Islam merupakan agama yang paling benar dan membawa keadilan serta ketentraman seluruh umat. Hadits tentang toleransi ini bisa kita pelajari sebagai bekal hidup rukun dan tenang antar umat beragama.
Apalagi di Indonesia terdapat 4 agama selain Islam. Jika sikap toleransi tidak dijunjung tinggi, maka bisa menimbulkan pertumpahan darah. Padahal, Indonesia merupakan negara dengan lambang garuda bhineka tunggal ika.
Sehingga, sikap toleransi memang harus kita teladani agar kehidupan bisa berjalan dengan aman, nyaman, dan tenang. Baik pada saudara yang seiman ataupun saudara yang beragama lain.
Daftar ISI
- Ayat Al-Quran dan Hadits tentang Toleransi
- 1. Hadits Berbuat Baik kepada Tetangga
- 2. Surat Al-Mumtahanah Ayat 8-9
- 3. Surat Al-Kafirun
- 4. Toleransi dalam Memberikan Kemudahan
- 5. Berbuat Baik dan Menolong Siapapun yang Membutuhkan
- 6. Bentuk Toleransi dengan Memberi Hadiah kepada Non-Muslim
- 7. Larangan untuk Berbuat Zalim kepada Keluarga atau Kerabat Non-Muslim
- 8. Larangan Membunuh Non Muslim yang Memerangi Kaum Muslim
- 9. Ajaran untuk Saling Menghargai dan Menghormati
- 10. Surat Al-Mumtahanah Ayat 13
- 11. Toleransi Beragama
- 12. Surat Yunus Ayat 40-41
Ayat Al-Quran dan Hadits tentang Toleransi
Untuk mempelajari makna toleransi secara mendalam, kita bisa melihat dari hadist dan juga ayat suci Al-Qur’an.
Di mana, kitab isa mengetahui bahwa prinsip Islam agar terjadi toleransi antar umat beragama adalah dengan tidak mengusik ibadah serta perayaan agama lain.
Agar kita lebih paham apa saja ayat Al-Quran dan hadist yang membahas toleransi. Maka, kitab dapat menyimak pembahasan berikut ini:
1. Hadits Berbuat Baik kepada Tetangga
Kebaikan adalah Islam. Maka, setiap muslim wajib untuk melakukan hal-hal baik kepada orang terdekatnya, seperti tetangga. Meskipun tetangga tersebut belum tentu seorang muslim.
Karena Islam sangat menjaga adab dan menjunjung tinggi adanya toleransi.
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ – أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ وَ أَبُو يَعْلَى
Artinya:
Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda: “Demi (Allah) yang nyawaku di tanganNya, tidaklah beriman seorang hamba sehingga dia mencintai tetangganya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” (HR Muslim dan Abu Ya’la).
Keabsahan dari hadits ini didukung dengan adanya kisah teladan dari Salafus Shahih, di mana beliau seorang ahali tafsir.
Imam Mujahid berkata:
“Saya pernah berada di sisi Abdullah bin ‘Amru sedangkan pembantunya sedang memotong kambing. Dia lalu berkata:
ياَ غُلاَمُ! إِذَا فَرَغْتَ فَابْدَأْ بِجَارِنَا الْيَهُوْدِي
Artinya:
”Wahai pembantu! Jika anda telah selesai (menyembelihnya), maka bagilah dengan memulai dari tetangga Yahudi kita terlebih dahulu.”
Lalu ada salah seorang yang berkata:
آليَهُوْدِي أَصْلَحَكَ اللهُ؟!
Artinya:
“(Kenapa engkau memberikannya) kepada Yahudi? Semoga Allah memperbaiki kondisimu.”
‘Abdullah bin ’Amru lalu berkata:
إِنِّي سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوْصِي بِالْجَارِ، حَتَّى خَشَيْنَا أَوْ رُؤِيْنَا أَنَّهُ سَيُوّرِّثُهُ
Artinya:
“Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat terhadap tetangga sampai kami khawatir kalau beliau akan menetapkan hak waris kepadanya.”
Baca juga: Bacaan Doa Sujud Sahwi, Tata Cara, Alasan, Dalil & Hukumnya
2. Surat Al-Mumtahanah Ayat 8-9
Berikutnya, ajaran bertoleransi juga bisa kita wujudkan dengan berperilaku adil terhadap sesama.
Hal ini tidak hanya ada di hadits tentang toleransi tetapi juga diajarkan langsung dari dalam ayat suci Al-Quran mengenai toleransi dan bersikap adil.
Allah Ta’ala berfirman:
لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Artinya:
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Mumtahanah: 8-9).
3. Surat Al-Kafirun
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ . لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ . وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ . وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ . وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ . لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Artinya:
“Katakanlah (Muhammad): ‘Wahai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah, dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah, untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” (QS Al-Kafirun: 1-6).
4. Toleransi dalam Memberikan Kemudahan
Setiap manusia pasti membutuhkan pedoman untuk menjalankan kehidupan dengan lebih baik lagi. Salah satu hadist yang dapat kita ikuti dan berkaitan dengan toleransi dari (HR Bukhari) yang berbunyi:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا سَمْحًا إِذَا بَاعَ وَإِذَا اشْتَرَى وَإِذَا اقْتَضَى.
Artinya: “Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Allah merahmati orang yang memudahkan ketika menjual dan ketika membeli, dan ketika memutuskan perkara.” (HR Bukhari).
5. Berbuat Baik dan Menolong Siapapun yang Membutuhkan
Ketika kita menolong orang yang sedang sakit tanpa memandang apapun seperti agama. Maka, hal tersebut telah Rasulullah SAW ajarkan sejak dulu. Pasalnya, berbuat baik adalah wujud cinta kasih Islam kepada seluruh umat manusia.
Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
فِى كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ
“Menolong orang sakit yang masih hidup akan mendapatkan ganjaran pahala.” (HR. Bukhari No. 2363 dan Muslim No. 2244).
Berdasarkan hadits tentang toleransi dari HR Bukhari dan Muslim dapat kita ambil kesimpulan bahwa Islam selalu mengajarkan kebaikan. Tidak hanya kepada sesama Muslim saja, tetapi kepada seluruh umat manusia.
Baca juga: Lafal Niat Puasa Nisfu Syaban, Arab, Latin dan juga Artinya
6. Bentuk Toleransi dengan Memberi Hadiah kepada Non-Muslim
Meskipun dalam suatu perayaan, sebagai umat Muslim kita dilarang untuk memberikan ucapan selamat.
Namun, dalam salah satu hadist pernah disampaikan bahwa seorang Muslim boleh memberikan hadiah kepada Non-Muslim, loh.
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata:
رَأَى عُمَرُ حُلَّةً عَلَى رَجُلٍ تُبَاعُ فَقَالَ لِلنَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – ابْتَعْ هَذِهِ الْحُلَّةَ تَلْبَسْهَا يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَإِذَا جَاءَكَ الْوَفْدُ . فَقَالَ « إِنَّمَا يَلْبَسُ هَذَا مَنْ لاَ خَلاَقَ لَهُ فِى الآخِرَةِ » . فَأُتِىَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – مِنْهَا بِحُلَلٍ فَأَرْسَلَ إِلَى عُمَرَ مِنْهَا بِحُلَّةٍ . فَقَالَ عُمَرُ كَيْفَ أَلْبَسُهَا وَقَدْ قُلْتَ فِيهَا مَا قُلْتَ قَالَ « إِنِّى لَمْ أَكْسُكَهَا لِتَلْبَسَهَا ، تَبِيعُهَا أَوْ تَكْسُوهَا » . فَأَرْسَلَ بِهَا عُمَرُ إِلَى أَخٍ لَهُ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ قَبْلَ أَنْ يُسْلِمَ
“’Umar pernah melihat pakaian yang dibeli seseorang lalu ia pun berkata pada nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Belilah pakaian seperti ini, kenakanlah ia pada hari Jum’at dan ketika ada tamu yang mendatangimu.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, “Sesungguhnya yang mengenakan pakaian semacam ini tidak akan mendapatkan bagian sedikit pun di akhirat.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam didatangkan beberapa pakaian dan beliau pun memberikan sebagiannya pada ‘Umar. ‘Umar pun berkata, “Mengapa aku diperbolehkan memakainya sedangkan engkau tadi mengatakan bahwa mengenakan pakaian seperti ini tidak akan dapat bagian di akhirat?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Aku tidak mau mengenakan pakaian ini agar engkau bisa mengenakannya. Jika engkau tidak mau, maka engkau jual saja atau tetap mengenakannya.” Kemudian ‘Umar menyerahkan pakaian tersebut kepada saudaranya di Makkah sebelum saudaranya tersebut masuk Islam. (HR. Bukhari No. 2619).
7. Larangan untuk Berbuat Zalim kepada Keluarga atau Kerabat Non-Muslim
Salah satu ayat Al-Quran pernah menjelaskan apabila orang tua yang kita miliki bukan seorang Muslim. Maka, kita harus tetap berbuat baik dan berbakti kepada mereka dalam hal muamalah.
Allah Ta’ala pernah berfirman dalam QS. Luqman: 15.
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا
Artinya:
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.”
8. Larangan Membunuh Non Muslim yang Memerangi Kaum Muslim
Berikutnya, ada juga hadits tentang toleransi menurut HR. An Nasa’i yang dishahihkan oleh Syaikh Al Albani. Bahwasanya agama Islam melarang untuk membunuh seorang kafir yang tidak memerangi agama Allah SWT.
Larangan ini bahkan disertai dengan ancaman sangat keras.
مَنْ قَتَلَ قَتِيلًا مِنْ أَهْلِ الذِّمَّةِ لَمْ يَجِدْ رِيحَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا
“Barangsiapa membunuh seorang kafir dzimmi, maka dia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun. ”
9. Ajaran untuk Saling Menghargai dan Menghormati
Selain hadits yang mengajarkan toleransi kepada kita. Ada juga ayat Al-Qur’an dalam surat Al-Hujurat ayat 13, Islam mengajarkan untuk saling menghargai dan menghormati.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Artinya:
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”
10. Surat Al-Mumtahanah Ayat 13
Jika sebelumnya dalam surat Al-Mumtahanah 8-9 membahas tentang toleransi. Pada surat yang saam ayat 13 ini Allah SWT menegaskan bahwa sikap toleransi antar sesama sangat penting untuk ditegakkan, salah satunya berlaku adil.
لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ
Artinya:
“Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kamu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah: 13).
11. Toleransi Beragama
Islam tidak pernah memaksa setiap orang untuk turut serta. Kebenaran ini membuat Islam bisa bersandingan dengan orang-orang non-muslim. Sehingga, terbentuklah hadits tentang toleransi dan diperkuat dengan ayat-ayat dalam Al-Qur’an.
Kita bisa mengetahuinya dalam Al-Baqarah ayat 256:
لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ ٢٥٦
Artinya:
“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sungguh, telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Siapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah sungguh telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
12. Surat Yunus Ayat 40-41
Terakhir, hadits tentang toleransi bisa kita lihat dari Surat Yunus ayat 40-41.
وَمِنْهُمْ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ لَا يُؤْمِنُ بِهِ ۚ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِينَ . وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ ۖ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ
Artinya:
“Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (Al-Qur’an), dan di antaranya ada (pula) ada orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.
Dan jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah: ‘Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak pertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS Yunus: 40-41).
Nah, itulah beberapa pembahasan mengenai hadits tentang toleransi. Berdasarkan beberapa pembahasan di atas, pastinya kita tahu bahwa Islam sangat sejuk dan nyaman untuk kaumNya dan seluruh umat muslim.