Pengertian Transmigrasi: Tujuan, Sejarah, serta Contohnya

Transmigrasi adalah upaya pemerintah untuk menekan angka pertumbuhan di sebuah wilayah. Dengan cara ini, tak hanya dapat membantu pemerataan pertumbuhan, namun juga mengatasi eksploitasi sumber daya berlebih atau pembukaan lahan besar-besaran. Yuk, pelajari lebih dalam lewat ulasan ini!

Mengenal tentang Transmigrasi

Pada dasarnya, program pemerintah ini adalah solusi untuk menekan populasi penduduk pada suatu daerah dengan mendistribusikan penduduk ke wilayah lainnya. Walaupun program pemerintah, namun perpindahan ini hanya bisa terjadi secara sukarela. 

Biasanya, perpindahan juga pemerintah dukung dengan beberapa program bantuan, maupun pembukaan lowongan ketenagakerjaan. Daerah dengan penduduk yang over populasi akan pemerintah arahkan ke daerah dengan minimal populasi untuk membentuk ekosistem baru.

Umumnya, sebagai kompensasi dari program transmigrasi, pemerintahan akan menawarkan perbekalan seperti lahan pertanian atau perkebunan, bantuan modal, serta fasilitas infrastruktur dasar. Dengan harapan penduduk yang melakukan program tersebut dapat membentuk ekosistem dan membaur dengan warga sekitar.

Program ini sendiri sudah berjalan dalam beberapa dekade di Indonesia, walaupun dewasa ini banyak perkembangan dan penyesuaian zaman. Bahkan, salah satu program setara yang Presiden Jokowi usung adalah perpindahan ibukota dari Jakarta ke Kalimantan.

Tujuan Program Transmigrasi

Sebenarnya, program ini dibuat bukan tanpa alasan, sebenarnya ada tujuan besar seperti halnya:

1. Mengurangi Tekanan Populasi di Wilayah Padat Penduduk

Salah satu tujuan utama program transmigrasi adalah untuk mengurangi tekanan populasi pada wilayah-wilayah yang perkembangan penduduknya cukup pesat. Contohnya untuk Indonesia adalah pulau Jawa, khusus area sekitar ibukota. 

Tak heran jika pada kota besar di Jawa Anda akan sering menghadapi masalah kemacetan, keterbatasan lahan, hingga kesulitan penyediaan layanan publik atau lapangan pekerjaan. Dengan memindahkan sebagian penduduk ke wilayah-wilayah lain, besar harapan tekanan wilayah dapat diminimalisir.

2. Memperluas Kesempatan bagi Masyarakat di Wilayah Terpencil

Program transmigrasi juga bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat di wilayah-wilayah terpencil yang kurang berkembang untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Pertambahan penduduk dari luar daerah juga akan membawa teknologi dan pengetahuan baru yang lebih luas.

Apalagi dengan memberikan bantuan seperti lahan pertanian, perkebunan, atau fasilitas lainnya, program ini secara otomatis akan menciptakan lowongan pekerjaan baru. Hal tersebut akan membuka kesempatan baru, bagi penduduk yang ingin memulai kehidupan yang lebih baik atau memperbaiki perekonomiannya.

3. Mendorong Pemerataan Pembangunan

Salah satu dampak positif lain dari transmigrasi adalah dapat mendorong pemerataan pembangunan pada wilayah tertuju. Umumnya, pembangunan memang berfokus pada daerah padat penduduk, sehingga wilayah lain seringkali kurang mendapatkan perhatian yang cukup. 

Dengan memindahkan penduduk ke wilayah-wilayah lain, diharapkan akan terjadi distribusi pembangunan yang lebih merata. Sehingga kesempatan dan akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja dapat lebih merata ke seluruh penjuru negara.

4. Mengembangkan Potensi Wilayah Baru

Program ini juga memiliki tujuan untuk membuka potensi wilayah-wilayah baru, karena minim populasi membuatnya belum termanfaatkan secara optimal. Sangat memungkin terdapat sumber daya alam yang melimpah seperti lahan pertanian yang subur, hutan, tambang, atau potensi pariwisata. 

Dengan program transmigrasi, potensi sumber daya alam dan ekonomi dapat dikembangkan untuk kepentingan pembangunan nasional. Walaupun regulasi eksploitasi alam harus tetap dalam pemantauan dan pengawasan secara kontinuitas, agar tidak berdampak terlalu besar pada alam dan hayati di dalamnya.

5. Integrasi Sosial dan Budaya

Program ini juga akan berperan dalam menciptakan integrasi sosial dan budaya antara penduduk baru dan penduduk asli di wilayah tujuan. Proses ini menciptakan keragaman budaya dan sosial yang jika dikelola dengan baik dapat memperkaya dan memperkuat persatuan bangsa.

Sejarah Transmigrasi

Sebenarnya, program ini pertama kali tercetus oleh pemerintah kolonial Belanda, sejak abad ke-19. Pada masa itu, kolonial Belanda memindahkan penduduk dari pulau Jawa, ke beberapa Pulau minim populasi seperti Bengkulu maupun Sumatera. 

Dasar terjadinya program ini juga karena kemiskinan yang membuat over populasi semakin parah. Hal tersebut terjadi tak lain karena adanya kerja rodi pada zaman itu. Akhirnya, perpindahan rakyat miskin dengan tajuk “politik balas budi” ini yang jadi pelopor awalnya.

Walaupun tak ada niatan untuk pemerataan penduduk melainkan menghindari kecaman negara asing atas kesejahteraan negara jajahan. Hingga akhirnya pada kala itu 155 keluarga dipindahkan dari Kedu daerah Jawa Tengah, ke beberapa daerah Lampung yang kini menjadi Desa Bagelen.

Kemudian program tersebut terus berjalan hingga daerah Bagelen sudah penuh, sehingga harus ada pergantian daerah tujuan yakni ke Wonosobo dan beberapa daerah lain. Hingga setelah kemerdekaan Indonesia, program transmigrasi ini diresmikan kembali oleh pemerintahan Presiden Soekarno pada tahun 1950-an. 

Sejak saat itu, program ini telah mengalami berbagai perkembangan dan penyesuaian, tergantung pada kondisi sosial, politik, dan ekonomi Indonesia. Seiring berjalannya waktu, transmigrasi mengalami beberapa kritik dan tantangan, termasuk masalah sosial dan lingkungan. 

Karena itu, penting untuk terus melakukan evaluasi dan perbaikan program agar sesuai dengan tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat. Meski begitu, program ini tetap menjadi bagian penting dalam perencanaan pembangunan nasional dan berperan dalam menjaga keseimbangan populasi di berbagai wilayah Indonesia.

Syarat terjadinya Transmigrasi

Ada beberapa syarat yang umum untuk memulai program ini, mulai dari:

  • Adanya tujuan dan rencana pembangunan yang jelas, seperti cakupan wilayah, tujuan wilayah, serta rencana pembangunan.
  • Tersedianya ketersediaan lahan dan sumber daya alam pada daerah tujuan.
  • Wilayah tujuan transmigrasi harus memiliki infrastruktur yang memadai dan mudah diakses. 
  • Harus melibatkan partisipasi dan persetujuan masyarakat lokal di wilayah tujuan, serta kesukarelaan dari para transmigran.
  • Penduduk yang dipindahkan perlu mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang sesuai untuk memudahkan adaptasi di daerah tujuan
  • Program ini juga harus memperhatikan pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam. Agar tidak menyebabkan kerusakan lingkungan dan degradasi lahan. 
  • Dalam pelaksanaannya, penting untuk memperhatikan aspek sosial dan kultural agar penduduk dapat berintegrasi dengan masyarakat setempat. 

Jenis-Jenis 

Agar lebih memahami program pemerataan penduduk ini, Anda bisa mempelajari jenis dan contoh berikut ini:

1. Lokal

Jenis pertama terjadi ketika penduduk berpindah dari satu wilayah ke wilayah tetangga di pulau yang sama. 

2. Swakarya

Jenis transmigrasi swakarya sendiri melibatkan perpindahan penduduk demi pengembangan lahan pertanian atau perkebunan sendiri. Tentu dengan bantuan program dari pemerintah. 

3. Sektoral

Jenis ketiga merupakan perpindahan sektoral. Ini terjadi ketika kelompok penduduk dengan keahlian khusus pindah ke wilayah dengan kemauan dan biaya pribadi. 

4. Umum

Melibatkan pindahnya penduduk karena masalah di daerah asal, seperti daerah terisolir atau paceklik. Program transmigrasi ini diselenggarakan oleh pemerintahan secara gratis dengan beberapa pengelompokan keterampilan dan pelatihan aktif terlebih dahulu.

5. Keluarga

Jenis ini terjadi ketika sekelompok keluarga berpindah bersama ke wilayah baru. Dalam jenis ini, keluarga-keluarga tersebut akan mendapatkan dukungan dan saling membantu dalam memulai kehidupan baru di wilayah tujuan. 

6. Swakarsa atau Spontan

Transmigrasi ini terjadi ketika sekelompok penduduk memutuskan secara mandiri untuk berpindah ke wilayah baru. Jadi, tidak ada campur tangan pemerintah. 

7. Bedol Desa

Jenis bedol desa terjadi ketika sebuah desa secara kolektif memutuskan untuk berpindah ke wilayah baru karena satu dan lain hal.

Contoh Program Transmigrasi yang Pernah Terjadi

Ada beberapa program seperti ini yang pernah terjadi di Indonesia, contohnya seperti:

  • Rancasari (1974), mengirimkan 5.000 keluarga dari Jawa ke wilayah Rancasari, Sumatera Selatan.
  • Program Tapanuli (1982), pengiriman penduduk dari Jawa dan Sumatera Utara ke wilayah Tapanuli, Sumatera Utara. 
  • Program Ke Timor Timur sekarang Timor-Leste (1975-1999), dari Jawa dan beberapa pulau lainnya ke Timor Timur.
  • Perpindahan dari Bali ke Lombok (1990-an).
  • Program perpindahan dari Jawa dan beberapa pulau lain Ke Kalimantan Timur (2010-an).

Sudah Tahu Apa itu Transmigrasi dan Contohnya?

Kini Anda tahu bahwa program transmigrasi bertujuan untuk pemerataan populasi. Penanganan yang benar juga dapat menangani masalah over populasi di suatu wilayah. Lewat program ini pula daerah tertinggal bisa tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik. Masalah pengangguran dan kemiskinan juga akan terselesaikan.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page