2 Bacaan yang Harus Diajarkan Pertama Kali Pada Anak

Sebelum orang tua mengajarkan ilmu pengetahuan, sebaiknya mengenalkan anak soal tauhid. Ada dua bacaan yang harus diajarkan pertama kali pada anak yang akan membantu dalam pemahaman tauhid level dasar.

Sebagai orang tua, mengenalkan Allah atau tauhid kepada anak adalah menjadi tugas dan kewajibannya. Tentunya pengenalan tersebut bisa melalui keteladanan, percakapan, dan lingkungan yang kaya akan nilai agama.

Berikut pendidikan dasar soal tauhid yang bisa orang tua ajarkan kepada anak dan bacaan yang harus orang tua ajarkan pertama kali pada anak. Yuk, simak!

Pendidikan Dasar Anak Soal Ketauhidan

Berbicara pendidikan tauhid, orang tua wajib menuntun anaknya pada ajaran agama Islam dengan mengenalkan terhadap Sang Maha Pencipta. Pelajaran tauhid bisa kita peroleh dari berbagai media dan sumber terpercaya.

Sosok yang menjadi teladan bagi umat Islam untuk mengajarkan soal tauhid kepada anak, yaitu Luqman al Hakim. Pendidikan yang diajarkan Luqman kepada anaknya yakni meyakini keesaan Allah dan tak ada sekutu bagi-Nya.

Sebagaimana Allah SWT berfirman:

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, karena sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar,” (QS. Luqman: 13).

Tauhid merupakan keyakinan tentang Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Ini perlu kita ajarkan kepada anak, seperti dijelaskan oleh Imam Ibnu Ruslan dalam Nadzam Matan Az-Zubad yang mengatakan:

Artinya: “Kewajiban pertama kali bagi seorang manusia adalah mengenal Tuhan dengan penuh keyakinan,” 

Dalam nadzam berikutnya, Ibnu Ruslan menjelaskan: 

Artinya: “Mengucapkan kedua kalimat syahadat, untuk keabsahan iman bagi orang yang mampu, jika hati membenarkannya,” (Ibnu Ruslan, Matan Az-Zubad, (Makkah, Maktabah Ats-Tsaqafah, 1984), hlm. 9).

Baca juga: Hukum Potong Rambut saat Haid Menurut Islam, Apakah Boleh?

Bacaan yang Harus Diajarkan Pada Anak

Pendidikan tauhid yang wajib orang tua ajarkan pada anak adalah mengenal Allah. Dengan cara mengajari mereka dua kalimat syahadat, yaitu bacaan yang harus diajarkan pertama kali pada anak saat masih kecil.

Adapun dua bacaan kalimat syahadat yang orang tua harus ajarkan pada anak sejak dini sebagai salah satu pendidikan tauhid adalah sebagai berikut:

  أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Asyhadu an la ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar rasulullah. 

Artinya: 

“Aku bersaksi tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah.”

Kalimat di atas adalah dua bacaan yang harus diajarkan pertama kali pada anak yakni kalimat syahadat. Ini sebagai pendidikan tentang ketauhidan pada level dasar.

Syahadat berasal dari bahasa Arab yakni syahida, artinya ia telah menyaksikan. Dalam syariat Islam, kalimat syahadat adalah kepercayaan dan pengakuan keesaan Allah SWT dan Nabi Muhammad adalah Rasul-Nya.

Dua kalimat syahadat ini memiliki makna pengakuan ketauhidan atau syahadah at-Tauhid. Artinya, seorang muslim hanya percaya Allah satu-satunya Tuhan wajib disembah dan menegarkan tidak ada Tuhan selain Allah.

Selain itu, makna pengakuan kerasulan atau syahadah ar-rasul. Artinya, seorang muslim meyakini ajaran Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad harus ditaati dan dijalankan sebagai sumber hukum syariat Islam.

Dengan yakin bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah tertanam pada anak sejak dini, maka akan memiliki iman yang kuat. Lantas, bagaimana cara mengajarkan tauhid kepada anak?

Baca juga: Hukum Chatting dengan Lawan Jenis Menurut Islam

Cara Menanamkan Tauhid Pada Anak

Mengapa perlu mengajarkan anak tentang tauhid? Tauhid harus orang tua ajarkan pada anak sejak dini, agar ketika baligh sudah memahami tujuan hidup di dunia.

Pemahaman tentang tauhid merupakan kebutuhan dasar bagi seorang anak sebelum ia mempelajari ilmu pengetahun. Orang tua bisa mengemas pelajaran tauhid dengan cara sederhana dan menarik bagi anak-anak.

Syahadat adalah bentuk keimanan untuk mengenal Allah. Hal ini sebagai tahap dasar memahami tauhid pada anak, agar mereka tidak menyekutukan Allah SWT. Berikut cara mengajarkan tauhid pada anak selengkapnya.

1. Menghafal Bacaan Syahadat

Saat anak masih dalam kandungan hingga 2-3 tahun, sebaiknya mulai didengarkan bacaan yang harus diajarkan pertama kali pada anak yakni kalimat syahadat. Secara tidak langsung anak bisa menghafalnya.

Adapun metode menghafal yang bisa orang tua terapkan seperti mendengarkan bacaan syahadat pada anak saat di kandungan sesering mungkin. Hal ini bertujuan ketika anak lahir terbiasa mendengar kalimat tersebut.

Selain itu, orang tua juga bisa mengajarkan anak membaca kalimat syahadat ketika anak sudah mulai berbicara biasanya usia 2-3 tahun. Caranya dengan membaca bersama-sama agar anak mengikuti kata per kata.

2. Memahami Kalimat Syahadat

Saat usia anak masuk 4 tahun, saat di mana otak anak mulai berkembang. Orang tua bisa memberikan pemahaman tentang makna dua kalimat syahadat. Caranya bisa memberikan contoh langsung dalam kehidupan.

Contohnya berikan pemahaman tentang Allah sebagai pencipta alam semesta seperti melihat pohon yang tumbuh tinggi, ada matahari menyinari bumi, daun yang jatuh, dan lainnya. Semua itu adalah kuasa Allah.

Sementara, jika anak sedang menghafal surat dalam Al-Quran, maka orang tua bisa menyampaikan artinya sesuai kemampuan pemahaman anak. Sebab, di dalam Al-Quran terdapat banyak contoh kekuasaan Allah.

3. Membacakan Kisah Teladan

Ada banyak sekali kisah dalam Al-Quran dan hadist yang bisa menjadi teladan bagi anak. Misalnya tentang kisah penciptaan manusia pertama yakni Nabi Adam atau kisah Nabi Musa yang mampu membelah lautan.

Sementara, pemahaman tentang teladan pada makna syahadat, orang tua bisa memberikan contoh keteladanan langsung pada anak. Misalnya, menunaikan shalat dan berdoa hanya berharap kepada Allah SWT semata.

Selain itu, memberikan contoh bagaimana kita bersyukur atas rezeki yang Allah limpahkan dengan cara bersedekah atau pun memberi orang yang membutuhkan. Semua itu bisa menjadi teladan bagi anak sejak dini.

4. Berdiskusi Bermuatan Iman

Cara mengajarkan tauhid pada anak sejak usia dini selanjutnya adalah ajak anak berdiskusi atau berdialog tentang muatan iman. Hal ini bisa kita lakukan saat anak usia 10 tahun atau anak sudah usia baligh maupun dewasa.

Ada banyak dialog bermuatan iman bisa orang tua diskusikan dengan anak usia baligh, seperti misalnya pentingnya membantu dan berbuat baik antar sesama, serta berlaku jujur dan tidak mengambil hak orang lain.

Anak yang sudah tertanam tauhid sejak dini, maka akan menjadi anak yang selalu bersyukur dan menjaga keimanannya kepada Allah SWT. Dia akan menjauhi perbuatan syirik dan hal yang bisa menyekutukan Allah.

Itulah cara mengajarkan tauhid pada anak, di mana tauhid ibarat akar pohon. Pohon berakar kuat akan tumbuh besar, rimbun, dan berbuah banyak. Begitu pula anak dengan tauhid yang kuat akan menjadi orang bermanfaat.

Demikian penjelasan mengenai bacaan yang harus diajarkan pertama kali pada anak dan pentingnya pendidikan tauhid bagi anak sejak dini. Semoga anak kita menjadi sosok yang selalu bersyukur dan beriman kepada Allah SWT.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment