Kapan Batas Mandi Junub ketika Puasa? Ini Penjelasannya!

Salah satu perkara yang kerap membuat umat muslim bingung saat ingin menjalankan ibadah adalah perihal kapan batas mandi junub ketika puasa. Apakah puasa tidak sah apabila sampai tiba waktu imsak kita belum melaksanakan mandi wajib?

Kebingungan ini membuat umat muslim ragu dengan ibadah yang telah mereka kerjakan. Hal ini juga kerap menimbulkan pertanyaan baru, yaitu apakah mereka harus mengganti puasa kelak di kemudian hari?

Nah, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, tentu kita membutuhkan dalil-dalil yang menguatkan pada satu kesimpulan tertentu. Oleh karena itu, mari simak penjelasan lengkap tentang kapan batas mandi junub ketika puasa berikut ini!

Pengertian Mandi Junub

Jika dilihat dari bahasa, junub berasal dari kata janabah yang memiliki arti jauh. Artinya, seseorang yang sedang dalam keadaan junub akan terjauhkan dari ibadah-ibadah tertentu seperti sholat, puasa, membaca Al-Qur’an, dan sebagainya.

Sedangkan pengertian junub berdasarkan istilah adalah peristiwa hadas besar yang terjadi karena dua hal. Pertama, keluarnya air mani (al-inzal) dari kemaluan laki-laki atau perempuan karena mimpi basah, mempermainkannya, atau timbulnya gairah.

Kedua adalah karena hubungan suami-istri atau jimak, baik mengeluarkan air mani ataupun tidak. Jika seorang muslim mengalami salah satu dari dua keadaan di atas, maka wajib hukumnya untuk melakukan mandi besar atau mandi junub.

Persoalan mandi junub ini adalah penting karena akan berhubungan dengan sah atau tidaknya ibadah seorang, baik itu ibadah wajib maupun sunah. Mereka yang masih dalam keadaan junub, maka dilarang untuk melakukan ibadah-ibadah tertentu.

Ibadah-ibadah tersebut meliputi sholat, puasa, membaca Al-Qur’an, thawaf (mengelilingi ka’bah), atau sekedar berdiam diri di dalam masjid. Perintah untuk mandi junub juga tercantum dalam potongan Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 6, yang berbunyi:

وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا

Wa ing kuntum junuban fattahharụ

Artinya:

“Dan jika kalian junub maka mandilah.”

Selain itu, penggalan QS. An-Nisa ayat 43 juga menyatakan larangan untuk menghampiri masjid dalam keadaan junub:

وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا

Wa la junuban illa ‘abiri sabiilin ḥatta tagtasilu

Artinya:

“Janganlah menghampiri masih sedang kalian dalam keadaan junub terkecuali sekedar berlalu saja, sehingga kalian mandi.”

Dari penggalan ayat di atas sudah jelas menyatakan bahwa kita dilarang untuk mengerjakan ibadah dalam keadaan junub, kecuali kita sudah mandi. Dalam hal ini adalah mandi besar atau mandi junub.

Sekarang, yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana jika mandi junub dilakukan setelah imsak di bulan Ramadhan? Kapan batas mandi junub ketika puasa? Apakah puasa kita sah pada hari tersebut?

Hal ini akan berkaitan dengan hadist Bukhari dan Muslim, yaitu:

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjumpai waktu fajar di bulan Ramadhan dalam keadaan junub bukan karena mimpi basah, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dan tetap berpuasa.” – (HR. Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan hadis di atas, para ulama memberikan kesimpulan bahwasanya hukum mandi wajib setelah terdengar imsak adalah diperbolehkan (mubah). Bahkan batas waktunya boleh diakhirkan hingga batas waktu subuh.

Meski begitu, untuk bisa melaksanakan sholat subuh, seorang muslim harus sudah mandi junub atau sudah dalam keadaan suci.

Baca juga: Pengertian Islam Menurut Bahasa, Istilah, dan Al-Quran

Perkara yang Menyebabkan Kita Wajib Mandi Junub

Kini kita sudah tahu terkait kapan batas mandi junub ketika puasa bisa dikerjakan. Kini, kita juga harus tahu perkara apa saja yang menyebabkan seorang muslim harus mandi wajib. Di antara perkara-perkara penyebab mandi junub meliputi:

1. Keluar Darah Haid dan Melahirkan

Kondisi pertama yang membuat seorang muslim wanita harus melakukan mandi wajib adalah keluarnya darah akibat haid atau menstruasi. Lalu, muslim wanita setelah melahirkan juga harus melakukan mandi wajib.

2. Mualaf

Selanjutnya, mandi junub juga diperintahkan kepada mereka yang telah beralih dari non-Islam ke Agama Islam (mualaf). Hal ini sesuai dengan  hadits Qais bin ‘Ashim yang berbunyi:

“Aku pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku ingin masuk Islam. Lantas beliau memerintahkan aku mandi dengan air dan bidara.” – (HR. Abu Daud, No. 355; Tirmidzi, No. 605; dan An-Nasa’i, No. 188.

3. Meninggal Dunia

Seorang muslim yang telah meninggal dunia (kecuali mati syahid) wajib untuk mandi junub. Oleh karenanya, umat muslim diwajibkan untuk memandikan seseorang ketika orang tersebut sudah meninggal dunia.

4. Keluarnya Air Mani

Keluarnya air mani tidak selalu terjadi karena hubungan suami istri. Akan tetapi, hal itu juga bisa terjadi secara tidak sengaja dari mimpi, atau dilakukan dengan sengaja sehingga menimbulkan syahwat dari pikiran atau penglihatan.

5. Berhubungan Suami-Istri

Seperti pembahasan di atas, berhubungan badan antara suami dan istri menyebabkan seorang muslim harus mandi wajib setelahnya. Hal ini berlaku baik dengan keluarnya air mani ataupun tidak.

6. Mimpi Basah

Seorang laki-laki dewasa yang mengalami mimpi sehingga menyebabkan keluarnya air mani dari kemaluannya, maka ia wajib mengerjakan mandi junub. Jika mimpi yang ia alami tidak menyebabkan basah di kemaluannya, maka ia tidak wajib mandi.

Apakah Puasa Seorang Muslim Sah Jika mandi Junub setelah Imsak?

Seperti penjelasan dalam hadits di atas, bahwasanya Rasulullah SAW pernah melaksanakan mandi junub padahal sudah tiba waktu fajar. Beliau pun tetap menjalankan ibadah puasa di hari tersebut. 

Hal ini juga diriwayatkan dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anhuma oleh muslim, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mandi junub pada saat tiba waktu subuh dan beliau tidak mengqadha (puasa pada hari tersebut).

Hadist tersebut juga hampir sama dengan sebelumnya yang menyatakan bahwa puasa seorang muslim tetap sah sekalipun mereka dalam keadaan junub hingga waktu subuh. Mereka juga tidak perlu mengganti puasa di hari tersebut.

Begitu pula pendapat para ulama fikih, umumnya para ulama memberikan kesimpulan bahwa sah atau tidaknya puasa seseorang tidak terpengaruh dari kapan batas mandi junub ketika puasa dilakukan.

Penekanan hanya diberikan pada penyucian diri sebelum mengerjakan sholat. Sedangkan untuk puasa, larangan yang diberikan dalam dalil adalah melakukan hubungan badan di waktu siang (selama waktu puasa).

Perkara ini juga semakin dipertegas dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Malik dan Al-Muwaththa’, 

“Suatu ketika ada seorang laki-laki berhenti di pintu, kemudian berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam – sedangkan aku ikut mendengar, ‘Wahai Rasulullah, aku masih junub ketika masuk waktu subuh, padahal aku ingin berpuasa.’ 

Lantas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Aku juga pernah pada subuh tengah junub dan aku ingin berpuasa maka aku pun mandi dan berpuasa.”

Laki-laki itu kembali berkata, ‘Wahai Rasulullah, engkau tidak sama seperti kami. Allah telah mengampuni dosa-dosa engkau yang telah lampau maupun yang akan datang.’ 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun marah, dan beliau bersabda, “Demi Allah! Aku sangat berharap agar aku menjadi orang yang paling takut kepada Allah dibandingkan kalian semua. Aku yang paling tahu dengan aturan yang bisa membuat aku bertakwa.”

Jadi, Kapan Batas Mandi Junub ketika Puasa?

Melihat hadis yang sudah kita sampaikan di atas, dan berdasarkan kitab kitab Ibanatul Ahkam, Syekh Alawi Abbas dan juga Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri memberikan kesimpulan bahwa seorang yang sedang junub, boleh mandi besar hingga terbit fajar.

Akan tetapi, kita tetap disarankan untuk menyegerakan mandi junub sebelum tiba waktu subuh. Jadi, ketika kita dalam keadaan junub dan mendapati waktu sudah imsak, maka segera melaksanakan mandi junub agar bisa mengerjakan sholat subuh.

Masih dalam buku yang sama, Syekh Alawi Abbas dan Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri juga menyatakan, “Orang yang berpuasa boleh menunda mandi junub hingga waktu setelah fajar terbit.”

Jadi, kapan batas mandi junub ketika puasa? Dari seluruh pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa batas kita mengerjakan mandi junub adalah saat terbit waktu fajar, atau menjelang batas akhir sholat subuh.

Bagaimana jika dilakukan lebih dari waktu tersebut? Jika mandi junub dikerjakan lebih dari waktu tersebut, maka bisa dipastikan bahwa kita telah melewatkan waktu subuh tanpa bersuci.

Artinya, jika kita mengerjakan sholat subuh, maka sholat tersebut tidak dianggap sah karena kita masih dalam keadaan junub dan belum bersuci. Padahal, mengerjakan sholat subuh adalah kewajiban utama bagi seorang muslim.

Tata Cara Mandi Wajib atau Mandi Junub

Setelah mengetahui kapan batas mandi junub ketika puasa, kali ini kita akan membahas tata cara mandi junub. Mandi junub sendiri tentu harus dikerjakan melalui tata cara yang benar. Adapun tata cara mandi junub adalah sebagai berikut:

1. Mandi Wajib untuk Laki-Laki

Khusus untuk laki-laki yang dalam keadaan junub, maka tata cara mandi wajibnya adalah sebagai berikut:

  • Ambil air dan bersihkan tangan sebanyak 3 kali.
  • Bersihkan segala bentuk kotoran atau najis yang melekat pada tubuh.
  • Berwudhu sebagaimana kita melakukannya saat ingin mengerjakan sholat.
  • Mulai mandi janabah dengan mengguyurkan air ke kepala sebanyak 3 kali. Lakukan hal tersebut dengan dibarengi membaca niat dalam hati, yaitu Nawaitu Ghusla Lifrafil Hadatsil Akbari Fardhan Lillaahi Ta’aala. Artinya: “Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar fardhu karena Allah Ta’aala.”
  • Guyur seluruh tubuh dengan air sampai ke kaki dengan mendahulukan sisi sebelah kanan, lalu sisi sebelah kiri.
  • Jangan lupa untuk menggosok-gosok bagian badan, baik depan maupun belakang. Lakukan juga pada lipatan-lipatan tubuh.
  • Sebaiknya hindari menyentuh bagian kemaluan. Jika tersentuh, maka bisa mengulanginya dengan wudhu kembali.

2. Tata Cara Mandi Wajib untuk Perempuan

Selanjutnya, tata cara mandi wajib atau mandi junub bagi perempuan adalah sebagai berikut:

  • Ambil air dan bersihkan tangan sebanyak 3 kali.
  • Bersihkan segala bentuk kotoran yang masih melekat di badan menggunakan tangan kiri, termasuk bagian kemaluan.
  • Bersihkan tangan setelah membersihkan kemaluan.
  • Berwudhu sebagaimana kita melakukannya saat ingin sholat.
  • Mengusap kepala dan sela-sela rambut menggunakan air.
  • Mulai mandi janabah dengan mengguyurkan air ke kepala sampai ke pangkal rambut sebanyak 3 kali. Lakukan hal tersebut dengan dibarengi membaca niat dalam hati, yaitu Nawaitu Ghusla Lifrafil Hadatsil Akbari Fardhan Lillahi Ta’aala. Artinya: “Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar fardhu karena Allah Ta’aala.”
  • Guyur seluruh tubuh sampai ke kaki dengan mendahulukan bagian kanan, lalu bagian kiri.
  • Bersihkan juga bagian lipatan tubuh dan gosok-gosok menggunakan tangan.
  • Sebisa mungkin hindari menyentuh daerah kemaluan. Jika tersentuh, ulangi dengan berwudhu kembali.

3. Tata Cara Mandi Wajib untuk Perempuan setelah Haid

Berikutnya, tata cara mandi wajib untuk perempuan setelah menjalani masa haid adalah sebagai berikut:

  • Ambil air dan bersihkan tangan sebanyak 3 kali.
  • Bersihkan segala bentuk kotoran yang masih melekat di badan menggunakan tangan kiri, termasuk bagian kemaluan.
  • Bersihkan tangan setelah membersihkan kemaluan.
  • Berwudhu sebagaimana kita melakukannya saat ingin sholat.
  • Mengusap kepala dan sela-sela rambut menggunakan air.
  • Mulai mandi janabah dengan mengguyurkan air ke kepala sampai ke pangkal rambut sebanyak 3 kali. Lakukan hal tersebut dengan dibarengi membaca niat dalam hati, yaitu Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari minal haidhi fardhan lillahi ta’aala. Artinya: “Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar disebabkan haid karena Allah ta’ala.”
  • Guyur seluruh tubuh sampai ke kaki dengan mendahulukan bagian kanan, baru disusul bagian kiri.
  • Bersihkan juga daerah lipatan tubuh dan gosok-gosok menggunakan tangan.
  • Sebisa mungkin hindari menyentuh daerah kemaluan. Jika terlanjur tersentuh, silakan ulangi dengan berwudhu kembali.

Mandi junub adalah salah satu cara bersuci dari hadas besar yang harus dipahami oleh seluruh umat muslim. Tidak hanya tentang batas waktu pelaksanaannya, tetapi juga tata caranya.

Saat kita hendak mengerjakan ibadah puasa, tentu pernah merasa bingung dan bertanya kapan batas mandi junub ketika puasa. Tak perlu bingung lagi karena pembahasan di atas telah menjawab rasa bingung kita.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment