Prosa Baru: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, dan Contohnya

Masih ingat materi bahasa Indonesia tentang prosa? Prosa merupakan suatu karya sastra berbentuk cerita yang disampaikan menggunakan narasi.  Berbeda dengan puisi, prosa ini tidak terikat oleh aturan apapun seperti sajak, rima, diksi, dan lain-lain. Prosa ini memiliki dua jenis, yakni prosa lama dan prosa baru. 

Berbeda dengan prosa lama yang belum terpengaruhi budaya barat, prosa baru lebih bebas dan modern. Seperti apa pengertian dan contoh prosa baru ini? Simak sampai habis, ya!

Apa Itu Prosa Baru?

Seperti yang sudah diketahui, prosa adalah suatu karangan yang berbentuk cerita dan disampaikan melalui sebuah narasi. Jika melihat artinya dalam KBBI, prosa merupakan karangan bebas yang tidak terikat oleh aturan apapun yang ada dalam puisi. 

Artinya, dalam membuat prosa, penulis bisa mengarang bebas tanpa aturan, tidak seperti puisi yang terikat oleh rima, sajak, irama, dan bait. Nah karena prosa ini tidak hanya berisi prosa lama yang bersifat tradisional, di zaman yang semakin berkembang ini, muncullah prosa baru yang lebih modern dan bebas. 

Prosa baru bisa diartikan sebagai sebuah karangan atau karya sastra yang sudah terpengaruh budaya barat atau asing. Masuknya budaya asing ini karena pengaruh dari berkembangnya zaman yang semakin maju, yang kemudian memengaruhi perkembangan prosa. 

Hadirnya contoh prosa baru menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dan penikmat sastra karena prosa lama sudah dinilai kurang menarik dan kuno. 

Perbedaannya dengan prosa lama, prosa baru ini lebih memberikan kesempatan bagi penulis untuk berkreasi, berimajinasi, dan mengekspresikan ide serta gagasannya dengan leluasa.

Nah karena memberikan ruang yang luas bagi penulis untuk berkarya, maka jenis prosa baru ini lebih banyak peminatnya dan keberadaannya semakin berkembang seiring berjalannya zaman. 

Ciri-Ciri Prosa Baru

Sama seperti karya sastra lainnya, contoh prosa baru mempunyai ciri-ciri yang menjadi pembeda dengan jenis tulisan lainnya. Adapun ciri-ciri prosa baru yang bisa kamu ketahui, antara lain:

1. Bentuk Bebas

Prosa baru bentuknya bebas daripada prosa lama atau karya sastra lainnya. Biasanya tulisan pada prosa baru ini dirangkai menggunakan kalimat-kalimat yang membentuk paragraf, serta terdapat ruang kreativitas dan imajinasi para penulisnya. 

2. Dinamis dan Realistis

Tema-tema yang diangkat dalam prosa bersifat dinamis. Artinya tema-temanya tidak monoton alias bisa berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman maupun kehidupan masyarakat. 

Selain itu, karangan prosa baru juga bersifat realistis dimana alur ceritanya sesuai dengan apa yang terjadi di masyarakat, baik itu permasalahan rumah tangga, kemiskinan, hak asasi manusia, pendidikan, dan lain sebagainya. 

3. Tertulis

Zaman dahulu, karangan prosa lama ini tersebar melalui lisan ke lisan. Namun prosa baru ini berbeda. Kini, prosa baru bisa disebarluaskan melalui tulisan. Sekarang, sejak ada mesin cetak dan media cetak, penyebaran prosa baru jadi lebih efektif, cepat, dan akurat daripada melalui lisan ke lisan.

4. Mempunyai Unsur Instrinsik

Karangan prosa baru pada umumnya mempunyai 2 unsur, yakni intrinsik dan ekstrinsik. Nah, unsur instrinsik ini antara lain:

  • Tema : pokok permasalahan cerita atau dasar suatu cerita.
  • Tokoh: pemeran yang ada dalam cerita.
  • Alur: jalan sebuah cerita.
  • Latar: tempat terjadinya suatu cerita.
  • Amanat: pesan tersirat atau tersurat yang ditulis pengarang kepada pembaca dalam cerita.
  • Plot: hubungan sebab akibat sebuah peristiwa dalam sebuah karangan cerita.

5. Mempunyai Unsur Ekstrinsik

Selain intrinsik, ada juga unsur ekstrinsik dimana pada unsur ini yang dilihat adalah aspek sosiologi, psikologi, ekonomi, dan lain-lain. Unsur ini antara lain:

  • Kondisi masyarakat saat cerita tersebut dibuat.
  • Pandangan hidup dan latar belakang dari pengarang.
  • Waktu pembuatan cerita.

6. Terdapat Nama Penulis dan Terpengaruh Budaya Barat

Jika prosa lama yang tersebar melalui lisan ke lisan tadi jarang diketahui siapa pengarangnya, prosa baru justru biasanya mencantumkan nama pengarangnya. Hampir kebanyakan contoh prosa baru memiliki nama pengarang yang terletak berdekatan dengan judul tulisan. 

Selain itu, karakter prosa baru lainnya adalah gaya penulisannya sudah terpengaruh oleh budaya luar. Ini karena pengaruh dari perkembangan zaman dan pesatnya teknologi yang memudahkan budaya luar masuk.

Jenis dan Contoh Prosa Baru

Setelah mengetahui karakternya, berikut disajikan contoh prosa baru.

1. Roman

Pernah mendengar apa itu roman? Roman merupakan karangan prosa baru yang isinya menceritakan kehidupan seorang tokoh dengan segala suka dan dukanya. Biasanya, kehidupan yang diceritakan itu sejak tokoh itu lahir hingga wafat. 

Roman juga menceritakan tindakan seorang tokoh menurut watak dan jiwanya. Tokoh yang dimaksud ini tentu tokoh fiktif dan punya jalan cerita yang lengkap serta mendalam. Ini berbeda dengan novel yang panjang ceritanya lebih pendek dari roman. 

Nah untuk contohnya, mungkin kamu pernah mendengar kisah Siti Nurbaya karya Marah Roesli yang terkenal. Itu termasuk dalam kategori karangan roman. 

2. Cerita Pendek (Cerpen)

Cerpen ini merupakan salah satu contoh prosa baru yang berisi tentang sebagian kecil dari kehidupan tokohnya yang paling menarik dan penting. Cerita dalam cerpen memang memuat konflik, tapi tidak sampai merubah nasib tokohnya.

Contoh cerpen ini misalnya berjudul “Bola Lampu” yang ditulis oleh Asrul Sani, “Wajah yang Bembah” karya Trisno Sumarjo, “Mengenang Sendok dan Sedotan” karya Dewi Lestari,  dan “Teman Duduk” karya Moh. Kosim.

3. Essay

Kamu pasti sering mendengar atau bahkan pernah membuat essay. Essay ini merupakan sebuah tulisan yang mengkaji suatu masalah secara sekilas dengan sudut pandang pribadi penulis. Essay juga bisa diartikan sebagai karangan yang ditulis berdasarkan cara pandang seseorang dalam merespons suatu masalah. 

Karena ditulis berdasarkan pandangan pribadi penulis, essay ini bersifat subjektif, namun argumen-argumen di dalamnya bersifat logis, mudah dipahami, dan berdasarkan data atau teori.

Oleh karena itu, essay bukanlah suatu karangan fiktif yang ditulis berdasarkan imajinasi penulis, melainkan sesuai dengan fakta dan ditulis menggunakan sudut pandang penulis itu sendiri. 

4. Novel

Novel adalah karangan yang paling banyak digemari kaum muda dan paling populer di dunia. Karangan ini berisi cerita panjang yang menceritakan kisah hidup seseorang dan orang sekitarnya dengan menonjolkan karakter sifat dan wataknya. Berbeda dengan cerpen, novel isinya lebih panjang dan kompleks.

Di Indonesia, perkembangan novel cukup pesat. Ini bisa dibuktikan dengan semakin banyaknya penulis novel yang mampu melahirkan karya luar biasa. Misalnya saja Andrea Hirata sang penulis novel “Laskar Pelangi” yang sudah terkenal hingga internasional, dan Tere Liye dengan novelnya “Hujan” dan “Negeri Para Bedebah”. 

5. Resensi

Kata Resensi diambil dari bahasa latin yakni recensie atau revindere yang berarti menilai, menimbang, atau melihat kembali. Kalau kamu lihat arti resensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resensi ini merupakan sebuah ulasan dari buku. 

Namun semakin berkembangnya dunia kepenulisan, resensi tidak hanya berhenti pada buku saja, kamu bisa menulis resensi majalah, novel, film, drama, dan lain-lain. 

Nah, tujuan dari resensi ini adalah untuk memberikan informasi lengkap kepada pembaca tentang karya-karya seseorang, baik itu berupa novel, drama, film atau yang lain. Dari resensi juga biasanya penulis mengajak pembaca untuk mendiskusikan lebih jauh tentang masalah yang diangkat dalam karya tersebut.

Selain itu, resensi menjadi karangan penting karena juga bertujuan mengajak pembaca untuk mempertimbangkan apakah suatu karya layak dibeli, dibaca, ditonton, maupun diterbitkan. 

Bagi kamu yang ingin membaca karya resensi, bisa dengan mudah ditemukan dalam website dan media sosial penulis resensi.

6. Kritik

Sesuai namanya, kritik bisa diartikan sebagai penilaian terhadap suatu karya, apakah karya tersebut baik atau buruk, bermanfaat atau tidak,  apa kekurangan dan kelebihannya, dan lain-lain. Dalam KBBI, kritik ini berarti suatu tanggapan, pendapat atau kecaman atas suatu hasil karya, baik itu berupa karya seni maupun sastra. 

Jika dilihat sekilas, kritik memang hampir mirip dengan resensi, yakni memberikan penilaian pada suatu karya. 

Namun ada perbedaan antara keduanya. Pada resensi, penulis biasanya menceritakan kembali isi karya dengan ringkas alias menuliskan inti cerita dari karya tersebut, sedangkan kritik hanya menyampaikan penilaian atau tanggapan saja.

Nah, dalam memberikan kritik pada suatu karya, tentu tidak boleh sembarangan. Ada beberapa aturan yang harus terpenuhi untuk bisa melakukan kritik, yakni:

  • Keilmuan yang dalam dan relevan dengan isi karya yang dikritik.
  • Pengalaman yang cukup untuk menyampaikan kritik.
  • Penguasaan dan penerapan metode yang tepat.
  • Penguasaan terhadap media kritik.

Sudah Tahu Pengertian, Jenis, dan Contoh Prosa Baru?

Itulah yang dinamakan pengertian, ciri-ciri, hingga contoh prosa baru. Prosa baru memang tampak lebih menarik daripada prosa lama, tapi keduanya mempunyai ciri khas masing-masing yang bisa tetap menarik bagi para pembacanya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page