Akad Wakalah (Pemberian Kuasa) Dalam Transaksi Islam

Manusia diciptakan untuk saling tolong menolong dan gotong royong satu sama lain. Dalam hal ini Allah juga telah mengatur agar dalam kerja sama tidak ada kekeliruan yakni dengan adanya akad wakalah.

Akad waqalah mengatur bagaimana pemberian kekuasaan dari pihak pertama kepada pihak kedua. Tentunya aturan semacam ini, dapat bermanfaat apabila dijalankan sesuai dengan syariat.

Kita sebagai manusia yang tidak luput dari salah, sangat perlu memahami hal mendasar yang telah diatur oleh syariat. Dengan demikian sesuatu apa pun yang kita lakukan dalam hidup selalu terarah dan jelas. 

Pengertian Akad Wakalah 

Akad waqalah merupakan suatu perjanjian atau kesepakatan antara pihak pertama dan pihak kedua dalam pelimpahan mandat atau kekuasaan. Pelimpahan tanggung jawab ini yang kemudian menjadi tanggung jawab oleh pihak kedua. 

Jika telah melakukan akad, maka pihak kedua yang diberi kepercayaan oleh pihak pertama wajib melaksanakannya dengan sepenuh hati. Umumnya kesepakatan ini juga memiliki jangka waktu yang juga telah disepakati. 

Sebab, akad ini diterapkan pada suatu kondisi atau kepentingan tertentu dalam sementara waktu. 

Adapun akad waqalah disyariatkan dalam Al-Qur’an Surah Al-Kahfi ayat 19:

وَكَذَٰلِكَ بَعَثْنَاهُمْ لِيَتَسَاءَلُوا بَيْنَهُمْ ۚ قَالَ قَائِلٌ مِّنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ ۖ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ ۚ قَالُوا رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُم بِوَرِقِكُمْ هَٰذِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ فَلْيَنظُرْ أَيُّهَا أَزْكَىٰ طَعَامًا فَلْيَأْتِكُم بِرِزْقٍ مِّنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلَا يُشْعِرَنَّ بِكُمْ أَحَدًا

Artinya:

“Dan demikianlah kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Salah seorang di antara mereka berkata: sudah berapa lama kamu berada (di sini?)”. Mereka menjawab: “Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari”. Berkata (yang lain lagi): “Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu, untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah ia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorang pun.”

Baca juga: Doa Setelah Membaca Surat Al Waqiah dan Artinya Lengkap

Tujuan Akad Wakalah

Adapun tujuan akad waqalah adalah untuk menggantikan tugas atau pekerjaan seseorang kepada orang lain dalam keadaan masih hidup. Pihak pertama yang memberikan mandat kepada pihak kedua haruslah memberikan kejelasan. 

Sehingga pihak kedua yang diberikan mandat dapat mengerti tanggung jawab serta tugas yang harus dilakukan. Pelaksana akad waqalah atau disebut Al-Wakil juga harus mampu untuk menggantikan pemberi akad.

Dengan demikian, tujuan akad yang satu ini untuk pemberian mandat dapat sama-sama diterima oleh kedua belah pihak. Tanggung jawab serta tugas juga dapat terlaksana dengan baik sampai waktu pemberian mandat selesai.

Syarat-syarat Akad Wakalah

Pelaksanaan akad waqalah juga memiliki syarat yang harus dilakukan agar tidak terjadi hal yang buruk. Berikut syarat yang harus dipenuhi:

1. Ada Pemberi dan Penerima 

Syarat pertama yang sangat penting yakni adanya pemberi dan penerima akad. Ini menjadi hal paling mendasar yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan akad. 

Pemberi disini ialah orang yang akan memberikan mandat atau tugas, bisa disebut juga sebagai pihak pertama. Sementara penerima ialah orang yang akan menerima amanah, tugas, serta mandat dari pihak pertama, biasa disebut pihak kedua.

2. Kemampuan Wakil

Syarat kedua yang haru dipenuhi adalah kemampuan wakil. Penerima mandat haruslah orang yang benar-benar mampu untuk melaksanakan tugas serta mandat yang diberikan. 

Dalam akad ini, tidak diperkenankan memberikan tugas atau mandat kepada orang yang jelas tidak mampu menyelesaikan tanggung jawab. Mereka yang memberi mandat harus memastikan memilih Al-Wakil yang tepat. 

3. Wakil yang Berilmu 

Dalam aturan akad, penerima mandat merupakan orang yang memiliki ilmu pengetahuan sesuai dengan tugas yang akan Ia terima. Oleh karena itu, penerima tugas harus benar-benar mengerti apa yang akan dilakukannya. 

Pengetahuan yang memadai merupakan modal utama dalam menjalankan tugas dan amanah yang diberikan. Itu sebabnya, pihak pertama mempercayai pihak kedua sebagai pengganti sementara.

4. Wakil yang Jujur dan Amanah

Syarat selanjutnya yang harus dipenuhi yakni memilih wakil yang jujur dan amanah. Penerima kekuasaan harus memiliki integritas serta kejujuran yang tinggi dalam melaksanakan dan menjalankan tugas. 

Dengan demikian, setiap tugas dan mandat yang diberikan dapat terlaksana dengan baik dan benar. Kepercayaan yang telah diberikan oleh pemberi kuasa, dapat Ia jaga selama menjadi pengganti atau wakil sementara.

5. Akad Dilaksanakan Tanpa Paksaan

Perjanjian antara pihak pertama sebagai pemberi mandat dan pihak kedua sebagai penerima mandat harus terlaksana dalam keadaan sadar. Selain itu, kesepakatan akad tidak boleh ada paksaan dari pihak mana pun. 

Baik pemberi atau penerima harus benar-benar saling mempercayai dan menerima satu sama lain. 

6. Kejelasan Akad

Syarat berikutnya yakni kejelasan perjanjian antara pihak pertama dan pihak kedua. Pemberi kuasa dan penerima kuasa harus secara jelas dan tegas menjabarkan tugas dan mandat yang harus dilakukan. 

Pihak pertama sebagai pemberi kuasa wajib secara detail menyampaikan tugas dan mandat. Pihak kedua sebagai penerima harus benar-benar memahami tanggung jawab yang diberikan.

7. Persetujuan 

Syarat terakhir yang harus dipenuhi dalam akad ini adalahi persetujuan antara pemberi kuasa dan penerima kuasa harus dilakukan secara tertulis. Alangkah lebih baik lagi, jika dalam persetujuan tersebut dihadirkan saksi. 

Setelah menyetujui perjanjian, kedua belah pihak harus mematuhi aturan yang berlaku sesuai kesepakatan dan bertanggung jawab.

Demikianlah pengertian, tujuan, serta syarat dalam pelaksanaan akad waqalah. Semoga kita menjadi umat muslim yang mentaati aturan yang telah diberikan oleh Allah S.W.T serta mengikuti segala sesuatu yang telah diatur oleh syariat.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment