Ini Hukum Istri Mendiamkan Suami Menurut Islam, Sudah Tahu?

Dalam pernikahan, kehidupan pasangan suami dan istri tidak selalu mulus. Tentu akan ada namanya perselisihan atau kesalahpahaman dalam berumah tangga. Lalu, apa hukum istri mendiamkan suami menurut Islam? 

Istri yang mendiamkan suami mungkin karena akibat adanya kesalahan hingga terjadi cekcok. Kadang kala pihak istri maupun suami enggan saling meminta maaf, akhirnya berujung saling diam satu sama lainnya.

Nah, pada artikel ini akan membahas dari sudut panjang jika istri yang mendiamkan suami, apa hukumnya menurut Islam? Yuk, cari tahu jawabannya di bawah ini!

Kewajiban Istri Terhadap Suami

Sebelum membahas hukum istri mendiamkan suami, kita pahami dahulu kewajiban istri. Adapun salah satu kewajiban istri kepada suami adalah berbakti dan melayani. Sebagaimana yang Rasulullah SAW ajarkan.

“Sebaik-baiknya wanita adalah jika engkau pandang, dia menyenangkan, jika engkau perintah, dia mentaati, dan jika engkau tidak ada, dia menjaga hartamu dan kehormatannya.”

Dari ajaran Rasulullah SAW, kita harus mengetahui bahwa istri memiliki kewajiban mentaati suaminya. Seorang istri harus mampu menjaga harga dan kehormatannya.

Namun, bagaimanapun antara istri dan suami harus saling melengkapi satu sama lainnya. Meski suami memiliki kedudukan di atasnya, tetapi segala tanggungan istri adalah tanggung jawab seorang suami.

Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya:

“Dan mereka (wanita) punya hak seimbang dengan kewajiban menurut cara yang pantas. Tetapi para suami punya kelebihan di atas mereka. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS Al-Baqarah : 228).

Dalam hubungan pernikahan, kita juga harus saling menerima. Tetapi, tak jarang menemukan situasi yang menyulut emosi sehingga muncul ketegangan hingga suami ataupun istri saling mendiamkan.

Hukum Istri Mendiamkan Suami Menurut Islam

Setelah mengetahui kewajiban istri kepada suami, selanjutnya ketahui hukum istri mendiamkan suami menurut Islam. Hal ini sebagai upaya agar kita bisa saling mengerti dan memahami dengan pasangan.

Berkaitan dengan adanya perselisihan dan perbedaan pendapat, wajar jika sekali waktu ada percekcokan. Tak jarang istri mogok bicara, kemudian pasangan itu pun tidak saling bertegur sapa atau mendiamkan.

Baca juga: 10 Manfaat Membaca Al-Quran, Muslim Yuk Amalkan

Sikap ini dikenal dengan istilah hajr, yaitu tindakan mendiamkan orang lain secara sengaja dengan maksud tertentu. Sebenarnya hukum hajr adalah terlarang, tetapi dibolehkan ketika keadaan tertentu saja.

Lalu, bagaimana jika istri mendiamkan suami ketika marah? Apa hukumnya menurut Islam? Bagaimana sebaiknya sikap istri saat marah kepada suami?

1. Hukum Istri Mendiamkan Suami 

Dalam Islam, istri marah terhadap suami adalah perilaku yang dapat mendatangkan murka dari Allah SWT. Memarahi suami termasuk dosa besar. Sebab, suami adalah orang yang harus dipatuhi dan dihormati.

Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW mengatakan tentang jika kedudukan suami sangat tinggi untuk istrinya.

“Seandainya saya dapat memerintahkan seseorang untuk sujud pada orang lain, pasti saya perintahkan seorang istri untuk sujud pada suaminya.” (HR Abu Daud, Al-Hakim, Tirmidzi).

Maka dari itu, hukum istri mendiamkan suami menurut Islam adalah sikap tidak terpuji dan dilarang melakukannya dalam Islam. Jika istri marah dan diamkan suami, sebaiknya tidak dilakukan berlama-lama.

Kemarahan istri kepada suami berujung mendiamkan menurut agama Islam harus dihindari. Tapi, ada yang berpendapat bahwa jika diam untuk menghindari dari marah, maka hukumnya diperbolehkan.

Diamnya istri dalam hal ini ketika terjadi perdebatan hebat, maka wajib bersikap diam saat sedang marah. Hal ini sebagai upaya menghindari pertengkaran parah.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari tiga hari. Siapa yang memboikot saudaranya lebih dari tiga hari, kemudian dia meninggal maka dia masuk neraka.” (HR Abu Daud 4914).

2. Bagaimana Seharusnya Sikap Istri?

Sebagai manusia biasa, suami bisa berbuat salah. Tapi, perlu mengingatkannya dengan baik dan tidak menyinggung perasaan. Sebab, hukum istri mendiamkan suami menurut Islam adalah dosa.

Meski kesal dan marah menjadi bumbu dalam berumah tangga, tetapi istri harus bisa menerima kekurangan dan kelebihan suami. Termasuk menjaga rasa marah dan kesal kepada suami meskipun salah.

Dalam Islam, bahwasannya seorang istri harus bisa memahami kepatuhan dan ketaatan terhadap suami adalah kewajiban. Dan sebaliknya, suami harus melakukan pekerjaan dan tanggung jawab kepada istri.

Selain itu, suami juga harus bisa membimbing keluarganya kepada jalan kebaikan dan membawa kebahagiaan untuk anak dan istrinya.

Jika istri berbuat salah, maka hendaknya meminta maaf kepada suami. Jika suami menerima maafnya, maka dosa istri terhapus. Sebab, sudah seharusnya istri patuh dan taat terhadap suami dalam Islam.

Jika istri merasa kemarahannya tidak tertahankan, maka sebaiknya tenangkan diri dahulu dan mengucap istighfar serta memohon ampun pada Allah SWT. Dengan istighfar, hati pun akan menjadi tenang.

Baca juga: 30 Ucapan Terima kasih dalam Islam Arab Latin

Mendiamkan Pasangan Menurut Psikolog

Perilaku mendiamkan pasangan dari sudut psikologi seharusnya sikap ini tidak boleh dilakukan jika menimbulkan tekanan psikis dan menyakiti pasangan.

Perlakuan mendiamkan pasangan semacam ini disebut dengan silent treatment. Sikap ini bisa dilakukan jika ingin menghindari perdebatan atau pertengkaran yang parah, maka pasangan bisa bersikap diam.

Namun, kebiasaan mendiamkan pasangan bisa menimbulkan rasa tidak dihargai dan dianggap penting. Oleh karena itu, salah satu solusi ketika pasangan marah adalah dengan komunikasi yang baik.

Dengan komunikasi, setiap masalah bisa terselesaikan dengan baik. Terpenting hindari marah dan sikap cuek tanpa alasan yang jelas, apalagi jika mendiamkan pasangan lebih dari tiga hari hukumnya dosa.

Lalu, bagaimana cara agar hubungan rumah tangga antara istri dan suami tetap bahagia? Berikut informasinya yang tentu bisa menjadi referensi bagi kita dalam menjaga rumah tangga tetap harmonis.

Cara Menjaga Kebahagiaan Suami Istri

Dalam rumah tangga, halangan dan rintangan yang muncul seharusnya bisa disikapi dengan tenang oleh suami dan istri. Tujuan dari pernikahan dalam Islam itu sendiri yakni untuk mencari ridho Allah SWT.

Dalam mengarungi kehidupan setelah pernikahan, suami adalah sosok pemimpin keluarga yang harus ditaati dan dihormati istri. Peran istri pun tidak kalah penting, yakni sebagai teman dan penasehat rumah tangga.

Suami dan istri hendaknya saling melengkapi dan memahami setiap kekurangan atau kelebihan masing-masing. Berikut ini terdapat cara menjaga kebahagiaan dan keharmonisan dalam berumah tangga:

1. Menjaga Komunikasi

Kunci kebahagiaan berumah tangga paling utama adalah komunikasi. Dengan adanya komunikasi, setiap ada permasalahan bisa segera mencari solusinya dan mengatasinya dengan baik tanpa ada pertengkaran.

2. Saling Menghargai

Rumah tangga yang harmonis bisa terwujud jika suami dan istri saling menghargai, meskipun ada perbedaan pendapatan. Pastikan hindari perdebatan hingga terjadi pertengkaran hebat dan saling mendiamkan.

3. Bangun Kepercayaan

Kepercayaan dan kejujuran dalam sebuah hubungan merupakan hal yang sangat penting, apalagi dalam pernikahan. Salah satu wujudnya seperti menepati perkataan yang diucapkan dan jujur dalam berbicara.

4. Sabar dan Memaafkan

Suami atau istri bisa melakukan kesalahan hingga membuat kesal dan marah. Jika berbuat salah, istri atau suami hendaknya meminta maaf dengan kesabaran dan kerendahan hati agar tidak ada pertengkaran.

5. Tunjukkan Kasih Sayang

Jangan ragu dan sungkan menunjukkan kasih sayang dari lubuk hati. Ada banyak cara menunjukkannya, salah satunya seperti menghidangkan makanan, memberi dukungan, dan rasa saling membutuhkan.

Itulah beberapa tips menjaga kebahagiaan dan keharmonisan dalam berumah tangga. Intinya, suami dan istri harus bisa saling mengerti dan memahami, serta mengetahui tanggung jawab istri dan suami.

Demikian penjelasan tentang hukum istri mendiamkan suami menurut Islam yang penting kita ketahui. Sebab, istri dan suami punya kewajiban masing-masing. Jika ada perbedaan, cari solusi yang menenangkan.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment