Apa Itu Asbabun Nuzul? Pengertian dan Fungsinya

Kitab suci Al-Qur’an menjadi pedoman hidup umat Islam. Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur dalam kurun waktu 23 tahun masa kenabian. Beberapa ayat diturunkan memiliki asbabun nuzul untuk menjawab permasalahan atau peristiwa.

Ayat Al-Qur’an diturunkan dengan keadaan yang berbeda-beda. Pada dasarnya turunnya ayat Al-Qur’an adalah sesuai kebutuhan. Misalnya dalam ranah sosial, beberapa ayat Al-Qur’an turun untuk menjawab problem pada masa Nabi SAW.

Pentingnya memahami alasan turunnya (asbabun-nuzul) dapat membuka pandangan baru bagi kita. Sejalan dengan para ulama yang membuka penelitian dalam ilmu tafsir tentang sebab-sebab turunnya ayat Al-Qur’an.

Pengertian Asbabun Nuzul

Dalam masa Nabi, ada pertanyaan sahabat Nabi yang bisa dijawab langsung oleh Rasulullah. Namun, ada juga yang ditangguhkan. Saat jawaban Nabi tidak sesuai dengan kehendak syar’i, akhirnya diluruskan oleh datangnya wahyu.

Sementara itu, pertanyaan yang belum terjawab, lalu turun ayat Al-Qur’an yang memberikan jawaban atas peristiwa tersebut. Nah, untuk memahami sebab turunnya ayat tersebut, para ulama mengkaji dengan penelitian asbab al-nuzul. 

Tujuannya agar hukum yang dimaksud dapat ditemukan secara valid sesuai dengan kehendak Syari’. Lalu bisa ditafsirkan sesuai dengan perkembangan kondisi, tempat, dan zaman.

Para mufassir Al-Qur’an sepakat bahwa:

   سبب النزول معناه ما نزلت الآية أيام وقوعه متضمنة له أو مبينة لحكمه   

Artinya:

“Asbabun nuzul adalah diturunkan ayat Al-Qur’an atas sebuah kejadian untuk mengabadikannya atau menjelaskan hukum atas kejadian tersebut.”

Istilah asbab al-nuzul berasal dari gabungan dua kata, yaitu asbab yang berarti sebab dan nuzul yang berarti turun. Ada yang mengartikan sebagai suatu jalan menuju terbentuknya suatu hukum tanpa ada pengaruh apapun dalam hukum itu.

Secara bahasa, asbab al-nuzul berarti sebab turunnya sesuatu. Sementara itu, secara istilah asbab alnuzul adalah suatu peristiwa yang menjelaskan turunnya suatu ayat atau surat baik dalam bentuk peristiwa ataupun pertanyaan.

Baca juga: Doa Minum Air Zam Zam Latin Arab dan Artinya

Unsur-Unsur Asbabun Nuzul

Dalam asbab al-nuzul terdapat beberapa unsur penting yaitu sebagai berikut.

1. Adanya peristiwa tertentu yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat

Ayat yang turun tersebut memberikan penjelasan terhadap suatu peristiwa atau kasus yang terjadi pada zaman Nabi. Kandungan ayatnya menjelaskan hukum atau penafsiran lebih lanjut mengenai peristiwa tersebut.

Asbab al-nuzul mencakup peristiwa, pelaku, tempat, dan waktu. Sebagai contoh sebab turunnya QS. Ali Imran ayat 101-103. Latar belakangnya karena terjadi perkelahian antara warga etnis Aus dan Khazraj akibat disulutnya oleh orang-orang Yahudi.

Dalam ayat tersebut, umat Islam diingatkan agar tidak mudah percaya terhadap informasi dari kelompok Yahudi. Ayat tersebut pun memerintahkan kita untuk bersatu dan saling menyayangi satu sama lain sebagai sesama muslim.

2. Asbab al-nuzul merupakan penjelasan terhadap pertanyaan yang diajukan kepada Nabi SAW

Contoh ayatnya yaitu pada surah Ali Imran ayat 28. Sebab turunnya ayat tersebut dilatarbelakangi oleh pernyataan Ubadah bin Shamit terkait kebolehan atau mengikutkan non-muslim dalam perang Ahzab untuk menghadapi musuh Islam.

Menurut sejarahnya, Ubadah memiliki 500 orang Yahudi kepercayaannya yang hendak ikut berperang bersama Nabi SAW. Dengan tambahan prajurit sebanyak itu, Ubadah berargumen bahwa umat Islam akan lebih mudah menaklukkan lawan.

Allah menjawab peristiwa tersebut dengan turunnya Surah Ali Imran ayat 28. Ayat tersebut menegaskan larangan bahwa orang-orang beriman tidak boleh mengambil orang-orang kafir sebagai pemimpin atau teman kepercayaan.

3. Asbab al-nuzul merupakan komentar atau petunjuk hukum

Asbab al-nuzul menjadi petunjuk atas satu atau lebih kejadian yang bisa jadi muncul sebelum atau sesudah turunnya ayat. Meskipun demikian, tidak semua ayat memiliki asbabun nuzul. Sebagian ayat diturunkan tanpa berkaitan dengan kejadian apapun.

Artinya, bukan merupakan sebab-akibat suatu ayat harus diturunkan berdasarkan peristiwa tertentu. Seluruhnya kembali kepada ketentuan Allah dalam firman-Nya.

Yang pasti,asbab al-nuzul pada dasarnya memberikan gambaran tentang keadaan awal Islam. Hal ini tercermin dari peristiwa-peristiwa penting, kehidupan sosial, sikap, pendidikan, dan pemikiran masyarakat Islam ketika masa kenabian.

Baca juga: Hukum Kredit Mobil dalam Islam, Ini Kata Gus Baha dan Ustad Abdul Somad

Fungsi Asbab Al-Nuzul

Asbab al-nuzul memainkan peranan penting dalam memahami dan menemukan hukum yang terdapat pada Al-Quran. Berikut beberapa fungsi asbabun nuzul:

1. Mengetahui Peristiwa dan Konteks Sosialnya 

Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa Al-Qur’an sebagai sumber hukum Islam tidak diturunkan sekaligus. Akan tetapi, turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur dalam rentang waktu 23 tahun. 

Proses turunnya ayat-ayat Al-Qur’an sebagian ada yang dilatarbelakangi oleh peristiwa, ada juga yang berupa jawaban atas pertanyaan sahabat Nabi. Namun, tidak semua ayat memiliki asbab al-nuzul.

Pada ayat-ayat tertentu, ketetapan hukum diturunkan langsung agar umat Islam meninggalkan perilaku jahiliyah. Contohnya penetapan hukum keharaman berzina. Sejak diterapkan hukum tersebut, seluruh umat Islam wajib melaksanakannya.

Lalu ada juga hukum yang ditetapkan secara bertahap disesuaikan kondisi sosial dan kemampuan masyarakatnya. Misalnya penetapan hukum khamr yang pada saat itu banyak orang meminum minuman keras yang memabukkan.

2. Mengetahui Rahasia Ditetapkannya Suatu Hukum

Ketentuan-ketentuan hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an tidak selalu disampaikan dengan bahasa yang sederhana. Sebagian besar  membutuhkan ketajaman pikiran dan keahlian sehingga hukum tersebut sesuai dengan kehendak Syar’i.

Kemampuan akal untuk menggali dan menemukan hukum terbatas. Kadang kala bahkan tidak dapat mengungkapkan rahasia dari ketentuan hukum yang ditetapkan.

Lebih lanjut, ketentuan hukum yang sekecil apapun dalam bentuk perintah diyakini akan membawa manfaat. Demikian pula sebaliknya, ketentuan hukum yang sekecil apapun dalam bentuk larangan diyakini akan menimbulkan kesulitan dan kerugian.

Namun, mencari tahu semua hal ini tidaklah mudah. Di sinilah pengetahuan tentang asbab al-nuzul dapat membantu mengungkap rahasia tersebut. 

Hukum yang bertujuan menjaga kesejahteraan dalam semua aspek kehidupan, memiliki relevansi dengan peristiwa yang menyebabkan pengaturan hukum tersebut. Yang akhirnya diterapkan sebagai hukum Islam yang berlaku hingga saat ini.

3. Menghindari Kesalahpahaman dalam Memahami Maksud Ayat

Beberapa ketentuan hukum dalam ayat-ayat Alquran mencakup lafaz yang memiliki makna dan maksud yang sulit untuk dimengerti. 

Dalam situasi seperti ini, mencoba memahaminya secara harfiah atau dengan pendekatan linguistik tidak akan membantu menemukan tujuan ayatnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui alasan turunnya ayat tersebut.

Tujuannya agar kita dapat memahaminya dengan benar dan menghindari kesalahan serta kesalahpahaman. Paham terhadap kandungan dan penafsiran ayat, kita pun dapat mengamalkannya dengan benar.

Bagi ulama, peristiwa yang menyebabkan turunnya ayat dapat berkontribusi dalam proses penafsiran ayat tersebut. Alhasil, pemahaman yang diperoleh lebih lengkap.

Sebaliknya, tanpa mengetahui asbab al-nuzul, penafsiran suatu ayat dikhawatirkan tidak tepat sasaran atau bahkan keluar dari makna yang dimaksudkan. Dengan kata lain, tanpa asbab al-nuzul, mufasir tidak bisa memberi penafsiran yang tepat.

4. Menghindari Pembatasan Hukum

Ketentuan hukum dalam Al-Qur’an ada yang bersifat global, ada juga yang memiliki pembatasan. Karenanya, dibutuhkan rincian mengenai pembatasan pelaksanaan hukum tersebut. 

Nah, untuk mengetahui pembatasan tidak cukup dengan memahami kandungan ayatnya. Akan tetapi juga butuh pengetahuan mengenai sebab turunnya ayat tersebut. Jika tidak, penafsirannya akan terjebak pada dugaan-dugaan saja.

Contohnya tentang larangan makanan bangkai, darah yang mengalir, dan daging babi dalam Surah Al-An’am ayat 145. Pada periode Mekkah memang hanya larangan tersebut. 

Namun, saat periode Madinah juga mencakup larangan memakan hewan yang tercekik, dipukul, jatuh, ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat disembelih serta disembelih untuk berhala.

5. Mengetahui Identitas Orang yang Menyebabkan Diturunkannya Suatu Ayat

Terkadang, penyampaian suatu ayat dalam Al-Qur’an terkait dengan kehadiran atau peran seseorang tertentu. Mengetahui alasan di balik turunnya ayat tersebut dapat membantu dalam mengidentifikasi siapa orang yang terlibat dalam konteks tersebut.

Sebagai contoh dalam Surah At-Taubah ayat 118. Ayat ini memunculkan berbagai persoalan tentang ketiga orang yang disebutkan. Sebab, hal ini berkaitan dengan alasan ditinggalkan, tempat ditinggal, dan tujuan perjalanannya. 

Semua hal itu tidak dapat dipahami, kecuali dengan bantuan asbab al-nuzul. Nah, ayat ini akhirnya diungkap dalam beberapa hadis Nabi SAW bahwa ketiga orang dimaksud adalah Ka’ab bin Malik, Hilal bin Umaiyyah, dan Murarah bin Rabi.

Ayat tersebut turun karena ketiga orang ini tidak ikut Perang Tabuk sehingga mereka diboikot oleh umat Islam lainnya. Kemudian mereka bertaubat. Akhirnya Allah menurunkan ayatnya dan mulai saat itu kaum Muslimin tidak lagi memboikotnya.

Demikian penjelasan mengenai asbabun nuzul dan fungsinya dalam menetapkan hukum dalam Al-Qur’an. Sebagai muslim sudah semestinya kita untuk mempelajari secara mendalam terhadap ayat-ayat dalam kitab suci Al-Qur’an.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment