Teks ulasan digunakan untuk memberi ulasan atau penilaian suatu karya tertentu. Teks ini juga memiliki nama lain sebagai resensi. Berikut penjelasan lengkap mengenai teks ulasan beserta jenis dan contohnya!
Daftar ISI
Pengertian Teks Ulasan
Teks satu ini erat hubungannya dengan sebuah karya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dari sebuah karya, seperti musik, film, sastra, buku, novel, cerpen, lagu, dan jenis karya lainnya.
Nah, keberadaan karya-karya tersebut membuat beberapa orang melakukan ulasan dalam bentuk teks. Ulasan ini juga memiliki nama lain sebagai penilaian, review, komentar, atau bahkan tafsiran.
Ulasan-ulasan yang diberikan ini berbentuk teks, inilah yang kemudian dikenal sebagai teks ulasan. Pengertian ini merujuk pada KBBI dengan mengartikannya menjadi dua bagian.
Pertama, kata teks yang memiliki arti sebuah naskah yang berisi kata-kata dari penulis atau pengarang. Isi dari tulisan ditujukan untuk memberi pembelajaran, pemahaman, informasi, dan lainnya.
Kedua, kata ulasan yang diartikan sebagai komentar, tafsiran, atau kupasan. Selain itu, kata ulasan lebih sering dikenal sebagai review di zaman modern seperti sekarang.
Dari pengertian masing-masing kata di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teks ulasan merupakan sebuah karangan tertulis yang berisi komentar atau kupasan. Dalam memberikan pendapat maupun pandangannya terhadap suatu objek karya.
Karena ditulis oleh pengarang atau penulis itu sendiri dalam menuangkan pendapatnya, maka bisa dikatakan jenis teks ini bersifat subjektif atau hanya bisa dijadikan sebagai rekomendasi.
Platform Penerbitan Teks Resensi
Teks yang juga dikenal sebagai resensi ini bisa ditulis di berbagai platform media, seperti media cetak atau media online. Khusus untuk media online, teks resensi ini akan dijumpai di berbagai blog pribadi atau bahkan media sosial, seperti Twitter, Facebook, Kaskus, dan lainnya.
Sedangkan untuk media cetak, teks ini akan dimuat di dalam koran atau majalah di rubrik khusus yang menampilkan berbagai macam ulasan mengenai karya-karya yang dipilih oleh pengarang.
Namun, karena perkembangan media cetak mengalami kemunduran, maka teks resensi lebih banyak ditemukan di media online. Selain itu, kemudahan akses masyarakat untuk mencari informasi di media online juga menjadi salah satu penyebabnya.
Keberadaan teks ulasan ini dianggap penting, karena bisa membuat para pembacanya tertarik untuk mendengar, melihat, atau membaca karya yang sedang diulas oleh pengarang.
Misalnya, sebuah blog menampilkan ulasan mengenai film John Wick 4. Pengarang memberikan berbagai pendapat mulai dari alur cerita filmnya, penokohan, hingga sinematografi. Kemudian, seseorang yang membaca ulasan film ini akan tertarik untuk menonton film John Wick 4.
Meski bersifat subjektif, isi ulasan tidak boleh bersifat menjatuhkan. Artinya, ada kelebihan dan kekurangan yang ditulis secara adil. Sebab, fungsi utama dari teks ini ditujukan untuk menilai, menimbang, dan menyampaikan kritik secara menyeluruh.
Selain blog, ulasan-ulasan ini juga bisa ditulis dalam bentuk lain, yaitu artikel. Ulasan bentuk artikel akan dimuat di dalam media online, seperti Kompas.com, Detik.com, Beautynesia.id, dan lainnya.
Ciri-Ciri Teks Ulasan
Supaya lebih mudah membedakan antara teks ulasan dengan jenis teks lainnya, tentu yang perlu dipahami adalah ciri khas dari masing-masing teks tersebut. Berikut ciri-ciri yang hanya dimiliki oleh teks resensi atau ulasan yang perlu diketahui:
- Struktur teks terdiri dari orientasi, tafsiran, evaluasi, dan rangkuman.
- Menulis ulasan berdasarkan opini, pendapat, atau pandangan pribadi.
- Ulasan yang ditulis harus berdasarkan fakta yang berkaitan dengan objek karya yang dibahas.
- Membahas tentang latar belakang dan hubungannya dengan karya sejenis.
- Menulis pendapat atau gambaran tentang makna dalam suatu karya yang sedang diulas.
- Membahas kelebihan dan kekurangan dari karya yang sedang diulas.
Tujuan Teks Ulasan
Setiap jenis teks tentu memiliki tujuan, termasuk teks resensi atau ulasan yang memiliki beberapa tujuan, antara lain:
- Memberikan penilaian atau pendapat penulis terhadap suatu karya yang diulas.
- Menyampaikan informasi kepada publik mengenai sebuah karya yang diulas. Informasi bisa berupa keunggulan, kekurangan, dan kritikan lainnya.
- Bantu para pembaca mengetahui dan memahami isi dari sebuah karya yang sedang diulas.
- Memberikan perbandingan karya yang diulas dengan karya sejenis lainnya. Misalnya, penulis mengulas film genre horor berjudul Pengabdi Setan dan membandingkannya dengan film horor lain.
- Menyampaikan informasi yang bersifat komprehensif mengenai suatu karya.
- Mengajak pembaca untuk berdiskusi atau bertukar pendapat tentang karya yang diulas.
- Sebagai bahan pertimbangan pembaca apakah karya tersebut layak atau tidak.
- Sebagai pertimbangan pembaca sebelum memutuskan untuk menonton, membeli, atau menikmati sebuah karya.
- Bantu memudahkan pembaca memahami karya satu dengan karya lainnya.
Berdasarkan tujuan-tujuan di atas, dapat diketahui bahwa keberadaan teks ulasan tidak hanya sebagai wadah menampung pendapat atau ulasan dari penulis saja. Tapi juga bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca yang tertarik dengan suatu karya.
6 Struktur Teks Ulasan
Struktur menjadi bagian penting dalam sebuah teks. Setiap jenis teks memiliki struktur yang berbeda-beda. Dalam teks ulasan, struktur di dalamnya terdiri dari identitas karya, orientasi, tafsiran, sinopsis, evaluasi, hingga rangkuman. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Identitas Karya
Struktur pertama ada identitas karya. Seperti namanya, struktur teks ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan karya yang akan diulas. Misalnya, judul, nama pembuat karya, penerbit, tahun perilisan, jumlah halaman, durasi waktu, genre, dan lainnya yang bersifat sebagai identitas karya tersebut.
Contoh, penulis akan mengulas sebuah film, maka identitas karya yang harus ditulis adalah judul film, tahun penayangan, nama sutradara, produser, sinematografi, penata musik, sinopsis, genre, durasi film, dan para pemainnya.
Dengan ikut menyertakan identitas karya, maka ulasan yang ditulis pun jadi lebih lengkap dan informatif. Sebab, tidak banyak pembaca yang mengetahui identitas sebuah karya secara lengkap.
Dalam hal ini, maka salah satu tujuan dari teks ulasan yaitu bersifat informatif kepada para pembaca pun dapat terwujud.
2. Orientasi
Struktur teks kedua ada orientasi. Ini merupakan bagian penting dari sebuah teks resensi atau ulasan. Sebab, orientasi akan memberikan sebuah gambaran umum tentang sebuah karya, baik karya tulis, musik, lukis, film, dan karya lainnya.
Pada bagian struktur teks orientasi ini, penulis akan menjelaskan karya yang dibahas dengan lengkap dan sesuai data yang ada.
Nah, data-data ini akan menjadi bahan ulasan sekaligus informasi kepada pembaca, sehingga benar-benar paham dengan ulasan yang ditulis. Tanpa ada orientasi di dalam ulasan karya, maka pendapat yang ditulis oleh penulis tidak cukup kuat untuk dijadikan sebagai rujukan.
Dari sudut pandang pembaca, isi ulasan yang tidak ada orientasi juga dianggap sebagai pendapat biasa yang kredibilitasnya diragukan. Jadi, jika ingin membuat ulasan sebuah karya, jangan melupakan orientasi karya yang akan diulas.
3. Sinopsis
Ketiga ada sinopsis. Maksud dari sinopsis di sini adalah ringkasan yang bisa menggambarkan pemahaman penulis dengan isi karya yang diulas.
Setiap karya memiliki sinopsis atau latar belakang terciptanya karya tersebut. Misalnya, lagu A menceritakan seseorang yang jatuh hati dengan teman dekatnya. Lukisan C bermakna tentang toleransi antar warga di Jakarta. Buku D menceritakan tentang biografi seseorang.
Menyertakan sinopsis karya dalam ulasan akan memudahkan penulis dalam menilai atau me-review karya tersebut dengan makna yang ingin disampaikan. Tanpa adanya sinopsis, maka penulis hanya memberikan ulasan yang sederhana atau tidak mendalam.
Sinopsis ini juga harus ditulis di dalam ulasan. Tujuannya untuk memudahkan pembaca memahami opini dan pendapat penulis terhadap karya yang diulas.
4. Tafsiran
Kemudian ada tafsiran. Sama seperti struktur lainnya, tafsiran juga memiliki peran penting bagi teks ulasan. Keberadaan tafsiran di dalam ulasan ini adalah memberikan penjelasan secara detail dalam tulisan.
Bagian-bagian yang akan dibahas di dalam tafsiran ini meliputi keunggulan, keunikan, kekurangan, hal yang menarik, kualitas, dan lainnya.
Poin-poin tersebut akan menjadikan ulasan semakin lengkap dan sempurna. Semakin lengkap ulasan yang ditulis, maka semakin banyak pembaca yang tertarik. Sebab, poin-poin di dalam ulasan ditulis dengan lengkap, sehingga menambah pengetahuan dan wawasan.
Contoh, film Pengabdi Setan menjadi salah satu film horor paling favorit di Indonesia. Sebab, film ini dikemas dengan alur cerita yang padat, akting pemerannya yang bagus, dan eksekusi yang matang.
Selain itu, hal yang menarik dari film Pengabdi Setan adalah penyampaian horor yang berbeda. Tidak hanya melalui sinematografi, tapi juga melalui jump scare, tata busana, tata makeup, dan akting para pemain yang natural.
Dari contoh tafsiran di atas, pembaca bisa memahami apa saja keunggulan atau poin-poin penting di dalam film Pengabdi Setan. Hal tersebut akan menimbulkan rasa penasaran dari para pembaca untuk menonton film tersebut.
5. Evaluasi
Kelima ada evaluasi. Struktur teks ini ditulis setelah bagian tafsiran. Artinya, tidak ada evaluasi yang bisa diberikan jika di dalam ulasan karya tidak menyertakan tafsiran.
Jadi, struktur teks keempat dan kelima memiliki hubungan yang erat. Sehingga, penulis harus menulis tafsiran selengkap mungkin, agar bisa memberikan sebuah pendapat yang bisa dijadikan sebagai evaluasi.
Dalam penulisan evaluasi mencakup beberapa hal, mulai dari kelebihan dan kekurangannya.
Misalnya, kelebihan dari film Pengabdi Setan adalah cerita horor yang disampaikan dengan cara berbeda dan menegangkan. Sedangkan kekurangannya adalah alur cerita yang sedikit lambat, sehingga menimbulkan rasa bosan di awal cerita.
Nah, dari contoh di atas, penulis bisa menambahkan pendapat atau opininya yang dijadikan sebagai evaluasi.
Contoh, film Pengabdi Setan akan semakin sempurna jika alur ceritanya tidak lamban. Sebab, tujuan para penonton untuk melihat film horor adalah bagaimana teror horor yang dimunculkan.
6. Rangkuman atau Kesimpulan
Struktur teks terakhir adalah rangkuman atau kesimpulan. Seperti namanya, struktur teks ini berisi tentang kesimpulan dari sebuah ulasan karya yang ditulis.
Rangkuman ini masih berisi pendapat atau opini penulis terhadap karya yang diulas. Biasanya, penulis akan memberikan penilaian layak atau tidaknya karya tersebut untuk ditonton, dinikmati, dan didengar.
Isi rangkuman ini masih berpatokan pada struktur-struktur teks sebelumnya yang sudah ditulis. Artinya, dari keseluruhan karya yang dibahas, penulis akan membandingkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki karya tersebut.
Jika sebuah karya memiliki banyak kelebihan, penulis akan merekomendasikan karya tersebut kepada para pembaca. Sebaliknya, karya yang lebih banyak kekurangannya, cenderung tidak direkomendasikan oleh penulis.
Namun, jika sebuah karya memiliki kelebihan dan kekurangan yang seimbang, biasanya penulis akan memberikan catatan. Seperti film B seru tapi tidak sesuai ekspektasi, lagu A memiliki lirik yang bagus tapi kurang relate, dan lainnya.
Pada akhirnya, bagian rangkuman dari sebuah ulasan ini akan dijadikan sebagai rujukan pembaca untuk menikmati karya yang sama. Isi rangkuman juga akan menjadi pertimbangan layak atau tidak karya tersebut untuk dinikmati.
4 Kaidah Kebahasan Pada Teks Ulasan
Sebuah teks resensi atau ulasan bisa dikatakan lengkap jika penyusunannya menggunakan kaidah kebahasan yang sudah ditentukan. Berikut 4 kaidah kebahasan pada teks ulasan yang bisa dijadikan sebagai acuan:
1. Menggunakan Konjungsi Penerang
Kaidah pertama adalah menggunakan konjungsi penerang, yaitu kata-kata penghubung, seperti yakni, yaitu, dan bahwa. Kata-kata ini harus dimasukkan dalam penulisan ulasan karya.
Contoh penggunaan konjungsi penerangan “bahwa”: “Tokoh A merasa bahwa insiden yang terjadi beberapa hari ini dikarenakan perbuatan temannya sendiri. Namun, tokoh A tidak memiliki bukti cukup kuat untuk menjadikan temannya sebagai penyebab insiden-insiden tidak mengenakan tersebut.”
Contoh penggunaan konjungsi penerangan “yaitu”: “Kini Ibu tahu apa yang harus ia lakukan sebelum semuanya berakhir, yaitu meminta pertolongan anak sulungnya yang sedang berjuang mengais rezeki di ibukota.”
Contoh penggunaan konjungsi penerangan “yakni”: “Lagu berjudul A ternyata diangkat dari kisah cinta penyanyinya, yakni kisah cinta semasa SMA dengan sahabat sendiri.”
2. Menggunakan Konjungsi Temporal
Kedua adalah penggunaan konjungsi temporal. Di dalam teks ulasan harus ada konjungsi temporal, seperti semenjak, kemudian, sejak, dan akhirnya.
Contoh penggunaan konjungsi temporal “semenjak atau sejak”: “Sejak saat itu, karakter A yang semulanya pendiam berubah menjadi pribadi yang cerewet dan peduli dengan banyak orang.”
Contoh penggunaan konjungsi temporal “kemudian”: “Lagu A dibuka dengan lirik yang manis, kemudian disambung dengan kiasan yang asing, tapi penuh makna. Begitulah gambaran sederhana lagu tentang cinta yang penuh dengan bunga-bunga.”
Contoh penggunaan konjungsi temporal “akhirnya”: “Penantian panjang karakter Rini yang menunggu adiknya pulang dari perantauan pun berhenti. Setelah 5 tahun berlalu sejak kejadian kelam itu, akhirnya sang adik kembali menginjakkan kaki di rumah tempat mereka tumbuh.”
3. Menggunakan Konjungsi Penyebab
Ketiga adalah penggunaan konjungsi penyebab di dalam ulasan. Konjungsi penyebab tersebut adalah kata “karena” dan “sebab”.
Contoh penggunaan konjungsi penyebab “karena”:
“Karena tidak ada kemajuan, tokoh B memutuskan untuk memindahkan adiknya ke rumah sakit yang lebih baik. Di sinilah harapan kembali muncul, meski dibayangi oleh biaya yang mahal. Setidaknya masih ada cara lain yang bisa dilakukan oleh B, salah satunya kerja serabutan.”
Contoh penggunaan konjungsi penyebab “sebab”:
“Lirik indah tersebut berhenti di pertengahan. Sebab, masa-masa jatuh cinta penulis hanya sampai di situ. Lalu, dilanjutkan dengan lirik yang penuh kekecewaan. Nada suara yang menggebu-gebu di awal juga berubah jadi sendu. Melodi lagunya juga berubah mengikuti liriknya. Meski belum selesai, lagu tersebut sudah berhasil.”
4. Menyertakan Saran atau Rekomendasi
Kaidah kebahasan terakhir adalah penulis harus menyertakan saran atau rekomendasi di dalam ulasan. Kata-kata yang harus digunakan, antara lain “jangan”, “hendaknya”, “harus”, dan lainnya.
Contoh saran menggunakan kata “jangan”:
“Para pembaca yang memiliki riwayat lemah jantung, jangan menonton film ini. Sebab, di sepanjang film ini banyak berisi jumpscare.”
Contoh saran menggunakan kata “hendaknya”:
“Jika memiliki ketakutan, hendaknya menonton film ini bersama teman atau pasangan. Tujuannya agar lebih nyaman saat menonton, sehingga bisa mengikuti alur ceritanya dari awal hingga selesai.”
Contoh saran menggunakan kata “harus”:
“Film ini memiliki ketegangan di setiap scene-nya. Jadi, para penonton harus mempersiapkan diri untuk melihat setiap adegannya.”
3 Jenis Teks Ulasan
Teks resensi atau ulasan memiliki 3 jenis yang disesuaikan dengan isi dan tujuannya. Ketiga jenis tersebut, antara lain:
1. Teks Informatif
Jenis pertama ada teks informatif yang tujuannya untuk memberikan informasi kepada para pembaca.
Secara umum, jenis teks satu ini hanya menulis ulasan berupa gambaran umum karya yang sedang diulas. Dari segi bahasa, teks resensi informatif menggunakan bahasa yang singkat dan jelas. Isinya pun dinilai padat serta luas.
Ciri lainnya dari penyusunan ulasan informatif adalah penulis hanya fokus dengan kelebihan dan kekurangan karya. Penulis tidak akan mengulas terlalu dalam karya tersebut.
2. Teks Deskriptif
Jenis teks resensi atau ulasan kedua adalah deskriptif. Tujuan dari jenis teks ini adalah menggambarkan karya yang diulas dengan sangat jelas dan lengkap.
Seperti namanya, ulasan yang ditulis oleh penulis akan lebih banyak dibanding jenis teks informatif. Penulis akan memberikan ulasan berdasarkan data-data karya tersebut, agar pembaca bisa memahami tujuan dari suatu karya.
Penyusunan teks deskriptif tidak hanya melibatkan kelebihan dan kekurangan, tapi juga hal-hal lain, seperti makna karya tersebut dan lainnya.
3. Teks Kritis
Jenis terakhir ada teks kritis. Seperti namanya, teks ulasan yang sifatnya kritis berisi sebuah kritikan yang diberikan oleh penulis terhadap karya yang sedang diulas. Kritikan yang diberikan biasanya diperoleh melalui sudut pandang penulis.
Dalam penyusunannya, teks kritis ini menggunakan analisis yang subjektif. Selain itu, isi teks juga tidak memihak siapapun. Hal ini membuat teks jenis kritis sering dijadikan sebagai acuan pembaca untuk menilai suatu karya.
5 Cara Membuat Teks Ulasan dengan Benar
Membuat sebuah ulasan ternyata bisa dilakukan dengan 5 cara. Kelima cara tersebut, antara lain:
1. Melakukan Identifikasi Karya
Cara pertama adalah melakukan identifikasi karya yang ingin diulas. Identifikasi karya bertujuan untuk memudahkan penulis mengulas suatu karya secara keseluruhan.
Hal-hal yang diperlukan saat melakukan identifikasi sebuah karya adalah mencatat judul karya, nama pemilik karya, penerbit, jumlah halaman, harga karya, makna, dan lainnya.
2. Membuat Catatan Penting
Setelah melakukan identifikasi, langkah selanjutnya adalah membuat catatan penting terhadap karya yang sedang diulas.
Hal-hal penting dalam sebuah karya adalah keunikan dari karya tersebut. Keunikan ini biasanya menjadi pembeda sekaligus nilai jual dari karya yang diulas.
Contoh, keunikan dari film A adalah lokasi syuting yang 100% mirip dengan cerita aslinya. Novel ini memiliki alur maju mundur dengan gaya bahasa yang ringan dan karakter setiap tokoh yang kuat, sehingga cukup menarik pembaca.
3. Mencari serta Memahami Keunggulan dan Kekurangan
Cara ketiga adalah mencari serta memahami keunggulan dan kekurangan dari karya yang sedang diulas.
Pada tahap ini, penulis harus tahu apa saja kelebihan dan kekurangan suatu karya secara menyeluruh. Selain itu, penulis harus memastikan bahwa kelebihan dan kekurangan tersebut memang terdapat pada karya tersebut, bukan hanya sebuah karangan.
Setelah mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangannya, penulis harus memahami poin-poin tersebut saat menulis sebuah ulasan. Tujuannya agar ulasan lebih mendalam.
Cara ketiga ini juga membantu penulis yang ingin mengulas karya secara kritis. Semakin banyak kelebihan dan kekurangan yang dipahami, maka semakin mudah penulis saat mengkritisi isi dari suatu karya.
4. Membuat Rangkuman atau Kesimpulan
Cara keempat adalah membuat sebuah kesimpulan atau rangkuman. Pada tahap ini, penulis akan menulis hal-hal penting dalam suatu karya. Hal penting tersebut meliputi, kelebihan, kekurangan, dan hal menarik lainnya.
Dalam kesimpulan ini juga berisikan pendapat penulis mengenai karya yang diulas secara lengkap. Tujuannya agar para pembaca mengetahui dan memahami karya yang diulas secara keseluruhan.
5. Memberikan Saran
Terakhir adalah memberikan saran di paragraf penutup. Saran yang diberikan kepada pembaca ini bisa dijadikan sebuah pertimbangan untuk menikmati karya yang serupa.
Selain itu, sebuah saran juga digunakan oleh penulis untuk memberi tahu hal-hal yang sifatnya penting. Misalnya, film menceritakan tentang kekerasan, maka anak-anak di bawah umur harus berada di bawah pengawasan orang tua.
Dengan adanya saran tersebut, para pembaca bisa tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan untuk menikmati sebuah karya. Inilah kenapa penulis diwajibkan untuk memberikan saran di akhir ulasan.
Sudah Paham Cara Menulis Teks Ulasan dengan Benar?
Jadi, teks ulasan merupakan suatu tulisan yang memaparkan opini penulis perihal suatu karya atau produk tertentu secara spesifik. Sehingga, kamu harusnya menulisnya mulai dari mengidentifikasi, mengorientasikan, memberikan sinopsis, menafsirkan, mengevaluasi, hingga memberikan kesimpulan.