Hukum Mengaji untuk Orang Sakit, Apa Ada Tuntunannya? 

Al-Qur’an merupakan pedoman buat hidup seluruh umat manusia. Walaupun Al-Qur’an juga disebut asy-Syifa yang artinya obat penyembuh, tapi sebenarnya bagaimana hukum mengaji untuk orang sakit? Temukan jawabannya di sini. 

Sebenarnya ada cukup banyak perbedaan jawaban atas pertanyaan ini. Ada beberapa yang memperbolehkan dan ada juga yang tidak menyarankan untuk melakukannya.

Demi memahaminya lebih jauh, mari kita coba memahami beberapa uraian di sini. 

Al-Qur’an Sebagai Penyembuh

Al-Qur’an memang memiliki sangat banyak keutamaan. Salah satunya yakni sebagai obat. Ketentuan mengenai Al-Qur’an sebagai penyembuh juga diabadikan di dalam Al-Qur’an itu sendiri. Berikut ini beberapa ayatnya: 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

Artinya: 

“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Alquran) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.” (QS Yunus [10]: 57).

قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ

Artinya: 

“Katakanlah, ‘Alquran adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman.”’ (QS Fushshilat [41]: 44).

As-Sa’adi di dalam kitabnya yakni Tafsir al-Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam al-Manan menjelaskan bahwa Al-Qur’an ini merupakan penyembuh untuk semua penyakit hati. 

Entah itu berupa syahwat yang dapat menghalangi manusia untuk taat pada syariat maupun syubhat yang bisa mengotori iman. 

Alasannya karena  di dalam Al-Qur’an ada nasehat, motivasi, janji, peringatan, juga ancaman yang bisa memicu seseorang ke sikap harap dan takut. 

Selain jadi obat buat penyembuh penyakit hati dan jiwa, Al-Qur’an pun bisa jadi obat untuk penyakit fisik.

Asy-Syiqithi di dalam kitabnya yakni Tafsir Adhwa’ al-Bayan berkata bahwa Al-Qur’an merupakan obat penyembuh yang mencakup obat buat penyakit hati dan jiwa. Contohnya saja keraguan, kemunafikan, serta perkara yang lainnya. 

Hukum Mengaji untuk Orang Sakit

Ada yang menyatakan bahwa hukum mengaji untuk orang sakit adalah boleh. Apalagi jika maksudnya adalah meruqyah (mengobati) seseorang yang sedang dalam kondisi sakit. 

Bahkan mendapatkan anjuran yang didasarkan pada sabda dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

“Barangsiapa diantara kalian sanggup memberi manfaat kepada saudaranya, maka hendaknya ia melakukannya.”

Hal ini karena beliau serta para sahabat juga melakukan hal yang sama. Dan ada juga anjuran kalau ruqyah dilakukan tanpa ada bayaran meskipun sebenarnya dibolehkan. 

Selain itu, ada buku Al-Lu’lu’ Al-Makkiyyiin yang merupakan kumpulan fatwa dari Syaikh bin Jabriin yang menyatakan bahwa tak ada halangan untuk mengulang-ulang bacaan Al-Qur’an untuk orang yang sakit. 

Bahkan juga tidak jadi suatu masalah meskipun dibaca dengan beramai-ramai secara serempak buat orang yang sakit. 

Sebab Al-Qur’an merupakan Kalam Ilahi yang dijadikan obat penawar untuk seluruh penyakit, terutama yang ada dalam hati oleh-Nya. Wallahu A’lam.

Baca juga: Reinkarnasi Menurut Islam apakah Benar Adanya? Atau Khayalan?

Surat Al-Qur’an untuk Kesembuhan Orang Sakit

Karena ada yang berkata bahwa hukum mengaji untuk orang sakit itu boleh, maka kita pun harus tahu apa saja surat-surat yang biasa dibacakan untuk memohon kesembuhan seseorang dari sakitnya. Ini dia rincian suratnya: 

1. Surat Al-Fatihah

Pertama ada Surat Al-Fatihah. Ini merupakan surat pembuka di dalam Al-Qur’an. Ada sebutan lain untuk surat ini yakni Ummul Qur’an atau juga Ummul Kitab lantaran jadi induk dari seluruh isi di dalam Al-Qur’an. 

Ada sebuah ceramah dari Syekh Ali Jaber yang mengatakan bahwa Al-Fatihah merupakan salah satu surat yang dianggap mujarab untuk menyembuhkan penyakit. 

2. Surat Al-Ikhlas

Selanjutnya ada Surat Al-Ikhlas yang juga memiliki makna luar biasa yakni memurnikan ke-Esaan Allah SWT. 

Surah ini sangat disarankan dan dibaca paling tidak tiga sampai tujuh kali sembari memohon kesembuhan pada Allah SWT. 

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ . اللَّهُ الصَّمَدُ . لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ . وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Artinya: 

Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa”. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia. (QS. Al-Ikhlas [112]:1-4).

3. Surat Al-Falaq dan An-Nas

Kemudian ada dua surat yang memang menjadi surat pelindung manusia dari berbagai macam keburukan serta marabahaya yakni Surat Al-Falaq dan Surat An-Nas. 

Saat seorang muslim sedang dalam kondisi sakit, maka surat ini sangat dianjurkan. Kedua surah ini pun sering jadi pelindung godaan setan, sihir, serta berbagai jenis kejahatan lain yang mungkin dilakukan oleh seorang manusia. 

Surat ini biasanya pun dilakukan untuk memohon perlindungan serta kesembuhan seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW pada hadits riwayat Bukhari.

Baca juga: Hukum Kredit Mobil dalam Islam, Ini Kata Gus Baha dan Ustad Abdul Somad

4. Surat Al-Anbiya Ayat 83

Hukum mengaji untuk orang sakit memang diperbolehkan. Tapi menurut beberapa sumber memang jauh lebih baik untuk mengaji sendiri agar dampaknya lebih terasa. 

Misalnya saja dengan Surat Al-Anbiya. Di dalamnya ada doa yang dilafalkan Nabi Ayyub ketika menghadapi ujian berat seperti penyakit yang dialami oleh beliau selama bertahun-tahun. 

Surat ini lalu diyakini menjadi salah satu doa yang bisa menyembuhkan penyakit. Begini ayatnya: 

اللَّهُمَّ اَنِّىۡ مَسَّنِىَ الضُّرُّ وَاَنۡتَ اَرۡحَمُ الرّٰحِمِيۡنَ

Allahumma Innii Massaniyadh-dhurru wa Anta Arhamur Rohimin.

Artinya: 

“Ya Allah Tuhanku, sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua penyayang.” (QS. Al-Anbiya [21]: 83).

5. Surat Al-Isra Ayat 82

Kemudian ada lagi nih surat yang perlu kita tahu dan memang diyakini bisa menyembuhkan penyakit. Namanya adalah Surat Al-Isra’, tepatnya ada ayat 82. 

Surat ini ditafsirkan sebagai surat penyembuh seluruh penyakit hati. Contohnya saja seperti penyakit kemunafikan, keragu-raguan, kedengkian, dan juga kebodohan. 

Ayatnya adalah: 

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا 

Wa Nunazzilu minal-Qur’aani maa Huwa Syifaa’uw wa Rahmatul Lil-Mu’miniina wa laa Yaziduzh-zholimiina illaa khosaaro.

Artinya: 

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al-Isra: 82).

Cara Mendoakan Orang Sakit

Jika hukum mengaji untuk orang sakit memang diperbolehkan, kita pun harus mengetahui bagaimana cara mendoakannya. Lebih lengkapnya cek sini ya: 

1. Berniat karena Allah SWT

Cara pertama yakni dengan niat melakukannya hanya karena Allah SWT. Niatkan juga karena mengharapkan ridho juga pahala dari Allah SWT. Bisa juga dengan membawa buah tangan untuk diberikan ke orang yang sakit. 

2. Sebutkan Nama

Cobalah sebutkan nama dan lanjutkan dengan langsung mendoakannya. 

3. Duduk Dekat Kepala

Selanjutnya yakni dengan duduk dekat kepala atau pada bagian samping posisi kepalanya. Hal ini sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

4. Tanyakan Kondisi Penyakitnya

Tanyakan juga kondisinya sebagai bentuk kepedulian sekaligus agar kita memahami bagaimana kondisi pasien. 

Dengan diketahuinya hukum mengaji untuk orang sakit, sekarang kita bisa lebih tenang untuk mengaji demi mendoakan kesembuhan dari orang yang sedang dalam kondisi sakit.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment