerap menyuarakan pendapat tentang cyberbullying di media sosial.
Manakah Metode Observasi yang Paling Familiar Bagimu?
Dari ulasan di atas, bisa disimpulkan bahwa metode observasi adalah salah satu teknik yang bisa digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yang disertai dengan proses pengamatan dan pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran.
Tentunya setiap jenis teknik pengamatan, mulai dari terkontrol, partisipatif, naturalistik, dan terstruktur memiliki fungsi dan tujuan berbeda yang harus peneliti pahami dengan baik. Berdasarkan penjelasan tersebut, manakah metode yang pernah kamu gunakan dalam proses penelitian?