Siapa pun pernah mengalami masa sulit dan menghadapi cobaan. Doa Nabi Khidir termasuk salah satu doa yang dapat kita panjatkan ketika menghadapi kesulitan.
Banyak yang membaca doa tersebut seusai shalat. Pasalnya, doa dari Nabi Khidir dipercaya dapat mengabulkan hajat dan mengusir musibah.
Daftar ISI
Doa Nabi Khidir
Sebagaimana Nabi lain, kita juga dapat meneladani ketaatan Nabi Khidir kepada Allah SWT. Nabi Khidir selalu bertaqwa dan berdoa kepada Allah SWT dalam berbagai kondisi.
Doa Nabi Khidir dan khasiatnya juga sering disebutkan oleh para ulama. Pasalnya, doa Nabi Khidir dipercaya akan membantu membuat hajat kita diijabah oleh Allah.
Selain itu, doa Nabi Khidir juga dapat membantu kita menghadapi cobaan dan menjauhkan musibah.
Berikut beberapa bacaan doa Nabi Khidir:
1. Doa Nabi Khidir untuk Mengabulkan Semua Hajat
بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ لَا يَسُوْقُ الْخَيْرَ إلَّا اللهِ
بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ لَا يَصْرِفُ السُّوْءَ إلَّا اللهُ
بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ مَا كَانَ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللهِ
بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِا للهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
Bismillahi ma sya-allah la yasuqul khoiro illallah bismillahi ma sya-allah la yashrifus su-a illallah bismillah ma sya-allah ma kana min ni’matin fa minallah bismillah ma sya-allah la hawla wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adzim.
Artinya: “Dengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya, tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali Allah. Dengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya, tidak ada yang menyingkirkan keburukan kecuali Allah.
Dengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya, tidak ada kenikmatan melainkan dari Allah. Dengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya, tiada daya berbuat kebaikan kecuali dengan pertolongan Allah.
Dan tiada kekuatan untuk menghindar dari perbuatan maksiat kecuali dengan perlindungan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung.”
Baca juga: Doa Nabi Zakaria Meminta Keturunan yang Sholeh dalam Al Quran
2. Doa Nabi Khidir untuk Kekayaan
دُعَاءُ الْفَرَجِ أَو دُعَاءُ الخَضِرِ عليه السلام
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
اَللَّهُمَّ كَمَا لَطَفْتَ فِى عَظَمَتِكَ دُونَ اللُّطَفَاءِ، وَعَلوْتَ بِعَظَمَتِكَ عَلَى الْعُظَمَاءِ ، وَعَلِمْتَ مَاتَحْتَ أَرْضِكَ كَعِلْمِكَ بِمَا فَوْقَ عَرْشِكَ ، وَكَانَتْ وَسَاوِسُ الصُدُورِ كَاْلعَلاَنِيَّةِ عِنْدَكَ ، وَعَلاَنِيَّةُ اْلقَوْلِ كَالسِّرِ فِى عِلْمِكَ ، وَانْقَادَ كُلُّ شَىْءٍ لِعَظَمَتِكَ ، وَخَضَعَ كُلُّ ذِى سُلْطَانٍ لسُلْطَانِكَ ، وَصَارَ أَمْرُ الدُّنْيَا والْأَخِرَةِ كُلُّهُ بِيَدِكَ، اِجْعَلْ لِى مِنْ كُلِّ هَمٍ أَصْبَحْتُ أَوْ أَمْسَيْتُ فِيهِ فَرَجًا وَمَخْرَجًا، اللَّهُمَّ إِنَّ عَفْوَكَ عَنْ ذُنُوبِى ، وَتَجَاوَزَكَ عَنْ خَطِيئَتىِ ، وَسِتْرَكَ عَلَى قَبِيحِ عَمَلِى ، أَطمِعْني أَنْ أَسْألَكَ مَا لاَ أَسْتَوْجِبُهُ مِنْكَ مِمَّا قَصَّرْتُ فِيهِ ، أَدْعُوكَ اَمِنًا وَأَسْألُكَ مُسْتَأْنِسًا . وَإِنَّكَ الْمُحْسِنُ إِلَىَّ، ، وَأَنَا الْمُسِيئُ إلىَ نَفْسِى فِيِمَا بَيْنِى وَبَيْنِكَ ، تَتَوَدَّدُ إِلىَّ بِنِعْمَتِكَ، وَأَتَبَغَّضُ إلَيْكَ بِالْمعَاصِى، وَلَكِنَّ الثِّقَةَ بِكَ حَمَلَتْنِى علَى الْجَرَاءَةِ عَلَيْكَ، فَعُدْ بِفَضْلِكَ وإحْسَانِكَ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الَّرَحِيم، وَصَلَّى الله ُعَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ
Allahumma Sholli ala Sayyidina Muhammad wa alihi wa shahbihi wa sallim.
Allahumma kamaa lathafta fii ‘azhamatika duunalluthafaa, wa ‘alawta bi‘azhamatika alal ‘uzhamaa, wa ‘alimta maa tahta ardhika ka’ilmika bimaa fauqa ‘arsyika, wa kaanat wasaawisusshuduuri kal’alaaniyyati ‘indaka, wa ‘alaaniyyatulqauli kassirri fii ‘ilmika.
Wanqaada kullu syai-in li ‘azhamatika, wa khadha’a kullu dzi sulthaanin li sulthaanika, wa shaara amruddunya wal aakhirati kulluhu biyadika.
Ij’al lii min kulli hammin ashbahtu aw amsaiytu fiihi farajan wa makhrajaa, Allahumma inna ‘afwaka ‘an dzunuubiy, wa tajaawazaka ‘an khathii’athiy, wa sitraka alaa qabiihi a’maaliy.
Athmi’niy an as-aluka maa laa astawjibuhu minka mimma qashhartu fiihi, ad’uuka aaminan, wa as;aluka musta;anisaa.
Wa innakalmuhsinu ilayya, wa analmusii’u ilaa nafsiy fiima bayniy wa bainika, tatawaddadu ilayya bini’matika, wa atabagghadhu ilaika bilma’ashiy, walakinnattsiqata bika hamalatniy ‘alal Jaraa-ati ‘alaika, fa’ud bifadhlika wa ihsaanika ‘alayya.
Innaka antattawaaburrahiim ,wa shallallahu alaa Sayyidina Muhammadin wa alihi wa shahbihi wa sallam.
Artinya:
“Ya Allah, sebagaimana Engkau bersikap lemah lembut dalam keagungan-Mu melebihi segala yang lemah lembut, dan Engkau Maha Tinggi dengan keagungan-Mu atas segala yang agung.
Engkau Maha Mengetahui apa yang ada di dalam bumi-Mu sebagaimana mengetahui apa yang ada di atas ‘arsy-Mu, dan bisikan hati di sisi-Mu sama seperti ucapan terang-terangan, dan ucapan terang-terangan sama di sisi-Mu dengan bisikan hati.
Tunduklah segala sesuatu kepada keagungan-Mu, dan merendahlah segala yang memiliki kekuasaan kepada kekuasaan-Mu, dan jadilah perkara dunia dan akhirat berada di tangan-Mu.
Jadikanlah bagiku dari segala keluh-kesah yang menimpaku pada sore/pagi hari kelapangan dan jalan keluar darinya.
Ya Allah, sesungguhnya kemaafan-Mu atas dosa-dosaku, dan penghapusan-Mu atas semua kesalahanku, dan penutupan-Mu atas perbuatan burukku, kesemuanya itu mendorongku untuk memohon kepada-Mu apa-apa yang aku tak pantas menerimanya.
Apa-apa yang aku teledor padanya, aku memohon kepada-Mu dalam keadaan aman, dan aku meminta kepada-Mu dengan keadaan rasa senang hati, sedangkan Engkau adalah selalu berbuat baik kepadaku.
Aku selalu berbuat jahat terhadap diriku sendiri dalam masalah yang menyangkut hubungan aku dengan Engkau. Engkau selalu membuatku menyayangi-Mu dengan senantiasa memberi nikmat-Mu kepadaku meskipun Engkau tidak membutuhkan aku.
Aku selalu membuat-Mu murka dengan bermaksiat kepada-Mu, akan tetapi kepercayaanku kepada-Mu membawaku untuk berani (memohon) kepada-Mu, maka jenguklah aku dengan karunia dan kebaikan-Mu kepadaku.
Terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat, lagi Maha Penyayang.”
Baca juga: 7 Doa Nabi Musa Ketika Menghadapi Kesulitan Lengkap dengan Artinya
3. Doa Nabi Khidir untuk Kesembuhan
أَقْسَمْتُ عَلَيْكِ أَيَّتُهَا اْلعِلَةُ بِعِزَّةِ عِزَّةِ اللهِ وَبِعَظَمَةِ عَظَمَةِ اللهِ وَبِجَلاَلِ جَلَالِ اللهِ وَبِقُدْرَةِ قُدْرَةِ اللهِ وَبِسُلْطَانِ سُلْطَانِ اللهِ وَبِلاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَبِمَا جَرَى بِهِ اْلقَلَمُ مِنْ عِنْدِ اللهِ وَبِلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ إِلاَّ انْصَرَفْتِ
Aqsamtu ‘alaiki ayyatuhal ‘illatu bi‘izzati ‘izzatillaah, wa bi’azhomati azhomatillaah, wa bijalaali jalaalillaah, wa biqudroti qudrotillaah, wa bisulthooni sulthoonillaah, wa bilaa ilaaha illaah.
Wa bimaa jaroo bihil qolamu min ‘indillah, wa bilaa hawla walaa quwwata illaa billaah, illanshorofti.
Artinya:
“Aku bersumpah, wahai penyakit, dengan kemulian kemulian Allah, dengan kebesaran kebesaran Allah, dengan keagungan keagungan Allah, dengan kekuasaan kekuasaan Allah, dengan kerajaan kerajaan Allah, dengan kalimat ‘Laa ilaaha illaah.’
Apa yang ditulis oleh Al-Qalam di sisi Allah, juga dengan kalimat ‘Laa hawla walaa quwwata illaa billaah’, kecuali kamu pergi.”
4. Doa Nabi Khidir untuk Menjauhkan Musibah
Dikisahkan bahwa Nabi Khidir mengijazahkan kepada Imam Ibrahim at-Taimi doa yang dapat menghindarkan musibah. Doa Nabi Khidir ini disebut wirid musabbi’at.
Berikut bacaan yang termasuk dalam wirid musabbi’at yang dibaca setelah Maghrib:
- Surat Al-Fatihah 7x
- Surat Al-Ikhlas 7x
- Surat Al-Falaq 7x
- Surat An-Nas 7x
- Ayat kursi 7x
- Istighfar 7x
- Shalawat 7x
Mengenal Nabi Khidir
Selain mempelajari doa Nabi Khidir dan artinya, ada baiknya jika kita juga mengenal sosok Beliau. Apalagi, kisah Nabi Khidir mengandung banyak hal yang dapat kita teladani.
Nama Nabi Khidir mungkin terdengar cukup asing bagi sebagian besar orang. Pasalnya, Nabi Khidir memang tidak termasuk dalam 25 Nabi dan Rasul.
Meski demikian, Nabi Khidir merupakan utusan Allah SWT. Kisah Beliau juga disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya yaitu surat Al-Kahfi.
فَوَجَدَا عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا
Artinya:
“Lalu mereka (Musa dan muridnya) bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (QS. Al-Kahfi: 65).
Dalam surat tersebut, dijelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Musa untuk belajar kepada Nabi Khidir.
قَالَ لَهُ مُوسَى هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا….
Artinya:
“Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” …” (QS. Al-Kahfi: 66).
Kemudian Nabi Khidir menyetujui menerima Nabi Musa sebagai murid dengan syarat yaitu tidak boleh mengajukan pertanyaan apapun hingga diberikan penjelasan.
Kisah perjalanan Nabi Musa dan Nabi Khidir mengandung teladan bahwa kita harus bersabar dalam segala kondisi.
Melansir dari detikHikmah, dalam buku Kisah dan Misteri disebutkan bahwa nama asli Nabi Khidir adalah Balyan bin Malkan. Nabi Khidir merupakan keturunan dari Nabi Nuh dari jalur Sam.
Sementara nama Khidir merupakan suatu julukan sebab Beliau mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu unta berwarna putih (farwah baidah).
Nabi Khidir juga disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW,
إِنَّمَا سُمِّيَ الخَضِرَ أَنَّهُ جَلَسَ عَلَى فَرْوَةٍ بَيْضَاءَ، فَإِذَا هِيَ تَهْتَزُّ مِنْ خَلْفِهِ خَضْرَاءَ
Artinya:
“Beliau dinamai Khidr karena beliau duduk di atas tanah putih, tiba-tiba berguncang di belakang beliau berwarna hijau.” (HR. Bukhari 3402, Turmudzi 3151, dan Ibnu Hibban 6222).
Hikmah dari Kisah Nabi Khidir
Manfaat doa Nabi Khidir yang lebih mudah diijabah tidak lepas dari teladan dalam tindakan dan sifat Nabi Khidir yang penyabar.
Salah satunya yaitu saat memulai perjalanan dengan Nabi Musa. Ketika itu, Nabi Khidir melubangi perahu yang digunakan.
Karena persyaratan awal yang melarang bertanya, Nabi Musa pun menahan diri. Hingga kemudian Nabi Khidir melakukan beberapa tindakan yang aneh, termasuk membetulkan tembok tanpa dibayar sama sekali.
Akhirnya, Nabi Khidir pun memberikan penjelasan mengenai tindakannya. Beliau melubangi kapal karena kapal tersebut berpotensi diambil oleh penguasa. Namun, dengan melubanginya, maka penguasa tidak akan tertarik untuk mengambilnya.
Kisah Nabi Khidir mengajarkan bahwa kita harus bersabar dan tidak asal menggunakan prasangka sendiri.
Selain itu, Nabi Khidir mencontohkan untuk mengambil bahaya yang lebih ringan. Maksudnya, kapal yang berlubang masih dapat diperbaiki, sehingga masih lebih baik daripada kapal itu dirampas oleh penguasa yang zalim.
Itulah beberapa doa Nabi Khidir yang dapat kita amalkan serta kisahnya. Semoga doa kita juga diijabah. Amin.