Cara Menjamak Sholat Maghrib di Waktu Isya (Jamak Takhir)

Cara menjamak sholat Maghrib di waktu Isya adalah sesuatu hal yang harus diketahui dan dipelajari oleh setiap muslim di seluruh dunia.

Pasalnya, setiap muslim pasti setidaknya pernah merasakan perjalanan jauh atau berada di dalam kondisi bahaya sehingga tidak memungkinkan untuk melaksanakan ibadah sholat.

Untuk itu, Allah memberikan kemudahan kepada umat-Nya untuk melakukan ibadah sholat di saat seperti itu dengan cara dijamak atau digabungkan. Salah satu sholat jamak yang sering ditanyakan adalah cara menjamak sholat Magrib di waktu Isya.

Nah, pada artikel berikut ini akan menjelaskan seputar sholat jamak Maghrib di waktu Isya beserta tata caranya!

Pengertian Sholat Jamak

Sebelum kamu mengetahui cara menjamak sholat Maghrib di waktu Isya, ada baiknya untuk mengenal sholat Jamak dan jenis-jenisnya terlebih dahulu supaya tidak bingung.

Arti dari sholat jamak dari segi bahasa adalah mengumpulkan. Sedangkan secara harfiah, sholat jamak adalah mengumpulkan dua sholat wajib yang dikerjakan dalam satu waktu.

Seperti menggabungkan sholat Dzuhur dan Ashar yang dikerjakan pada waktu sholat Dzuhur atau Ashar. Dan bisa juga menggabungkan sholat Maghrib dan Isya yang dikerjakan pada waktu sholat Maghrib atau Isya.

Sedangkan khusus untuk sholat Subuh tetap pada waktunya dan tidak boleh digabungkan dengan sholat wajib lainnya.

Hal tersebut disebut dengan rukhshah (keringanan) dari Allah kepada umat-Nya untuk melaksanakan sholat dalam keadaan tertentu. Sholat jamak hukumnya adalah mubah atau diperbolehkan untuk orang yang sudah memenuhi syarat.

Baca juga: Tata Cara Wudhu yang Benar: Niat Hingga Doa Sesudah Wudhu

Dalil Sholat Jamak

Setelah mengetahui pengertian sholat jamak, kamu juga wajib mengetahui dalilnya terlebih dahulu supaya umat Islam tidak ada lagi alasan meninggalkan sholat fardhu. Kecuali untuk wanita yang sedang menstruasi atau nifas.

1. QS. Al-Baqarah 286

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ

Lā yukallifullāhu nafsan illā wus‘ahā, lahā mā kasabat wa ‘alaihā maktasabat, rabbanā lā tu’ākhiżnā in nasīnā au akhṭa’nā, rabbanā wa lā taḥmil ‘alainā iṣran kamā ḥamaltahū ‘alal-lażīna min qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih(ī), wa‘fu ‘annā, wagfir lanā, warḥamnā, anta maulānā fanṣurnā ‘alal qaumil-kāfirīn(a).

Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”

2. Hadits Riwayat Ibnu Umar

“Dari Anas ra, ia berkata, ‘Apabila Rasulullah SAW berangkat menuju perjalanan sebelum tergelincir matahari, beliau akhirkan shalat dzhuhur ke waktu ‘ashar. Kemudian beliau berhenti untuk menjamak shalat keduanya. Dan jika matahari tergelincir sebelum ia berangkat, maka beliau shalat Zhuhur terlebih dahlu kemudian naik kendaraan.” (HR. Bukhari).

3. Hadits Riwayat Abu Daud

“Dari Muadz bin Jabal, bahwasannya Nabi SAW dalam perang tabuk, apabila beliau berangkat sebelum tergelincir matahari, beliau menta’khirkan shalat Zhuhur hingga beliau kumpulkan dengan shalat Ashar, beliau gabungkan keduanya (Zhuhur dan Ashar) waktu Ashar, dan apabila berangkat sesudah tergelincir matahari, beliau kerjakan shalat Zhuhur dan Ashar sekaligus, kemudian beliau berjalan. Dan apabila beliau berangkat sebelum Maghrib, beliau menta’khirkan Maghrib hingga beliau melakukan shalat Maghrib beserta Isya’ dan apabila beliau berangkat sesudah waktu Maghrib beliau segerakan shalat Isya’ dan beliau menggabungkan shalat Isya’ bersama Maghrib.” (HR. Abu Daud).

Jenis Sholat Jamak

Menjamak Sholat tentu tidak bisa sembarangan, berikut adalah jenis sholat Jamak sesuai Fiqih.

1. Jamak Taqdim

Jamak taqdim adalah mengumpulkan dua sholat wajib yang dikerjakan pada waktu sholat awal atau pertama. Contoh dari jamak taqdim adalah sebagai berikut:

  • Menggabungkan sholat Dzuhur dan Ashar yang dikerjakan pada waktu sholat Dzuhur.
  • Menggabungkan sholat Maghrib dan Isya yang dikerjakan pada waktu sholat Maghrib.

2. Jamak Takhir

Jamak takhir adalah mengumpulkan dua sholat wajib yang dikerjakan pada waktu sholat kedua atau terakhir. Contoh dari jamak takhir adalah sebagai berikut:

  • Menggabungkan sholat Dzuhur dan Ashar yang dikerjakan pada waktu sholat Ashar.
  • Menggabungkan sholat Maghrib dan Isya yang dikerjakan pada waktu sholat Isya.

Yang mana pada artikel berikut ini akan membahas cara menjamak sholat Maghrib di waktu Isya.

3. Jamak Qasar

Jamak Qasar adalah mengumpulkan dua sholat, dan meringkas Sholat yang rakaatnya berjumlah 4.

Adapun yang dimaksud dengan Shalat Qasar ialah shalat yang diringkas. Artinya, shalat fardu yang empat raka’at, diringkas menjasi dua raka’at. Shalat yang dapat diqasar yaitu shalat dzuhur, ashar dan Isya. Sedangkan shalat subuh dan maghrib tidak boleh di qasar.

Dasar dalilnya yakni Al-Quran Surat Nisa ayat 101.

Artinya: Dan apabila kamu bepergian di bumi, maka tidaklah berdosa kamu meng-qasar salat, jika kamu takut diserang orang kafir. Sesungguhnya orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.

Baca juga: Jazakumullah Khairan Katsiran, Arti dan Cara Menjawabnya

Syarat Sholat Jamak Maghrib dan Isya di Waktu Isya

1. Menempuh perjalanan jauh

Syarat pertama untuk bisa menjamak sholat adalah harus dalam keadaan menempuh perjalanan jauh. Namun, tidak setiap perjalanan yang ditempuh bisa melaksanakan sholat jamak karena ada beberapa ketentuan tertentu yang akan dijabarkan sebagai berikut:

  • Melakukan perjalanan jauh bukan untuk hal-hal maksiat. Seperti perjalanan mudik atau travelling.
  • Jarak minimal perjalanan harus mencapai farsakh atau sekitar 60 km, 80 km, 88 km atau 94,5 km menurut beberapa pendapat para ulama.
  • Melaksanakan sholat jamak saat masih berada di dalam perjalanan.
  • Melaksanakan sholat jamak setelah keluar dari batas desa.
  • Melaksanakan sholat jamak tidak boleh makmum dengan orang yang mukim.

2. Berada di dalam kondisi berbahaya

Syarat yang terakhir adalah jika kamu berada di dalam kondisi bahaya sehingga tidak memungkinkan untuk melaksanakan ibadah sholat wajib, seperti:

  • Bencana alam.
  • Saat perang.
  • Dan lain-lain.

Tata Cara Menjamak Sholat Maghrib di Waktu Isya

Tata cara menjamak sholat Maghrib di waktu Isya dengan jamak Takhir ternyata cukup mudah untuk diikuti, berikut adalah ururan dan caranya:

1. Membaca niat menjamak sholat Maghrib dan Isya menggunakan jamak takhir.

أُصَلِّى فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا بِالعِشَاءِ جَمْعَ تأخِيْرٍلِلهِ تَعَالَى  

Usholli fardhol maghribi tsalasa roka’atin majmu’an bil’isya-i jam’a takhirin lillahi ta’alaa.

Artinya: “Saya niat sholat fardhu Maghrib tiga rakaat dijamak bersama Isya dengan jamak takhir karena Allah Ta’ala.”

2. Mengerjakan sholat Maghrib secara lengkap tiga rakaat yaitu dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.

3. Berdiri lagi dan membaca niat sholat yang kedua yaitu Isya.

Usholli fardhol ‘isya-i arba’a roka’atin majmu’an bil maghribi jam’a takhirin lillahi ta’alaa.

Artinya: “Saya niat sholat fardlu Isya empat rakaat dijamak bersama sholat Maghrib dengan jamak takhir karena Allah Ta’ala.”

4. Mengerjakan sholat Isya secara lengkap empat rakaat yaitu dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.

Sesungguhnya bersama kesulitan, selalu ada kemudahan. Dalam surah Al-Insyrah Allah SWT telah menjamin hal tersebut.

Bahkan dalam sholat sekalipun masih ada kemudahan ketika ada kesulitan yang menjadi sebab dibolehkannya. Salah satunya adalah cara menjamak sholat Maghrib di waktu Isya.

Share:

Penulis aktif di beberapa media Nasional, ingin menjadikan postingan di web ini sebagai lahan Dakwah. "Sebaik-baiknya manusia adalah ia yang berguna bagi sesama".

Leave a Comment