Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan terbesar di Indonesia. Wilayahnya mencakup Pulau Sumatera, tepatnya Sumatera Selatan. Kerajaan ini menjadi kerajaan pertama bercorak Budha di Indonesia yang pernah menguasai jalur perdagangan utama Selat Malaka. Seperti apa sejarah pendiri Kerajaan Sriwijaya?
Pada artikel kali ini kamu akan diajak memahami sejarah pendiri Kerjaan Sriwijaya, mulai dari cerita masa kejayaan dan masa keruntuhan Kerajaan Sriwijaya yang pernah terjadi. Langsung saja, berikut kisahnya!
Daftar ISI
Sejarah Pendiri Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan bercorak Budha yang didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayansa. Nama Sriwijaya sendiri asalnya dari bahasa Sansekerta, yakni “Sri” yang berarti cahaya dan “Wijaya” yang artinya kemenangan. Jadi Sriwijaya memiliki arti kemenangan gemilang.
Kerajaan ini termasuk kerajaan terbesar yang pernah berkuasa di Indonesia. Wilayah kekuasaannya meliputi berbagai daerah di Sumatera Selatan, seperti Kepulauan Bangka, Jambi, Lampung, bahkan kekuasaanya membentang sampai Kamboja, Thailand Selatan, Kalimantan Barat, dan sebagian Jawa.
Ia juga menjadi kerajaan maritim terbesar karena pernah menguasai jalur perdagangan dan pelayaran di Selat Malaka, Semenanjung Malaya, dan Selat Sunda. Dari sini tak heran jika kerajaan ini mendapat julukan penguasa maritim Asia Tenggara.
Menurut sejarah, diperkirakan kerajaan ini pertama kali berdiri pada abad 7 masehi. Data ini berdasarkan catatan perjalanan seorang biksu, i Tsing, yang menceritakan kisah persinggahannya selama 6 bulan di Kerajaan Sriwijaya.
Selain itu, bukti sejarah pendiri kerajaan Sriwijaya ini berdiri pada abad ke-7 dari prasasti yang ditemukan. Prasasti-prasasti tersebut diperkirakan ada sejak abad ke-7 dan jumlahnya pun terbilang cukup banyak.
Salah satu prasasti yang pernah ditemukan adalah prasasti Kota Kapur. Prasasti ini berupa tiang batu bersurat yang ditemukan di Pulau Bangka, Kota Kapur, Kabupaten Bangka.
Dalam prasasti juga tertulis keterangan bahwa pemimpin dan raja pertama kerajaan ini adalah Dapunta Hyang Sri Jayanasa atau Sri Jayanasa. Ada juga prasasti yang menyebut nama Sri Jayansa sebagai raja Sriwijaya, seperti prasasti Talang Tuo dan Kedukan Bukit.
Dari kiprahnya memimpin Sumatera itulah, Sriwijaya menjadi simbol kebesaran Sumatera. Bahkan ada yang menyebut kebesarannya mengimbangi kebesaran Kerajaan Majapahit yang ada di Jawa.
Lokasi Kerajaan Sriwijaya
Dari sejarah pendiri Kerajaan Sriwijaya tersebut, bisa diketahui kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-7 masehi dan pendirinya adalah Sri Janayasa. Sekarang, di manakah lokasi Kerajaan Sriwijaya yang sebenarnya?
Tadi sudah dipaparkan kerajaan ini berpusat di Sumatera Selatan. Namun lokasi pastinya masih menjadi perdebatan. Ada yang mengatakan lokasinya di Jambi, Kedah, Muara Takus, dan ada juga yang menyebutkan lokasinya di Palembang.
Beberapa ahli menjelaskan alasan munculnya perbedaan pendapat ini. Mereka berpendapat bahwa dulunya Sriwijaya mempunyai kebiasaan berpindah-pindah pusat kekuasaan sehingga tidak diketahui pasti daerah mana yang menjadi pusat pemerintahannya.
Dari beberapa pendapat tersebut, ada satu pendapat yang diyakini benar bahwa itu lokasi pasti kerajaan Sriwijaya, yakni dari G. Coedes 1918. Ia berpendapat bahwa pusatnya adalah Palembang. Dari pendapat tersebut hingga saat ini masyarakat percaya bahwa pusat kerajaan Sriwijaya adalah Palembang.
Nama-Nama Raja yang Pernah Berkuasa
Sejarah pendiri kerajaan Sriwijaya menyebut Dapunta Hyang Sri Jayanasa sebagai rajanya. Siapakah raja-raja selanjutnya yang pernah menjabat dan apakah hanya Sri Jayanasa saja yang jadi rajanya?
Tentu saja tidak. Ada beberapa nama raja selain Sri Jayanasa yang pernah menjabat, seperti:
- Sri Indrawarman
- Raja Daranindra
- Raja Samaratungga
- Rakai Pikatan
- Balaputradewa
- Sri Udayadityawarman
- Raja Sri Cudamaniwarman
- Sri Marawijayatunggawarman
- Sri Sanggaramawijayatunggawarman
- Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa
Masa Kejayaaan Kerajaan Sriwijaya
Setiap kerajaan yang pernah berkuasa pasti mengalami masa kejayaan dan kemunduran. Sriwijaya sendiri mengalami masa emasnya pada akhir abad ketujuh sampai abad sembilan, yakni pada saat dipimpin oleh Raja Balaputradewa.
Masa emas ini berlanjut terus sampai kepemimpinan Sri Samarawijaya. Saat itu, kerajaan ini wilayah kekuasaannya semakin luas, mencakup Jawa Barat, Kalimantan Barat, Bangka, Belitung, Thailand Selatan, Malaysia, dan Singapura.
Wilayah kekuasaan tadi terus diperkuat dengan mengerahkan armada-armada laut yang kuat. Tujuannya agar kapal-kapal asing yang masuk merasa aman dari perompak saat berdagang.
Tidak hanya itu, hebatnya pada masa ini Sriwijaya mulai menguasai Selat Malaka. Di mana daerah ini adalah jalur utama perdagangan Cina dan India. Dari sinilah mengapa Sriwijaya mendapat julukan kerajaan Budha terbesar yang pernah ada.
Jika menilik lebih jauh, sebenarnya pencapaian ini tidak bisa lepas dari faktor pendukungnya, seperti:
- Palembang adalah daerah strategis sebagai jalur perdagangan, terlebih dekat dengan Sungai Musi yang menghubungkan Palembang dengan pulau-pulau pedalaman Sumatera.
- Hancurnya Kerajaan Funan di Vietnam karena ada serangan dari Kamboja. Ini yang membuat Sriwijaya bisa berkembang cepat.
- Pantai timur Sumatra menjadi jalur pelayaran internasional sampai sekarang.
- Sriwijaya memiliki keuntungan, khususnya kegiatan perdagangan dan pelayaran.
Karena keempat faktor itulah sejarah pendiri Kerajaan Sriwijaya bisa menunjukkan informasi mengenai perkembangan kerajaan yang pesat.
Masa Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya
Setelah mengetahui sejarah pendiri Kerajaan Sriwijaya dan masa keemasannya, Sriwijaya ternyata juga pernah mengalami kemunduran hingga keruntuhan. Masa kemunduran ini berlangsung sekitar abad-11, yang saat itu Sriwijaya mendapat serangan dari kerajaan lain, khususnya yang ada di Pulau Jawa.
Awalnya, terjadi serangan besar-besaran dari Rajendra Coladewa dari Kerajaan Cola. Saat itu, raja Rajendra berhasil menawan salah satu raja dari Kerajaan Sriwijaya.
Masuk abad ke-13, Singasari berhasil merebut dan menguasai salah satu kerajaan hasil taklukan Sriwijaya. Melalui Ekspedisi Pamalayu, pemimpin Singasari, yakni Kertanegara, berhasil menjalin hubungan baik dengan Malayu.
Melihat hal tersebut, Sriwijaya semakin melemah dan tidak bisa berbuat apa-apa. Kerajaan Sriwijaya tidak bisa mencegah negara taklukannya tersebut berhubungan baik dengan negara saingannya di Jawa.
Nah, kondisi ini menjadi pertanda baik bagi Kerajaan Sukhodaya, Thailand. Mereka memanfaatkan momen ini untuk menyerang dan semakin melemahkan Sriwijaya. Singkat cerita, Semenanjung Malaysia yang sebelumnya menjadi wilayah Sriwijaya, berhasil direbut sehingga Selat Malaka bisa dikontrol.
Pada akhirnya, masuk akhir abad ke-14, Sriwijaya semakin tidak berdaya dan benar-benar runtuh akibat serangan Majapahit dari Jawa.
Dari sejarah keruntuhan Kerajaan Sriwijaya ini sebenarnya ada beberapa faktor yang membuat Sriwijaya bisa runtuh, yakni:
1. Rajanya Tidak Bisa Memimpin dengan Baik
Selepas kepergian Balaputradewa tahun 835 M, tidak ada lagi raja yang bisa memimpin dengan baik.
Dari sejarah pendiri Kerajaan Sriwijaya, Balaputradewalah sosok yang mampu membawa Sriwijaya menuju puncak keemasan. Namun setelah itu, tidak ada raja yang memiliki jiwa adil dan bijaksana saat memimpin.
Itulah yang menyebabkan kepercayaan masyarakat jadi berkurang, terlebih serangan dari kerajaan lain terus berdatangan.
2. Serangan dari Kerajaan Lain
Kerajaan lain terus menyerang dan melemahkan Sriwijaya, terutama kerajaan-kerajaan yang ada di Jawa seperti Majapahit. Ini yang membuat Sriwijaya semakin angkat tangan karena serangan terus bermunculan.
3. Banyak Kehilangan Wilayah Kekuasaan
Sriwijaya dulunya memiliki wilayah kekuasaan yang luas. Namun memasuki abad ke-13, pelan-pelan wilayah kekuasaannya berhasil lepas dan berhubungan baik dengan saingannya. Ini yang menyebabkan Sriwijaya lemah karena wilayahnya mulai perlahan berkurang.
4. Pesatnya Perkembangan Islam
Agama Islam mulai berkembang pesat sejak abad ke-12. Kondisi ini juga memengaruhi kekuatan Kerajaan Sriwijaya, karena muncul kerajaan-kerajaan Islam seperti Aceh, Malaka, Samudera Pasai yang menguasai wilayah Sriwijaya.
5. Sektor Militer Mengalami Kelemahan
Sektor militer Kerajaan Sriwijaya sempat melemah. Ini bisa terjadi karena sempat ada konflik internal maupun eksternal kerajaan. Militer lemah membuat Sriwijaya mudah terkena serangan dari kerajaan lain sehingga membuatnya semakin tak berdaya.
Baca Juga : Pendiri Kerajaan Majapahit: Sejarah, Lokasi, Raja & Peninggalannya
Sudah Tahu Sejarah Pendiri Kerajaan Sriwijaya?
Sriwijaya adalah kerajaan bercorak Budha terbesar yang pernah berkuasa. Dari sejarah pendiri Kerajaan Sriwijaya ini, raja pertamanya adalah Dapunta Hyang Sri Jayanasa, lalu pemerintahannya turun kepada raja-raja lain seperti Sri Indrawarman, Daranindra hingga Trailokyaraja Maulibhusana.Dalam sejarah pendiri Kerajaan Sriwijaya juga dijelaskan bahwa Sriwijaya mengalami masa emas ketika dipimpin oleh Balaputradewa, pada akhir abad ke-7 hingga abad ke-9 masehi. Namun Sriwijaya perlahan melemah dan akhirnya runtuh akibat banyak konflik dan serangan sekitar abad ke-14.