Kisah Nabi Musa AS, dari Lahir hingga Wafat dan Mukjizatnya

Salah satu Nabi yang tidak pernah kita lupakan dalam sejarah adalah Musa AS. Nabi Musa AS merupakan salah satu utusan Allah SWT dari 25 lainnya. Di mana, kisah Nabi Musa dalam sejarah Islam memiliki makna yang sangat mendalam.

Mulai dari kisah kelahiran beliau yang penuh rintangan, menginjak usia remaja yang banyak dibully, hingga proses dakwah yang beliau lakukan dengan penuh kesabaran.

Hal itu bisa beliau lewati dengan baik sebab adanya bantuan dari Allah SWT. Adapun kisah Nabi Musa ini dijabarkan sebagai salah satu bentuk peningkatan ilmu pengetahuan dan sejarah kenabian.

Sehingga dapat dijadikan media untuk memperbaiki diri lebih baik lagi.

Kisah Nabi Musa AS saat Kelahirannya

Nabi Musa AS merupakan putra dari Imran bin Yashar bin Qahits bin lawi bin Yaqub. Tetapi, karena suatu kondisi, ia diasuh oleh pamannya. Saudara sepupunya adalah Nabi Harun dan ibunya Bernama Yakubad.

Paham yang mengasuh Musa adalah Qorun bin Yashar bin Qahits. Beberapa kisah perjalanannya dimulai sejak dilahirkan. Diriwayatkan oleh Imam al-Sudiy oleh Abu Malik dan Abu Shahih serta Ibnu Mas’ud.

Pada masa awal pimpinan Firaun, ia sebagai raja bermimpi sedang melihat api dari Baitul Maqdis. Setelah beberapa saat, api membakar Mesir tetapi tidak membayakan kaum Bani Israil.

Setelah Firaun terbangun dari tidurnya, ia langsung mengumpulkan para tukang sihir untuk mengartikan mimpinya.

Ternyata maksud dari mimpi itu adalah akan lahir seorang bayi laki-laki dan akan menghancurkan kota Mesir, bayi itu berasal dari Bani Israil.

Mendengar jawaban dari tukang sihir tersebut, Firaun langsung memerintahkan kepada bala tentara untuk membunuh setiap bayi yang lahir, tanpa terkecuali. Tetapi bayi Nabi Musa AS berhasil lahir dengan selamat.

Kekhawatiran sebagai ibu membuat Ibunda Nabi Musa AS hanya memikirkan anaknya.

Saat beliau berdoa dengan penuh putus asa, Allah SWT memberikan ilham untuk menghanyutkan Nabi Musa AS ke sungai dan Allah SWT menjanjikan akan memberikannya kembali.

Saat benar-benar sudah dihanyutkan ke sungai, bayi Nabi Musa AS sampai ke tepi sungai dan ditemukan oleh istri Firaun bernama Aisyah binti Muzahim bin Ubaid al-Rayyan bin al-Walid.

Meskipun sempat terjadi pertentangan dari Firaun karena tidak ingin ada anak yang hidup pada masa itu. Namun, pada akhirnya Firaun menyerah dan mengizinkan Aisyah untuk merawat bayi Musa.

Ketika Aisyah sudah mengasuh bayi Musa AS, ia tidak bisa menyusuinya. Oleh karena itu, Aisyah mencarikan ibu susu untuknya. Namun, dari banyaknya wanita menyusui di daerah itu tidak ada satupun yang bisa membujuk Musa AS.

Musa AS selalu menolak, sehingga ibunda kandung dari Nabi Musa menawarkan diri untuk menyusuinya. Istri Firaun, Aisyah akhirnya mengizinkan ibu kandung Nabi Musa AS untuk menyusuinya.

Atas kuasa Allah SWT, akhirnya ibu kandung Nabi Musa AS kembali bertemu dengan putranya dalam keadaan sehat dan selamat.

Baca juga: Hukum Tidak Membayar Hutang di Bank Menurut Islam

Kisah Kelahiran Nabi Musa AS dalam Al-Qur’an

Kita juga bisa melihat bagaimana kuasa Allah SWT atas kelahiran Nabi Musa AS dalam Al-Qur’an surat Al-Qashash ayat 1-6:

طٰسۤمّۤ تِلْكَ اٰيٰتُ الْكِتٰبِ الْمُبِيْنِ نَتْلُوْا عَلَيْكَ مِنْ نَّبَاِ مُوْسٰى وَفِرْعَوْنَ بِالْحَقِّ لِقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ اِنَّ فِرْعَوْنَ عَلَا فِى الْاَرْضِ وَجَعَلَ اَهْلَهَا شِيَعًا يَّسْتَضْعِفُ طَاۤىِٕفَةً مِّنْهُمْ يُذَبِّحُ اَبْنَاۤءَهُمْ وَيَسْتَحْيٖ نِسَاۤءَهُمْ ۗاِنَّهٗ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِيْنَ وَنُرِيْدُ اَنْ نَّمُنَّ عَلَى الَّذِيْنَ اسْتُضْعِفُوْا فِى الْاَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ اَىِٕمَّةً وَّنَجْعَلَهُمُ الْوٰرِثِيْنَ ۙ وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَنُرِيَ فِرْعَوْنَ وَهَامٰنَ وَجُنُوْدَهُمَا مِنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَحْذَرُوْنَ

Artinya:

“Tha Sin Mim. Ini ayat-ayat Kitab (Al-Qur’an) yang jelas (dari Allah). Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir‘aun dengan sebenarnya untuk orang-orang yang beriman. Sungguh, Fir‘aun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan penduduknya berpecah-belah, dia menindas segolongan dari mereka (Bani Israil), dia menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuan mereka. Sungguh, dia (Fir‘aun) termasuk orang yang berbuat kerusakan.

Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi), dan Kami teguhkan kedudukan mereka di bumi dan Kami perlihatkan kepada Fir‘aun dan Haman bersama bala tentaranya apa yang selalu mereka takutkan dari mereka.”

Ayat Ini masih berlanjut dalam surat Al-Qashah ayat 13 tentang bertemunya kembali Nabi Musa AS dengan ibundanya.

Allah SWT berfirman yang artinya:

“Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.”

Kisah Nabi Musa AS Menerima Wahyu Pertama di Bukit Thursina

Pada saat Nabi Musa AS mendapatkan wahyu dari Allah SWT, beliau telah dewasa dan sudah menikah dengan anak dari Nabi Syuaib bernama Shafura. Mereka berdua melakukan perjalanan menuju Negara Mesir.

Ketika Nabi Musa dan istri tiba di salah satu bukit pada malam hari, ia melihat sebuah cahaya dan beliau pun langsung mendekati asal sinar tersebut. Saat itu pulalah, beliau mendengar suara menuju kearahnya.

Kurang lebih isi wahyu yang Nabi Musa AS terima seperti ini:

“Musa, kamu sedang berada di sebuah lembah suci, lepaskan terompah yang kamu kenakan dan kamu menjadi rasul utusanKu.”

“Aku adalah Allah maka jalankan perintah-Ku karena tiada Tuhan selain Aku, dirikanlah shalat dan menyembah hanya  padaKu.” Nabi Harun pun dimintai tolong oleh Nabi Musa untuk menemaninya berdakwah, setelah ia menerima wahyunya.

Sejak saat itu, Nabi Musa AS ingin meminta bantuan kepada Nabi Harun untuk berdakwah kepada Firaun. Nabi Harun meminta tolong karena Nabi Musa As mengalami kecacatan yang karena saat kecil ia memakan bara api atas permintaan Firaun.

Oleh karena itu, bagaimana cara berbicara Nabi Musa AS hanya bisa dipahami oleh beberapa manusia biasa saja. Namun, hal itu tidak membuat Nabi Musa AS putus asa, beliau terus berusaha untuk memberikan dakwah hingga sampai pada Firaun.

Ketika Nabi Musa AS sudah bertemu dengan Firaun dan hendak mengajaknya untuk memeluk agama Allah SWT yaitu Islam, tentu saja Raja Firaun menolak.

Bahkan, Firaun meminta bukti kepada Nabi Musa AS bahwa dia memang utusan Allah SWT dengan cara menunjukkan mukjizat yang dimiliki. Mengingat pada zaman dahulu ahli sihir banyak sekali, maka bukan hal baru jika keajaiban dapat diakali.

Hal ini dibuktikan dengan Raja Firaun yang meminta para tukang sihir untuk melemparkan tali ke lantai. Beberapa saat setelah itu, tali akan berubah menjadi ular yang sangat ganas.

Namun, atas kuasa Allah SWT semua sihir yang dilakukan oleh beberapa utusan Raja Firaun bisa ditangkis dengan mudah. Nabi Musa AS mendapatkan firman Allah untuk melemparkan tongkatnya ke lantai.

Setelah itu, tongkat langsung berubah menjadi ular sangat besar dan memakan ular-ular kecil yang diberikan oleh tukang sihir dari Firaun. Melihat hal tersebut, Firaun menjadi murka dan menyebut Nabi Musa As sebagai tukang sihir.

Tidak puas dengan mukjizat yang dibuktikan oleh Nabi Musa AS, Raja Firaun meminta bukti lain kepadanya. Kemudian, Nabi Musa langsung memasukkan tangannya ke dalam saku dan menarik untuk mengeluarkannya kembali.

Dalam hitungan detik, tangan yang keluar dari saku Nabi Musa As muncul sebuah cahaya yang menyilaukan mata Raja Firaun dan para pengikutnya.

Tidak kuat dengan pantulan cahaya tersebut, Firaun meminta Nabi Musa untuk memasukkan kembali tangannya ke dalam saku. Dengan segala mukjizat yang telah ditunjukkan oleh Nabi Musa AS.

Namun, hal tersebut tidak membuat Raja Firaun mempercayainya semudah itu bahwa Nabi Musa AS adalah Nabi dan Rasul Allah SWT. Alhasil, usaha dakwah Nabi Musa AS membutuhkan banyak perjuangan lebih keras lagi.

Kisah Nabi Musa AS Menjelang Wafat

Kita pasti sudah mendengar banyak kisah mengenai perjuangan seorang Nabi pada masa dakwahnya. Namun, jarang di antara kita yang mengetahui kisah wafat dari seorang wali Allah.

Berdasarkan beberapa sumber, dikisahkan Allah SWT mengutus malaikat maut untuk mencabut nyawa Nabi Musa AS. Namun, untuk menemui Nabi Musa, malaikat maut harus berubah menjadi sesosok manusia.

Kedatangan dari malaikat maut ini membuat kaget Nabi Musa AS. Saking kagetnya, tanpa sadar, Nabi Musa AS langsung memukulnya hingga membuat mata dari malaikat maut juling dan terlepas.

Kisah Nabi Musa AS ini bisa kita lihat dari Riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Malaikat maut diutus kepada Musa AS. Ketika ia menemuinya, Musa AS mencungkil matanya. Malaikat maut lantas kembali kepada Tuhannya dan berkata, “Engkau mengutusku kepada hamba yang tidak ingin mati.”

Tidak banyak diketahui, tetapi pada saat itu Nabi Musa AS mengira bahwa malaikat Izrail ini menyamar sebagai manusia yang hendak menyerangnya. Pukulan itu dilakukan oleh Nabi Musa AS untuk melindungi diri.

Mendapati respon yang diluar dugaan dari Nabi Musa AS, Malaikat Izrail kembali untuk menghadap Allah SWT. Malaikat menyampaikan bahwa Nabi Musa AS tidak ingin dicabut nyawanya.

Setelah itu, Allah SWT kembali mengutus Malaikat Izrail untuk turun dan menanyakan perihal waktu kematiannya. Kedua kalinya, Malaikat Izrail mendatangi Nabi Musa AS dalam wujud manusia, tetapi Nabi Musa sudah mengenalinya.

Pertemuan kedua ini, Malaikat Izrail mempersilahkan Nabi Musa AS untuk memilih hidup lama atau dicabut nyawanya. Namun, Nabi Musa AS memutuskan untuk dicabut nyawanya saat itu juga.

Dikisahkan dari Ibnu Katsir dalam buku Kisah Para Nabi, Nabi Musa AS kemudian bertanya kepada Malaikat Izrail. Nabi Musa AS bertanya, “Tanyakanlah kepada Tuhanku, apabila waktu itu telah habis bagaimana selanjutnya?”

Malaikat Izrail pun menjawab, “Kemudian ia harus mati.”

Maka Nabi Musa AS pun berkata, “Kalau begitu hari ini saja, karena waktu tersebut tidak terlalu lama.”

Dalam kisah wafat Nabi Musa AS ini, beliau dicabut nyawanya oleh Malaikat Izrail genap di usia 120 tahun. Namun, sebelum dicabut nyawanya, Nabi Musa AS berpesan untuk dimakamkan di dekat Baitul Maqdis.

Nabi Musa AS pernah berdoa,

“Ya Allah, dekatkanlah aku dengan tanah suci (Baitul Maqdis) hingga sampai sejauh lemparan batu saja.” Hingga Allah SWT mengabulkan permintaan Nabi Musa AS dengan memakamkan Nabi Musa AS tidak jauh dari Baitul Maqdis.

Mukjizat Nabi Musa AS

Kisah Nabi Musa AS mengajarkan banyak hal kepada kita sebagai umat muslim. Bagaimana perjuangannya dalam berdakwah sangatlah teguh, terlebih kisah kelahirannya yang penuh tantangan.

Untuk meningkatkan keimanan kita dan percaya terhadap kuasa Allah SWT, berikut beberapa mukjizat Nabi Musa AS yang dapat kita jadikan pelajaran:

1. Mampu Menyembuhkan Penyakit Belang

Nabi Musa AS memiliki mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT untuk menyembuhkan penyakit belang. Mukjizat ini sudah ada sejak beliau kecil, saat Firaun menemukan peti bayi di muara sungai.

Ketika putri Firaun memegang peti bayi Musa AS, penyakit belang yang ia miliki langsung sembuh. Karena senang, putri Firaun langsung memberitahu ibunya bahwa kondisi kulitnya sudah sembuh dan kembali normal.

Keajaiban yang berhasil Musa AS lakukan ini membuat ibunda Aisyah menjadikannya sebagai anak dan tinggal di istana.

2. Mendapatkan Tongkat Ajaib dari Surga

Berdasarkan kisah Nabi Musa AS yang paling terkenal, beliau mendapatkan tongkat Ajaib dari surga. Tongkat Ajaib ini ternyata sudah ada sejak Nabi Adam, dan Allah SWT menitipkan bayak keajaiban untuk Nabi Musa AS.

Tongkat ini bisa memancarkan cahaya saat Nabi Musa AS berada di kegelapan. Ketika Nabi Musa AS melakukan perjalanan dan kehausan karena tidak menemukan mata air.

Maka, Nabi Musa AS bisa menancapkan tongkat ke tanah, maka mata air akan langsung keluar saat itu juga.

3. Nabi Musa AS Dilindungi Allah SWT Saat Dihanyutkan dalam Peti

Sejarah kelahiran Nabi Musa AS penuh dengan misteri, salah satunya tentang hanyutnya bayi beliau di sungai. Namun, bayi Nabi Musa AS terjaga dengan selamat selama dihanyutkan di dalam sungai.

Kenapa demikian? Karena Allah SWT melindunginya hingga ditemukan oleh Firaun di muara sungai.

Keajaiban ini menjadi salah satu keistimewaan dari Allah SWT untuk Nabi Musa AS karena tidak dibunuh oleh Firaun, tetapi justru diasuh di dalam istana.

4. Bisa Berbicara Langsung dengan Allah SWT Tanpa Perantara

Hal yang menjadi keajaiban lain dari Nabi Musa AS adalah keistimewaannya dapat berbicara langsung dengan Allah SWT tanpa perantara. Ketika Nabi Musa AS ingin berbicara kepada Allah SWT, maka beliau langsung pergi ke bukit Thursina.

Pada saat itu juga, Allah SWT akan langsung menjawab setiap pertanyaan yang Nabi Musa AS berikan.

Kisah ini juga diceritakan di dalam QS Al-Qashash ayat 30, Allah berfirman:

فَلَمَّآ أَتَىٰهَا نُودِىَ مِن شَٰطِئِ ٱلْوَادِ ٱلْأَيْمَنِ فِى ٱلْبُقْعَةِ ٱلْمُبَٰرَكَةِ مِنَ ٱلشَّجَرَةِ أَن يَٰمُوسَىٰٓ إِنِّىٓ أَنَا ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَٰلَمِينَ

Fa lamma ataa nudiya min syati’il wadil aimani fil buq’atil mubarakati minasy-syajarati ay ya musa inni anallahu rabbul’alamiin

Artinya:

Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: “Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam.”

5. Dapat Mengubah Tongkat Menjadi Ular

Selanjutnya, Nabi Musa AS juga diberikan mukjizat oleh Allah SWT untuk melawan kemusyrikan dengan kemampuan mengubah tongkat menjadi ular.

Pada masa itu, Nabi Musa AS dihadapkan pada raja Firaun dan kaum pembangkang yang tidak mau menyembah Allah SWT. Masa itu, ilmu sihir juga masih banyak sekali digunakan.

Tukang sihir berlomba-lomba untuk menciptakan ular tipuan agar bisa menghadapi Musa AS.

Namun, semua sihir itu terbantahkan dengan ular Musa AS dari tongkat ajaib. Di mana, seluruh ular sihir tersebut bisa dimusnahkan oleh ular dari tongkat Musa AS.

6. Menghadirkan Hujan Lebat untuk Menghukum Firaun

Kita pastinya sudah tahu kalau Firaun dan pengikutnya sangat sombong serta tidak mengakui Allah SWT sebagai Tuhan. Untuk menghukum Firaun dan pengikutnya, Allah SWT mengirimkannya melalui mukjizat Nabi Musa AS.

Hukuman ini juga Allah SWT sampaikan melalui QS Al Qashash:13.

“Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak, dan darah sebagai bukti yang jelas. Tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (QS Al Qashash:13).

7. Menghancurkan Harta Firaun Menjadi Batu

Pada suatu ketika, Nabi Musa AS juga pernah berdoa kepada Allah SWT untuk menghancurkan harta miliki Raja Firaun.

Musa berkata, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia ya Tuhan kami. Akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman sehingga mereka melihat siksaan yang pedih.” (QS Yunus ayat 88).

Mendengar doa yang Nabi Musa AS panjatkan, Allah SWT memberikan kuasa untuk memusnahkan seluruh harta Firaun menjadi batu.

8. Memiliki Tangan yang Memancarkan Cahaya

Selanjutnya, kisah Nabi Musa AS dalam sejarah Islam dijelaskan bahwa salah satu mukjizatnya adalah memiliki tangan yang dapat memancarkan cahaya putih dan terang.

Bukti mukjizat ini telah Allah SWT firmankan dalam surat Thaha ayat 22-23.

“Dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia keluar menjadi putih cemerlang tanpa cacat, sebagai mukjizat yang lain (pula), untuk kami perlihatkan kepadamu sebagian dari tanda-tanda kekuasaan kami yang sangat besar.”

9. Membelah Lautan Merah

Terakhir, mukjizat yang Nabi Musa AS miliki adalah membelah lautan merah dengan tongkat saktinya. Allah SWT menunjukkan kuasanya saat Nabi Musa AS dikejar oleh pasukan Firaun yang ingin membunuhnya.

Kemudian, Nabi Musa AS mendapatkan firman dari Allah SWT untuk memukulkan tongkatnya ke lautan. Dalam beberapa detik kemudian, lautan membelah dan terbentuk dataran kering untuk dijadikan jalan oleh kaum Nabi Musa AS.

Nah, itulah beberapa kisah Nabi Musa AS yang telah tercatat di dalam sejarah dan dijelaskan langsung di dalam Al-Qur’an. Betapa maha kuasanya Allah SWT atas segala mukjizat yang telah diberikannya kepada Nabi Musa AS.

Sehingga beliau bisa melewati berbagai rintangan sejak lahir hingga mendapatkan wahyu sebagai Nabi. Tentunya dengan beragam mukjizat yang dimilikinya, kita bisa menjadikannya pelajaran dan menambah keimanan kepada Allah SWT.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment