Sejarah Bangsa Rum, Sekutu Sekaligus Pengkhianat Umat Islam di Akhir Zaman

Sebagian Muslim mungkin pernah mendengar mengenai sejarah bangsa Rum. Bangsa ini disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai sekutu sekaligus penghianat umat Islam di akhir zaman.

Dijelaskan bahwa bangsa Rum ini merupakan bangsa Romawi Timur yang berpusat di Konstantinopel. Penghianatan ini dijadikan sebagai salah satu tanda akhir zaman dalam salah satu hadits Rasulullah SAW.

Lantas, siapakah bangsa Rum ini? Bagaimanakah sejarah bangsa Rum dalam Al-Qur’an? Ketahui jawabannya pada uraian di bawah ini.

Bangsa Rum dalam Surat Ar-Rum

Sebelum membahas mengenai sejarah bangsa Rum, akan lebih baik jika memahami penjelasan Al-Qur’an mengenai bangsa ini. Bangsa Rum dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 2 hingga 4.

Surat Ar-Rum termasuk pada golongan surat Makkiyah, sebab surat ini diturunkan di Kota Mekah. Penjelasan ini sesuai dengan yang ditulis dalam buku Al-itqan fi Ululmil Qur’an:Samudra Ilmu-Ilmu Al-Qur’an karya Imam Jauddin al-Suyuthi.

Latar belakang turunnya surat ini sebab perseturuan antara Persia dan Romawi. Masing-masing mereka saling mengalahkan. Pada saat itu Persia menyembah Api, sedangkan Romawi pemeluk Nasrani al kitab.

Pada 615 M Persia berhasil mengalahkan Romawi dan mengambil alih kekuasaanya. Selain itu, mereka merampas salib suci milik bangsa Romawi dan membawanya ke Persia.

Berita ini membuat Kaum Quraisy ikut serta berbahagia, lantas berjumawa kepada kaum Muslim untuk beraliansi kepada bangsa Persia untuk mengalahkan bangsa Rum dan juga kaum Muslim.

Kaum Muslim yang mendengar berita itu turut merasakan kekalahan bangsa Romawi. Abu Bakar adalah sahabat Rasul yang meyakini kemenangan Romawi suatu hari nanti.

“Demi Allah, aku bertaruh bangsa Romawi akan mengalahkan Persia tiga tahun lagi,” seru Abu Bakar kepada Ubay bin Khalaf. Perdebatan Abu Bakar dan Ubay bin Khalaf ini terjadi pada tahun ke-8 kenabian atau 5 tahun sebelum Hijriah.

Pada saat itu, belum terdapat larangan bertaruh dalam Islam. Abu Bakar segera menceritakan kepada Rasulullah tentang ucapannya kepada Ubay bin Khalaf. Tidak lama berselang, Jibril mendatangi Rasulullah dan membenarkan ucapan Abu Bakar, pada saat itulah surat ini turun.

Berikut adalah bunyi dan tafsiran Surat Ar-Rum ayat 2 hingga ayat 4:

Ayat 2

غُلِبَتِ ٱلرُّومُ

Artinya: “Telah dikalahkan bangsa Rumawi.”

«غُلبت الروم» وهم أهل الكتاب غلبتها فارس وليسوا أهل كتاب بل يعبدون الأوثان ففرح كفار مكة بذلك، وقالوا للمسلمين: نحن نغلبكم كما غلبت فارس الروم.

Tafsiran: “Telah dikalahkan bangsa Romawi, mereka adalah ahli kitab yang dikalahkan oleh kerajaan Persia yang bukan ahli kitab, bahkan orang-orang Persia itu penyembah berhala. Dengan adanya berita ini bergembiralah orang-orang kafir Mekah, kemudian mereka mengatakan kepada kaum Muslimin, “Kami pasti akan mengalahkan kalian, sebagaimana kerajaan Persia telah mengalahkan kerajaan Romawi.”

Ayat 3

فِىٓ أَدْنَى ٱلْأَرْضِ وَهُم مِّنۢ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ

Artinya: “Di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang.”

«في أدنى الأرض» أي أقرب أرض الروم إلى فارس بالجزيرة التقى فيها الجيشان والبادي بالغزو الفرس «وهم» أي الروم «من بعد غلبهم» أضيف المصدر إلى المفعول: أي غلبة فارس إياهم «سيغلبون» فارس.

Tafsiran: (Di negeri yang terdekat) yakni di kawasan Romawi yang paling dekat dengan wilayah kerajaan Persia, yaitu di jazirah Arabia; kedua pasukan yang besar itu bertemu di tempat tersebut, pihak yang mulai menyerang adalah pihak Persia, lalu bangsa Romawi berbalik menyerang (dan mereka) yakni bangsa Romawi (sesudah dikalahkan itu) di sini mashdar dimudhafkan pada isim maf’ul, maksudnya sesudah orang-orang Persia mengalahkan mereka, akhirnya mereka (akan menang) atas orang-orang Persia.

Ayat 4

فِى بِضْعِ سِنِينَ ۗ لِلَّهِ ٱلْأَمْرُ مِن قَبْلُ وَمِنۢ بَعْدُ ۚ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ ٱلْمُؤْمِنُونَ

Artinya: “Dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman.”

«في بضع سنين» هو ما بين الثلاث إلى التسع أو العشر، فالتقي الجيشان في السنة السابعة من الالتقاء الأول وغلبت الروم فارس «لله الأمر من قبل ومن بعد» أي من قبل غلب الروم ومن بعده المعنى أن غلبة فارس أولا وغلبة الروم ثانيا بأمر الله: أي إرادته «ويومئذٍ» أي يوم تغلب الروم «يفرح المؤمنون».

Tafsiran: (Dalam beberapa tahun lagi) pengertian lafal bidh’u siniina adalah mulai dari tiga tahun sampai dengan sembilan atau sepuluh tahun. Kedua pasukan itu bertemu kembali pada tahun yang ketujuh sesudah pertempuran yang pertama tadi. Akhirnya dalam pertempuran ini pasukan Romawi berhasil mengalahkan pasukan kerajaan Persia. (Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudahnya) yakni sebelum bangsa Romawi menang dan sesudahnya. Maksudnya, pada permulaannya pasukan Persia dapat mengalahkan pasukan Romawi, kemudian pasukan Romawi menang atas mereka dengan kehendak Allah. (Dan di hari itu) yakni di hari kemenangan bangsa Romawi (bergembiralah orang-orang yang beriman).

Baca juga: Hukum Pajak dalam Islam, Dari berbagai Sudut Pandang

Sejarah Bangsa Rum

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sejarah bangsa Rum disebutkan di dalam Al-Qur’an sebagai bangsa Romawi, yang pada saat itu merupakan salah satu bangsa terbesar di kawasan Timur Tengah, selain Persia.

Menurut Musa Cerantonio dalam buku Which Nation Does Rum in The Ahadith of the Last Days Refer To, bangsa Rum dalam Al-Qur’an merujuk pada kekaisaran Bizantium. Nama itu diambil dari nama ibu kota mereka, yakni Byzantion, yang kemudian dikenal dengan konstantinopel.

Disebutkan pula pada sejarah bangsa Rum, bahwasannya bizantium ini merupakan kelanjutan dari Kekaisaran Romawi yang awalnya didirikan di Kota Roma serta meluas ke sebagian besar Eropa, Timur Tengah dan Afrika Utara.

Luasnya ukuran kekaisaran ini membuat wilayah administratif menjadi dua. Satu wilayah bernama Kekaisaran Romawi Barat yang berbasis di Roma, sementara lainnya adalah Kekaisdaran Romawi Timur di Konstantinopel.

Kemudian pada 476 M, Kekaisaran Romawi Barat runtuh di tangan bangsa Jermanik. Hal ini membuat Kekaisaran Romawi tinggal Kekaisaran Romawi Timur saja.

Dan bangsa Romawi Timur inilah yang dimaksud oleh Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 2. Saat itu, bangsa Rum dipimpin oleh Flavius Heraclius August atau Heraklius. Sejarah bangsa Rum mencatat, bahwasannya Heraklius memimpin kekaisaran Romawi pada 610-641 M.

Namun, pendapat lainnya dari Dr. Abdullah seorang ahli tafsir, yang kemudian menafsirkan surat Ar-Rum menjelaskan bahwa, dalam Al-Quran yang merupakan keturunan al-’Ish bin Ishaq bin Ibrahim. Mereka adalah Bani Ashfar, keturunan Bani Israil yang memeluk agama Yunani.

Baca juga: Kumpulan Doa Nabi Yusuf, Keutamaan dan Cara Mengamalkannya

Bangsa Rum di Akhir Zaman

Sejarah bangsa Rum dikaitkan dengan perisitiwa akhir zaman. Dalam buku Isa dan al-Mahdi di Akhir Zamn, Muslih Abdul Karim menjelaskan bahwa kemunculan al-Mahdi diawali dengan pertempuran antara umat Islam dan bangsa Rum.

Perlu diketahui, bahwa pada awal sejarah bangsa Rum yang menjadi salah satu tanda kiamat. Umat Islam dan bangsa Rum justru bersekutu untuk melawan suatu musuh. Namun pada perjalanannya bangsa Rum atau yang lebih dikenal dengan Bani Ashfar mengkhianati perjanjian damai melawan umat Islam.

Hal ini diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Mu’adz bin Jabal, Rasulullah SAW bersabda:

“Wahai Auf, ada enam perkara sebelum terjadi ; kematian Nabi kalian, penaklukan Baitul Maqdis, kemudian kematian massal akibat wabah penyakit qu’as seperti kambing terkena penyakit qu’as,

Harta benda berlimpah sehingga apabila seseorang diberi gaji seratus dinar maka ia akan kesal, kemudian Bani Ashfar datang kepada kalian di bawah 80 bendera di mana setiap benderanya menghimpun 12 ribu pasukan.”

Selain itu, terdapat hadits lainnya yang dijelaskan lebih rinci mengenai pertempuran tersebut pada kitab Al-Mustadrak ‘ala ash-Shahihain, Rasulullah SAW bersabda:

“Kamu akan berdamai dengan bangsa Rum dalam keadaan aman, kemudian kamu dan mereka kan memerangi suatu musuh dari belakang mereka.

Dan kamu akan menang, mendapatkan harta perampasan, dan pergi dengan selamat hingga tiba di sebuah padang rumput yang luas dan berbukit-bukit.

Maka seorang laki-laki dari kaum salib mengangkat tanda salib seraya berkata,‘Salib telah menang.’ Lalu seorang laki-laki dari kaum Muslim berkata,‘Sebaliknya Allah-lah yang menang.’

Lalu keduanya bergulat di antara mereka, lalu orang muslim itu cepat meraih salib mereka lalu memecahkannya. Kemudian orang-orang Rum itu menyambar pecahan salib itu dan membunuhnya.

Kemudian orang-orang Muslim menyambar senjata-senjata mereka dan berperang. Lalu Allah ‘Azza wa Jalla memuliakan sisa kaum Muslimin itu dengan kesyahidan.

Lalu orang-orang Rum berkata kepada teman Rum itu,‘Kami telah membalaskanmu terhadap orang Arab itu.’ Lalu mereka berkhianat, menghimpun kekuatan dan mendatangi kalian di bawah 80 bendera di mana di bawah tiap-tiap bendera terdapat 12 ribu tentara.”

Dalam hadits di atas jelas di sampaikan bahwa Bangsa Rum pada hari akhir akan membantu umat muslim untuk mengalahkan musuhnya. Namun dengan dengan alasan tertentu justr Bangsa Rum kemudian berkhianat dan balik menyerang pasukan umat Muslim.

Dari perang tersebut, umat Islam akan mengalami kekalahan dan mencari perlindungan ke Ka’bah. Saat itulah datang pasukan kiriman dari arah Syam untuk mengejar kau muslim, namun Allah SWT membenamkan pasukan itu di padang pasir bernama Baida’.

Dan kemudian Allah SWT berikan pertolongan dengan munculnya sosok pemimpin yang adil, yakni al-Mahdi. Pemimpin inilah yang akan menjadi salah satu pertanda datangnya hari Kiamat.

Demikian informasi terkiat sejarah bangsa Rum yang akan berkhianat dari Islam kelak di akhir zaman

Meski belakangan ini, banyak sekali yang beranggapan bahwa bangsa Rum adalah Rusia bahkan bangsa Eropa-Amerika. Namun hingga saat ini umat Muslim belum mengetahui jelas mengenai hal tersebut.

Hal ini hanyalah rahasia Allah dengan segala firman-Nya, sebagai seorang muslim yang tawakal kepada-Nya, kita harus mempercayai segala firman dalam Al-Qur’an dan tuntunan dalam hadits Rasulullah.

Semoga artikel mengenai sejarah bangsa Rum ini bermanfaat ya! Dan selalu ingat bahwa dunia hanyalah tempat sementara, sebab sebaik-baiknya tempat adalah syurga di sisi Allah.

Share:

Seorang wanita akhir zaman yang menyukai sastra dan ingin menjadi penulis yang bermanfaat!

Leave a Comment