Rangkuman Kisah Nabi Isa AS dan Mujizatnya Menghidupkan Orang Mati

Nabi Isa adalah nabi ke-24 dari 25 nabi dan rasul yang wajib kita imani. Dari banyaknya kisah kenabian, kisah Nabi Isa merupakan salah satu yang sangat terkenal, terlebih karena mukjizat-mukjizatnya. Bahkan, kelahirannya pun merupakan sebuah mukjizat.

Nabi Isa sendiri merupakan salah satu dari dua orang nabi yang dilahirkan tanpa ayah. Keduanya diciptakan langsung oleh Allah tanpa melalui hubungan suami-istri layaknya manusia-manusia lain dan itu adalah hal yang mudah bagi Allah SWT.

Di dalam Al-Quran, kisah Nabi Isa termuat di banyak sekali ayat sehingga ada banyak kejadian tentang Nabi Isa yang bisa kita ketahui. Adapun kisah lengkap dari nabi ke-24 ini bisa kita simak dalam pembahasan berikut.

Kisah Kelahiran Nabi Isa AS

Nabi Isa lahir di Kota Baitul Lahm, Palestina, pada tahun 622 sebelum Hijriah. Seperti sudah disebutkan sebelumnya, kelahiran Isa AS merupakan suatu mukjizat lantaran dilahirkan tanpa adanya ayah seperti pada manusia-manusia lainnya.

Ibu Nabi Isa adalah Sayyidah Maryam yang merupakan wanita mulia yang diberi gelar ash-shiddîqah oleh Allah SWT di dalam Al-Qur’an. Maryam merupakan sosok yang taat kepada perintah Allah dan senantiasa menjauhi segala larangan-Nya.

Ia adalah putri dari seorang laki-laki bernama Imran yang merupakan anak keturunan Bani Israil (Nabi Yakub AS). Keluarga Imran merupakan sebuah keluarga pilihan Allah yang mendapatkan keistimewaan berupa nikmat kenabian.

Hal ini juga dijelaskan dalam Al Qur’an QS. Ali Imran ayat 33-34:

إِنَّ ٱللَّهَ ٱصْطَفَىٰٓ ءَادَمَ وَنُوحًا وَءَالَ إِبْرَٰهِيمَ وَءَالَ عِمْرَٰنَ عَلَى ٱلْعَٰلَمِينَ

Innallāhaṣṭafā ādama wa nụḥaw wa āla ibrāhīma wa āla ‘imrāna ‘alal-‘ālamīn.

Artinya:

Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing).

ذُرِّيَّةًۢ بَعْضُهَا مِنۢ بَعْضٍ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

żurriyyatam ba’ḍuhā mim ba’ḍ, wallāhu samī’un ‘alīm.

Artinya:

“(sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Dalam Al-Qur’an dan hadis, disebutkan bahwa Maryam berasal dari keluarga yang miskin lantaran ayahnya (Imran) telah meninggal sebelum ia lahir. Karena itulah ia diasuh dan dibesarkan oleh pamannya, Nabi Zakaria.

Suatu ketika, Maryam mendapatkan kabar gembira dari Malaikat Jibril bahwasanya Ia telah dipilih oleh Allah SWT menjadi satu-satunya wanita di dunia yang terjaga kesuciannya dan terhindar dari segala perbuatan hina.

Di dalam Surat Ali-Imran ayat 42, Allah SWT berfirman:

وَإِذْ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللهَ اصْطَفَاكِ وَطَهَّرَكِ وَاصْطَفَاكِ عَلَىٰ نِسَاءِ الْعَالَمِينَ

Wa iż qālatil-malā`ikatu yā maryamu innallāhaṣṭafāki wa ṭahharaki waṣṭafāki ‘alā nisā`il-‘ālamīn.

Artinya:

“Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).”

Ayat di atas dengan jelas menyebutkan bahwa Sayyidah Maryam ‘alaihassalam adalah wanita pilihan Allah SWT (melalui perantara Malaikat Jibril) sebagai satu-satunya wanita di dunia (pada zamannya) yang terjaga kesuciannya.

Baca juga: Hukuman Mati dalam Islam, Halal atau Haram?

Malaikat Jibril yang diutus untuk menyampaikan kabar ini menjelma menjadi seorang pemuda dengan paras putih. Maryam yang takut dan mengira bahwa kedatangan Jibril adalah untuk mengganggunya lantas berkata seperti dalam QS. Maryam ayat 18:

قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَٰنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا

Qālat innī a’ụżu bir-raḥmāni mingka ing kunta taqiyyā.

Artinya:

“Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa.”

Mendengar perkataan tersebut, Jibril pun memberitahukan kepada Maryam bahwa Ia bukanlah manusia biasa dan merupakan utusan Allah SWT. Ia ditugaskan untuk memberinya seorang anak laki-laki yang saleh ke dalam rahimnya.

Maryam lantas menjawab keheranan, “Bagaimana bisa aku mempunyai seorang anak padahal aku tak memiliki suami, aku juga bukanlah seorang wanita pezina.”

“Sesungguhnya, Allah telah berjanji untuk memberikan anak kepadamu sekalipun engkau tak memiliki suami dan engkau juga bukan wanita pezina” Jawab Malaikat Jibril atas pertanyaan dari Maryam.

“Hal ini sangat mudah bagi Allah SWT dan akan menjadi bukti atas kesempurnaan dan kuasa-Nya, serta menjadi rahmat bagi seluruh alam untuk semua yang mengikuti, mempercayai, dan taat kepada-Nya” Imbuh Jibril.

Setelah itu, Malaikat Jibril meniupkan ruh di bagian kerah baju Maryam. Seketika itu, Ia pun mengandung bayi Nabi Isa AS. Selang waktu berjalan, Maryam lantas mengasingkan diri guna menghindari fitnah dari orang-orang.

Ia takut kehamilannya tersebut menjadi bahan olok-olokan karena kondisi tersebut terjadi tanpa adanya suami. Kisah Nabi Isa dalam kandungan terjadi selama 9 bulan lamanya, sampai tiba masa menjelang kelahirannya.

Rasa sakit yang Ia alami memaksanya bersandar di sebuah batang pohon. Ketika Nabi Isa telah lahir, Maryam bersedih karena anak tersebut lahir tanpa adanya ayah. Ia berharap bahwa dia lebih baik mati dan menghilang begitu saja.

Melihat hal itu, Jibril lantas datang dan menghibur Maryam seraya berkata, “Tak perlu bersedih. Allah telah menciptakan sungai untukmu agar airnya bisa diminum. Engkau juga bisa menggoyangkan batang pohon di dekatmu, niscaya akan berjatuhanlah buah kurma yang telah masak. Engkau juga tidak perlu memperdulikan mereka (orang-orang dari kaummu). Jika mereka melihatmu, jaga lidahmu dari mengatakan sesuatu. Karena apa pun yang engkau katakan tidak akan ada gunanya untuk mereka.”

Untuk sesaat, Maryam pun bergembira atas mukjizat dari Allah tersebut. Selang beberapa waktu, Sayyidah Maryam akhirnya memutuskan untuk kembali ke kota. Akan tetapi, ketakutannya juga kembali tentang apa yang akan Ia katakan ke orang-orang.

Hingga akhirnya, kisah Nabi Isa berlanjut dengan Sayyidah Maryam yang menggendong dan mendapati orang-orang menuduhnya telah berzina dengan Yusuf An-Najjar (anak Zakaria) maupun Zakaria.

Dalam keadaan terdesak dan tak lagi bisa menjawab apa-apa, Ia hanya menunjuk ke arah bayinya. Hal ini seperti dikisahkan dalam QS. Maryam ayat 29:

فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ ۖ قَالُوا۟ كَيْفَ نُكَلِّمُ مَن كَانَ فِى ٱلْمَهْدِ صَبِيًّا

Fa asyārat ilaīh, qālụ kaifa nukallimu mang kāna fil-mahdi ṣabiyyā.

Artinya:

Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka pun berkata, “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?.”

Di sinilah kuasa Allah SWT kembali bekerja sekaligus menjadikan ini sebagai mukjizat Nabi Isa berikutnya. Bayi Nabi Isa yang sedang berada dalam dekapan Maryam sontak mampu berbicara dan berkata:

قَالَ إِنِّى عَبْدُ ٱللَّهِ ءَاتَىٰنِىَ ٱلْكِتَٰبَ وَجَعَلَنِى نَبِيًّا

Qāla innī ‘abdullāh, ātāniyal-kitāba wa ja’alanī nabiyyā.

Artinya:

Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Alkitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.”

Kisah Nabi Isa selama Berdakwah

Tahun demi tahun berlalu, hingga Nabi Isa AS akhirnya semakin tumbuh dewasa. Ia juga telah menghafalkan Kitab Taurat dan mengamalkan syariatnya yang telah dibawa oleh Nabi Musa AS untuk kamu Bani Israil.

Hingga tiba suatu ketika, Allah SWT menyampaikan wahyu kepadanya. Ia pun berbicara kepada kaum Bani Israil dan menceritakan apa yang telah Allah beritakan. Hal ini seperti tercantum dalam QS. sh-Shaff ayat 6 yang berbunyi:

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ يَٰبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ إِنِّى رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيْكُم مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَىَّ مِنَ ٱلتَّوْرَىٰةِ وَمُبَشِّرًۢا بِرَسُولٍ يَأْتِى مِنۢ بَعْدِى ٱسْمُهُۥٓ أَحْمَدُ ۖ فَلَمَّا جَآءَهُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ قَالُوا۟ هَٰذَا سِحْرٌ مُّبِينٌ

Wa iż qāla ‘īsabnu maryama yā banī isrā`īla innī rasụlullāhi ilaikum muṣaddiqal limā baina yadayya minat-taurāti wa mubasysyiram birasụliy ya`tī mim ba’dismuhū aḥmad, fa lammā jā`ahum bil-bayyināti qālụ hāżā siḥrum mubīn.

Artinya:

Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata.”

Kisah Nabi Isa pun berlanjut di usia 30 tahun di mana Ia diangkat oleh Allah SWT sebagai nabi dan rasul, serta diberi kitab suci baru bernama Injil. Kitab tersebut akan menjadi petunjuk bagi mereka yang taat dan bertakwa kepada Allah SWT.

Nabi Isa AS sendiri memperoleh tugas untuk menyampaikan dakwah kepada kaum Bani Israil, memerintahkan mereka untuk senantiasa menyembah Allah semata, meninggalkan kemaksiatan, dan tidak menyembah selain pada-Nya (berhala). 

Ia juga mengakui kebenaran kitab suci sebelumnya, yaitu Taurat, yang dibawakan oleh Nabi Musa AS Tak lupa, Ia juga menyampaikan jika akan datang suatu masa di mana seseorang bernama Muhammad akan diutus dan meminta mereka mengikutinya.

Di dalam perjalanan dakwahnya, kisah Nabi Isa AS tidaklah sendirian. Ia ditemani oleh 12 sahabatnya yang dikenal sebagai Hawariyyun (para pembantu). Mereka ini adalah orang-orang yang percaya terhadap semua risalah dari Nabi Isa. 

Mereka dengan setia menemani dan membantu Nabi Isa dalam upaya penyebaran Agama Allah. Perjalanan dakwah Nabi Isa sejatinya bukanlah sesuatu yang mudah lantaran banyak dari kaumnya yang justru mendustakannya.

Banyak pula yang iri kepadanya hingga menudingnya sebagai penyihir. Bahkan, hanya beberapa orang saja yang mau beriman kepadanya. Sementara banyak kaum Bani Israil lain justru menyakiti dan mencoba membunuhnya.

Mereka iri terhadap segala mukjizat-mukjizat yang dimilikinya. Kelahirannya yang tanpa ayah juga selalu diragukan sehingga Nabi Isa dianggap sebagai anak haram. 

Kisah Nabi Isa Menghidupkan Orang Mati

Selain lahir tanpa ayah dan mampu berbicara saat masih bayi, salah satu mukjizat Nabi Isa yang juga sangat terkenal adalah kemampuannya menghidupkan orang mati. Peristiwa ini dikisahkan oleh Ibnu Abbas dalam Tafsir ath-Thabari.

Suatu hari, orang-orang Hawariyyun (para pengikut Nabi Isa) berkata pada Isa AS, “Dapatkah engkau membangkitkan satu orang saja yang pernah menyaksikan peristiwa banjir dan bahtera Nabi Nuh, tentu Ia bisa menceritakannya kepada kami.”

Mendengar perkataan itu, Isa AS pun pergi bersama para Hawariyyun ke sebuah tempat di mana terdapat gundukan tanah. Nabi Isa lantas mengambil satu genggam tanah tersebut menggunakan tangannya.

Kemudian Isa AS berkata, “Apakah kalian tahu tanah apakah ini?”

“Tentu saja Allah dan rasulnya lebih mengetahuinya” Jawab para Hawariyyun. 

Nabi Isa AS kemudian menjelaskan, “Ini adalah Ka‘ab Ham bin Nuh.” Kemudian ia memukul gundukan tanah tersebut dengan tongkatnya, seraya berkata “Bangkitlah engkau atas izin Allah SWT.”

Tak lama kemudian, Ham bin Nuh pun bangkit sambil mengusap tanah di bagian atas kepalanya yang beruban.

“Apakah seperti itu keadaanmu ketika meninggal?” Tanya Nabi Isa kepada Ham bin Nuh.

Ia pun menjawab, “Tidak. Aku meninggal saat masih muda, tetapi aku mengira bahwa kini sudah tiba waktunya hari kiamat. Hal itu membuatku ketakutan sehingga rambutku beruban.”

Kisah Nabi Isa yang dapat membangkitkan orang mati pun berlanjut dengan meminta Ham bin Nuh untuk bercerita tentang bahtera Nabi Nuh.

Ham bin Nuh lantas bercerita bahwa bahtera tersebut memiliki panjang 1200 hasta dan lebar 600 hasta. Di dalamnya terdiri dari 3 lantai, yang mana lantai 1 berisi hewan peliharaan dan hewan liar, lantai 2 berisi manusia, dan lantai tiga berisi burung.

Ia melanjutkan ceritanya saat bahtera sudah penuh dengan kotoran dari hewan-hewan ternak. Pada saat itu, Allah mengilhami Nuh untuk menggelitik ekor gajah hingga keluar dari gajah tersebut seekor babi jantan dan babi betina.

Kedua babi tersebutlah yang akhirnya membersihkan kapal dari kotoran hewan peliharaan yang menumpuk. 

Kemudian, Nabi Isa kembali bertanya tentang bagaimana cara Nabi Nuh tahu wilayah mana saja yang masih terendam banjir dan mana yang sudah kering.

Ham bin Nuh kembali menjawab bahwasanya Nabi Nuh mengutus burung gagak untuk memberi kabar kepadanya. Sayangnya, burung gagak tersebut justru berhenti tatkala melihat bangkai binatang dan justru asyik memakannya.

Lantas, Nabi Nuh pun berdoa agar gagak tersebut diliputi ketakutan. Benar saja, gagak tersebut akhirnya merasa takut sehingga membuatnya tidak senang memiliki sarang. Nabi Nuh lalu memberi tugas yang sama kepada merpati.

Berbeda dengan gagak, merpati menjalankan tugas tersebut dengan baik dan kembali kepada Nabi Nuh dengan daun zaitun di paruhnya dan tanah liat di kakinya. Kedua benda itulah yang membuat Nabi Nuh tahu kondisi suatu wilayah.

Lebih lanjut, kisah Nabi Isa yang dapat membangkitkan orang mati ini adalah bentuk mukjizat yang diberikan Allah kepadanya. Peristiwa ini juga menggambarkan peristiwa kebangkitan kelak di hari kiamat.

Kisah Nabi Isa Diangkat ke Langit

Permusuhan antara kaum kafir Yahudi dengan Nabi Isa semakin menjadi hingga mereka bermusyawarah untuk menangkap dan berusaha membunuhnya. Saat itu, kamu kafir Yahudi dipimpin oleh seseorang bernama Yahuza.

Yahuza sendiri merupakan salah satu sahabat Nabi Isa AS yang berkhianat. Di sisi lain, raja yang saat itu berkuasa adalah Raja Herodes. Ia dikenal sebagai raja yang kejam, zalim, dan memusuhi semua seruan yang disampaikan oleh Nabi Isa AS.

Suatu ketika, Raja Herodes memerintahkan pasukannya untuk mencari Nabi Isa dan membunuhnya. Akan tetapi, atas izin Allah SWT, tempat persembunyian Nabi Isa AS tidak mampu ditemukan oleh pasukan Raja Herodes.

Sampai akhirnya, Yahuza dapat mencium tempat persembunyian tersebut dan memberitahukannya kepada Raja. Raja lantas meminta Yahuza untuk menyerbu tempat tersebut ditemani oleh para pasukannya.

Pada saat hendak ditangkap oleh Yahuza dan pasukan raja di dalam persembunyiannya, Allah lantas mengangkat Nabi Isa AS ke langit dan seketika mengubah wajah hingga tubuh Yahuza menyerupai Isa AS.

Kisah Nabi Isa berlanjut ketika para pasukan raja mengira bahwa yang keluar dari persembunyiannya tersebut adalah benar Nabi Isa sehingga bergegas menangkap dan membawanya kepada raja. 

Sekalipun Yahuza mengelak bahwa Ia bukanlah Nabi Isa seperti yang mereka cari, tetapi semua pasukan tak mengindahkannya. Pasalnya, Allah telah mengubah fisik dan wajahnya serupa Nabi Isa AS.

Raja Herodes kemudian memberi perintah untuk membunuh Nabi Isa yang tak lain adalah Yahuza atau juga dikenal sebagai Yudas Iskariot. Peristiwa inilah yang menurut kepercayaan nasrani sebagai peristiwa penyaliban Nabi Isa.

Keraguan ini dijelaskan secara langsung oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an QS. An-Nisa ayat 157 – 159:

Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah” Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa (QS. An-Nisa 157).

Namun, (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS. An-Nisa 158).

Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka (QS. An-Nisa 159).

Islam meyakini bahwasanya sampai saat ini Nabi Isa AS masih hidup dan berada di langit. Kelak menjelang kiamat, Ia akan diturunkan kembali ke bumi untuk menjalankan sejumlah tugas, termasuk mendampingi Imam Mahdi dalam memerangi Dajjal.

Ketika kelak Nabi Isa turun, dunia akan diisi oleh orang-orang yang beriman, menjadi tempat yang adil serta makmur.

Dari hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW pernah bersabda:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا مُقْسِطًا، فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ، وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لَا يَقْبَلَهُ أَحَدٌ

Artinya:

“Demi Allah, sungguh hampir tiba saatnya putra Maryam itu turun di tengah-tengah kalian sebagai seorang hakim yang adil. Maka ia akan memecahkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah/upeti. Dan (saat itu) harta benda berhamburan sampai-sampai tidak ada seorang pun yang bersedia menerimanya (harta pemberian).” (HR. Bukhari dan Muslim).

Itulah rangkuman kisah perjalanan Nabi Isa sedari jaman ibunya, Sayyidah Maryam, sampai dengan peristiwa pengangkatannya ke langit. Kisah ini juga dituliskan dalam beberapa ayat Al-Qur’an dan menjadi teladan bagi siapa saja yang meyakininya.

Rangkaian mukjizat yang dialami oleh Nabi Isa AS sekaligus menunjukkan kebesaran dan kuasa Allah SWT atas nabi dan rasulnya. Semoga rangkuman kisah Nabi Isa di atas bisa memberi manfaat dan teladan untuk kita semua.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment