Doa setelah Iqomah Latin Arab dan Artinya Sesuai Sunnah

Kita sering sekali mendengar doa sesudah adzan, apalagi jika sedang menonton televisi. Biasanya kita sering mendengar jamaah melantunkannya. Namun, mungkin beberapa dari kita belum mengetahui doa setelah iqomah.

Seperti yang sudah kita ketahui, muadzin akan melantunkan iqamah sebagai seruan untuk melakukan sholat fardhu. Kita sering sekali mendengarkan iqamah di masjid, setiap kali akan melakukan sholat berjamaah.

Pernahkah kamu mendengar ada jamaah yang melantunkan sebuah doa setelah iqamah terdengar? Apakah ini menjadi sunnah untuk menjawab iqamah sama seperti saat menjawab adzan? Simak penjelasannya di artikel ini.

Hukum Berdoa Setelah Mendengar Iqomah

Para ulama berbeda pendapat saat membahas hukum mendengar iqamah. Khususnya, dalam hal menjawab iqamah atau melantunkan doa setelah iqomah. Ada yang bilang wajib, ada juga yang bilang sunnah.

Terlebih, para ulama juga menggolongkan iqamah sebagai adzan kedua. Mereka menyebutnya sebagai adzan tsaani (adzan kedua). Pendapat ini diperkuat oleh Fatawa Lajnah Daimah.

السنَّة أن المستمع للإقامة يقول كما يقول المقيم ؛ لأنها أذان ثان ، فتجاب كما يجاب الأذان

Disunnahkan bagi yang mendengar iqamah, untuk menjawabnya seperti yang diucapkan pengumandang iqamah (muqeem). 

Karena iqamah adalah adzan yang kedua, maka dianjurkan menjawabnya sebagaimana jawaban pada adzan. (Fatwa Lajnah Da-imah 6/89).

Baca juga: Doa Nabi Nuh dalam Al-Qur’an untuk Kaum dan Anaknya!!

Terlebih, para ulama berbeda pendapat dalam hal menjawab iqamah. Beberapa berpendapat cara menjawab iqamah cukup menirukan lafadz iqamah sama seperti saat menjawab adzan seperti kata Imam Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz berikut:

نعم، يُستحبّ أن يُجيب المقيم كما أجاب المؤذن.

“Iya, disunnahkan untuk menjawab tukang Iqamah sama dengan dengan menjawab tukang adzan.” (Fatwa Syeikh Bin baz No. 31709).

Namun, sebagian ulama lain berpendapat meniru lafadz iqamah tidak menjadi syariat. Walau iqamah disebut adzan, hal itu hanya menjadi bentuk penyebutan yang dominan seperti yang terlihat pada dua pendapat berikut:

المتابعة في الإقامة فيها حديث أخرجه أبو داود ، لكنه ضعيف لا تقوم به الحجة ، والراجح : أنه لا يُتابع

“Mengikuti bacaan Iqamah di dalamnya ada hadits yang dikeluarkan oleh Abu Dawud akan tetapi ia adalah hadits yang dha’if tidak mencukupi sebagai dalil, pendapat yang rajih iqamah tidak ditirukan.” 

(Majmu’ Fatawa Syeikh Ibnu Utsaimin: 12/201 soal no. 129).

وكذلك بالنّسبة للمقيم فقد صرّح الحنفيّة والشّافعيّة والحنابلة أن يستحبّ أن يقول في الإقامة: مثل ما يقول في الأذان

Disunahkan pula menjawab lafadz iqamah. Sebagaimana telah ditegaskan oleh Mazhab Hanafi, Syafi’i dan Hanabilah, disunahkan untuk menjawab iqamah seperti yang jawaban yang diucapkan saat mendengar adzan. 

(Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, 18/250).

Pada akhirnya, terdapat pilihan pendapat ulama yang harus kita anggap lebih benar. Apakah menjawab iqamah atau melantunkan doa setelah dengar iqomah wajib atau sunnah, ini masih menjadi masalah khilafiyah ijtihadiyah.

Fungsi Iqomah

Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, para ulama menyebut iqamah sebagai adzan kedua. Ini artinya adzan dan iqamah menjadi dua hal yang tidak terpisahkan.

Namun, terdapat dua perbedaan kapan harus melantunkannya. Adzan harus selalu dilakukan saat sudah memasuki waktu sholat fardhu. Dengan kata lain, adzan menjadi pengingat bagi kita untuk melaksanakan sholat fardhu.

Sedangkan iqamah bisa dilakukan tanpa adzan sebelum melakukan sholat berjamaah. Berbeda dengan adzan, fungsi iqamah sendiri sebagai peringatan agar jamaah bersiap-siap melaksanakan sholat berjamaah.

Baca juga: Niat Puasa Rajab Lengkap Arab Latin, Arti dan Keutamaannya

Fungsi adzan dan iqamah ikut terlihat dari pelafalan keduanya oleh muadzin. Muadzin akan mengucapkan setiap kalimat adzan dua kali dengan pelafalan lebih lambat. Ini menunjukkan fungsi adzan untuk memberi waktu agar jamaah bisa ke masjid.

Beda halnya dengan iqamah. Lazimnya, muadzin membaca bacaan iqamah lebih cepat. Ini berfungsi agar jamaah bersiap-siap untuk melakukan shalat berjamaah dengan segera berdiri, mengisi shaf dan merapikannya agar sholat khusyuk.

Biasanya, jeda waktu ideal antara adzan dan iqamah adalah 10-15 menit menurut pendapat ulama. Berdasarkan hal ini, jamaah masih memiliki waktu agar datang ke masjid.

Jika sudah berada di masjid setelah adzan dan sebelum iqamah, kita bisa melaksanakan ibadah lain. Contohnya, sholat sunnah rawatib, sholat tahiyatul masjid, dan berdzikir.

Tidak hanya ibadah sunnah, berdoa di antara adzan dan sunnah juga menjadi anjuran. Pasalnya, waktu antara adzan dan iqamah menjadi waktu yang mustajab sebagaimana perkataan Rasulullah SAW berikut:

“Sesungguhnya doa yang tidak tertolak adalah doa antara adzan dan iqamah, maka berdoalah (kala itu)” (HR.Ahmad, dari Anas bin Malik).

Doa setelah Iqomah dan Artinya

Berdasarkan pendapat para ulama tadi, satu hal yang masih menjadi pertanyaan. Seperti apakah doa setelah iqomah sesuai sunnah? Kalau kita di masjid, sering sekali jamaah melantunkan Laa ilaaha illallah sebagai jawaban dari iqamah.

Sebenarnya, ada doa yang bisa kita lantunkan setelah iqamah. Kita bisa mengamalkan bacaan berikut setelah mendengarkan iqamah.

Berikut adalah doa setelah iqomah dan artinya:

الّلهمّ ربّ هذه الدّعوة التّامّة والصّلاة القائمة صلّ وسلّم على سيّدنا محمّد واته سؤله يوم القيامة

Allahumma Rabba hadzihi ad-da’wati at-taammati, wa ash-shalaati al-qaaimati, shalli ‘ala sayyidina muhammadin wa aatihi su’lahu yaumal qiyaamah

Artinya: 

“Ya Allah Tuhan yang memiliki seruan yang sempurna dan sholat yang tetap didirikan, rahmatilah Nabi Muhammad dan berikan padanya permintaannya di hari kiamat.”

Dengan memahami doa setelah iqomah beserta artinya, Insya Allah kita akan mendapat pahala tambahan karena sudah mengamalkannya. Terlebih, kita lebih termotivasi agar sholat fardhu kita menjadi sah.

Itulah pembahasan doa setelah iqomah dan juga artinya sesuai sunnah.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment