Kesurupan Menurut Islam dan Pandangan Ulama

Umumnya, kesurupan sering terjadi pada seseorang yang jauh dari ketaatan. Dengan kata lain, mereka menjadi rentan terhadap gangguan. Namun, bagaimana penafsiran kesurupan menurut Islam?

Persoalan tentang apakah jin benar-benar memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam tubuh manusia masih menjadi perdebatan. Beberapa berpendapat bahwa ini mungkin merupakan gangguan kesehatan mental atau penyakit fisik, bisa juga faktor lain

Namun, keberadaan jin wajib kita percayai sebagai makhluk Allah yang beriman. Sebagaimana ini termasuk percaya pada hal-hal ghaib atau sesuatu yang tidak dapat kita lihat secara langsung. 

Penjelasan Kesurupan Menurut Islam

Kesurupan menurut Islam merupakan peristiwa masuknya jin dalam tubuh manusia. Jin adalah makhluk ciptaan Allah yang terbuat dari api. Penciptaannya sebelum Allah menciptakan manusia. Hal ini disebutkan dalam Firman-Nya berikut:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ ﴿٢٦﴾ وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ

Artinya:

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas” [Al-Hijr/15 ; 26-27].

Penciptaan jin bukan tanpa tujuan. Melainkan Allah memberi tugas berupa perintah dan larangan. Golongan jin pun ada yang taat dan ada yang bermaksiat sebagaimana Firman Allah SWT:

وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُونَ وَمِنَّا الْقَاسِطُونَ ۖ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُولَٰئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا ﴿١٤﴾ وَأَمَّا الْقَاسِطُونَ فَكَانُوا لِجَهَنَّمَ حَطَبًا

Artinya:

“Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus. Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api bagi neraka Jahannam” [Al-Jinn/72 : 14-15]

1. Keberadaan Jin adalah Nyata

Allah SWT berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ﴿٥٦﴾ مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ ﴿٥٧﴾ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

Artinya:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rizki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kukuh.” [Adz-Dzariyat/51 : 56-58].

Baca juga: Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan Fakir dan Miskin Beserta Penjelasannya

2. Kedzaliman Jin kepada Manusia

Karena golongan jin ada yang taat dan ada yang bermaksiat, tidak menutup kemungkinan jin berbuat zalim kepada manusia. Dalam Al-Qur’an disebutkan sebagai berikut:

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ﴿١﴾مَلِكِ النَّاسِ﴿٢﴾إِلَٰهِ النَّاسِ﴿٣﴾مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ﴿٤﴾الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ﴿٥﴾مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

Artinya:

“Katakanlah, Aku berlindung kepada Rabb manusia, Raja manusia. Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia.” [An-Nas/114 : 1-6].

Dalam ayat tersebut, Allah menyebutkan setan atau jin pada awal ayat. Hal tersebut karena jin sampai kepada manusia dengan cara yang sangat tersembunyi.

Lalu, bagaimana jin sampai pada manusia? Pertanyaan ini dijawab Nabi SAW kepada dua orang Anshar yaitu sebagai berikut:

إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِى مِنَ الإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ ، وَإِنِّى خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِى قُلُوبِكُمَا سُوءًا – أَوْ قَالَ – شَيْئًا

Artinya:

“Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia lewat aliran darah, dan aku khawatir ia akan melemparkan keburukan dalam hatimu atau mengatakan sesuatu.” (HR Al-Bukhari, no. 2038, kitab Al-I’tikaf, Muslim, no. 2175, kitab As-Salam).

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa salah satu kezaliman jin terhadap manusia adalah jin menggulat manusia dan menghempaskannya. Lalu membiarkannya terguncang hingga pingsan. Kondisi inilah yang disebut sebagai kesurupan.

Nah pada kondisi ini, jin bisa menggiring manusia kepada perkara yang membuat kebinasaannya. Misalnya melemparkan ke lubang, membuatnya tenggelam, atau api yang membakarnya. 

Ibnu Jarir berkata bahwa setanlah yang merasukinya lalu membuatnya menjadi gila. Pada zaman Nabi juga ada perempuan yang datang membawa anaknya yang kerasukan jin. Maka Nabi bersabda pada jin dalam tubuh anak itu.

“Keluarlah, wahai musuh Allah. Aku adalah Rasulullah.”

Lalu, anak tersebut pun sembuh. 

3. Membentengi dan Menyembuhkan

Untuk membentengi diri dari gangguan jin, kita bisa membaca wirid-wirid yang disyariatkan dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah. Selain itu, penting untuk menghindarkan diri dari rasa was-was.

Mengikuti was-was dan praduga pada akhirnya hanya membuat rasa tersebut semakin membesar hingga menjadi kenyataan. 

Adapun untuk penyembuhannya yaitu dengan doa-doa, bacaan Al-Qur’an, dan nasehat. Misalnya dengan membaca ayat kursi.

Selain itu, untuk membantu orang yang terkena gangguan jin, kita dapat membacakan beberapa surah antara lain surat Al-Fatihah, Ayat Kursi, dua ayat terakhir surat Al-Baqarah, surat Al-Ikhlas, surat Al-Falaq, dan surat An-Naas sebanyak tiga kali.

Bacaan tersebut disertai tiupan dan sentuhan pada bagian yang terasa sakit dengan menggunakan tangan kanan.

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami.” [Al-Mu’minun/23 : 115].

Ayat tersebut menjelaskan bahwa segala sesuatu hendaknya dikembalikan sesuai Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Dalam menyikapi perkara kesurupan ini, kita bisa membentengi dan menyembuhkannya dengan membaca ayat Al-Qur’an.

Dalam riwayatnya, Imam Ahmad mengutus seseorang kepada orang yang gila. Lalu jin yang merasukinya itu meninggalkannya. Ketika Imam Ahmad meninggal, jin tersebut kembali kepada orang tersebut.

Dengan kisah singkat ini jelaslah bahwa kesurupan menurut Islam merupakan gangguan jin kepada manusia yang nyata berdasarkan dalil-dalil Al-Qur’an. 

Untuk menyikapi peristiwa kesurupan, sebaiknya kita terus berlindung diri kepada Allah SWT dari keburukan makhluk-Nya. Selain itu, penting untuk terus memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment