Bagi kamu yang kreatif dan suka menggambar, bisa menekuni hobi tersebut karena memberikan peluang yang menjanjikan. Kamu bisa menjadi animator yang mana profesi ini banyak dicari dan jumlahnya masih sedikit di Indonesia. Untuk menjadi animator handal, pastikan kamu mengetahui 12 prinsip animasi.
Mengetahui prinsip-prinsip tersebut memungkinkanmu untuk membuat karya seni yang lebih nyata dan menarik. Selain itu, menerapkan prinsip-prinsip tersebut juga akan membuat karya proporsional dan profesional. Kamu bisa mengetahui ke-12 prinsip tersebut dengan membaca artikel berikut.
12 Prinsip Animasi Dasar
Setiap animator akan menerapkan prinsip dasar dalam menggambar animasi untuk menghasilkan karya terbaiknya. Di bawah ini adalah ke-12 prinsip tersebut beserta penjelasannya.
1. Appeal
Prinsip pertama yang bisa kamu terapkan ketika menggambar animasi adalah appeal. Menerapkan prinsip ini dapat menguatkan kharisma atau daya tarik dari setiap karakter yang kamu gambar. Prinsip appeal mempunyai kaitan erat dengan tampilan visual animasi.
Kekuatan kharisma setiap gambar yang kamu buat akan membuat penonton lebih mudah mengenali karakter tersebut. Selain itu, penonton juga bisa mengetahui asal-usul karakter yang kamu buat.
Misalkan karakter Doraemon, penonton dapat mengidentifikasi bahwa karakter tersebut berasal dari hewan kucing. Animator membuat sosok Doraemon lebih menarik karena bisa berjalan seperti manusia. Adapun contoh lainnya yaitu Adit & Sopo Jarwo, Spongebob Squarepants, dan masih banyak contoh lainnya.
2. Solid Drawing
Untuk menjadi animator profesional, kamu juga harus menerapkan prinsip animasi solid drawing setiap menggambar animasi. Prinsip ini menitikberatkan pada cara menampilkan angle 3D pada karakter yang kamu buat. Tak hanya itu, kamu juga harus membuat angle 3D tersebut konsisten di setiap frame.
Umumnya, animator akan lebih detail terhadap atribut karakter yang mencakup pakaian karakter yang kamu gambar, aksesoris yang melekat, bahkan hingga letak mata. Supaya lebih menguasai prinsip ini, kamu juga perlu mengasah kepekaan terhadap pencahayaan karakter, komposisi, keseimbangan, dan berat.
Menerapkan prinsip solid drawing ini lebih mudah jika kamu menggunakan komputer. Hasil gambar yang kamu buat juga akan tampak lebih nyata jika dibandingkan dengan menggambar secara manual.
3. Timing and Spacing
Untuk menghasilkan karya animasi yang nyata, seorang animator juga harus menerapkan prinsip timing and spacing. Timing adalah waktu yang tepat untuk menentukan karakter bergerak. Sedangkan, spacing merupakan keadaan dimana jumlah gambar dan penempatannya dapat menghasilkan gerakan yang mulus.
Jumlah gambar yang kamu buat untuk spacing akan memengaruhi perlambatan atau percepatan gerakan pada karakter. Prinsip animasi timing and spacing ini akan selalu berkaitan meskipun definisi keduanya berbeda.
Sederhananya, timing merupakan penentu karakter akan bergerak pada detik keberapa, sedangkan spacing yaitu kepadatan gambar. Itu artinya, semakin padat spacing, maka akan semakin banyak pula gambar yang harus kamu buat.
4. Slow In and Slow Out
Animator juga wajib mengetahui prinsip slow in dan slow out. Sekilas, kedua prinsip yang berkaitan erat tersebut hampir sama dengan timing and spacing. Akan tetapi, penekanan pada prinsip slow in and slow out adalah pada gerakan tertentu.
Fungsi prinsip slow ini yaitu menciptakan penekanan gerakan karakter dari lambat dan tiba-tiba menjadi cepat. Sedangkan slow out adalah kebalikan dari slow in, yakni penekanan gerakan cepat menjadi kian melambat. Prinsip ini dapat memberikan kesan karakter lebih dramatis.
5. Squash and Stretch
Apabila kamu menggambar karakter makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan, pastikan untuk menerapkan prinsip squash and stretch. Apa itu prinsip animasi squash and stretch? Prinsip ini bisa kamu gunakan untuk memberikan efek lentur pada objek yang kamu gambar.
Menggambar objek atau karakter menggunakan prinsip squash and stretch akan membuat gambar tersebut seakan-akan menyusut atau memuai. Efek lain yang akan timbul yaitu karakter atau objek gerakannya tampak nyata dan hidup. Selain itu, squash and stretch juga memberikan sentuhan dinamis dan lebih memikat.
Lalu, bisakah kamu menerapkan prinsip ini pada benda mati? Tentu saja bisa. Gambar objek benda mati yang cocok antara lain gelas, botol, dan meja. Jika kamu menerapkan prinsip ini pada bangunan, tentu saja tidak cocok karena bangunan memiliki sifat statis dan kokoh.
6. Follow Through and Overlapping Action
Membuat gerakan karakter lebih hidup dan nyata juga bisa kamu lakukan dengan cara menerapkan prinsip follow through and overlapping action. Prinsip ini cocok kamu terapkan pada karakter yang mempunyai rambut, telinga panjang, ekor, dan bagian tubuh lainnya.
Pasalnya, prinsip follow through akan membuat bagian tubuh seperti rambut atau ekor tetap bergerak meskipun badan karakter sudah berhenti bergerak. Contohnya, tangan masih berayun ketika karakter sudah berhenti berjalan. Selain itu, bisa juga rambut bergerak ketika wajah selesai menoleh.
Sedangkan overlapping merupakan gerakan karakter yang saling mendahului. Biasanya, banyak animator menerapkan prinsip animasi overlapping pada karakter hewan. Sebagai contoh, gerakan telinga hewan yang masih bergerak-gerak walaupun karakter tersebut sudah menyelesaikan gerakan utama melompat.
7. Staging
Membuat animasi yang hidup tidak hanya fokus pada karakter saja, namun juga lingkungan sekitar karakter tersebut. Mengapa? Sebab lingkungan akan sangat memengaruhi keseluruhan cerita dalam scene. Untuk menghadirkan lingkungan yang mendukung karakter gambar, maka kamu perlu menerapkan prinsip staging.
Prinsip ini erat kaitannya dengan sinematografi dan menempatkan kamera pada posisi yang tepat ketika mengambil gambar. Untuk membuat karakter menakutkan dan berbadan besar, maka kamu bisa memposisikan kamera di bawah.
Menempatkan kamera di atas objek atau karakter juga akan menghasilkan kesan berbeda, yakni objek atau karakter tampak lebih kecil. Supaya karakter tampak menarik dan dinamis, maka posisi kamera yang ideal adalah di samping.
8. Exaggeration
Prinsip animasi exaggeration wajib dianut erat oleh animator karena ia mampu menghasilkan gerakan hiperbola. Sebab, dramatis atau cenderung lebay merupakan daya tarik animasi. Meskipun tidak semua animasi harus menggunakan prinsip exaggeration, namun animasi bergenre komedi sangat cocok dengan prinsip ini.
Kesan dramatis dan lebay tidak hanya pada gerakan seperti berlalu, memukul, menendang, dan lain sebagainya, akan tetapi juga berlaku untuk ekspresi tertentu.
9. Arc
Sesuai dengan namanya, prinsip arc lebih cocok untuk membuat gerakan dengan pola melengkung seperti parabola, lingkaran, atau elips. Misalkan, animator ingin menggambar karakter menggelengkan kepala. Maka, untuk memperhalus gerakan tersebut memerlukan garis melengkung ke bawah atau ke atas.
Lengkungan garis tersebut membentuk lingkaran yang sesuai dengan gerakan menoleh. Contoh gerakan lain yang menggunakan prinsip arch yaitu melempar bola. Supaya gerakan tangan yang mengayunkan bola tersebut terlihat nyata, maka perlu menggunakan bantuan arch.
Demikian pula dengan objek bola yang dilemparkan juga perlu kamu tambahkan garis lintasannya. Alhasil, gerakan bola di udara pun menjadi nyata dan dinamis.
10. Straight Ahead and Pose to Pose
Prinsip animasi straight ahead & pose to pose membantu animator untuk menghasilkan gerakan karakter yang natural dan konsisten. Konsekuensi penerapan prinsip ini harus rela menghabiskan banyak waktu karena pengerjaan yang detail dan halus. Selain itu, kamu juga harus menggambar frame by frame, satu per satu.
Hasil animasi yang menggunakan prinsip ini tidak akan mengecewakan karena hasilnya sangat natural. Selain itu, prinsip ini juga memungkinkan animator untuk memperkecil atau memperbesar gambar.
11. Anticipation
Prinsip lainnya yang wajib kamu ketahui yaitu anticipation. Ada tiga gerakan dasar untuk menerapkan prinsip anticipation, yakni gerakan awal atau gerakan antisipasi, gerakan tengah atau bagian itu sendiri, dan gerakan akhir atau follow through.
Gerakan anticipation juga disebut sebagai gerakan ancang-ancang seperti ketika manusia atau hewan hendak melompat, berlari, atau melakukan gerakan lainnya. Misal animator ingin membuat gerakan melompat, maka gerakan pertama yaitu jongkok atau membungkukan badan.
Selanjutnya, gerakan tengah adalah melompat dan gerakan akhir jongkok atau membungkuk seperti gerakan awal. Contoh gerakan yang menggunakan prinsip antisipasi yaitu memukul atau menendang. Animator akan menggambar gerakan awal mengayunkan kaki atau tangan.
Gerakan tengah juga bisa memukul atau menendang objek, kemudian diakhiri dengan ayunan kaki atau tangan lagi.
12. Secondary Action
Prinsip terakhir yaitu secondary action atau gerakan penutup. Fungsi gerakan ini adalah untuk mempertegas gerakan pertama dan menguatkan kesan realistik. Poin penting saat menerapkan prinsip secondary action adalah jangan sampai melebihi gerakan utama.
Kamu bisa menggunakan gerakan penutup ini ketika membuat animasi karakter berjalan. Gerakan lambaian tangan harus sesuai dengan gerakan langkah kaki. Contoh lain dari penerapan gerakan penutup adalah posisi pinggang ketika bergerak akan mengikuti gerakan badan.
Baca Juga : 8 Contoh Seni Rupa Asli Indonesia, Lengkap dengan Jenisnya
Siap Praktik Prinsip Animasi dan Jadi Animator Profesional?
Itulah kedua belas prinsip animasi dan penjelasannya. Kamu tidak harus menerapkan semua prinsip tersebut dalam satu karakter, melainkan hanya beberapa prinsip saja. Pastikan prinsip tersebut sesuai dengan gerakan atau efek yang akan kamu buat.Menerapkan prinsip menggambar animasi akan membuat gambar tampak realistik dan dinamis. Selain itu, kamu juga tidak boleh melupakan ciri khas animasi, yaitu exaggration. Walaupun kesan berlebihan tersebut merupakan daya tarik utama, usahakan untuk memberikan porsi yang tepat. Selamat mencoba dan berkarya!