Dalam perjalanan hidup, ada kalanya kita menjumpai batu sandungan, baik berupa cobaan besar atau kecil. Saat itu hendaknya kita menerapkan cara menghadapi masalah menurut Islam.
Apalagi sikap yang tepat dalam menghadapi masalah berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Ada orang yang selalu mengeluh dan rentan terhadap pikiran negatif hingga depresi.
Sikap yang demikian kurang tepat bagi seorang muslim. Terlebih lagi, kebiasaan tersebut dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental.
Daftar ISI [Tampilkan]
Cara Menghadapi Masalah Menurut Islam
Perasaan seperti jenuh, gelisah, hingga cemas sering kali menghinggapi hati kala kita didera cobaan berat. Terkadang ada pula masalah yang seolah tidak memiliki jalan keluar.
Sementara itu, sikap setiap orang dalam menghadapi masalah dapat berbeda-beda. Beberapa orang dapat menjalaninya dengan tabah. Namun, ada juga yang merasa putus asa.
Lantas, bagaimana sebenarnya cara menghadapi masalah menurut Islam?
Berikut cara pandang yang sebaiknya dimiliki untuk seorang muslim ketika menghadapi masalah:
1. Memandang Masalah sebagai Bentuk Kasih Sayang Allah SWT
Manusia akan dihadapkan pada berbagai bentuk ujian sepanjang hidupnya. Adapun ujian ini dapat berupa keberuntungan dan ada pula yang berupa masalah/musibah.
Berbagai masalah yang kita hadapi juga termasuk cara Allah SWT dalam menguji hamba-Nya. Sementara cara kita menghadapinya akan menunjukkan apakah kita termasuk orang yang sabar dan bertawakal.
Allah SWT berfirman,
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ (155) اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ (156) اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ (157)
Artinya:
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS Al Baqarah ayat 155-157).
Dalam surat lain, Allah berfirman,
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Artinya:
“Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS al-Anbiya ayat 35):
Maka dari itu, kita sebaiknya mengingat bahwa cobaan seperti apapun datangnya dari Allah SWT. Ingat juga bahwa Allah SWT Maha Melihat setiap upaya dan kesungguhan kita ketika menghadapi cobaan tersebut
Yakinlah bahwa setiap upaya yang kita kerahkan tidak pernah sia-sia. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَى رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيه
Artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya kamu sudah bekerja untuk Tuhanmu dengan sungguh-sungguh, maka kamu (kelak) akan menemuinya.” (QS Al-Insyiqaq ayat 6).
Baca juga: Hukum Tas dan Dompet dari Kulit Ular dan Buaya serta Hukum Jual Belinya
2. Yakin bahwa Allah Memberikan Masalah sesuai Kemampuan Kita
Ketika menjumpai masalah yang terasa begitu berat, hendaknya seorang muslim kembali mengingatkan diri bahwa Allah SWT Maha Adil dan Maha Mengetahui. Allah SWT tidak akan memberikan cobaan yang di luar batas kemampuan kita.
Dengan cara pandang demikian, kita dapat mengarahkan pikiran untuk selalu optimis. Kemudian kuatkan diri untuk menghadapi masalah dengan sabar serta tetap berusaha mencari jalan keluar.
Selain itu, sebaiknya usaha juga disertai dengan doa. Maka sudah semestinya saat menghadapi masalah seorang muslim lebih mendekatkan diri kepada Allah dan memperbanyak ibadah serta amal saleh.
Anjuran tersebut tertuang dalam firman Allah berikut:
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
Artinya:
“Dan mohonlah pertolongan Allah dengan sabar dan shalat, dan sesungguhnya hal itu sangat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS Al-Baqarah ayat 45).
Terlebih lagi, meningkatkan doa dan ibadah juga membantu agar pikiran kita tetap kuat. Sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Artinya:
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Al-Ra’du: 28)
3. Jangan Berputus Asa
Islam mengajarkan kita untuk selalu bersikap optimis dan pantang berputus asa. Maka ketika menghadapi masalah berat, kita perlu meyakini bahwa setiap masalah pasti memiliki solusi.
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam firman Allah SWT,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا () إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Artinya:
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (Q.S al-Insyirah: 6).
Seberat apapun masalah yang kita hadapi, penting untuk terus berusaha menyelesaikannya. Ingatlah bahwa Allah SWT tidak menyukai orang yang mudah putus asa.
Hal ini diterangkan dalam firman-Nya:
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Artinya:
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-Ra’d: 11).
Demikianlah cara menghadapi masalah menurut Islam. Semoga kita semua bisa termasuk orang-orang yang bersabar dan dapat menerapkan sikap sesuai anjuran Islam.