5 Contoh Penyimpangan di Agama Islam namun Dianggap Biasa

Sebagai seorang muslim, sebaiknya memang kita memahami apa saja contoh penyimpangan agama Islam. Karena pada kenyataannya, banyak sekali penyimpangan yang terjadi di sekitar kita. 

Akan tetapi, karena kurangnya ilmu dan pemahaman, kita seringkali mengabaikan hal tersebut dan menganggapnya sebagai hal yang biasa. Padahal penyimpangan tersebut tentu bukanlah suatu hal yang baik bahkan bisa berakibat dosa. 

Lantas, apa saja contoh penyimpangan di agama Islam yang sudah sering dianggap biasa itu? Mari kita bahas satu persatu pada artikel berikut ini. 

5 Contoh Penyimpangan di Agama Islam 

Melansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penyimpangan adalah suatu perbuatan yang menyimpang atau sikap tindakan yang di luar kaidah atau ukuran yang berlaku. 

Jika diartikan, maka penyimpangan di agama Islam adalah suatu perbuatan menyimpang yang terjadi di luar kaidah di dalam agama Islam. Ada banyak sekali contoh bentuk perbuatan menyimpang tersebut, berikut adalah diantaranya:

1. Penyimpangan Aqidah 

Pertama, ada penyimpangan aqidah yang sepertinya di Indonesia sudah semakin marak saja. Ada banyak sekali penyimpangan aqidah yang marak dilakukan dan sering disepelekan, seperti:

a. Kebodohan

Ketika seseorang enggan atau bahkan tidak mau mempelajari dan mengajarkan suatu ilmu, maka sesungguhnya ia akan menjadi bodoh. Kebodohan ini adalah salah satu penyimpangan aqidah karena bisa berujung pada hal yang buruk. 

Apalagi jika tumbuh suatu generasi yang tidak tahu dan memahami aqidah shalihahnya. Tentu hal ini sangat patut kita perhatikan. Seperti yang diungkapkan oleh Umar Radhiallahu anhu:

“Sesungguhnya ikatan simpul Islam akan pudar satu demi satu, manakala di dalam Islam terdapat orang yang tumbuh tanpa mengenal kejahiliyahan”.

Baca juga: Konsep Ketuhanan dalam Islam, Dari Perspektif Al Quran

b. Ghuluw 

Ghuluw merupakan sikap berlebihan dalam mencintai para wali maupun orang-orang shalih hingga mengangkat mereka lebih dari semestinya. Hingga meyakini diri mereka ada sesuatu yang tidak mampu dilakukan kecuali oleh Allah.

Sampai pada tingkat menyembah para wali dan bukan menyembah dan berdoa kepada Allah. Hal ini cukup sering kita lihat seperti fenomena berdoa pada makam wali dengan hewan Qurban, istighatsah, dan lain sebagainya. 

c. Ta’ashshub 

Ta’ashshub merupakan sikap fanatik yang berlebihan kepada suatu hal yang bapak dan nenek moyangnya wariskan, meski hal tersebut adalah batil hingga mengacuhkan apa yang menyalahinya, sekalipun itu benar. 

Meski terlihat sepele, nyatanya ketiga hal tersebut sudah termasuk tindakan penyimpangan aqidah. Dimana tanpa aqidah, sesungguhnya manusia bisa terjerumus dalam kesesatan hidup. 

2. Sifat Syirik 

Contoh penyimpangan agama Islam selanjutnya adalah sifat syirik. Syirik merupakan tindakan menyembah atau menyekutukan sesuatu selain Allah SWT. Perlu kita pahami juga bahwa syirik merupakan lawan dari Tauhid. 

Syirik sendiri terbagi menjadi 2 (dua), yaitu syirik besar (akbar) dan syirik kecil (ash-ghar). Orang yang melakukan syirik besar akan kekal di dalam neraka dan menggugurkan seluruh amal. 

Syirik besar contohnya adalah berdoa kepada selain Allah SWT seperti batu, pohon, patung, atau menghalalkan apa yang Allah SWT haramkan. Sementara itu, syirik kecil tidak akan menggugurkan seluruh amal, tapi tetap berbahaya. 

Contoh syirik kecil adalah perbuatan riya’, bersumpah dengan menyebut nama selain Allah SWT, dan lain sebagainya. Jika kita sudah memahami apa dampak syirik dan pernah melakukannya, sebaiknya segera bertaubat. Mengapa?

Karena sesungguhnya Allah SWT adalah Maha Pemurah dan Pengampun. Allah SWT bisa mengampuni seluruh dosa hambanya asalkan benar-benar bertaubat. Hal ini seperti yang tertera dalam QS az-Zumar berikut ini:

قُلْ يَاعِبَادِي الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لاَتَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيم

Artinya: Katakanlah “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu terputus asa dari rahmat Allâh. Sesungguhnya Allâh mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (az-Zumar/39:53).

Baca juga: 30 Ayat Alquran Tentang Cinta dan Kasih Sayang, Hati Lebih Tentram!

3. Menyimpang dalam Urusan Moral

Menyimpang dalam Urusan Moral

Penyimpangan yang satu ini seringkali banyak yang menganggap remeh dan cenderung disepelekan. Akibatnya, banyak sekali kasus serupa terjadi di Indonesia dan yang lebih disayangkan, umat muslim pun bisa melakukannya. 

Penyimpangan tersebut adalah dalam bentuk moral seperti melakukan seks bebas, berzina, mabuk, mengolok agama lain, melanggar aturan dalam agama, hingga merusak tempat ibadah. 

Hal ini tentunya harus kita sadari sebagai manusia, bahwa itu bukanlah hal yang baik. Seperti yang ada dalam QS an-Nisa ayat 59 yang berbunyi: 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (QS. an-Nisa:59). 

4. Penyimpangan Perihal Pokok Ibadah 

Di dalam agama Islam terdapat ibadah yang memiliki ketentuan tertentu atau yang disebut sebagai rukun. Ketentuan tersebut meliputi tata cara, tempat pelaksanaan, waktu, hingga hukum dari ibadah tersebut. 

Dalam hal ini contohnya adalah melakukan shalat lima waktu yang merupakan ibadah wajib untuk setiap umat Islam. Apabila ada pihak yang menyatakan shalat lima waktu bukanlah ibadah wajib, maka itu adalah hal yang sesat. 

5. Menghina atau Melecehkan Para Nabi dan Rasul 

Contoh penyimpangan agama Islam yang terakhir adalah menghina atau melecehkan para nabi dan rasul. Menghina nabi maupun rasul sesungguhnya adalah tindakan kekafiran dan bisa menyebabkan keluar dari agama Islam.

Bahkan jikalaupun menghina atau melecehkan hanya dengan nada bercanda hal tersebut tetapkah perbuatan kafir. Allah SWT berfirman pada QS At-Taubah seperti berikut:

وَلَئِن سَأَلۡتَهُمۡ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلۡعَبُۚ قُلۡ أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمۡ تَسۡتَهۡزِءُونَ

Artinya: “Jika kamu tanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanya bersenda-gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah, “Mengapa kepada Allah, dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” (QS. At-Taubah: 65).

Makna dari surat tersebut bisa kita pahami dari penjelasan Syekh Abdurrahman As Sa’di rahimahullah di dalam kitab tafsir karya dari beliau. Berikut adalah penjelasan tersebut:

Menghina Allah, ayat-ayat dan Rasul-Nya, adalah penyebab Kekafiran, pelakunya keluar dari agama Islam (murtad). Karena agama ini dibangun di atas prinsip mengagungkan Allah, serta mengagungkan agama dan Rasul-Nya. Menghina salah satu diantaranya bertentangan dengan prinsip pokok ini. (Taisir Al Karim Ar Rahman, hal. 342).

Jadi dari penjelasan tersebut bisa kita pahami bahwa memang salah satu ciri penyimpangan dalam agama Islam adalah ketika menjelekkan nabi dan rasul. Hal ini pun harus kita hindari dan jangan sampai kita lakukan sebagai muslim. 

Itulah 5 contoh penyimpangan agama Islam yang bisa kita pahami. Dengan memahami ilmu tersebut semoga kita senantiasa terhindar dari perbuatan yang menyimpang. Karena sesungguhnya dapat membawa kita menuju keburukan.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment