Secara naluriah, sikap rela berkorban memang cukup erat dengan kebaikan hati dan kemauan untuk membantu sesama. Sikap ini memiliki dampak positif yang mendalam pada individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Dalam praktiknya, ada banyak contoh perilaku rela berkorban yang bisa Anda lakukan, salah satunya adalah memiliki semangat patriotisme yang tinggi. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pentingnya rela berkorban dan bagaimana cara untuk mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Daftar ISI
Apa Itu Sikap Rela Berkorban?
Pada dasarnya tindakan selalu mencerminkan sikap dan perilaku seseorang. Nah, salah satu sikap yang sangat dihargai adalah sikap rela berkorban.
Secara umum, sikap rela berkorban merupakan perilaku seseorang yang sukarela atau akan berusaha mengorbankan waktu, tenaga, uang, atau bahkan nyawa demi kepentingan umum atau tujuan besar lain daripada kepentingan pribadi.
Biasanya, orang yang berkorban merasa kepentingan umum dan memberikan kebaikan untuk orang lain lebih penting daripada hal lainnya. Sikap ini juga memunculkan tindakan yang didasari rasa empati, tidak egois, dan kesediaan untuk berkontribusi pada kebahagiaan atau kesejahteraan orang lain tanpa pamrih.
Sehingga, rela berkorban akan mencerminkan keikhlasan atau kesediaan untuk melepaskan kepentingan pribadi, demi kepentingan bersama. Seseorang yang memiliki sikap ini cenderung tidak egois dan lebih fokus pada kepentingan umum.
Ciri-ciri Sikap Rela Berkorban
Sebenarnya, untuk membedakan mana perilaku yang tulus dan mana yang tidak, Anda bisa mengamati beberapa ciri berikut ini:
1. Kesediaan Mengorbankan Waktu dan Energi
Orang yang rela berkorban akan bersedia menyisihkan atau bahkan menghabiskan waktu dan tenaga ekstra untuk membantu orang lain atau untuk tujuan penting lainnya. Sehingga, Anda bisa memahami karakter orang tersebut dari bagaimana kesehariannya dari waktu ke waktu.
2. Empati yang Besar
Umumnya, orang yang rela berkorban juga akan memiliki kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang, sehingga ia dapat memposisikan diri dengan lebih baik. Tak jarang pula empati yang besar dapat menghubungkan dirinya dengan orang lain melalui respon yang diberikan.
Simpelnya orang tersebut akan menjadi pendengar yang baik, saat Anda ada masalah. Umumnya sedikit melankolis dan mudah terbawa perasaan, cenderung ke arah sensitif terhadap emosi lawan bicaranya.
3. Keterbukaan Terhadap Pengorbanan
Sikap rela berkorban juga akan melibatkan keterbukaan seseorang untuk mengorbankan sesuatu yang berharga, seperti uang, barang-barang pribadi, hingga kesempatan, tanpa mengharapkan imbalan. Tentunya, motif pengorbanan tersebut memiliki makna atau kepentingan yang besar.
4. Kesediaan untuk Membantu
Sebelumnya, sudah kita singgung bahwa orang yang memiliki sikap ini akan dengan senang hati memberikan bantuan atau dukungan kepada orang lain. Ketersediaan tentunya berdasarkan empati dan pertimbangan kepentingan yang besar dan lebih penting dari kepentingan yang orang tersebut memiliki.
5. Altruisme (Tidak Egois)
Orang dengan sikap rela berkorban juga akan menunjukkan perilaku altruisme atau tidak egois. Karena menurutnya, kepentingan bersama atau kebaikan orang lain akan lebih baik untuk ia dahulukan.
6. Kehadiran dalam Krisis
Sikap yang tulus akan terlihat dari kondisi dan situasi yang terjadi. Umumnya, sikap yang muncul dari hati, akan muncul pada saat Anda senang maupun pada kondisi paling kritis atau terpuruk. Setidaknya, Anda akan memberikan dukungan moral atau fisik, saat ada krisis atau situasi darurat yang Anda alami.
7. Keinginan untuk Membantu Tanpa Syarat
Sikap rela berkorban juga tidak pernah membalaskan balasan setara dari orang yang ia bantu. Pasalnya, sikap ini akan muncul dari niat yang murni, tanpa mengharapkan balasan atau imbalan yang besar. Karena orang seperti ini percaya kebaikan akan kembali pada orang yang berbuat baik, begitu pula sebaliknya.
8. Konsistensi
Orang dengan sikap yang tulus, juga akan menunjukkan konsistensi dalam perilaku baik tersebut. Berbeda dengan orang yang hanya menunjukkan tindakan sporadis atau situasional, umumnya terlihat hanya saat Anda bahagia atau ada maunya.
9. Ketahanan Emosional
Perhatikan bagaimana ketahanan emosional orang tersebut, saat menghadapi pengorbanan dan kesulitan pribadi. Umumnya, sikap tersebut akan memberikan ketabahan dan kekuatan tersendiri. Bisa jadi karena prinsipnya berakar pada keadilan sosial dan ketuhanan yang cukup tinggi.
Cara Menerapkan Sikap Rela Berkorban
Walaupun kebanyakan sikap rela berkorban menjadi sikap bawaan lahir, namun perilaku ini dapat Anda pupuk sejak dini. Untuk bisa menerapkannya, Anda bisa coba beberapa cara berikut ini:
1. Mulai Berkumpul dengan Majelis yang Tepat
Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah dengan memfilter diri untuk mencari lingkungan terbaik. Berkumpullah dengan orang-orang pada lingkungan yang tepat, jauhi lingkungan toxic yang bisa mencemari hati nurani diri.
2. Cobalah Menjadi Volunteer
Ikuti program-program kemanusian sebagai sukarelawan untuk lebih memahami kebutuhan umum menjadi lebih penting. Secara tidak langsung, Anda juga akan belajar bersyukur, sehingga sikap rela berkorban akan tumbuh dengan sendirinya.
3. Mengajar Sebisanya
Walaupun Anda bukan seorang guru atau pengajar, namun memberikan edukasi dan pelatihan sesuai kemampuannya akan membangun sikap terpuji ini. Sekedar membantu teman saat belajar bersama juga termasuk perangsang untuk tumbuhnya sikap saling menolong dan gotong royong.
4. Bantu Pekerjaan Rumah dengan Suka Rela
Melatih anak untuk membantu pekerjaan rumah secara sukarela akan membantu meningkatkan sikap rela berkorban dari anak. Selain itu, Anda juga akan mengajarkan cara merawat diri sendiri ketika nanti harus berjuang sendiri tanpa bantuan orang tua.
5. Belajar Menjadi Pendengar yang Baik
Untuk membuka potensi dan rasa empati pada diri, ada baiknya Anda mulai belajar menjadi pendengar yang baik. Anda bisa menerima berbagai cerita dari kisah bahagia hingga sedih, tanpa harus judging kepada pemberi curhatan.
6. Jangan Selalu Melihat ke Atas
Walaupun melihat ke atas bisa menjadi motivasi, namun sedikit banyak akan memberikan rasa iri dengki. Ada baiknya sesekali Anda melihat ke bawah untuk melihat kondisi orang lain yang lebih membutuhkan dan mencoba membantu sebisanya.
7. Perbanyak Referensi
Selain melakukan beberapa cara di atas, Anda juga bisa mulai memperbanyak referensi kebaikan. Mulai dari membaca buku atau melihat film dan video tentang kemanusiaan, perjuangan, persahabatan, dan berbagai fakta kehidupan lainnya!
Baca Juga : 20 Contoh Sikap Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari
Contoh Sikap Rela Berkorban
Setelah mempelajari cara menerapkannya, Anda bisa mulai mempelajari beberapa contoh sikap rela berkorban. Berikut ini contohnya:
- Menolong teman atau orang lain yang sedang kesusahan, misalkan membantu menyeberangkan nenek-nenek yang susah menyeberang di jalan.
- Bersedia mendengarkan kritikan, pendapat, dan saran dari orang lain untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
- Mengutamakan kerukunan dalam kehidupan sehari-hari, seperti meminta maaf terlebih dahulu walaupun belum tentu Anda yang salah.
- Membantu tetangga yang sakit, walaupun hanya mengantar ke puskesmas atau menyarankan obat yang mungkin pernah Anda konsumsi untuk obat yang sama.
- Menghargai pendapat orang lain dengan membiarkan dan mendengarkan orang saat berbicara sampai habis tanpa menyela.
- Tidak memperdengarkan musik pribadi dengan keras, gunakan headset atau pelankan volumenya.
- Mengikuti kegiatan kerja bakti, bersih desa, atau membantu orang saat kecelakaan.
- Membantu ibu, menjaga adik di rumah, atau membantu mengerjakan pekerjaan rumah secara disiplin.
- Menghormati dan menghargai para guru, orang tua, dan orang-orang yang ada membantu lingkungan kerja atau pendidikan.
Sudahkan Anda Menerapkan Sikap Rela Berkorban?
Secara keseluruhan, sikap rela berkorban merupakan gambaran perilaku seseorang yang sanggup dan bersedia mengorbankan sesuatu untuk kepentingan orang lain, umum, atau negara. Sikap ini perlu Anda tanamkan sejak dini melalui lingkungan positif pada keluarga, sekolah, dan bermasyarakat.
Dengan menerapkan sikap ini, Anda secara tidak langsung membantu menciptakan kedamaian dan kebaikan bersama dalam kehidupan sehari-hari. Namun, pelajari pula bagaimana orang bersikap untuk mengamati ketulusan dari perilaku yang orang berikan pada Anda.
Langkah ini dapat membantu Anda melihat tindakan orang lain secara obyektif, tanpa prasangka, namun tetap waspada terhadap tanda-tanda ketulusan atau kurangnya ketulusan. Dengan pengamatan yang baik, Anda dapat menghindari situasi yang dapat dimanfaatkan orang lain secara tidak adil.