Tari Perang: Pengertian, Sejarah, Makna, Properti, dan Gerakannya

Indonesia memiliki berbagai keanekaragaman yang berbeda-beda dan unik. Keunikan itu menjadi nilai khas tersendiri untuk mengenalkan kekayaan budaya dari tiap daerahnya masing-masing. Nah, salah satu kekayaan budaya Indonesia adalah tari perang atau falabea yang merupakan seni khas daerah Papua.

Penampilan tari ini selalu mampu menarik minat wisatawan asing yang berkunjung ke Papua. Seringkali, masyarakat daerah melakukan pertunjukan tarian ini pada acara penting maupun menyambut tamu. Setiap tarian juga memiliki sejarah, makna, dan properti yang khas. Anda penasaran? Yuk, simak ulasannya di sini!

Sejarah Tari Perang

Tari ini merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Papua Barat. Tarian ini juga dikenal dengan sebutan falabea. Penari melakukan tarian ini secara berkelompok yang beranggotakan minimal tujuh orang. Biasanya, penari falabea berjenis kelamin laki-laki.

Umumnya, penampilan tari perang terjadi pada acara-acara tertentu, seperti acara festival atau penyambutan tamu lokal maupun asing. Tempat menarikannya biasanya di tanah lapang untuk mempermudah pergerakan. 

Tarian ini merupakan tarian yang sakral sifatnya, sehingga tak sembarangan untuk pentas. Kenapa tarian ini bersifat sakral? Pasalnya, setiap tarian memiliki kilas balik berbeda-beda. Awalnya, kondisi di Papua banyak terjadi peperangan antar suku yang mampu menumpaskan hingga tetes darah penghabisan.

Adapun, bukti nyata terjadinya perang seperti perang antar suku di Sentani. Melalui perang tersebut muncullah inovasi masyarakat lokal untuk membentuk tarian perang. Tujuannya untuk dapat menghibur para prajurit sebelum ke medan perang, meningkatkan gelora semangat, dan keberanian prajurit.

Makna dari Tari Perang

Setelah mengetahui sejarahnya, kini Anda dapat memahami makna dari tarian tersebut. Mulanya, falabea merupakan bentuk upaya yang memicu semangat juang bagi para prajurit saat akan pergi ke medan perang. Adapun gambaran yang terlihat dari semangat juang tersebut, meliputi:

  • Semangat jiwa kepahlawanan.
  • Berani menghadapi resiko di medan perang.
  • Tampil gagah, kuat dan tidak mudah menyerah.

Seiring berjalannya waktu, peperangan mulai tampak mereda dan jarang terjadi lagi. Sehingga, tarian perang beralih fungsi sebagai pertunjukan pada acara penyambutan. Tarian ini juga menjadi bentuk penghormatan terhadap perjuangan leluhur yang telah gugur dengan mempertahankan tradisi.

Selain itu, pertunjukan tarian ini menjadi ajang untuk memperkenalkan salah satu budaya Indonesia kepada para wisatawan yang datang berkunjung. 

Adapun bentuk makna tarian ini, tak hanya melihaikan sebuah gerakan saja. Namun, juga menjadi bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta atas segala yang telah diberikan sampai saat ini. 

Properti Tari Perang

Keunikan dalam tarian perang atau falabea tidak hanya terdapat pada kelincahan gerakan penarinya saja. Ada hal menarik lainnya yang Anda harus perhatikan dalam menguatkan aspek kesenian, yakni penggunaan properti yang dapat mendukung sebuah pertunjukan tari. Adapun beberapa properti itu, meliputi:

1. Kostum

Kostum Tari Perang
Kostum Tari Perang | Image Source: Flic.kr

Selain gerakan tarian, salah satu penampilan tari perang yang dapat menarik perhatian wisatawan asing adalah kostumnya. Kostum pertunjukan tari falabea sangat khas, sebab terbuat dari bahan daun. Di mana daun tersebut akan membentuk susunan hingga menyerupai rok rumbai. 

Penggunaan rok rumbai tidak hanya sebagai kostum dalam tari falabea saja, akan tetapi juga digunakan untuk menghadiri upacara adat. Terdapat pula perbedaan pemakaian kostum laki-laki dan perempuan. Laki-laki hanya memakai rok rumbai saja tanpa memakai baju kurung. Sedangkan perempuan harus memakai keduanya.

Selain rok rumbai, setiap penari memiliki aksesoris kepala yang terlihat menarik pada saat pertunjukan. Aksesoris kepala tersebut terbuat dari anyaman bulu yang memiliki tambahan manik-manik. Adapun aksesoris lain berupa kalung manik-manik dan gelang kaki yang terbuat dari bahan bulu.

2. Tata Rias

Tata Rias
Tata Rias | Image Source: kibrispdr

Tak hanya itu, riasan wajah penari identik dengan ciri khas tari falabea. Selain itu, bagian lengan, dada, punggung, dan kaki penari juga dirias sedemikian rupa menggunakan cat warna putih yang menjadi motif khas Papua. Sehingga akan terlihat jelas ketika sedang melakukan pertunjukan pentas seni.

Lalu, penari yang berperan sebagai kepala suku akan memakai aksesoris taring babi. Ini adalah perbedaan kepala suku dengan prajurit. Di mana kepala suku akan menempelkan aksesoris di bagian hidung. Dan properti khas lainnya adalah panah dan tombak. Itu termasuk properti yang menggambarkan situasi perang.

2. Alat Musik

Alat Musik
Alat Musik | Image Source: pariwisataindonesia

Lantunan alat musik dapat membuat tampilan pertunjukan tari perang menjadi lebih meriah. Adapun, alat musik khas Papua yang menjadi iringan penari adalah tifa. Cara memainkannya adalah dengan memukul sesuai tempo tertentu agar selaras dengan gerakan penari. 

Secara detail, bentuk alat musik tifa ini mirip seperti kendang. Bagian tengahnya sengaja diberi lubang, lalu lubang tersebut tertutup oleh penutup dari bahan kulit rusa. Pada bagian sampingnya terdapat ukiran khas dari Papua. Selain tifa, ada pula jenis alat musik pengiring lainnya seperti triton.

Triton adalah jenis alat musik tiup terbuat dari cangkang kerang. Anda dapat memainkan alat musik ini dengan cara meniup sisi runcingnya. Dahulu, triton menjadi alat pemanggil masyarakat Papua. Namun, kini sudah beralih fungsi menjadi alat iringan musik penari khas Papua.

Selain alat musik tifa dan triton, sorakan semangat juang penari akan mampu menggetarkan masyarakat maupun wisatawan asing. Perpaduan kedua alat musik dan sorakan penari akan membuat para penontonya merasakan semangat juang dalam menghadapi medan peperangan. 

Gerakan Tari Perang 

Setiap tarian memiliki gerakan yang beragam, terutama tari falabea menggunakan gerakan yang menunjukkan semangat juang dari para prajurit. Sehingga, tarian ini cocok dengan ritme yang aktif dan enerjik. Dominasi gerakannya akan berlari, penari akan menari dengan lihai dan kompak seolah-olah sedang menyergap musuh.

Penari juga menggunakan properti berupa tombak dan panah ketika melakukan tarian itu. Penonton sendiri akan terhibur dengan koreografi tarian yang diselingi skenario alur cerita tentang peperangan. Skenario penari perang juga terbagi menjadi tiga, meliputi:

  • Kepala suku.
  • Peran pasukan perang.
  • Musuh.

Gerakan penari akan terlihat kompak dan serasi, sebab pengaruh peran kepala suku yang memberi arahan. Tak lupa, dengan kerja sama tim yang baik akan membuahkan hasil tari yang selaras. Ketika tari perang dimulai, para penari akan bergerak dengan lihai untuk memperagakan berbagai macam gaya.

Mulai dari menyilangkan kaki dan mengayunkan tangan ke depan, lalu bagian tangan terdapat gerakan untuk memainkan properti berupa panah. Penari menggerakkan tangan kanannya dengan menggenggam anak panah, sedangkan busur panah berada pada tangan kiri.

Pada gerakan tarian ini juga terdapat pola lantai untuk mengatur barisan berkelompok agar lebih rapi. Sehingga para penari mencoba untuk membentuk sebuah formasi. Formasi garis penari kelompok memiliki variasi yang berbeda-beda pula. 

Pada dasarnya pola lantai dari gerakan tarian ini adalah berbentuk garis lurus agar terlihat kompak. Namun, gerakan pola lantai juga menggunakan koreografi yang kreatif dan khas. Oleh sebab itu, pola lantai ini tak selalu garis lurus dan ada variasi lainnya sehingga terlihat lebih menarik.

Jenis Tari Perang Lainnya

Jenis Tari Perang
Jenis Tari Perang | Image Source: tancsba

Sebenarnya, selain falabea, terdapat tarian perang jenis lain yang berasal dari Papua SElatan, yaitu tobe. Tobe adalah jenis tarian perang yang diperankan oleh orang suku Asmat. 

Tarian ini juga merupakan simbol penyemangat warga ketika akan pergi ke medan perang. Namun, karena gejolak peperangan sudah mulai mereda, tarian ini akhirnya beralih fungsi.

Kini, tari tobe menjadi sebuah tarian pentas seni pertunjukan maupun sebagai penghormatan menyambut tamu wisatawan lokal maupun asing. Penari dari tari tobe adalah oleh sekelompok laki-laki yang bertelanjang dada dan memakai rok rumbai yang terbuat dari daun dan akar. 

Adapun, perlengkapan yang menjadi pendukung para penari adalah ikat kepala. Ikat kepala tersebut menjadi ciri khas dari Papua. Selain itu, penari juga menggunakan properti berupa tombak dan busur. Para penari melakukan gerakan tarian yang diiringi alat musik tifa agar lebih meriah.

Sudah Tahu Apa itu Tari Perang?

Itulah ulasan mengenai tari perang. Intinya, tarian ini akan membuat Anda memahami kobaran semangat melalui gerakan dan penampilannya yang indah. Keunikan lain dari tari ini adalah adanya ritual meminum darah ayam yang penari lakukan sebelum pertunjukan tari berlangsung.

Melihat budaya seni yang unik ini, tentu kita sebagai bagian bangsa Indonesia harus ikut melestarikannya. Sehingga budaya tersebut dapat menjadi warisan untuk generasi penerus bangsa. Semoga bermanfaat!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page