Perbedaan Rangkaian Seri dan Paralel serta Rumus & Contoh Soalnya

Dalam dunia kelistrikan, perbedaan rangkaian seri dan paralel adalah konsep dasar yang perlu dipahami untuk merancang sistem elektronik yang efisien dan sesuai dengan kebutuhan. Rangkaian ini adalah dua konfigurasi utama yang digunakan dalam menyusun komponen-komponen elektronik.

Dalam artikel ini, akan membahas lengkap tentang perbedaan antara dua rangkaian elektronika, serta contoh soal yang terkait dengan rangkaian tersebut. Bagi Anda yang penasaran, silakan simak ulasannya sampai habis!

Apa itu Rangkaian Seri?

Rangkaian seri adalah konfigurasi dalam dunia elektronika yang mana komponen akan disusun secara berurutan dalam satu jalur yang sama. Dalam rangkaian seri, arus listrik yang mengalir melalui setiap komponen memiliki nilai yang sama. 

Artinya, jika salah satu komponen mengalami gangguan atau putus, maka arus akan terputus dan seluruh rangkaian akan terhenti. Total hambatan atau impedansi dalam rangkaian seri merupakan jumlah dari impedansi masing-masing komponen. 

Oleh karena itu, dalam rangkaian seri tegangan akan terbagi secara spesifik di antara komponen-komponen tersebut. Secara proporsional, pembagian ini terbagi  tergantung pada nilai hambatan atau impedansinya.

Berikut adalah rumus rangkaian seri yang umum digunakan:

Rs = R1 + R2 + R3 + . . .

Keterangan:

Rs = Hambatan Jumlah Total Rangkaian Seri (Ω atau Ohm)

R1 = Hambatan Pertama (Ω atau Ohm)

R2 = Hambatan Kedua (Ω atau Ohm)

R3 = Hambatan Ketiga (Ω atau Ohm)

Kelebihan Rangkaian Seri

Pada dasarnya, perbedaan rangkaian seri dan paralel memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sebagai pemahaman awal, berikut kelebihan dari rangkaian seri:

Rangkaian seri memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya menjadi pilihan yang tepat bagi aplikasi elektronika. Pertama, dalam rangkaian seri arus yang mengalir melalui setiap komponen memiliki nilai yang sama. 

Hal tersebut memudahkan pengukuran dan analisis dalam rangkaian, serta memastikan bahwa komponen-komponen menerima arus yang seimbang.

Kedua, hambatan atau impedansi dalam rangkaian seri merupakan penjumlahan dari hambatan atau impedansi masing-masing komponen. Hal tersebut memungkinkan Anda untuk mengontrol hambatan total dalam rangkaian dengan menambah atau mengurangi komponen yang sesuai.

Selain itu, rangkaian seri juga dapat digunakan untuk membagi tegangan secara proporsional di antara komponen-komponen. Misalnya, dalam rangkaian lampu penerangan seri. Tegangan akan terbagi merata di antara lampu yang terhubung. 

Hal tersebut dapat bermanfaat dalam situasi di mana kita ingin mengendalikan intensitas cahaya atau tegangan yang diterima oleh komponen tertentu.

Kekurangan Rangkaian Seri

Kurang lengkap rasanya membahas tentang perbedaan rangkaian seri dan paralel tanpa mengetahui apa kekurangan dari keuda rangkaian ini. Nah, pertama kita simak terlebih dahulu kekurangan rangkaian seri.

Meskipun rangkaian seri memiliki kelebihan, namun juga memiliki kekurangan yang perlu diperhatikan. Salah satu kekurangan dari rangkaian seri adalah kerentanan terhadap kegagalan satu komponen. 

Jika salah satu komponen dalam rangkaian seri mengalami kerusakan atau putus, maka seluruh rangkaian akan terganggu dan berhenti berfungsi. Selain itu, karena arus yang mengalir melalui setiap komponen memiliki nilai yang sama. 

Jika terdapat perbedaan resistansi yang signifikan antara tiap komponen-komponen, maka dapat menyebabkan pembagian tegangan yang tidak merata. Hal tersebut dapat mengakibatkan kinerja rangkaian menjadi tidak stabil atau tidak diinginkan. 

Apa itu Rangkaian Paralel?

Sebagai materi inti dari perbedaan rangkaian seri dan paralel, Anda akan segera mengetahui apa itu rangkaian paralel. Rangkaian paralel adalah konfigurasi dalam dunia elektronika, di mana komponen disusun secara paralel atau berdampingan sehingga memiliki titik awal dan titik akhir yang sama. 

Dalam rangkaian paralel, tegangan yang diterima oleh setiap komponen memiliki nilai yang sama. Sedangkan arus yang mengalir melalui setiap komponen dapat berbeda. Artinya, jika salah satu komponen mengalami gangguan atau putus, komponen lainnya tetap beroperasi. 

Total hambatan atau impedansi dalam rangkaian paralel dapat dihitung secara resiprok dari penjumlahan resiprok hambatan atau impedansi masing-masing komponen. Rangkaian ini digunakan ketika Anda ingin membagi beban listrik atau menghubungkan komponen yang memiliki persyaratan tegangan yang sama.

Di bawah ini merupakan rumus rangkaian paralel yang umum digunakan:

Rumus: 1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + . . .

Keterangan:
Rp = Hambatan Total pada Rangkaian Paralel (Ω atau Ohm)
R1 = Hambatan Pertama (Ω atau Ohm)
R2 = Hambatan Kedua (Ω atau Ohm)
R3 = Hambatan Ketiga (Ω atau Ohm)

Kelebihan Rangkaian Paralel

Setelah paham tentang pengertian perbedaan rangkaian seri dan paralel, kurang lengkap jika tidak membahas kelebihan antara keduanya. Rangkaian paralel punya beberapa aspek kelebihan yang membuatnya menjadi pilihan tepat bagi aplikasi elektronika. 

Pertama, dalam rangkaian paralel, tegangan yang diterima oleh setiap komponen memiliki nilai yang sama. Hal tersebut memungkinkan penggunaan komponen dengan persyaratan tegangan yang berbeda dalam satu rangkaian. 

Kedua, jika salah satu komponen mengalami kerusakan atau putus, komponen lainnya tetap beroperasi karena terhubung secara paralel. Selain itu, dengan adanya variasi arus yang berbeda melalui komponen-komponen paralel, rangkaian paralel juga memungkinkan pembagian beban yang merata dan efisien. 

Kelebihan-kelebihan ini membuat rangkaian paralel sering digunakan dalam sistem distribusi listrik, jaringan komputer, dan aplikasi lain yang membutuhkan pemisahan beban.

Kekurangan Rangkaian Paralel

Jika bicara mengenai perbedaan rangkaian seri dan paralel, keduanya juga punya beberapa kekurangan. Khususnya untuk rangkaian paralel, salah satu kekurangan utama adalah penambahan arus secara keseluruhan dalam rangkaian. 

Ketika komponen-komponen terhubung secara paralel, arus total yang mengalir menjadi jumlah dari arus masing-masing komponen. Hal tersebut dapat mengakibatkan beban listrik lebih tinggi pada sumber daya atau pembatas arus yang digunakan. 

Selain itu, jika terdapat perbedaan resistansi atau hambatan yang signifikan antara komponen-komponen. Maka, pembagian tegangan yang merata dapat terganggu dan mengakibatkan kinerja rangkaian menjadi tidak stabil atau tidak diinginkan.

Inti Perbedaan Rangkaian Seri dan Paralel

Berikut adalah beberapa poin penting tentang perbedaan rangkaian seri dan paralel:

Rangkaian Seri:

  • Komponen-komponen disusun secara berurutan.
  • Arus mengalir lewat setiap komponen inti akan memiliki nilai yang sama.
  • Total hambatan adalah penjumlahan hambatan masing-masing komponen.
  • Jika salah satu komponen rusak, rangkaian akan terganggu.
  • Tegangan terbagi secara proporsional di antara komponen-komponen.

Rangkaian Paralel:

  • Komponen-komponen disusun secara paralel atau berdampingan.
  • Tegangan yang diterima oleh setiap komponen memiliki nilai yang sama.
  • Total hambatan dapat dihitung secara resiprok dari penjumlahan resiprok hambatan masing-masing komponen.
  • Jika salah satu komponen rusak, komponen lainnya tetap beroperasi.
  • Arus terbagi secara proporsional di antara komponen-komponen.

Contoh Soal dari Perbedaan Rangkaian Seri dan Paralel

1. Contoh Soal Rangkaian Seri

Soal:

Dalam rangkaian seri terdapat empat resistor dengan resistansi masing-masing 2Ω, 4Ω, 6Ω, dan 8Ω. Hitunglah total resistansi rangkaian seri tersebut!

Jawaban:

Dalam rangkaian seri, resistansi total (Rs) dapat dihitung dengan menjumlahkan resistansi masing-masing resistor. Dalam kasus ini, Rs bisa dihitung sebagai berikut:

Rs = R1 + R2 + R3 + R4+….

Rs = 2Ω + 4Ω + 6Ω + 8Ω

Rs = 20Ω

Jadi, total resistansi rangkaian seri tersebut adalah 20Ω.

2. Contoh Soal Rangkaian Paralel

Soal:

Dalam rangkaian paralel terdapat tiga resistor dengan resistansi masing-masing 4Ω, 6Ω, dan 8Ω. Hitunglah total resistansi rangkaian paralel tersebut!

Jawaban:

Dalam rangkaian paralel, resistansi total (Rp) dapat dihitung menggunakan rumus 1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3. Dalam kasus ini, Rp dapat dihitung sebagai berikut:

Rumus: 1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + . . .

1/Rp = 1/4Ω + 1/6Ω + 1/8Ω

1/Rp = 3/12Ω + 2/12Ω + 3/24Ω

1/Rp = 8/24Ω + 4/24Ω + 3/24Ω

1/Rp = 15/24Ω

Rp = 24Ω/15

Rp ≈ 1.6Ω

Jadi, total resistansi rangkaian paralel tersebut adalah sekitar 1.6Ω.

Sudah Paham Perbedaan Rangkaian Seri dan Paralel?

Itulah ulasan mengenai perbedaan rangkaian seri dan paralel.Kesimpulannya, rangkaian seri menghubungkan komponen di satu jalur, sementara rangkaian paralel menghubungkan komponen secara paralel. 

Selain itu, rangkaian seri memiliki arus yang sama di seluruh komponen, sedangkan rangkaian paralel memiliki tegangan yang sama di seluruh komponen.

Anda juga bisa contoh rangkaian seri di lampu jalanan yang padam secara berurutan. Sedangkan rangkaian paralel bisa Anda lihat di rumah ketika lampu kamar menyala dan lampu ruang tamu tidak. Semoga bermanfaat!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page