Anak Sering Demam Menurut Islam dan Cara Mengatasinya

Demam adalah hal yang normal terjadi kepada siapa saja, termasuk kepada anak. Lantas, bagaimana jika anak sering demam menurut Islam? Ternyata, Islam memiliki pandangan tersendiri mengenai kondisi tersebut.

Umumnya, kondisi demam akan membuat suhu tubuh meningkat yang juga disertai dengan rasa pusing, lemas, serta kurang enak badan. Kondisi tersebut membuat pengidapnya tidak nyaman melakukan aktivitas apa pun, termasuk makan.

Jika dilihat secara medis, demam bisa terjadi karena beberapa faktor. Namun, kondisi tersebut bisa ditangani dengan obat-obatan tertentu. Lalu, bagaimana jika demam pada anak tidak hanya terjadi dua atau tiga kali saja, tetapi sering? Berikut ulasannya!

Apa Itu Demam dan Bagaimana Ciri-Cirinya?

Di dalam dunia medis, demam diasosiasikan dengan kondisi tubuh yang mencapai suhu tubuh yang tinggi. Hal ini terjadi akibat respon alami tubuh akibat adanya infeksi atau, paparan bakteri, atau terkena virus.

Kenaikan suhu tubuh pada anak yang mengalami demam biasanya mencapai angka 37,3-41 derajat celcius. Kondisi tersebut terbagi menjadi 3 level, yaitu demam derajat rendah (37,3-38 derajat), derajat sedang (38,1-39 derajat), dan tinggi (39,1-41 derajat).

Jika seorang anak mengalami demam dengan derajat yang tinggi, bisa jadi demam tersebut juga akan disertai dengan rasa menggigil, nyeri otot, keringat berlebih, dan juga rasa pusing atau berat di kepala.

Dengan kondisi tersebut, seorang anak atau bahkan dewasa akan berat untuk melakukan aktivitas secara normal. Umumnya, tubuh juga akan sensitif dengan udara dingin sehingga lebih nyaman jika berbaring dan menggunakan selimut.

Kenapa Anak Sering Demam Menurut Islam?

Di dalam Islam, demam yang datang adalah karena kehendak Allah SWT yang sehingga harus kita terima dengan rasa ikhlas. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda:

إن الحمى من فيح جهنم

Artinya:

”Sesungguhnya penyakit demam (panas) adalah berasal dari panas neraka jahanam. Karena itu dinginkanlah (kompres) dengan air.” (HR. Imam al-Bukhari)

Dari hadis di atas, Rasulullah SAW menerangkan bahwasanya demam yang kita alami berasal dari panasnya neraka jahanam dan sebaiknya didinginkan menggunakan kompres yang dingin seperti kain yang dicelup ke air.

Para sahabat berpendapat bahwa penisbatan neraka jahanam pada demam adalah benar secara hakikat sehingga panas tersebut memang berasal dari jilatan api neraka, sehingga kita bisa mengambil pelajaran.

Meski begitu, sebagian sahabat juga memiliki pendapat yang lain. Penisbatan demam dengan panasnya neraka jahanam hanya menyerupai saja dan menjadikan kondisi demam sebagai pengingat akan panasnya api neraka.

Terkait hal ini, sahabat Rasulullah SAW, Ibnu Mas’ud, juga pernah berkata:

الحمى حظ المؤمن من النار

Artinya:

“Demam adalah bagian jatah seorang mukmin dari neraka.”

Oleh karena dunia medis belum berkembang seperti saat ini, maka kewajiban seorang muslim ketika mendapat ujian dari Allah berupa demam harus disikapi dengan rasa ikhlas dan kesabaran.

Meski begitu, Rasulullah menganjurkan agar panas yang terjadi pada tubuh akibat demam sebaiknya dikompres menggunakan kain yang dicelup dalam air agar suhu tubuh kembali normal, termasuk saat anak sering demam menurut Islam.

Baca juga: 13 Doa Agar Anak Sholeh dan Sholehah, Ayah Bunda Yuk Amalkan!

Larangan Mencela Demam

Diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah r.a., suatu ketika Rasulullah SAW sedang menjenguk Ummu As-Saaib dan berkata kepadanya:

مَا لَكِ؟ يَا أُمَّ السَّائِبِ أَوْ يَا أُمَّ الْمُسَيِّبِ تُزَفْزِفِينَ؟

Artinya:

“Ada apa denganmu, Ummu As-Saib atau Ummul Musayyib, badanmu bergetar (karena demam).”

Ummu As-Saib kemudian menjawabnya:

الْحُمَّى، لَا بَارَكَ اللهُ فِيهَا

Artinya:

“(Ini karena) demam, semoga Allah tidak memberikan keberkahan kepadanya.”

Mendengar jawaban tersebut, Rasulullah SAW lantas bersabda:

لَا تَسُبِّي الْحُمَّى، فَإِنَّهَا تُذْهِبُ خَطَايَا بَنِي آدَمَ، كَمَا يُذْهِبُ الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ

Artinya:

“Janganlah Engkau mencela demam. Karena demam itu bisa menghilangkan kesalahan-kesalahan (dosa) manusia, sebagaimana kiir (alat yang dipakai pandai besi) bisa menghilangkan karat besi.” (HR. Muslim no. 2575).

Sejatinya, demam yang kita alami adalah berasal dari Allah Ta’ala dan segala kesembuhan juga datang daripada-Nya. Oleh karena itu, kita dilarang untuk mencela demam sekalipun itu terasa sangat menyiksa.

Dari hadits di atas, kita juga mengetahui adanya hikmah dari demam yang kita alami, yaitu dihilangkannya dosa-dosa manusia. Dengan mengetahui akan hikmah dari datangnya sakit ini, kita tentu akan senantiasa mengucap syukur kepada Allah SWT.

Bahkan, Imam Ahmad dengan sanad yang shahih dari Ibnu Umar menyatakan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

“Demam yang menimpa dalam sehari dapat menghapuskan dosa selama setahun.”

Dari sabda Rasulullah SAW tersebut, para sahabat lantas menganggap biasa penyakit demam tersebut saat terjadi pada mereka. Beberapa sahabat bahkan begitu mencintai rasa demam bersemayam dalam diri mereka.

Hal itu semata-mata mengharap akan gugurnya dosa-dosa yang telah mereka perbuat sebelumnya. 

Hal ini juga diucapkan oleh Abi Dunya:

“Mereka (para salaf) senantiasa berharap agar menderita sakit demam dalam suatu malam sebagai penghapus dosa-dosa yang telah berlalu.”

Cara Mengatasi Demam

Serangkaian hadits terkait demam di atas tidak lantas menyuruh umat Islam untuk membiarkan kondisi demam tersebut terjadi pada dirinya. Hadits di atas lebih kepada cara kita menyikapi ujian penyakit demam tersebut.

Jika anak sering demam menurut Islam, tentu saja kita harus berikhtiar untuk mencari kesembuhan yang datangnya juga dari Allah SWT. 

Jika pada kondisi normal, demam biasanya akan semakin reda setelah beristirahat dan mengompres kepala dengan kain basah. Akan tetapi, kita juga perlu memeriksakan anak ke dokter jika demam tak kunjung reda setelah beberapa hari.

Jadi, untuk mengatasi demam yang terjadi pada anak, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut ini:

  • Mengompres bagian kepala dengan kain basah.
  • Memberikan obat penurun panas seperti obat-obatan paracetamol.
  • Istirahat yang cukup.
  • Jika panas tak kunjung reda setelah 3 hari, maka sebaiknya membawanya ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

Dengan menggabungkan ikhtiar dan rasa takwa kita kepada Allah SWT, kita akan lebih bijak dalam menghadapi demam. Di satu sisi, kita akan bisa menerima demam tersebut sekalipun terasa berat, tetapi juga tetap berusaha untuk mencari kesembuhan.

Jadi, kondisi anak sering demam menurut Islam harus disikapi dengan sabar, namun tetap mencarikan kesembuhan dengan berkonsultasi kepada dokter atau tenaga medis yang berpengalaman.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment