Teori Motivasi: Sejarah, Macam, & Cara Membangun dalam Diri

Tahukah kamu? Motivasi sangat penting bagi manusia agar mampu membangun kesuksesannya. Semakin banyak motivasi yang individu miliki, semakin berkualitas pula perilaku dan pola pikir yang dirinya punya. Dalam ilmu psikologi, terdapat berbagai teori motivasi yang mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. 

Nah, untuk memahami berbagai teori motivasi, mari ketahui pengertian, sejarah, jenis, hingga cara membangunnya dalam diri lewat ulasan berikut!

Apa itu Teori Motivasi?

Motivasi menjadi aspek psikologis yang mendasari dan mendorong tindakan dan perilaku seseorang. Secara umum, motivasi menjadi kekuatan secara internal atau eksternal yang memengaruhi keputusan, tujuan, dan upaya seseorang. Teori motivasi sendiri jadi salah satu konsep psikologi yang aplikatif dalam keseharian.

Penting untuk kita memahami bahwa motivasi bervariasi dari individu ke individu. Selain itu, faktor yang memotivasi seseorang untuk menjalani hidupnya juga dapat berbeda-beda. Dorongan ini terbagi menjadi dua, yakni motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

Motivasi intrinsik merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang tanpa pengaruh luar. Seringkali muncul ketika seseorang melakukan sesuatu karena ia menemukan kepuasan, rasa pencapaian, atau kesenangan dalam tindakan tersebut. Contohnya, seseorang senang melukis karena menikmati prosesnya.

Lalu, ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari faktor-faktor di luar diri seseorang. Seperti hadiah, pengakuan, pujian dari orang lain, hingga tekanan sosial. Maka dari itu, motivasi jenis ini biasanya tergantung pada respon orang lain atau lingkungan tempat tinggalnya. Contohnya karyawan yang bekerja keras untuk promosi.

Dampaknya yang cukup besar bagi kehidupan manusia membuat teori ini dianggap berperan penting dalam mencapai tujuan. Sebab, ketika seseorang memiliki motivasi yang kuat, mereka cenderung bekerja lebih keras dan lebih fokus dalam upaya mencapai tujuan tersebut. 

Motivasi juga dapat membantu dalam mengatasi rintangan dan kesulitan yang kemungkinan muncul dalam perjalanan menuju pencapaian tujuan. Bahkan, saat seseorang melakukan pengembangan keterampilan, motivasi berperan penting agar individu tersebut tetap konsisten. 

Sejarah Teori Motivasi

Teori ini mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dan semakin banyak. Namun, semuanya merujuk pada hubungan antara kebutuhan dan motivasi. Sejarah teori motivasi melibatkan perkembangan pemahaman ahli tentang apa yang mendorong perilaku. Serta bagaimana motivasi memengaruhi tindakan individu. 

Pada tahun 1950, para ahli tengah berlomba-lomba untuk mengembangkan berbagai konsep yang menjadi pembangin teori ini. Namun, ada tiga teori terkenal yang mengalami perkembangan paling baik pada masa itu, yakni Teori Kebutuhan, Teori X dan Y, dan Teori Dua Faktor.

Teori-teori tersebut dikenal sebagai teori kuno dan menjadi landasan terciptanya teori motivasi baru yang diterapkan pada masa kini. Maka dari itu, tidak heran jika teori-teori motivasi terbaru sangat aplikatif dalam kehidupan sehari-hari manusia.

Macam-Macam Teori Motivasi

Berikut adalah beberapa macam teori menurut para ahli yang terkenal di kalangan masyarakat:

1. Hierarki Kebutuhan Manusia (Abraham Maslow)

Abraham Maslow
Abraham Maslow | Sumber Gambar: Kompas

Hierarki kebutuhan merupakan teori yang terkenal karena menjadi dasar terbentuknya teori motivasi lain. Seorang psikolog bernama Abraham Maslow adalah pencetus teori ini. Maslow menjabarkan pandangan yang mendalam tentang pendorong perilaku manusia berdasarkan pandangan hierarki kebutuhan berjenjang.

Tingkat piramida ada lima dengan paling bawah adalah kebutuhan dasar. Sedangkan kebutuhan yang lebih tinggi ada di atas. Pencapaian tingkatan inilah yang menjadi motivasi manusia. Berikut penjelasannya:

a) Fisiologis

Fisiologis menjadi kebutuhan paling mendasar untuk bertahan hidup. Dalam tingkatan ini, kamu perlu memenuhi kebutuhan fisiologis sebagai manusia. Misalnya, istirahat dengan cukup, minum air putih untuk kebutuhan cairan tubuh, menghirup udara segar, dan makan-makanan yang bernutrisi.

b) Keamanan 

Rasa aman berkaitan dengan fisik dan emosional manusia. Maka dari itu, kebutuhan akan terciptanya rasa aman menjadi salah satu motivasi manusia. Kebutuhan ini melibatkan keamanan dari segi finansial, tempat tinggal tanpa ancaman, pekerjaan yang stabil, perlindungan dari bahaya, dan perasaan kenyamanan. 

c) Sosial dan Cinta

Kebutuhan ketiga dalam teori motivasi ini adalah sosial dan cinta. Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk sosial, sehingga kebutuhan ini sangat penting. Misalnya, kebutuhan akan rasa kasih sayang dan saling menolong. Terpenuhinya hal ini akan menghindarkan dari rasa sepi, stres, maupun depresi.

d) Penghargaan

Penghargaan mencakup rasa harga diri dan penghargaan pribadi. Seseorang pasti ingin merasa dihargai dan diakui. Kebutuhan ini terkait dengan rasa kompetensi dan penilaian positif dari orang lain.

e) Aktualisasi Diri 

Aktualisasi diri menjadi puncak dari piramida ini. Kebutuhan aktualisasi diri adalah dorongan untuk mencapai potensi pribadi yang maksimal dan terbaik. Kebutuhan ini mencakup pencarian makna hidup, pemahaman diri, kreativitas, dan prestasi.

2. X dan Y (Douglas McGregor)

Douglas McGregor
Douglas McGregor | Sumber Gambar: Dictio Community

Douglas McGregor adalah tokoh yang mengemukakan teori ini. Ini dikenal sebagai teori yang digunakan sebagai pembagi mengenai pandangan sifat alami yang manusia miliki. Contohnya saat teori ini membahas dua pandangan dasar dalam konteks manajemen untuk memahami dan mengelola karyawan di lingkungan kerja.

Pertama, teori X yang menggambarkan pandangan tradisional tentang manajemen dan dasa yang melatarbelakangi perilaku karyawan. Menurut teori X, manajer cenderung percaya bahwa karyawan membutuhkan pengawasan yang ketat, lebih suka diarahkan, atau benci pekerjaan mereka. Maka dari itu, pendekatannya otoriter.

Kedua, teori Y yang menggambarkan pandangan yang lebih progresif dan optimis tentang sifat manusia dan karyawan. Menurut teori Y, manajer cenderung percaya bahwa setiap orang menginginkan pekerjaan, karyawan memiliki kreativitas dan potensi. Pengaruhnya cenderung positif dan tidak terlalu mengikat.

3. Kebutuhan (McClelland)

McClelland
McClelland | Sumber Gambar: Practicalpie

Teori motivasi akan kebutuhan dari McClelland menggambarkan tentang dua motivasi manusia, yakni motif primer dan motif sekunder. Motif primer merupakan motif yang tidak dipelajari, sehingga timbul secara alamiah pada manusia secara biologis. Misalnya seperti seperti makan, minum, seks, dan lainnya.

Sedangkan motif sekunder atau motif sosial merupakan motif yang dipelajari melalui pengalaman serta interaksi dengan orang lain. Dorongan ini berasal dari luar akibat interaksi dengan orang lain atau interaksi sosial. Selain itu, teori ini juga menjelaskan ada tiga kebutuhan yang dipelajari seseorang dari lingkungannya, yakni:

a) Need for achievement

Sebagai manusia, kita memiliki naluri kebutuhan untuk mengerjakan atau melakukan kegiatannya lebih baik dari sebelumnya. Serta kecenderungan agar ingin lebih baik dari orang lain. Kebutuhan akan prestasi ini timbul secara spontan dan membuat seseorang menjadi aktif.

b) Need for affiliation

Need for affiliation merupakan gambaran ketertarikan pada orang lain yang bertujuan untuk meyakinkan perasaannya bahwa dirinya dapat diterima oleh lingkungan sekitar. Kebutuhan ini dimanifestasikan dengan keinginan bersahabat atau berada bersama orang lain.

c) Need of power

Kekuatan menjadi kebutuhan untuk mengendalikan lingkungan, memengaruhi perilaku orang lain, dan mengambil tanggung jawab atas mereka. Seseorang dengan kebutuhan akan kekuasaan yang tinggi akan sangat peka dengan pengaruh antar pribadi dan kelompok, serta profesional.

4. Dua Faktor (Herzberg)

Herzberg
Herzberg | Sumber Gambar: Toolshero

Frederick Herzberg menggambarkan dua faktor yang bermanfaat untuk menjaga kestabilan motivasi dalam sebuah kelompok, yakni faktor motivator dan hygiene. Teori motivasi ini dikembangkan dalam konteks lingkungan kerja. Berikut adalah penjelasannya:

a) Faktor Hygiene (Pencegahan)

Faktor hygiene dikenal sebagai faktor pencegahan atau faktor pemeliharaan. Ini berkaitan dengan lingkungan kerja dan kondisi pekerjaan. Jika faktor ini tidak terpenuhi, maka dapat menyebabkan ketidakpuasan. Herzberg menyebutnya sebagai hygiene karena mirip dengan prinsip dasar kebersihan dan kesehatan.

b) Faktor motivator

Faktor motivator dipercaya menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan kerja yang memicu motivasi intrinsik, yang pada gilirannya mendorong kinerja dan kepuasan kerja yang tinggi. Misalnya seperti prestasi, pengakuan atas kinerja, tanggung jawab, hingga gairah dalam pekerjaan.

Cara Membangun Motivasi dalam Diri 

Setelah mengetahui berbagai macam teori motivasi, lantas bagaimana cara sederhana untuk meningkatkan motivasi dalam diri? Berikut adalah bebercara untuk membangun motivasi:

  • Menetapkan tujuan hidup yang jelas dan spesifik, bisa melalui catatan pengingat. Sehingga hidup akan lebih terarah.
  • Miliki support system untuk mendukung kamu. Misalnya adalah kekasih, keluarga, atau teman.
  • Optimis dan melakukan berbagai kegiatan positif. Ini juga akan memperluas koneksi dan pandangan hidup.
  • Beri penghargaan untuk diri sendiri. Ini menjadi bentuk apresiasi agar kamu bisa lebih bersyukur.

Baca Juga : 4 Teori Terbentuknya Negara: Pengertian Ahli hingga Bentuknya

Sudah Lebih Memahami Teori Motivasi?

Teori motivasi penting untuk dipelajari, sebab dengan memiliki motivasi kita dapat meningkatkan produktivitas, mengatasi berbagai rintangan, hingga melakukan pengembangan diri. Lewat pemahaman ini pula individu dapat meraih kesuksesan karena mampu mengenali diri hingga mencapai potensi pribadi yang lebih besar. 

Ingat hidup tanpa motivasi bisa membuatmu menjadi seseorang yang pesimis dan sulit mengendalikan emosi. Tak perlu muluk-muluk dengan memiliki target tinggi. Mulai saja dengan hal-hal kecil, seperti bangun pagi, jalan-jalan untuk mencari inspirasi, dan mencoba keluar dari zona nyaman. Semoga bermanfaat!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page