Pendiri Daulah Abbasiyah memiliki peran yang penting. Pasalnya, Daulah Abbasiyah atau Bani Abbasiyah memiliki masa kekuasaan selama 5 abad mulai dari 750-1258 Masehi. Masa kekuasaan ini menjadi waktu terlama kekhalifahan dengan khalifah pertama yakni Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Al Abbas
Kejayaan dari Dinasti ini memberikan kemajuan pada bidang ilmu pengetahuan yang berskala dunia. Lalu, siapakah sebenarnya pendiri dari dinasti dengan masa kekhalifahan 5 abad ini? Bagaimana masa pemerintahannya? Artikel ini akan membahas biografi singkat yang bisa kamu pahami beserta masa pemerintahannya.
Daftar ISI
Abu Abbas As Saffah Pendiri Daulah Abbasiyah
Sistem pemerintahan yang awalnya kekhalifahan dengan pemimpin empat sahabat Rasulullah SAW setelah wafatnya Nabi, berganti menjadi sistem dinasti.
Pada pemerintahan ini seseorang yang menjadi pimpinan adalah para raja. Salah satu masa kekhalifahan yang berhasil membawa peradaban Islam menuju masa keemasan adalah Daulah Abbasiyah atau Dinasti Abbasiyah.
Pada masa ini, Islam berhasil maju dengan mengembangkan ilmu pengetahuan dan politik serta penaklukan wilayah di berbagai negara.
Pendiri Daulah Abbasiyah sekaligus khalifah pertama pada masa pemerintahan ini adalah Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Al Abbas atau Abu Abbas As Saffah dengan gelar As Saffah yang memiliki arti sebagai penumpah darah. Gelar tersebut tersemat karena keberhasilannya dalam membunuh tokoh-tokoh Bani Umayyah.
Abdul Abbas juga melakukan pembakaran tulang belulang dari para khalifah Bani Umayyah sekaligus menggali kubur untuk para khalifah tersebut.
Keberhasilannya dalam menaklukkan Bani Umayyah tidak luput dari dukungan tentara bayaran Persia yakni Abu Muslim Al Khurasany.
Selain itu, terdapat pula peranan dari Kerajaan Mesir dan Romawi. Dibalik history hidup yang tersemat dalam diri Abdul Abbas, terdapat kegigihannya dalam membawa islam ke peradaban dunia.
Pendiri Daulah Abbasiyah ini menjadi pemimpin Dinasti Islam yang ketiga setelah Khulafaur Rasyidin dan Dinasti Umayyah yang berhasil memajukan eksistensi islam pada zaman itu.
Beliau juga mampu menciptakan suasana pemerintahan yang kondusif dan bersih dari campur tangan keturunan Bani Umayyah.
Kondisi ini tercipta akibat dari keberanian Abdul Abbas dalam memutuskan peraturan dan kebijakan pada masa pemerintahannya.
Namun, masa pemerintahan pendiri Daulah Abbasiyah ini hanya berlangsung selama empat tahun dan mampu mencapai masa kejayaan.
Masa Pemerintahan Khalifah Dinasti Abbasiyah
Daulah Abbasiyah memiliki daerah kekuasaan di Baghdad yang kemudian berpindah pada 1261 ke Kairo. Seperti yang telah dijelaskan, Daulah Abbasiyah berhasil meluluhlantakkan Bani Umayyah kecuali Andalusia.
Pada 750 Masehi, Dinasti Abbasiyah memindahkan ibu kota Damaskus ke Baghdad yang saat ini merupakan Iran. Berlanjut dengan pemaksaan penyerahan kekuasaan oleh Bangsa Turki setelah 150 tahun berkuasa di Baghdad.
Awalnya bangsa ini merupakan bagian dari tentara kekhalifahan yang terkenal dengan nama Mamluk. Bangsa ini meminta Dinasti Abbasiyah untuk menyerahkan kekuasaan kepada Sultan atau Amir.
Daulah Abbasiyah pun menyerahkan kekuasaan Andalusia yakni Maghreb dan Ifriqiya. Daerah ini diserahkan kepada keturunan Bani Umayyah yang berhasil melarikan diri yakni Aghlabiyah dan Fatimiyah.
Dinasti Abbasiyah juga mengalami penurunan kekuasaan pada 1258 Masehi. Penyebab dari penurunan kekuasaan ini karena adanya serangan dari Bangsa Mongol dengan Hulagu Khan sebagai pemimpinnya.
Bangsa Mongol berhasil menjatuhkan Baghdad tanpa menyisakan ilmu pengetahuan yang terhimpun di perpustakaan Baghdad pada Masa Daulah Abbasiyah. Kepemimpinan Bani Abbasiyah berlanjut hingga 1261 dibawah kekuasaan Kesultanan Mamluk di Mesir.
Kepemimpinan khalifah di Kairo berakhir pada 1517 ketika Kesultanan Utsmaniyah berhasil menaklukkan Mesir. Dinasti Utsmaniyah juga mengklaim gelar khalifah di Turki. Saat ini Bani Abbasiyah dan suku Al Abbasi bertempat tinggal di Timur Laut Tikrit, Irak.
Masa Kejayaan Dinasti Abbasiyah
Bani Abbasiyah mengalami masa kejayaan yang dapat dilihat secara politik yakni dengan adanya tokoh-tokoh kuat dengan prestasi yang tinggi.
Selain itu, kemakmuran rakyat Islam pada pemerintahan Abdul Abbas mencapai kualitas hidup tertinggi. Khalifah Daulah Abbasiyah juga mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan filsafat.
Abdul Abbas juga menunjuk Abu Ja’far yang merupakan saudaranya untuk menggantikan masa kepemimpinannya setelah beliau meninggal dunia. Masa pemerintahan pun dilanjutkan oleh Abu Ja’far pada 754 hingga 775 Masehi.
Pendiri Daulah Abbasiyah berhasil membawa peradaban Islam menuju kejayaan baik itu di bidang politik, budaya, sosial, dan ilmu pengetahuan. Sejarawan Abbasiyah membagi kekuasaan Daulah Abbasiyah menjadi 5 periode.
Periode tersebut pengaruh Persia sebagai periode pertama berlangsung pada 132 H atau 750 M hingga 232 H atau 847 M.
Pengaruh Turki pertama sebagai periode kedua berlangsung pada 845 M hingga 945 M. Pengaruh Persia kedua sebagai periode ketiga berlangsung pada 945 M hingga 1055 M.
Berlanjut pada pengaruh Turki kedua sebagai periode keempat yang berlangsung pada 447 H hingga 590 H yang merupakan kekuasaan dari Bani Seljuk. Terakhir periode kelima yang berlangsung pada 1194 M hingga 1258 M yang merupakan masa bebasnya kekhalifahan dari berbagai pengaruh dinasti lain.
Namun, kekuasaan ini hanya berlangsung efektif pada wilayah Baghdad dan berakhir dengan invasi dari Bangsa Mongol. Masa puncak kejayaan dari Kepemimpinan Pendiri Daulah Abbasiyah berada pada periode pertama.
Setelah masa pemerintahan Abdul Abbas selesai dan digantikan oleh Abu Ja’far, lahirlah tokoh besar yang bersaing dengan Dinasti Abbasiyah. Namun, hal tersebut dapat tersingkirkan oleh Abu Ja’far atas kegigihannya dalam memimpin dan menjalankan amanah.
Penyebab Mundurnya Daulah Abbasiyah
Mundurnya masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah tentunya dimanfaatkan oleh berbagai daerah untuk memisahkan diri. Hal ini terjadi karena kekuasaan yang luas membuat komunikasi antara pusat dengan daerah tidak terjangkau.
Tingginya profesionalisasi angkatan bersenjata yang bergantung pada khalifah. Penurunan kekuasaan Daulah Abbasiyah juga karena sulitnya keuangan negara karena pengeluaran untuk tentara bayaran yang tinggi.
Apabila kekuatan militer mengalami penurunan, khalifah tidak mampu untuk mengirimkan pajak ke daerah Baghdad. Tidak hanya itu, penurunan kekuasaan Daulah Abbasiyah juga terjadi karena disintegrasi pada 1000 masehi hingga 1250 masehi.
Disintegrasi terjadi karena kebijakan dari khalifah yang lebih condong ke pembinaan peradaban dan kebudayaan islam daripada sisi politik.
Kondisi ini membuat kekuasaan yang berada di daerah pinggiran mulai memisahkan diri dengan melakukan pemberontakan untuk memperoleh kemerdekaan hingga menjadi daerah otonom.
Tercatat pemimpin daerah melakukan dua cara untuk melepaskan atau memisahkan diri dari kekuasaan Daulah Abbasiyah mulai dari pemimpin lokal yang memimpin pemberontakan.
Akhirnya, berhasil memperoleh kemerdekaan sendiri seperti Bani Umayyah yang bertempat di Spanyol serta Bani Idrisiyyah di Maroko.
Cara kedua yakni kedudukan yang semakin kuat dari Gubernur atas petunjuk dari khalifah. Seperti Aghlabiyyah yang bertempat di Tunisia dan Thahiriyyah yang bertempat di Khurasan.
Baca Juga : Sejarah Pendiri Kerajaan Sriwijaya dari Masa Kejayaan hingga Keruntuhan
Sudah Kenal Lebih Dekat dengan Pendiri Daulah Abbasiyah?
Sosok pendiri Daulah Abbasiyah dapat memberikan sedikit gambaran bagi kamu mengenai peradaban Islam. Namun, dalam studi Islam Daulah Abbasiyah tidak menjadi satu-satunya dinasti yang berkuasa dan berhasil membawa peradaban Islam hingga mencapai pada puncak kejayaan.
Oleh karena itu, kamu bisa memperluas wawasan mengenai peradaban di dunia melalui buku-buku sejarah peradaban Islam di dunia. Dengan begitu, pengetahuan kamu akan semakin bertambah.