Biografi Sunan Gresik: dari Silsilah Hingga Metode Dakwahnya

Penyebaran agama Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa  tidak lepas dari perjuangan Wali songo. Salah satu Sunan yang ada di dalam Wali Songo adalah Maulana Malik Ibrahim atau dikenal Sunan Gresik.

Maulana Malik Ibrahim menyebarkan ajaran agama Islam lewat dakwah. Pada tahun 1404 Masehi, beliau mendirikan majelis dakwah yang bertujuan untuk melakukan perubahan penduduk Jawa ke arah lebih baik.

Jika ingin mengetahui lebih jauh tentang biografi, asal usul, dan metode dakwah Sunan Gresik, berikut uraian informasi selengkapnya. Yuk, simak di bawah ini sekarang!

Biografi Sunan Gresik

Maulana Malik Ibrahim atau yang terkenal dengan sebutan Sunan Gresik adalah salah satu Sunan dari sembilan wali atau Wali Songo. Beliau merupakan putra dari Jamaluddin Akbar Al Husaini yang lahir pada abad ke 14.

Sementara nama ibu dari Sunan ini belum diketahui. Namun, istrinya yang bernama Siti Fatimah adalah keturunan dari Raja Champa Dinasti Azmatkhan 1.

Menurut cerita leluhur, Maulana Malik Ibrahim memiliki karomah atau kemuliaan yang Allah berikan berupa kemampuan menurunkan hujan. Selain itu, beliau juga memberikan pelajaran pada muridnya dalam mencegah perampok.

Tidak hanya itu, dalam bidang pendidikan beliau mendirikan pondok pesantren yang berada di daerah Leran, Kota Gresik. Beliau juga memiliki karya kesenian berupa lagu gundul-gundul pacul dan tembang suluk.

Maulana Malik Ibrahim juga giat dalam menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Hal ini yang kemudian menciptakan persepsi sendiri mengenai asal usulnya.

Asal Usul Sunan Gresik

Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang asal usul nama Sunan Gresik dan perjalanan beliau dalam menyebarkan ajaran Islam di Indonesia, khususnya pulau Jawa. Berikut info detailnya untuk menambah pengetahuan.

1. Persepsi Nama Asli

Masyarakat menganggap Maulana Malik Ibrahim bukan merupakan keturunan asli Jawa. Persepsi inipun diperkuat dari nama panggilan beliau yakni Syekh Maghribi yang masyarakat berikan kepada beliau.

Masyarakat memiliki persepsi bahwa Sunan ini berasal dari Arab Maghrib yang berada di wilayah sekitar Afrika Barat. Bahkan, ada juga masyarakat yang percaya bahwa beliau berasal dari daerah Maroko.

Meski begitu, Maulana Malik Ibrahim adalah keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad SAW melalui jalur Husain bin Ali. Beliau juga memiliki ikatan saudara dengan Maulana Ishaq yakni ayah dari Sunan Giri.

Baca juga: Pengertian Toleransi dalam Islam dan Batasan-Batasannya

2. Tempat Kelahiran

Menurut tulisan yang ada di dalam naskah babad Tanah Jawi oleh J.J Meinsma, Maulana Malik Ibrahim yang juga memiliki nama Makhdum Ibrahim As-Samarqandi atau Syekh Ibrahim Asmarakandi.

Berdasarkan nama itu, Maulana Malik Ibrahim diperkirakan lahir di daerah Samarkand pada awal abad ke 14 Masehi. Kemudian, setelah beranjak dewasa pernah tinggal di Canpa atau kini lebih dikenal Kamboja.

Di daerah Campa, beliau menikah dengan putri raja dan memiliki dua orang putra. Adapun dua orang putra dari Maulana Malik Ibrahim yaitu Raden Rahmat atau dikenal Sunan Ampel dan Sayid Ali Murtadha.

3. Wali Songo Pertama

Maulana Malik Ibrahim merupakan Wali Songo pertama yang datang ke tanah Jawa dalam menyebarkan agama Islam. Beliau pertama kali datang ke Desa Sembalo yang berada di wilayah kerajaan Majapahit.

Desa Sambalo saat ini merupakan bagian dari daerah Leran, Kecamatan Manyar, Kota Gresik. Hal yang pertama kali beliau lakukan adalah berdagang berbagai macam kebutuhan pokok dengan harga murah.

Selain itu, beliau juga mendirikan masjid di Desa Pasucinan, Kecamatan Manyak, Kota Gresik. Hal ini sebagai wadah atau tempat beliau menyebarkan agama Islam kepada masyarakat di sekitar kala itu.

Silsilah Keturunan Sunan Gresik

Menurut informasi yang diperoleh, Nasab Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim sampai kepada Nabi Muhammad SAW melalui jalur Husain bin Ali. Berikut nasab dan silsilah keturunan Maulana Malik ibrahim:

  1. Nabi Muhammad SAW
  2. Fatimah Az-Zahra/Ali bin Abi Thalib
  3. Al-Husain bin
  4. Ali Zainal Abidin bin
  5. Muhammad Al-Baqir bin
  6. Ja’far Shadiq bin
  7. Ali Al-Uraidhi bin
  8. Muhammad An-Naqib bin
  9. Isa Ar-Rumi bin
  10. Ahmad Al-Muhajir bin
  11. Ubaidillah bin
  12. Alwy bin
  13. Muhammad bin
  14. Alwy bin
  15. Ali Khali’ Qasam bin
  16. Muhammad Shahib Mirbath bin
  17. Alwi Ammil Faqih bin
  18. Abdul Malik Azmatkhan bin
  19. Abdullah bin
  20. Ahmad Jalaluddin bin
  21. Husain Jamaluddin bin
  22. barakat Zainal Alam
  23. Maulana Malik Ibrahim

Kisah Perjuangan Saat Menyebarkan Islam

Maulana Malik Ibrahim yang dikenal juga sebagai Kakek Banyak oleh masyarakat setempat, beliau melakukan kegiatan dakwah dengan cara yang bijaksana dan lemah lembut sesuai dengan ajaran Al-Quran.

Beliau berjuang melakukan syiar Islam kepada masyarakat dari mulai datang pertama kali ke pulau Jawa hingga beliau wafat pada tahun 1419 Masehi. Berikut perjuangan Sunan Gresik dalam berdakwah:

1. Mendirikan Masjid Pertama

Maulana Malik Ibrahim merupakan salah satu Wali Songo yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Oleh karena itu, beliau dianggap sebagai wali senior di antara para Wali Songo lainnya.

Pada tahun 801 Hijriyah atau 1392 Masehi, beliau pertama kali diunggah di daerah Leran. Kemudian, beliau menyebarkan syiar Islam di Jawa Timur dengan mendirikan masjid pertama di Desa Pasucinan, Manyar.

Selain itu, Sunan Gresik juga mulai berdagang di Desa Roomo. Roomo adalah desa yang terletak sekitar 4 km dari timur Desa Leran. Daerah ini dianggap cocok untuk dagang karena dekat dengan pelabuhan Gresik.

2. Belajar Bahasa Setempat

Sambil berdagang, Sunan Gresik ternyata punya tujuan untuk mempelajari bahasa daerah masyarakat setempat. Hal ini beliau lakukan untuk mempermudah komunikasi saat berdakwah atau syiar agama Islam.

Selain itu, beliau juga sering kali membantu masyarakat yang membutuhkan pengobatan. Beliau juga sering menolong fakir miskin. Beliau terkenal di kalangan masyarakat sebagai pribadi ramah dan baik hati.

Nama Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik pun terkenal sampai di kalangan bangsawan Kerajaan Majapahit. Hingga suatu ketika, beliau ingin berkunjung dan bertemu dengan Raja Majapahit bernama Prabu Brawijaya.

3. Berdakwah di Majapahit

Setelah Raja Majapahit menerima kedatangan Maulana Malik Ibrahim, raja sangat terkesan dengan sopan santun dan budi pekerti Sunan Gresik ini. Hanya saja, sang saja belum bersedia memeluk agama Islam.

Perlu kita ketahui, Raja dan masyarakat di Majapahit menganut agama Hindu dan Buddha. Meski sudah ada juga sebagian yang beragama Islam. Namun, Maulana Malik Ibrahim tetap meminta izin dakwah di Majapahit.

Penyebaran agama Islam oleh Maulana Malik Ibrahim dengan menggunakan strategi dan cara yang bijaksana. Beliau selalu bersabar dan berusaha meluruskan pemikiran orang yang selalu berbuat musyrik.

4. Dakwah Sesuai Ajaran Nabi

Dalam perjalanan dakwahnya, beliau tidak hanya berhadapan dengan masyarakat beragama Hindu. Namun, beliau juga harus menghadapi orang yang tidak memiliki agama dan membukti aliran sesat.

Cara Sunan Gresik menghadapi orang tersebut adalah dengan tidak secara langsung menentang kepercayaannya. Tapi beliau melakukan dengan cara pendekatan yang ramah dan bisa diterima masyarakat.

Beliau dalam menyebarkan dakwahnya selalu menunjukkan cara yang bijaksana. Setiap dakwah selalu menunjukan keindahan dan akhlak Islami sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW dan Al-Quran.

Metode Dakwah Sunan Gresik

Salah satu hal yang membuat masyarakat mengikuti ajaran yang disampaikan oleh Maulana Malik Ibrahim adalah pribadi yang halus dan baik hati. Masyarakat bisa tersentuh untuk memeluk agama Islam.

Metode dakwah seperti ini Sunan Gresik terapkan agar warga atau masyarakat sukarela masuk Islam tanpa paksaan. Beliau menjelaskan tentang Islam dengan bahasa yang mudah mereka pahami.

Selain itu, metode pendekatan beliau kepada orang-orang yang berkasta rendah dalam agama Hindu. Seperti kita ketahui, di agama hindu ada empat kasta yaitu, brahmana, ksatria, waisya, dan sudra.

Banyak dari kasta waisya dan sudra tertarik dengan penjelasan Maulana Malik Ibrahim tentang kedudukan seseorang di dalam agama Islam adalah sama atau sederajat, serta tidak ada yang berbeda.

Sunan Gresik setiap menjelaskan tentang agama Islam dengan cara halus, sehingga masyarakat tergerak hatinya untuk masuk Islam. Banyak masyarakat berbondong-bondong masuk Islam tanpa paksaan.

Setelah beliau memiliki pengikut yang banyak, kemudian beliau mendirikan masjid untuk tempat beribadah bersama. Dalam pembuatan masjid, beliau mendapatkan banyak bantuan dari Raja Carmain.

Raja Carmain adalah pemimpin dari sebuah kerajaan bernama Kerajaan Champa. Beliau senantiasa selalu membantu Maulana Malik Ibrahim dalam melakukan kegiatan syiar Islam di zaman Kerajaan Majapahit.

Contoh Keteladanan Sunan Gresik

Dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, Maulana Malik Ibrahim tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam. Beliau mendekati masyarakat melalui pergaulan dan berdagang.

Sunan Gresik tidak menentang kepercayaan dan agama warga asli yang mereka peluk. Justru, beliau memperlihatkan suatu keindahan dan kebaikan yang ada dalam agama Islam dengan cara yang halus.

Berkat keramah-tamahan dan sopan santun, akhirnya banyak orang tertarik masuk ke dalam agama Islam. Kemudian, beliau mendirikan tempat ibadah bagi umat Islam untuk ibadah sholat dan mengaji.

Dari perjalanan dakwah beliau, kita bisa mengambil pelajaran dan hikmah bahwa untuk membuat seseorang berbuat baik tidak perlu paksaan. Cukup dengan pendekatan yang halus dan bisa mereka mengerti.

Bukan dengan kekerasan, apalagi harus dengan melakukan hal yang bertentangan dengan ajaran agama Islam. Sebab, agama Islam sendiri mengajarkan kita untuk berbuat baik karena pada dasarnya kita sama.

Peninggalan Sunan Gresik Setelah Wafat

Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim wafat pada tahun 1419 Masehi. Lokasi makamnya ada di wilayah Gapura Wetan, Gresik. Adapun peninggalan beliau yang masih ada hingga saat ini, di antaranya:

1. Masjid Pesucinan

Masjid Pesucinan atau Masjid Malik Ibrahim merupakan salah satu peninggalan dari Maulana Malik Ibrahim yang masih berdiri kokoh hingga saat ini.

Masjid ini tergolong sebagai masjid tertua di Desa Leran, Kota Gresik. Masjid ini berdiri pada saat zaman Kerajaan Majapahit berkuasa. Tidak heran, jika masjid ini menjadi salah satu masjid tertua di Indonesia.

Masjid Pesucinan adalah salah satu bukti sejarah bahwa adanya perjuangan seorang wali dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia. Dalam hal ini, wali tersebut bernama Maulana Malik Ibrahim.

2. Air Sumur

Peninggalan air sumur Sunan yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa ini adalah air sumur yang lokasinya ada di dalam Masjid Pesucinan.

Banyak orang percaya bahwa air sumur ini memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit. Hal ini karena air sumur ini memang rasanya tawar yang berbeda dengan mayoritas air sumur di sekitarnya.

Meskipun demikian, setiap penyakit ada yang menyembuhkan yaitu dari Allah SWT. Hanya saja, jalan untuk kesembuhannya bisa berbeda-beda yaitu bisa melalui minum obat, dokter, dan lain sebagainya.

Itulah beberapa peninggalan yang masih ada hingga saat ini dan sudah sepatutnya kita jaga dan rawat. Dengan begitu, sejarah tentang Sunan Wali Songo bernama Maulana Malik ibrahim tetap terjaga baik.

Demikian penjelasan tentang Sunan Gresik atau yang memiliki nama asli Maulana Malik Ibrahim mulai dari biografi hingga asal usul dan perjalanan dakwahnya. Semoga bisa menjadi referensi dan pengetahuan bagi kita.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment