Cara Efektif Mendidik Anak Menurut Imam Al-Ghazali

Orang tua wajib tahu apa saja cara efektif mendidik anak menurut Imam Al-Ghazali. Memang, mendidik anak tidak bisa dilakukan sembarangan. Salah sedikit saja, akan merugikan kita dan bisa menghancurkan mentalnya.

Cara mendidik anak yang secara usia memang belum dewasa dan belum harus menggunakan pendekatan berbeda. Tidak bisa disamakan ketika kita memberikan nasihat kepada orang yang sudah dewasa.

Salah satu tokoh Islam yang mengajarkan bagaimana mendidik anak yaitu Imam Al-Ghazali. Beliau menjelaskannya melalui Kitab Ihya Ulumuddin.

Dalil tentang Mendidik Anak

Sebelum membahas mengenai cara efektif mendidik anak menurut Imam Al-Ghazali, alangkah lebih baik sebagai orang tua kita juga mengetahui apa saja dalil-dalil yang membahas tentang hal ini.

Berikut ini beberapa dalil tentang pentingnya mendidik anak bagi kedua orang tua:

1. Surah Al-Anfal Ayat 28

وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌۙ وَّاَنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌࣖ

wa‘lamû annamâ amwâlukum wa aulâdukum fitnatuw wa annallâha ‘indahû ajrun ‘adhîm

Artinya:

“Ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai ujian dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar.”

Baca juga: Niat Sholat Taubat Zina Lengkap dengan Tata Caranya

2. Surah Ar-Rum Ayat 30

فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ

fa aqim waj-haka lid-dîni ḫanîfâ, fithratallâhillatî fatharan-nâsa ‘alaihâ, lâ tabdîla likhalqillâh, dzâlikad-dînul qayyimu wa lâkinna aktsaran-nâsi lâ ya‘lamûn

Artinya:

“Maka, hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam sesuai) fitrah (dari) Allah yang telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah (tersebut). Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

3. HR At-Tirmidzi

وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {لِأنْ يُؤَدِّبَ الرَّجُلُ وَلَدَهُ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أنْ يَتَصَدَّقَ بِصَاعٍ

Artinya:

Nabi SAW bersabda: “Seseorang mendidik anaknya itu lebih baik baginya daripada ia menshadaqahkan (setiap hari) satu sha.”

4. HR Ibnu Majah

وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {أَكْرِمُوا أَوْلَادَكُمْ وَأَحْسِنُوا آدَابَهُمْ

Artinya:

Nabi SAW bersabda: “Muliakanlah anak-anak kalian dan ajarilah mereka tata krama.”

Baca juga: 8 Doa Meluluhkan Hati Seseorang yang Kita Cintai dengan Menyebut Namanya Jarak jauh

5. HR Abu Ya’la

وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {إِنَّ فِى الْجَنَّةِ دَارًا يُقَالُ لَهَا دَارُ الْفَرَحِ لَا يَدْخُلُهَا إِلاَّ مَنْ فَرَّحَ الصِّبْيَانَ

Artinya:

Nabi SAW bersabda: “Sungguh di dalam surga itu ada rumah yang disebut rumah kebahagiaan yang tidak dimasuki kecuali orang yang membahagiakan anak-anak kecil.”

Cara Efektif Mendidik Anak Menurut Imam Al-Ghazali

Menurut Imam Al-Ghazali pendidikan anak sangatlah penting karena merupakan amanah dari Allah SWT. Selain mencari nafkah, orang tua berkewajiban untuk mendidik anak dengan sebaik mungkin.

Beliau menganggap anak memiliki jiwa yang berbeda. Anak bagaikan kertas kosong tanpa coretan apa pun.

Jiwa anak siap menerima bentuk tulisan apapun yang tercermin di dalamnya. Karena pada hakikatnya, mereka belum tahu tentang banyak hal.

Maka dari itu, Imam Al-Ghazali menilai orang tua dan lingkungan memiliki peranan dalam menulis dan membentuk jiwa anak tersebut.

اعلم أن الطريق في رياضة الصبيان من أهم الأمور وأوكدها والصبيان أمانة عند والديه وقلبه الطاهر جوهرة نفيسة ساذجة خالية عن كل نقش وصورة وهو قابل لكل ما نقش ومائل إلى كل ما يمال به إليه

Artinya:

“Ketahuilah cara mendidik anak termasuk masalah yang paling penting dan paling urgen. Anak merupakan amanah bagi kedua orang tuanya. Hati mereka suci, mutiara berharga, bersih dari segala ‘ukiran’ dan rupa. Hati anak-anak menerima setiap ‘ukiran’ dan cenderung pada ajaran yang diberikan kepada mereka,” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz III, halaman 77).

Berikut ini dua cara efektif mendidik anak menurut Imam Al-Ghazali yaitu:

1. Mengajarkan Kebaikan

Orang tua harus mengajarkan kebaikan dan hal-hal positif kepada anaknya. Mumpung masih kecil, ia harus tahu mana yang benar dan mana yang salah.

Pastikan anak mengerti dengan apa yang kita ajarkan. Apa pun itu caranya, yang paling penting ajaran kita bisa dipahami oleh si Kecil.

Menurut Imam Al-Ghazali, bekal menanamkan kebaikan kepada anak sangat penting untuk memberikan standar kebaikan dalam jiwa anak. 

Saat jiwanya sudah terbiasa menerima hal-hal positif, InsyaAllah ke depannya ia menjadi orang yang baik.

2. Memberikan Contoh yang Baik

Tidak hanya mengajarkan kebaikan saja, orang tua harus memberikan contoh yang baik kepada anak-anak. Misalnya, jika kita menyuruh anak-anak untuk rajin sholat, maka kita juga harus sholat supaya anak kita akan menirukan.

Bila perlu, ajak mereka untuk sholat berjamaah. Bagaimana mungkin anak bisa sholat kalau orang tuanya saja tidak pernah melakukannya?

Dengan orang tua membiarkan diri melakukan kebaikan dalam hidup sehari-hari, maka hal tersebut akan membekas dalam jiwa anak. Si Kecil pun cepat atau lambat pasti akan mengikutinya.

Anak akan mengikuti apa yang ia lihat, dengar dan rasakan. Maka dari itu, orang tua harus mencontohkannya dalam bentuk nyata supaya anak-anak mengikutinya.

فإن عود الخير وعلمه نشأ عليه وسعد في الدنيا والآخرة وشاركه في ثوابه أبوه وكل معلم له ومؤدب وإن عود الشر وأهمل إهمال البهائم شقي وهلك وكان الوزر في رقبة القيم عليه والوالي له

Artinya:

“Jika orang tua membiasakan dan mengajarkan kebaikan, maka anak akan tumbuh dalam kebaikan dan bahagialah orang tuanya di dunia dan akhirat. Ia pun akan mendapat pahala dari amal saleh yang dilakukan anaknya (tanpa mengurangi hak pahala anak). Demikian juga berlaku bagi setiap guru dan pendidik. Jika ia membiasakan keburukan dan membiarkan anaknya seperti membiarkan binatang ternak, maka ia akan celaka dan binasa. Sementara dosanya juga ditanggung pengasuh dan walinya,” (Imam Al-Ghazali, 2018 M/1439-1440 H: III/77).

Imam Al Ghazali juga mengutip Surah At-Tahrim ayat 6 sebagai dasar dalam pendekatan ini. Berdasarkan Surah tersebut, orang tua memiliki tanggung jawab dalam mendidik, membimbing, dan mengasuh anak.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

yâ ayyuhalladzîna âmanû qû anfusakum wa ahlîkum nâraw wa qûduhan-nâsu wal-ḫijâratu ‘alaihâ malâ’ikatun ghilâdhun syidâdul lâ ya‘shûnallâha mâ amarahum wa yaf‘alûna mâ yu’marûn

Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Imam Al-Ghazali mengatakan, orang tua memiliki tanggung jawab pendidikan karakter dan mengasuh anak. Orang tua akan mendapatkan pahala ketika mendidik anaknya dengan baik.

Sebaliknya, orang tua juga memikul dosa yang sangat besar apabila membiarkan begitu saja  anaknya tanpa pengajaran sama sekali.

Kedua cara tersebut harus dilakukan semuanya, jangan hanya salah satu saja. Jangan cuma mengajarkan kebaikan tanpa memberi contoh atau langsung memberi contoh tanpa memberi tahu sama sekali.

Demikian pembahasan mengenai cara efektif mendidik anak menurut Imam Al-Ghazali yang bisa kita aplikasikan. Lakukan dari sekarang demi karakter anak yang lebih baik.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment