Di dalam agama Islam terdapat banyak aspek kehidupan sehari-hari yang diatur oleh ajaran-ajaran yang sempurna. Salah satu aspek yang seringkali terlewatkan adalah berperilaku, termasuk adab bersin dan adab menguap.
Meskipun terdengar sepele, tetapi berperilaku sesuai dengan adab Islam penting untuk diterapkan.
Dalam situasi tersebut, menjalani adab sesuai tuntunan Islam merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mari kita bahas lebih dalam mengenai adab bersin dan menguap dalam Islam.
Daftar ISI
Adab Bersin dalam Islam
Adab bersin dalam Islam merujuk pada aturan atau tata cara yang harus diikuti oleh seorang Muslim saat mereka bersin. Tata cara ini merupakan bagian penting dari etika dan perilaku ajaran Islam yang menekankan penghormatan kepada Allah SWT.
Bersin merupakan tindakan fisik yang umum terjadi saat udara atau benda asing masuk ke dalam hidung dan menimbulkan refleks bersin. Dalam pandangan Islam, bersin adalah tanda alami yang diberikan Allah SWT.
Selain itu, adanya bersin berguna dalam membersihkan hidung dan saluran pernapasan dari partikel asing. Bersin dianggap sebagai anugerah dan tanda rahmat atas Allah SWT kepada manusia.
Dalam ajaran Islam terdapat beberapa adab yang bisa kita lakukan ketika bersin.
1. Merendahkan Suara Bersin
Seringkali kita menjumpai saudara sesama muslim yang mungkin dengan secara sengaja mengeraskan suara bersin.
Hal ini tentunya sangat salah dan tidak dicontohkan oleh Nabi Muhammad sebagaimana sabda beliau dalam hadits adab bersin:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا عَطَسَ غَطَّى وَجْهَهُ بِيَدِهِ أَوْ بِثَوْبِهِ وَغَضَّ بِهَا صَوْتَهُ
Artinya:
“Bahwasanya apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersin, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menutup wajah dengan tangan atau kainnya sambil merendahkan suaranya.” (HR. Ahmad).
2. Menahan untuk Tidak Menoleh
Hendaknya bagi kita yang ingin bersin untuk tidak menoleh ke kiri atau ke kanan demi menghindari bersin agar tidak terkena orang sekitar. Cukup menutup wajah atau area hidung dan mulut dengan tangan atau kain.
Seandainya leher menekuk atau menoleh ke kiri atau kanan dikhawatirkan akan cedera dan membahayakan diri sendiri. Telah terjadi pada beberapa orang ketika bersin memalingkan wajahnya berakibat kepalanya kaku dalam posisi menoleh.
3. Mengucapkan Alhamdulillah
Saat seorang Muslim bersin, tata cara pertama yang harus mereka ikuti adalah mengucapkan “Alhamdulillah.” Ini berarti memiliki artian sebagai “Segala puji bagi Allah SWT.”
اَلْحَمْدُ ِللهِ
Dengan mengucapkan frasa ini, seorang Muslim mengakui bahwa bersin adalah anugerah dari Allah SWT dan mereka bersyukur atasnya. Selain itu, tata cara ini juga dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Sementara, bagi kita yang mendengarkan ucapan “Alhamdulillah”, maka bisa membalasnya dengan ucapan “Yarhamukallah”. Ucapan ini memiliki makna “Semoga Allah SWT merahmatimu”. Cara menjawab ini juga disabdakan oleh nabi:
إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوهُ أَوْ صَاحِبُهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَإِذَا قَالَ لَهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَلْيَقُلْ يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ
Artinya:
“Jika salah seorang dari kalian bersin, hendaknya dia mengucapkan, ‘Alhamdulillah’ dan saudaranya atau temannya (yang mendengar) hendaklah mengucapkan, ‘Yarhamukallah (Semoga Allah merahmatimu).’ Jika saudaranya berkata ‘Yarhamukallah’ maka hendaknya dia berkata, “Yahdikumullah wa yushlihu balakum (Semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki hatimu).” (HR. Bukhari).
Baca juga: Berasal dari Surga, Ini 5 Manfaat Kayu Gaharu Menurut Islam
4. Bila Ada Orang Non-Muslim Bersin dan Mengucapkan “Alhamdulillah”
Kita mungkin sering mendengar teman yang beragam lain tanpa secara sengaja mengucapkan “Alhamdulillah” ketika mereka selesai bersin. Tanpa kita sadari hal ini juga sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam membalasnya.
Berdasarkan hadits Abu Musa al-‘Asy’ari Radhiyallahu anhu, ia berkata:
كَانَ الْيَهُوْدُ يَتَعَاطَسُوْنَ عِنْدَ رَسُوْلِ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْجُوْنَ أَنْ يَقُوْلَ لَهُمْ يَرْحَمُكُمُ اللهُ، فَيَقُوْلُ: يَهْدِيْكُمُ اللهُ وَيُصْلِحُ باَلَكُمْ
Artinya:
“Orang-orang Yahudi berpura-pura bersin di hadapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka berharap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudi mengatakan kepada mereka yarhamukumullah (semoga Allah memberikan rahmat bagi kalian), tapi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya mengucapkan yahdikumullaah wa yushlihu baalakum (semoga Allah memberikan pada kalian petunjuk dan memperbaiki keadaanmu).” (HR. Ahmad IV/400, al-Bukhari dalam al-Adaabul Mufrad II/392 No. 940).
5. Apabila Bersin Lebih dari 3x
Apabila saudara kita yang bersin itu menambah jumlah bersinnya lebih dari tiga kali yang telah didengar, maka tidak perlu dijawab dengan ucapan yarhamukallah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:
إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيُشَمِّتْهُ جَلِيْسُهُ، وَإِنْ زَادَ عَلَى ثَلاَثٍ فَهُوَ مَزْكُوْمٌ وَلاَ تُشَمِّتْ بَعْدَ ثَلاَثِ مَرَّاتٍ
Artinya:
“Apabila salah seorang di antara kalian bersin, maka bagi yang duduk di dekatnya (setelah mendengarkan ucapan alhamdulillah) menjawabnya dengan ucapan yarhamukallah, apabila dia bersin lebih dari tiga kali berarti ia sedang terkena flu dan jangan engkau beri jawaban yarhamukallah setelah tiga kali bersin.” (HR. Abu Dawud No. 5035).
Adab bersin dalam Islam menekankan pentingnya kesopanan, kesyukuran dan kesadaran terhadap tanda-tanda anugerah Allah SWT dalam kehidupan. Dengan mengikuti adab-adab ini, seorang Muslim dapat menjaga perilaku yang baik.
Penting untuk diingat bahwa apabila kita tidak mendengar saudara yang bersin mengucapkan “Alhamdulillah”, maka janganlah mengucapkan tasymit (ucapan yarhamukallah) untuknya.
Dan tidak perlu mengingatkannya untuk mengucapkan hamdallah sebagaimana yang kita ketahui. Hal ini karena sesuai sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللهَ: فَشَمِّتُوْهُ فِإِنْ لَمْ يَحْمَدِ اللهَ فَلاَ تُشَمِّتُوْهُ
Artinya:
“Jika salah seorang dari kalian bersin lalu mengucapkan alhamdulillah, maka hendaklah kalian mengucapkan tasymit (ucapan yarhamukallah) baginya, tapi jika tidak, maka janganlah mengucapkan tasymit baginya.” (HR. Muslim No. 2992).
Adab Menguap dalam Islam
Menguap adalah tindakan fisik alami yang terjadi ketika seseorang membuka mulut lebar-lebar dan mengambil napas yang dalam secara spontan. Dalam Islam, menguap juga memiliki aturan dan adab tertentu yang harus diperhatikan.
Berikut adalah beberapa aspek yang perlu dipahami tentang hadits adab menguap dalam Islam:
1. Menahan Semampunya
Apabila kita akan menguap, maka hendaknya menahan semampunya dengan cara menahan mulutnya serta mempertahankannya agar jangan sampai terbuka lebar. Hal ini tentunya berdasarkan sabda Rasulullah SAW.
التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنَ الشَّيْطَانِ فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ
Artinya:
“Kuapan (menguap) itu datangnya dari syaitan. Jika salah seorang di antara kalian ada yang menguap, maka hendaklah ia menahan semampunya”. (HR. Al-Bukhari No. 6226 dan Muslim No. 2944)
Baca juga: Doa Melahirkan Agar Lancar dan Selamat: Arab Latin dan Artinya
2. Menutup Mulut
Apabila kita tidak bisa menahannya, maka sebaiknya menutup mulut dengan tangan atau tisu. Ini adalah merupakan tindakan yang sopan dan menghormati orang lain ketika berada di sekitar mereka.
إِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيْهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ
Artinya:
“Apabila salah seorang di antara kalian menguap maka hendaklah menutup mulut dengan tangannya karena syaitan akan masuk (ke dalam mulut yang terbuka).” [HR. Muslim No. 2995 (57) dan Abu Dawud No. 5026).
Selain itu, menutup mulut juga membantu menjaga kebersihan dan menghindari penyebaran kuman yang bisa saja masuk melalui kuapan mulut.
Setelah mengetahui adab bersin dan menguap ini tentunya kita sebagai umat muslim bisa mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tentunya agar semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.