Islam Syiah adalah salah satu aliran agama dalam Islam. Mereka yang menganut aliran ini meyakini bahwa hanya keturunan Nabi Muhammad yang pantas menjadi khalifah. Dalam hal ini, yaitu Ali bin Abu Thalib.
Banyak ulama berpendapat bahwa aliran Syiah dianggap sudah melenceng dari ajaran Islam. Namun, tidak semuanya dianggap sesat karena masih ada sebagian dari penganutnya yang juga mengimani Al-Quran.
Berikut penjelasan lengkap tentang aliran Syiah yang perlu kita ketahui hanya untuk pengetahuan semata. Langsung saja simak informasinya di bawah ini!
Daftar ISI
Apa itu Islam Syiah?
Syiah menurut etimologi bahasa arab memiliki arti pembela dan pengikut seorang. Sementara menurut terminologi syariat, Syiah artinya mereka yang menyatakan Ali bin Abi Thalib yang berhak menjadi khalifah kaum muslimin.
Secara garis besar, Islam Syiah adalah aliran dalam agama Islam bagi mereka yang setia menjadi pendukung dan pengikut Ali bin Abi Thalib dan ahlul bait.
Mereka Memandang bahwa penerus pimpinan Islam adalah Ali bin Abi Thalib yang ditunjuk oleh Nabi Muhammad. Umumnya, mereka tidak mengakui kepemimpinan Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan.
Meski demikian, tidak semua Syiah mengidentifikasikan mereka sebagai Rafidhah. Rafidhah adalah golongan yang paling sesat dari mereka dan dianggap sebagai kelompok minoritas yang memiliki pandangan ekstrim.
Secara umum, kemunculan Syiah dipicu karena ada perbedaan pandangan di kalangan para sahabat dengan keluarga Nabi. Perbedaan pandangan ini berkaitan dengan pengganti Nabi Muhammad setelah wafat.
Baca juga: Niat Puasa Ramadhan Lengkap Arab, Latin, dan Artinya
Sejarah Munculnya Syiah
Secara konteks sejarah, konflik Syiah selalu berada di dimensi waktu yang berbeda dengan segala persoalan. Bahkan, kapan waktu kemunculannya pun mengalami pertentangan yang tentunya bisa menjadi pelajaran.
Islam Syiah adalah kelompok muslim yang mempercayai hanya keturunan Nabi Muhammad yang harus menjadi pemimpin umat setelah Nabi wafat. Berikut ada beberapa pandangan sejarah terkait kemunculan Syiah:
1. Perselisihan Mengenai Pemimpin
Kemunculan Syiah terjadi karena adanya perselisihan mengenai pemimpin umat Muslim setelah Nabi Muhammad wafat. Hal ini terjadi karena Nabi tidak menunjuk siapa yang menggantikannya untuk memimpin nantinya.
Ada berbagai nama yang diusulkan berasal dari sahabat Nabi, salah satunya adalah Ali bin Abi Thalib. Mereka menganggap bahwa hanya dari keturunan Rasulullah SAW yang berhak menjadi khalifah untuk memimpin umat.
Seperti kita ketahui, Ali bin Abi Thalib adalah sahabat Nabi Muhammad SAW. Selain itu, Ali juga merupakan menantu Nabi dan orang yang jihadnya besar.
Tidak hanya itu, Ali juga merupakan pemimpin ahlul bait pada masa hidup Nabi Muhammad SAW. Namun, pada akhirnya Ali bin Abi Thalib yang turut membaiat Abu Bakar untuk menjadi pemimpin umat muslim kala itu.
Kemunculan Islam Syiah adalah menjadi permulaan mereka yang disebut sebagai pengikut Ali bin Abi Thalib. Kelompok ini muncul di antara para sahabat Nabi dan meyakini Ali adalah yang berhak menjadi khalifah.
2. Munculnya Golongan Syiah
Menurut sejumlah pendapat, Syiah mulai muncul setelah adanya pembunuhan terhadap khalifah Utsman bin Affan. Pada masa kekhalifahan Abu Bakar dan Umar, masa awal kekhalifahan Utsman, umat muslim bersatu.
Pada akhir kekhalifahan Utsman bin Affan terjadi peristiwa yang membuat umat perpecahan. Kemudian muncul kelompok pembuat fitnah dan perbuatan dzalim, bahkan tak segan membunuh khalifah Utsman bin Affan.
Pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib pun muncul golongan Syiah yang terbagi menjadi tiga golongan. Namun, mereka mampu menyembunyikan pemahamannya kepada Ali dan pengikutnya. Berikut tiga golongannya:
- Golongan yang menganggap Ali bin Abi Thalib sebagai Tuhan. Namun, ketika Ali mengetahui golongan ini kemudian membakar mereka dan membuat parit di depan pintu Masjid Bani Kandah untuk membakarnya.
Sebagaimana riwayat Bukhari dari Ibnu Abbas radhiallahu anha mengatakan:
“Suatu ketika Ali memerangi dan membakar orang-orang zindiq (Syiah yang menuhankan Ali). Andai aku yang melakukannya, aku tidak akan membakar mereka karena Nabi pernah melarang penyiksaan sebagaimana siksaan Allah. Akan tetapi, aku pasti akan memenggal batang leher mereka karena Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang mengganti agamanya (murtad), maka bunuhlah ia.”
- Golongan Sabbah (pencela). Ali telah mendengar tentang Abu Sauda atau Abdullah bin Saba’ bahwa ia pernah mencela Abu Bakar dan Umar bin Khatab sahabat Nabi Muhammad SAW.
Kemudian, Ali bin Abi Thalib pun mencarinya. Ada yang mengatakan bahwa Ali mencarinya untuk membunuhnya, tetapi ia melarikan diri.
- Golongan Mufadhdhilah, yaitu golongan yang telah ada dalam riwayat secara mutawatir dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda:
“Sebaik-baiknya umat ini setelah Nabinya adalah Abu Bakar dan Umar.”
Riwayat ini dibawakan Imam Bukhari dalam kitab shahih dari Muhammad bin Hanafiyyah bertanya kepada ayahnya. Siapakah manusia terbaik setelah Rasulullah. Ia menjawab Abu Bakar. Kemudian siapa? Jawabnya, Umar.
3. Kelompok Sempalan Islam
Menurut data sejarah lain mengatakan bahwa Syiah sebenarnya adalah kelompok sempalan Islam buatan orang Yahudi, yaitu bernama Abdullah bin Saba”.
Abdullah bin Saba’ adalah seorang pendeta Yahudi berasal dari Yaman yang berpura-pura masuk Islam. Ia dianggap sengaja membentuk kelompok baru dalam Islam untuk memecah belah dan merusak Islam dari dalam.
Abdullah bin Saba’ menggalang masa, kemudian ia menyatakan bahwa pemimpin setelah Nabi Muhammad seharusnya Ali bin Abi Thalib. Menurutnya, Abu Bakar, Umar, dan Utsman telah mengambil kedudukan tersebut.
Keyakinan itu terus berkembang hingga muncul golongan yang menuhankan Ali bin Abi Thalib. Ali kemudian mengetahui hal itu, lalu membuang dan membakar mereka yang tidak bertaubat dan sebagian melarikan diri.
Jika melihat dari data sejarah, Syiah adalah kelompok yang memegang paham agama pada Ali bin Abi Thalib dan keturunannya. Cikal bakal kemunculannya sudah sejak awal kepemimpinan Islam setelah Nabi wafat.
Syiah Menurut Pandangan Ulama
Menurut pandangan ulama, sebagian kelompok Syiah ada yang mengingkari mushaf Al-Quran. Konon, mereka memiliki mushaf sendiri yang isinya berbeda. Kelompok seperti ini jelas sebagai bentuk kekafiran mereka.
Bahkan, sebagian dari kelompok Syiah ekstrim ada yang tidak mengakui kenabian Muhammad SAW. Mereka juga mengingkari kepemimpinan Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Syiah seperti ini jelaslah kekafirannya.
Namun, ada lebih banyak juga di antara mereka yang beriman kepada Al-Quran dan lebih banyak yang tetap mengakui adanya kenabian Muhammad SAW.
Lalu, apakah benar Syiah Itsna Asyariyah lebih berbahaya dari Yahudi? Untuk mengetahui jawabannya, mari simak penjelasan Syaikh Faishal Maulawi, wakil ketua Majelis Kajian dan Fatwa Erip berikut ini:
Jumhur ulama di masa lalu dan masa kini sepakat bahwa Syiah Itsna Asyariyah adalah termasuk orang Islam dan ahlul qiblah. Sebab, mereka berikrar Tidak Ada Tuhan Selain Allah dan Nabi Muhammad Utusan Allah.
Meski ada sebagian ulama memandang kelompok ini kafir. Hal ini karena sebagian lafadz dari kitab mereka ditafsirkan telah keluar dari aqidah yang benar.
Namun, para ulama lain menjawab bahwa tidak bisa menuduh kafir hanya karena tafsiran tulisan mereka. Sebab, menjatuhkan vonis kafir kepada mereka tidak bisa karena hanya berdasarkan penafsiran semata.
Penganut Syiah Itsna Asy’ariyah juga menunaikan ibadah ke baitullah. Jika mereka divonis sebagai kafir, maka seharusnya mereka tidak boleh masuk ke tanah haram apabila memang mereka bukan termasuk Islam.
Selain itu, Syeikh juga membantah anggapan bahwa kelompok ini termasuk paham yang lebih berbahaya dari Yahudi. Sebab, keberbahayaan Yahudi sangat jelas dari sisi aqidah, manhaj, idealisme dan sistem hidupnya.
Masuknya Syiah ke Indonesia
Islam Syiah adalah aliran agama yang diikuti oleh minoritas umat Islam di dunia. Apasun mayoritas kelompok ini berada di negara Iran, Irak, Lebanon, Azerbaijan, dan Bahrain. Lalu, bagaimana dengan Indonesia?
Sementara Indonesia mayoritas termasuk golongan Islam Sunni. Namun, ada juga kelompok yang menganut Islam Syiah yang masuk melalui tahapan berikut ini:
- Tahap pertama, Syiah masuk Indonesia bersama dengan masuknya Islam di Nusantara, tepatnya di Aceh. Mazhab Syiah berada di Kesultanan Peureulak pada abad ke-8 M. Dari sini, Syiah berkembang di Indonesia.
- Tahap kedua, Syiah masuk ke Indonesia setelah terjadi revolusi Islam Iran pada tahun 1979. Saat itu pimpinan Ayatullah Ruhollah Khomeini berhasil menggulingkan Raja Diraja Shah Mohammad Reza Pahlevi. Kemudian ia membangun Iran menjadi Republik Islam.
- Tahap ketiga, Syiah masuk Indonesia melalui intelektual Islam Indonesia yang belajar di Iran. Setelah mazhab Syiah semakin dikenal, mulai banyak yang ikut termasuk kalangan intelektual Indonesia.
- Tahap keempat, Syiah masuk Indonesia melalui pendirian organisasi Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) dan ormas Ahlul Bait Indonesia (ABI). Keduanya aktif sosialisasi ajaran mazhab Syiah di Indonesia.
Itulah tahapan masuknya Syiah ke Indonesia yang perlu kita ketahui, tentunya untuk menambah wawasan dan pengetahuan awal munculnya Syiah di Indonesia.
Demikian penjelasan Islam Syiah adalah aliran yang meyakini hanya keturunan Nabi Muhammad SAW yang menjadi khalifah. Syiah kemudian berkembang menjadi banyak aliran dan golongan karena perbedaan paham.