Apa itu Zat Aditif? Pengertian, Fungsi, Contoh & Bahayanya

Sebagian besar orang kebanyakan menganggap zat aditif adalah narkotika saja. Padahal jenis zat ini bermacam-macam. Bahkan ada yang kerap kali menjadi konsumsi sehari-hari tanpa Anda sadari. Simak pembahasannya berikut ini agar lebih paham bahayanya!

Apa Itu Zat Aditif?

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), zat tersebut merupakan zat-zat yang dapat membuat orang kecanduan dan mengalami ketergantungan. Benda atau zat tersebut memiliki kandungan yang dapat membuat seseorang ingin mengkonsumsinya secara terus-menerus.

Sedangkan menurut National Institute on Drug Abuse, adiksi atau kecanduan dalam dalam dunia medis mengacu pada gangguan kronis yang dapat kambuh dan memiliki dampak yang berbahaya bagi kesehatan. Bahkan, kecanduan dapat mengakibatkan kerusakan pada otak.

Mengkonsumsi zat ini akan membuat tubuh memberikan respon negatif, apabila penggunanya berhenti mengkonsumsinya. Misalnya timbulnya rasa tidak nyaman, merasa lelah, bahkan rasa sakit pada bagian tubuh tertentu. 

3 Macam Zat Aditif yang Beredar Secara Umum

Macam Zat Aditif yang Beredar Secara Umum
Macam Zat Aditif yang Beredar Secara Umum | Image Source: Tribunnews

Tidak hanya terdapat dalam obat-obatan, zat adiktif juga bisa Anda temui dalam makanan dan minuman yang sering dikonsumsi sehari-hari. Itulah sebabnya para ahli membagi jenisnya ke dalam tiga kelompok berikut ini. 

1. Zat Bukan Narkotika dan Psikotropika

Jenis zat ini dapat Anda jumpai dalam kandungan makanan dan minuman sehari-hari. Biasanya, jenis non narkotika danpsikotropika memiliki tingkat resiko yang lebih rendah. Adapun tiga macam objek yang dalam kategori ini.  

a. Kafein

Kafein merupakan kandungan yang terdapat dalam biji kopi dan daun teh. Kandungan tersebut memiliki sifat adiktif. Itulah sebabnya, banyak orang yang merasa harus mengkonsumsi teh atau kopi dalam kesehariannya jika sudah terbiasa. 

Meski bersifat adiktif, nyatanya kafein juga memiliki manfaat yang baik bagi tubuh. Kandungan kafein akan membantu menghilangkan rasa kantuk, lapar, bahkan lelah. Manfaat tersebut tentunya dapat terasa apabila konsumsinya sesuai batas wajar. 

b. Alkohol

Minuman keras yang mengandung alkohol juga merupakan zat aditif. Alkohol dapat menyebabkan rasa candu yang meningkatkan hormon adrenalin dalam tubuh, sehingga penggunanya merasakan kesenangan berlebihan.

Konsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang akan menyebabkan berbagai masalah dalam tubuh. Misalnya, resiko penyakit yang merusak organ tubuh akan menjadi lebih tinggi. Di samping itu, kandungan ini juga dapat mengakibatkan halusinasi pada penggunanya.

c. Nikotin

Nikotin merupakan salah satu zat  yang terdapat dalam rokok. Nyatanya, nikotin dalam rokok merupakan salah satu jenis racun yang berbahaya bagi kesehatan. Meski rokok masih beredar dan dipasarkan secara luas,  faktanya kecanduan rokok sudah merenggut banyak nyawa. 

Walaupun banyak bukti bahwa kandungan nikotin dalam rokok mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, khususnya pada organ pernapasan, kebanyakan perokok merasa kesulitan berhenti akibat adanya kandungan aditif dalam nikotin. 

2. Narkotika

Narkotika merupakan obat-obatan yang berguna untuk menenangkan saraf dan menghilangkan rasa sakit. Penggunaan narkotika legal untuk tujuan medis. Sayangnya, fungsinya sebagai obat banyak disalahgunakan sehingga mengakibat berbagai dampak buruk. Berikut ini contoh empas jenis narkotika. 

a. Ganja

Ganja merupakan salah satu tanaman yang memiliki kandungan adiktif yang paling terkenal. Meskipun termasuk kategori obat terlarang, penggunaannya ternyata paling tinggi di dunia. Beberapa negara saat ini sudah melegalkan persebarannya, tetapi hanya untuk tujuan keperluan medis. 

Beberapa orang bahkan menggunakan ganja sebagai campuran tembakau dalam membuat rokok. Konsumsi seperti itu tentunya akan meningkatkan risiko kesehatan akibat zat aditif.

Penyalahgunaan ganja tanpa anjuran medis dapat mengakibatkan berbagai efek samping, seperti kerusakan saraf otak dan risiko gangguan psikologis. Dampak buruk ini dapat meningkat beberapa kali lipat, jika pecandu sudah mengkonsumsinya sejak usia remaja. 

b. Kokain

Kokain terbuat dari daun tanaman koka yang banyak tumbuh di Amerika Selatan, dan dapat meningkatkan kadar dopamin dalam otak. Dopamin sendiri merupakan zat yang mengendalikan kesenangan yang diproduksi otak. 

Sebagai obat, kokain biasanya berbentuk bubuk berwarna putih. Beberapa manfaat kokain adalah dapat membantu penggunanya melakukan aktivitas dengan lebih cepat. Tetapi, dalam dosis yang berlebih akan mengakibatkan penggunanya berperilaku menyimpang karena efek dopamin yang berlebihan.

Konsumsi kokai dapat menyebabkan beberapa gangguan kesehatan akibat zat aditif yang ada dalam kandungannya. Contoh gangguan tersebut adalah gangguan pada saraf otak, jantung, dan sistem pencernaan. 

Seseorang yang telah kecanduan kokain akan mengalami gejala seperti depresi, kelelahan, bahkan berbagai masalah dalam indranya.

c. Heroin

Heroin merupakan salah satu obat adiktif yang memiliki skor ketergantungan tertinggi. Obat ini sendiri terbuat dari morfin yang berasal dari tanaman opium. 

Seperti jenis narkotika lainnya, heroin juga membuat penggunanya merasakan perasaan bahagia. Secara medis, penggunaan obat ini adalah untuk mengendalikan detak jantung dan pernapasan.

Efek adiktif yang tinggi pada obat  ini tentunya memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan, karena seperti yang diketahui obat-obatan hanya menghasilkan manfaat apabila dikonsumsi sesuai batas wajar. 

Salah satu efek jangka panjang konsumsi terlarang heroin adalah mempengaruhi sistem kerja otak dan meningkatkan risiko penyakit menular.

d. Metadon

Metadon sebenarnya merupakan salah satu obat yang berguna untuk mencegah gejala yang timbul akibat penghentian konsumsi zat aditif. Akan tetapi, banyak oknum yang justru menyalahgunakan fungsi obat ini. 

Penggunaan yang tidak sesuai dengan prosedur medis akan mengakibatkan ketergantungan baru muncul. Obat ini termasuk narkotika golongan 3, yang penggunaannya harus berdasarkan resep dokter, dan hanya untuk pengobatan saja.

3. Psikotropika

Psikotropika merupakan obat yang tidak termasuk dalam narkotika, dan penggunaannya dapat mempengaruhi kondisi mental dan perilaku manusia. Itu sebabnya penggunaan obat-obat psikotropika adalah hanya untuk mengatasi gangguan kejiwaan. 

Semua zat aditif pada dasarnya termasuk kategori psikotropika, akan tetapi tidak semua zat ini termasuk adiktif.  Beberapa jenis obat psikotropika yang menyebabkan ketergantungan adalah sebagai berikut. 

a. Halusinogen

Halusinogen merupakan obat yang dapat menyebabkan penggunanya mengalami halusinasi atau bayang-bayang. Halusinasi yang muncul akan membuat gambarannya terasa nyata bagi penggunanya. 

Pada zaman dahulu, penggunaan halusinogen dapat Anda temui pada ritual keagamaan. Beberapa jenis tanaman dan jamu dapat menjadi halusinogen alami apabila telah mengalami pengolahan secara khusus.

b. Stimulan

Jenis psikotropika selanjutnya yang membuat ketergantungan adalah stimulan. Stimulan merupakan zat yang terdapat dalam obat, seperti Ritalin. Obat yang mengandung stimulan termasuk zat aditif karena dapat menyebabkan ketergantungan yang bahkan sangat sulit untuk dikendalikan. 

c. Depresan

Depresan adalah obat yang berguna untuk mengurangi atau melemahkan aktivitas susunan saraf pusat. Dalam dunia medis, obat ini berguna untuk mengurangi rasa cemas pada penderita depresi. Penyalahgunaan obat ini akan mengakibatkan penggunanya mengalami amnesia.

d. Barbiturat

Salah satu obat depresan lainnya yang juga mengakibatkan ketergantungan adalah barbiturat. Obat ini pada dasarnya merupakan depresan dengan dosis tinggi, di mana penggunaannya dapat menghilangkan kesadaran, bahkan koma.

Biasanya, obat ini digunakan dalam bentuk cair, dengan cara menyuntikkannya pada tubuh. Barbiturat sendiri memiliki banyak jenis, di antaranya adalah Amobarbital, dan Pentobarbital. 

Penghentian konsumsi obat ini akan memicu berbagai gejala seperti pusing, rasa cemas, hingga susah tidur. Itulah sebabnya penggunaan obat ini harus berdasarkan pengawasan tenaga medis.

Fungsi Zat Aditif Bagi Kesehatan

Penggunaan zat yang memiliki sifat adiktif tidak hanya mengakibatkan berbagai dampak buruk bagi kesehatan. Apabila konsumsinya sesuai anjuran dan di bawah pengawasan tenaga medis yang mumpuni, zat ini memiliki banyak kegunaan. Berikut ini contoh dan penjelasan singkatnya. 

1. Kafein

Kandungan kafein yang bersifat adiktif dapat membantu mengurangi rasa letih dan memberikan efek relaksasi apabila dikonsumsi sesuai batas wajar.

2. Obat Narkotika

Narkotika dapat berguna dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan, misalnya penggunaan narkotika untuk menghilangkan rasa sakit saat melakukan operasi.

3. Obat Psikotropika

Kategori ini biasanya merupakan obat bagi penderita gangguan jiwa, apabila dikonsumsi sesuai resep dan di bawah pengawasan tenaga medis.

Baca Juga: Macam Macam Zat Aditif pada Makanan serta Risiko Penggunaannya

Bahaya Mengkonsumsi Zat Aditif Tanpa Anjuran Dokter

Bahaya Mengkonsumsi Zat Aditif Tanpa Anjuran Dokter
Bahaya Mengkonsumsi Zat Aditif Tanpa Anjuran Dokter | Image Source: Pexels

Sebelumnya sempat disinggung berbagai dampak buruk dari penggunaan zat dengan unsur yang bersifat adiktif apabila tidak sesuai anjuran tenaga medis. Penggunaan beberapa jenis zat ini juga merupakan hal ilegal di beberapa negara. Berbagai bahaya yang dapat muncul antara lain adalah sebagai berikut. 

  • Penggunaannya dalam dosis tinggi dapat mengakibatkan kerusakan otak dan saraf.
  • Ketergantungan zat ini akan membuat penggunanya selalu menambahkan dosis, sehingga ada risiko kematian akibat overdosis.
  • Penggunaan pada ibu hamil dapat mengakibatkan bayi lahir dalam kondisi cacat.
  • Salah satu bahaya lain adalah munculnya gangguan mental yang membuat penggunanya merasa marah, kesakitan, dan paranoid.

Sudah Paham Bahaya Penggunaan Zat Aditif Secara Berlebihan?

Seperti yang telah dijelaskan di atas, pada dasarnya zat aditif sangat berguna bagi penggunaanya bagi dunia medis. Akan tetapi,  konsumsi prroduk atau benda yang mengandung zat tersebut menjadi terlarang akibat penyalahgunaan yang berbagai pihak lakukan, terutama terkait narkotika dan psikotropika.

Pada dasarnya, konsumsi berlebih pada suatu makanan atau minuman secara sadar atau tanpa sadar, dan tanpa pengawasan yang tepat akan mengakibatkan ketergantungan. Sifat ketergantungan tersebut yang menjadikan konsumsi berlebihan, sehingga mengakibatkan berbagai masalah kesehatan.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page