5 Contoh Tarian yang Tergolong dalam Seni Islam, Simak!

Indonesia terkenal dengan keragaman budaya, seni dan juga tradisi yang dipengaruhi  peradaban Islam. Salah satu pengaruh Islam dalam kesenian dapat dilihat dalam wujud seni tari. Contoh tarian yang tergolong dalam seni Islam adalah tarian yang berasal dari Aceh.

Tentu bukan hal yang mengherankan jika Indonesia memiliki aneka kekayaan budaya yang terpengaruh dengan peradaban Islam. Menilik jumlah penduduk Indonesia yang mayoritasnya beragama Islam dan banyaknya penduduk yang masuk dan melebur di tengah masyarakat Indonesia.

Alhasil, ada banyak sekali contoh tarian yang tergolong dalam seni Islam yang menarik untuk diketahui. Yuk, simak pembagiannya di bawah ini!

Daftar Contoh Tarian yang Tergolong dalam Seni Islam

Berikut ini lima tarian tergolong dalam seni Islam di Nusantara lengkap dengan asal mula dan maknanya:

1. Tari Rundat (Lombok)

Contoh tarian yang tergolong dalam seni Islam yang pertama adalah tari Rundat yang berasal dari lombok. Tarian satu ini berasal dari suku sasak yang berada di Lombok. Tarian Rundat ini merupakan warisan nenek moyang dari abad 15 yang dibawa oleh orang Turki yang menganut ajaran Islam.

Dari segi penampilan, tarian ini dibawakan oleh penari laki-laki berjumah 13 orang yang menggunakan pakaian seperti prajurit dan menggunakan kopiah panjang (torbus). Gerakan dari tarian Rundat menggunakan gerakan pencak silar yang diiringi oleh musik melayu.

Syair dalam tarian ini memiliki makna yang berisi pujian serta penghormatan kepada Allah SWT. Tari ini biasa ditampilkan di jalanan yang bertujuan untuk mengiringi pengantin saat menuju ke rumah mempelai wanita.

Selain itu, tarian ini juga dapat ditampilkan pada acara keagamaan maupun saat perayaan hari besar Islam.

Baca juga: Doa sebelum Berhubungan Suami Istri dan Lengkap dengan Artinya

2. Tarian Saman (Aceh)

Aceh memiliki banyak sekali keanekaragamaan tarian yang memiliki unsur Islami di dalamnya, namun kali ini kita akan membahas mengenai tari Saman.

Tari Saman sebelumnya berawal dari permainan bernama Pok Ane yang dulunya sering dimainkan di tengah masyarakat Gayo. Namun, setelah peradaban Islam mulai masuk, maka permainan tersebut juga di modifikasi menjadi sebuah tarian.

Syair yang digunakan pada permainan ini memiliki makna pujian yang ditujukan kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Tarian ini sering ditampilkan dalam acara peringatan maupun keagamaan semasa di Kesultanan Aceh.

Namun kini, tarian ini sering digunakan di berbagai macam jamuan untuk menyambut kedatangan tamu kehormatan dan hingga saat ini, tarian ini masih dijaga kelestariannya oleh masyarakat Aceh.

Keunikan dan daya tarik dari gerakan yang digunakan pada tarian ini sering kali menjadi salah satu seni Islam yang terkenal hingga mancanegara.

3. Tari Seudati (Pidie, Aceh)

Masih di Aceh, di antara beberapa contoh tarian yang tergolong dalam seni Islam berikutnya adalah tari Seudati. Tarian satu ini berasal dari Desa Gigieng Kecamatan Simpang Kabuaten Pidie, Aceh.

Awalnya tarian Seudati dikenal sebagai tarian pesisir atau ratoh yang menjadi awalan dari prosesi permainan sabung ayam dan juga pembuka musim panen yang mulai tiba, tepatnya saat malam bulan purnama.

Namun, setelah mulainya penyebara ajaran Islam, tarian ini berubah fungsi menjadi media dakwah para ulama dengan cara syair dan pantun yang ada di dalam tariannya berisi pujian terhadap Allah SWT.

Nama Seudati sendiri diambil dari kata seurasi yang memiliki arti kompak atau harmonis. Selain itu, seudati juga memiliki makna pengakuan atau kesaksian.

Penampilannya juga khas tanpa musik sebagai pengiringnya, melainkan iringan didapatkan dari suara lain berupa hentakan kaki, pukulan telapak tangan di bagian dada dan pinggul, serta suara petikan jari dari para penarinya.

Tari Seudati biasanya ditampilkan oleh delapan orang laki-laki yang menjadi penari utama.

Baca juga: Contoh Ceramah Singkat tentang Ibu ini Bisa Jadi Referensi

4. Tari Rabbani Wahed (Bireuen, Aceh)

Contoh tarian yang tergolong dalam seni Islam yang berikutnya yakni tari Rabbani Wahed. Tarian satu ini berasal dari Aceh, lebih tepatnya di daerah Bireuen. Meski jarang yang mengenal tarian satu ini, namun tarian ini tidak kalah menarik untuk kita ketahui.

Pada awalnya, tarian ini berasaldari tari Meugrob yang merupakan satu dari bagian tari budaya Aceh yang sudah sejak lama menjadi bagian dari adat istiadat aceh yang begitu melekat.

Namun, seiring dengan persebaran Islam, gerakan yang ada di dalam tarian Meugrob ini mengalami modifikasi pada tahun 1990-an.

Modifikasi gerakan tarian tersebut dilakukan oleh T Muhammad Daud Gede. Tidak hanya dari sisi gerakan yang mengalami proses modifikasi, melainkan dari syair yang digunakan saat penampilan juga.

Selain gerakan, syair lagu dari tarian ini juga berubah menjadi puji-pujian yang diberikan kepada Allah SWT. Hasil dari modifikasi tersebut kemudian semakin populer dan hingga saat ini dikenal dengan nama tari Rabbani Wahed.

Jika ingin menikmati penampilan dari tarian tersebut, kita bisa melihatnya saat malam takbir idul fitri dan juga saat proses  penyambutan mempelai dari sisi pengantin pria saat acara adat pernikahan.

Keunikan yang dimiliki dari tari Rabbani Wahed berbeda dengan yang ada pada tari Saman. Keduanya memiliki keindahan tersendiri yang membedakan satu dengan lainnya.

5. Tari Zapin (Riau)

Tarian selanjutnya adalah tari Zapin yang berasal dari Kepualauan Riau. Pada Awalnya tarian ini dibawkaan oleh pedagang Arab dari Yaman yang masuk ke wilayah Indonesia tepatnya di sekitar wilayah Kepulauan Riau hingga pesisir Kalimantan.

Tari Zapin pada awalnya dipertunjukkan sebagai hiburan yang ada di istana. Penampilannya sendiri dibawakan dengan diiringi musik petik gambus, gendang, dan rebana.

Syair yang dilantunkan dalam tarian juga menggunakan syiar Islam. Untuk saat ini, tari Zapin ditampilkan pada acara tertentu seperti saat pernikahan, khitanan, maupun perayaan hari raya Islam.

Baca juga: 10+ Hadits tentang Toleransi dalam Islam dan Ayatnya dalam Al Quran

Upaya Melestarikan Budaya Indonesia Agar Tetap Terjaga

Era globalisasi dapat menimbulkan berbagai perubahan, termasuk dalam gaya hidup. Akibatnya masyarakat cenderung memilih kebudayaan baru yang dinilai lebih mudah dan praktis jika diterapkan dibanding budaya lokal.

Salah satu tindakan dan upaya yang bisa kita lakukan yakni mengenal berbagai contoh tarian yang tergolong dalam seni Islam, namun terkadang implementasi dari hanya mengenal tidak memberikan dampak lebih bagi keterjaganya budaya Indonesia.

Sebab itu, berikut beberapa upaya yang mungkin untuk dilakukan demi terjaganya kekayaan budaya Islam dan lainnya di Indonesia:

1. Mempelajari Budaya Lokal

Salah satu cara untuk melestarikan budaya lokal  yakni dengan memahami budaya itu sendiri. Terkait hal tersebut, perlu bagi kita mengetahui informasi mengenai budaya yang akan kita lestarikan.

Kita bisa mencarinya dari berbagai sumber seperti ensiklopedia, buku atau bahkan surat kabar, apalagi perkembangan teknologi 4.0 yang kini lebih mudah mengupayakan menggali informasi.

2. Mengikuti Kegiatan Budaya Asal

Setelah mengetahui berbagai informasi dan karakteristik dari budaya lokal Anda, selanjutnya yaitu mengikuti kegiatan budaya tersebut. Hal ini merupakan salah satu contoh dalam upaya melestarikan budaya Indonesia.

Kita bisa mengikuti pergelaran budaya atau bahkan terlibat langsung di dalamnya. Sebagai contoh sederhana, kita bisa menjadi peserta atau penonton dalam kegiatan budaya tersebut.

3. Mengenalkan Produk Budaya ke Kancah Internasional

Selain itu, kita juga bisa melestarikan budaya dengan cara mengenalkan berbagai kesenian dan budaya melalui jejaring sosial melalui pamflet-pamfllet atau bahkan video-video layaknya content creator yang mengenalkan budaya melalui kreativitasnya.

Tidak hanya itu saja, kita juga bisa memilih upaya melestarikan budaya Indonesia dengan cara memperkenalkan budaya lokal di kancah internasional. Caranya yaitu mengenakan produk budaya lokal.

4. Jadikan Budaya Sebagai Identitas

Menjadikan budaya lokal sebagai identitas menjadi salah satu cara untuk melestarikannya. Sebab, kita memiliki rasa bangga terhadap budaya lokal yang dimiliki di tengah tengah globalisasi.

Dengan begitu, kita tidak akan mudah terpengaruh atau ikut ikutan terhadap adanya budaya asing yang masuk ke negara Indonesia.

5. Mengekspor Barang Kesenian

Bagi sebagain orang yang seorang pebisnis, maka bisa ikut serta mempromosikan kebudayan lokal melalui produk kesenian yang dijual. kita dapat mengembangkan usaha yang sedang digeluti agar sampai ke pasar internasional.

Jika sudah menembus pasar internasional untuk mengekspor produk kesenian, berarti kita sudah mencoba upaya melestarikan budaya Indonesia.

Kebudayaan merupakan salah satu identitas bagi suatu masyarakat. Selain itu, budaya bisa mempersatukan, memenuhi kebutuhan, dan lain sebagainya. Sehingga, sangat penting untuk berupaya melestarikan budaya lokal.

Nah, itulah lima contoh tarian yang tergolong dalam seni Islam dan upaya melestarikan budaya nusantara. Semoga bermanfaat.  

Share:

Seorang wanita akhir zaman yang menyukai sastra dan ingin menjadi penulis yang bermanfaat!

Leave a Comment