Setiap umat muslim harus mengetahui tata cara sholat gerhana bulan dan matahari. Sebab, gerhana bulan dan matahari merupakan salah satu tanda kebesaran Allah SWT., serta kita cukup sering melihatnya.
Jika kita melihat gerhana bulan ataupun matahari, disunnahkan untuk melaksanakan sholat, memperbanyak doa dan zikir.
Berikut panduan tata cara sholat gerhana bulan dan matahari lengkap beserta niat dan bacaan zikirnya, jika kamu ingin mengamalkannya!
Daftar ISI
Hukum Sholat Gerhana Bulan dan Matahari
Diketahui bahwa sholat gerhana memiliki ketetapan hukum Sunnah muakad.
Artinya adalah sangat dianjurkan dan diutamakan jika dilakukan secara berjamaah di masjid atau mushola.
Dalil Sholat Gerhana Bulan dan Matahari
Anjuran untuk melaksanakan sholat gerhana telah dijelaskan di dalam sebuah hadis, yaitu sebagai berikut:
Artinya: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah sholat, dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari).
Niat Sholat Gerhana Bulan dan Matahari
Sebelum memulai sholat Sunnah gerhana, dianjurkan untuk mengucapkan niat terlebih dahulu. Karena niat merupakan bagian yang paling sakral untuk menunjukkan kesungguhan kita kepada Allah SWT., di dalam sholat.
Berikut pelafalan niat sholat gerhana dan artinya:
Niat sholat gerhana bulan dan matahari menjadi imam
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Ushalli sunnatal khusuufi rak’ataini imaman lillahi ta’ala.
Artinya: “Saya sholat sunnah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam karena Allah ta’ala.”
Niat sholat gerhana bulan dan matahari menjadi makmum
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Ushalli sunnatal khusuufi rak’ataini imaman/makmuman lillahi ta’ala.
Artinya: “Saya sholat sunnah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah ta’ala.”
Baca juga: Bacaan Doa Sayyidul Istighfar (Arab, Latin, Artinya) serta Maknanya
Tata Cara Sholat Gerhana Bulan dan Matahari
Sholat Sunnah gerhana dikerjakan sebanyak dua rakaat dan dilakukan secara berjamaah. Berikut tata cara sholat gerhana bulan dan matahari:
1. Niat
Sebenarnya niat itu diucapkan di dalam hati, namun ada beberapa ulama yang menganjurkan melafalkan niat dengan lantang. Hal tersebut berdasarkan Syekh Muhammad Nawawi Banten, seperti pada berikut ini:
ومحلها القلب والتلفظ بها سنة ليعاون اللسان القلب
Artinya: “Tempat niat itu di hati. Pelafalan niat itu sendiri dianjurkan) agar suara lisan membantu pemantapan hati,” (Syekh Salim bin Sumeir, Safinatun Naja, Surabaya, Maktabah Ahmad bin Sa’ad Nabhan wa Auladuh, tanpa catatan tahun, halaman 19).
2. Takbiratul ihram
Setelah mengucapkan niat, tata cara sholat gerhana bulan selanjutnya yaitu melakukan takbiratul ihram sama seperti sholat pada umumnya.
Takbiratul ihram dilaksanakan dengan cara mengangkat kedua belah tangan tepat ke samping telinga, sambi mengucapkan “Allahu Akbar”.
3. Membaca doa iftitah
Jika sudah mengangkat kedua tangan ke samping telinga atau melakukan takbiratul ihram, langkah selanjutnya adala sikap bersedekap atau melipat kedua tangan antara di bawah dada dan di atas perut, kemudian membaca doa iftitah sebagaimana sholat lainnya.
Berikut bacaan doa iftitah beserta artinya:
اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا
اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Latin: Allahu akbar Kabiroo Wal hamdu lillaahi Katsiiroo, Wa Subhaanalloohi Bukrotan Wa’asyiilaa. Innii Wajjahtu Wajhiya Lilladzii Fathoros Samaawaati Wal Ardho Haniifan Musliman Wa maa Anaa Minal Musyrikiin. Inna Syolaatii Wa Nusukii Wa Mahyaa ya Wa Mamaatii Lillaahi Robbil ‘Aalamiina. Laa Syariika lahu Wa Bidzaalika Umirtu Wa Ana Minal Muslimiin.
Artinya: Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji hanya bagi Allah dengan pujian yang sangat banyak. Maha Suci Allah di waktu pagi dan petang. Sungguh aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau tunduk, dan aku tidak termasuk dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sungguh sholatku, ibadahku, hidupku matiku hanyalah untuk Allah Tuhan alam Semesta, yang tidak punya sekutu bagi-Nya. Dengan demikian itulah aku diperintahkan. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim (Orang-orang yang berserah diri). (HR. Muslim, No. 185).
Baca juga: 10 Keutamaan Sholat Tarawih di bulan Ramadhan, Amalkan Yuk!
4. Berta’awudz dan membaca surat Al-Fatihah
Ada sedikit perbedaan antara sholat gerhana bulan dan sholat lainnya, yaitu pada sholat gerhana membaca ta’awudz terlebih dahulu sebelum membaca surat Al-Fatihah. Jadi tidak hanya membaca basmalah saja.
Berikut ini adalah pelafalan ta’awudz dan artinya:
الرَّجِيمِ الشَّيْطَانِ مِنَ بِاللَّهِ أَعُوذُ
Latin: Audzubillahiminasyaitonirojim.
Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.”
Dan di bawah ini adalah bacaan Al-Fatihah dan artinya:
الرَّحِيمِ لرَّحْمَنِ اللَّهِ بِسْمِ
الْعَالَمِينَ رَبِّ لِلَّهِ الْحَمْدُ
الرَّحِيمِ الرَّحْمَنِ
الدِّينِ يَوْمِ مَالِكِ
نَسْتَعِينُ وَإِيَّاكَ نَعْبُدُ إِيَّاكَ
الْمُسْتَقِيمَ الصِّرَاطَ اهْدِنَا
الضَّالِّينَ وَلَ عَلَيْهِمْ الْمَغْضُوبِ غَيْرِ عَلَيْهِمْ أَنْعَمْتَ الَّذِينَ صِرَاطَ
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang Menguasai Hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka. Bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat,” (QS Al Fatihah:1-7).
5. Membaca surat yang panjang
Tidak seperti sholat pada umumnya, di mana membaca surat-surat pendek di dalam Al-Qur’an. Sholat gerhana dianjurkan untuk membaca surat-surat yang panjang, seperti surat Al-Baqarah, dan dilantangkan suaranya.
6. Rukuk pertama
Bacaan yang dibaca selama rukuk bukanlah doa rukuk, melainkan membaca tasbih dengan durasi sama seperti membaca 100 ayat surat Al-Baqarah.
7. I’tidal
Setelah selesai membaca rukuk yang pertama, bangun kembali untuk melanjutkan sholat atau disebut dengan I’tidal.
Sama seperti rukuk pertama, tidak membaca doa I’tidal, namun membaca surat Al-Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan membaca surat Ali-Imron atau surat lainnya yang durasinya sama seperti Ali-Imron.
8. Rukuk kedua
Jika sudah melaksanakan I’tidal, tidak langsung sujud sebagaimana sholat lainnya, melainkan kembali rukuk lagi dengan cara meletakkan kedua tangan di kedua lutut kaki.
Bacaannya sama seperti rukuk pertama, namun dipendekkan menjadi seperti membaca 80 ayat surat Al-Baqarah.
9. I’tidal
Kemudian, I’tidal lagi dengan membaca doa I’tidal.
10. Sujud pertama
Setelah rukuk kedua, tata cara sholat gerhana bulan sama seperti sholat lainnya, yaitu I’tidal dan sujud. Namun, bacaannya sama seperti rukuk pertama.
11. Duduk di antara dua sujud
Bacaan dan pelaksanaan duduk di antara dua sujud sama dengan sholat pada umumnya.
12. Sujud kedua
Bacaan sujud kedua sama seperti rukuk kedua
13. Bangun kembali untuk melaksanakan rakaat kedua
Gerakan rakaat kedua sama dengan rakaat pertama, kecuali doa iftitah.
14. Duduk tasyahud akhir
15. Salam
Melalui penjelasan yang telah disampaikan di atas, semoga kita semua mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana tata cara sholat gerhana matahari dan bulan.
Ingatlah bahwa gerhana adalah salah satu tanda dari kebesaran Allah SWT.
Kita harus menghargai dan merayakan fenomena ini dengan cara yang benar dan sesuai dengan ajaran Islam.
Semoga kita semua selalu berada dalam lindungan Allah dan terus berusaha mendekatkan diri kepada-Nya melalui berbagai cara ibadah, termasuk sholat gerhana.