Kisah Nabi Nuh AS, Berdakwah Lebih dari 900 Tahun

Ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari kisah Nabi Nuh AS. Apalagi Beliau termasuk salah satu nabi yang memiliki gelar ulul azmi, yakni nabi dengan tingkat kesabaran, ketabahan, serta keteguhan hati yang luar biasa.

Selain itu, ada lagi yang membuat takjub yaitu kesulitan yang dihadapi dan lama masa dakwah dari Nabi Nuh. Bahkan, beberapa riwayat menyebutkan bahwa Nabi Nuh merupakan nabi dengan umur paling panjang.

Penasaran? Mari simak kisah lengkapnya.

Kisah Nabi Nuh AS yang Berdakwah dengan Penuh Kesabaran

Termasuk dalam 25 nabi dan rasul yang wajib kita imani, Nabi Nuh merupakan cucu dari Nabi Idris AS. Beliau memiliki nama asli Abdul Ghaffar atau Yasykur, putra dari Lamik bin Matta bin Idris AS.

Kisah Nabi Nuh disebutkan dalam banyak ayat Al-Qur’an. Melansir dari laman Risalah, Nabi Nuh AS disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 43 kali.

Selain itu, kisah Beliau juga disebutkan dalam sejumlah hadits. Salah satunya yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam kitab shahihnya, disebutkan:

أن رجلا قال : يا رسول الله أنبي كان آدم . قال : نعم مكلم . قال : فكم كان بينه وبين نوح . قال :  عشرة قرون . رواه أحمد وابن ماجه

Artinya: 

“Ada seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasul apakah Adam seorang nabi? Beliau menjawab, “Benar, dan yang diajak bicara langsung oleh Allah. Berapa lama jarak antara Nabi Adam dan Nuh, tanya sahabat tadi. Beliau menjawab, “Sepuluh masa.” (HR. Ahmad 5/265-266).

Perjuangan dakwah Nabi Nuh AS berlangsung selama 950 tahun, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 14:

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ

Artinya: 

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim.”

Pada masyarakat kala itu telah tersebar kesyirikan, sehingga orang-orang menyembah patung (berhala) karena tipu daya dari setan.

Hingga kemudian Allah SWT memilih Nuh ‘alaihissalam sebagai nabi dan rasul-Nya untuk mengajak kaumnya kembali ke jalan yang benar dengan menyembah Allah.

Maka, Nabi Nuh pun mulai berdakwah dan mengajak orang-orang meninggalkan sesembahan selain Allah SWT.

Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-A’raaf ayat 59 yang berbunyi:

لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦ فَقَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥٓ إِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ

Artinya: 

“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).”

Setelah itu, di antara orang-orang pada masa itu ada sebagian yang mengikuti ajakan Nabi Nuh AS. Mereka terdiri dari kaum dhuafa dan fakir .

Sedangkan orang-orang yang kuat dan kaya menolak dakwah Nabi Nuh. Bahkan istri dan salah satu anak Beliau juga termasuk golongan yang menolak. Selain menolak, mereka juga mencemooh Nabi Nuh.

فَقَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ مَا نَرَاكَ إِلَّا بَشَرًا مِثْلَنَا وَمَا نَرَاكَ اتَّبَعَكَ إِلَّا الَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأْيِ وَمَا نَرَىٰ لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ بَلْ نَظُنُّكُمْ كَاذِبِينَ

Artinya: 

“Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: “Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta.” (QS. Huud: 27).

Baca juga: Bacaan Doa Selamat Dunia Akhirat Pendek, Panjang, Arab & Latin

Kaum yang Mendustakan Nabi Nuh

Kisah Nabi Nuh dipenuhi dengan perjuangan dakwah yang sangat berat. Pasalnya, kaumnya kala itu adalah orang-orang yang sangat zalim, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:

وَقَوْمَ نُوحٍ مِنْ قَبْلُ ۖ إِنَّهُمْ كَانُوا هُمْ أَظْلَمَ وَأَطْغَىٰ

Artinya: “Dan kaum Nuh sebelum itu, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang paling zalim dan paling durhaka.” (An-Najm, 53: 52).

Banyak yang mencemooh dan menolak dakwahnya. Meski begitu, Nabi Nuh AS tidak lantas berputus asa. Beliau terus mengajak mereka untuk meninggalkan berhala dan menyembah Allah SWT.

Kisah Nabi Nuh AS juga mencakup bagaimana Beliau menyampaikan dakwah terus menerus secara langsung dan secara sembunyi-sembunyi.

Akan tetapi, usaha Nabi Nuh tidak kunjung membuahkan hasil. Bahkan setelah Beliau berdakwah dalam waktu yang cukup lama, mereka yang menolak terus menghina dan menyakitinya.

Penolakan terang-terangan terhadap dakwah Nabi Nuh juga diceritakan dalam AL-Qur’an:

فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِي إِلَّا فِرَارًا وَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا وَاسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا

Artinya: 

“Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan Sesungguhnya setiap kali Aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.” (QS. Nuh, 71: 6 – 7).

Bahkan, orang-orang yang menolak itu pernah meminta Nabi Nuh untuk mengusir orang-orang fakir supaya orang-orang kaya bersedia duduk bersamanya sehingga mulai beriman padanya.

Hal tersebut langsung mendapatkan penolakan dari Nabi Nuh, sebagaimana dikisahkan dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 29-30, yang artinya:

“Wahai kaumku! Aku tidak meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu sebagai suatu kaum yang tidak mengetahui–Dan (Nuh berkata), “Wahai kaumku! Siapakah yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir mereka. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran?”

Seolah belum cukup, para orang kaya itu pun marah dan menuduh Nabi Nuh sebagai orang sesat.

قَالَ الْمَلَأُ مِنْ قَوْمِهِ إِنَّا لَنَرَاكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

Artinya: 

“Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: “Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata.” QS. Al A’raaf: 60).

Dikisahkan dalam surat Al A’raaf: 61-62 bahwa Nabi Nuh mengelak tuduhan tersebut sembari kembali memberitahukan bahwa Beliau adalah utusan Allah.

قَالَ يَا قَوْمِ لَيْسَ بِي ضَلَالَةٌ وَلَٰكِنِّي رَسُولٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Artinya: 

“Wahai kaumku! Tidak ada padaku kesesatan sedikit pun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam.”

أُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنْصَحُ لَكُمْ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Artinya: 

“Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku, aku memberi nasehat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.”

Kesulitan yang mewarnai perjuangan dakwah dalam kisah Nabi Nuh terus berlanjut. Kaum kafir yang menolak ajakan Nabi Nuh bahkan mengancam hendak membunuh Beliau.

قَالُوا لَئِنْ لَمْ تَنْتَهِ يَا نُوحُ لَتَكُونَنَّ مِنَ الْمَرْجُومِينَ

Artinya: 

“Mereka berkata: ‘Sungguh jika kamu tidak (mau) berhenti Hai Nuh, niscaya benar-benar kamu akan termasuk orang-orang yang dirajam.” (QS. Asy Syu’ara, 26: 116).

Nabi Nuh AS Mengadu Kepada Allah SWT

Menghadapi penolakan yang demikian keras, Nabi Nuh tetap bersabar dan terus berdakwah. Hari demi hari, hingga bulan berganti tahun.

Namun, setelah bertahun-tahun berlalu pun, hanya sedikit yang mengikuti seruan Beliau. Riwayat menyebutkan bahwa pengikut Nabi Nuh hanya sebanyak 70-80 orang.

Walaupun demikian, Beliau tetap teguh dan melanjutkan dakwahnya dengan sabar. Bahkan lama dakwah Nabi Nuh mencapai 950 tahun, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al ‘Ankabut ayat 14.

Namun, kaum kafir tidak juga mendengarkan ajakan Nabi Nuh. Justru sebaliknya, mereka terus mengajak manusia untuk menyekutukan Allah SWT.

Selain penolakan terang-terangan pada dakwah Nabi Nuh, orang-orang kafir itu bahkan menantang Nabi Nuh untuk mendatangkan azab dan membuktikan bahwa ajarannya benar.

قَالُوۡا يٰـنُوۡحُ قَدۡ جَادَلۡتَـنَا فَاَكۡثَرۡتَ جِدَالـنَا فَاۡتِنَا بِمَا تَعِدُنَاۤ اِنۡ كُنۡتَ مِنَ الصّٰدِقِيۡنَ‏ ٣٢

Artinya: 

“Wahai Nuh! Sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap Kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada Kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” (QS. Hud: 32).

Maka Nabi Nuh pun menjawab, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an.

قَالَ اِنَّمَا يَاۡتِيۡكُمۡ بِهِ اللّٰهُ اِنۡ شَآءَ وَمَاۤ اَنۡتُمۡ بِمُعۡجِزِيۡنَ‏  ٣٣

Artinya: 

“Dia (Nuh) menjawab, “Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri.” (QS. Hud: 33-34).

Nabi Nuh merasa sedih melihat perbuatan kaumnya yang menyekutukan Allah dan melakukan perbuatan buruk. Hingga Beliau pun mengadu kepada Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an.

وَ قَالَ نُوۡحٌ رَّبِّ لَا تَذَرۡ عَلَى الۡاَرۡضِ مِنَ الۡكٰفِرِيۡنَ دَيَّارًا‏ ٢٦

اِنَّكَ اِنۡ تَذَرۡهُمۡ يُضِلُّوۡا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوۡۤا اِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا‏ ٢٧

Artinya: 

“Nabi Nuh berkata, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.” (QS. Nuh: 26-27).

Nabi Nuh AS Membuat Bahtera

Bagian dari kisah Nabi Nuh AS yang paling terkenal yaitu bahtera yang menyelamatkan Nabi Nuh dan pengikutnya.

Bahtera atau kapal yang berukuran besar tersebut dibuat oleh Nabi Nuh atas perintah Allah SWT. Nabi Nuh juga mendapatkan petunjuk dari Allah mengenai cara membuatnya dengan baik.

Sebagaimana dikisahkan dalam Al-Qur’an Surat Huud 36-37:

وَاُوۡحِىَ اِلٰى نُوۡحٍ اَنَّهٗ لَنۡ يُّؤۡمِنَ مِنۡ قَوۡمِكَ اِلَّا مَنۡ قَدۡ اٰمَنَ فَلَا تَبۡتَٮِٕسۡ بِمَا كَانُوۡا يَفۡعَلُوۡنَ​ ۖ ​ ۚ‏ ٣٦

Artinya: 

“Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan.”

وَاصۡنَعِ الۡفُلۡكَ بِاَعۡيُنِنَا وَوَحۡيِنَا وَلَا تُخَاطِبۡنِىۡ فِى الَّذِيۡنَ ظَلَمُوۡا​ ۚ اِنَّهُمۡ مُّغۡرَقُوۡنَ‏ ٣٧

Artinya: 

“Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu; Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.”

Pembuatan kapal besar oleh Nabi Nuh dan pengikutnya memakan waktu puluhan tahun. Selama itu pula, orang-orang kafir terus mengejeknya karena membuat kapal besar di gurun sahara.

Nabi Nuh bersabar menerima cemoohan mereka dan terus menunaikan perintah Allah.

Datangnya Azab

Kisah Nabi Nuh membuat kapal besar tidak lain karena Beliau mendapatkan perintah Allah SWT. Nabi Nuh juga diberitahukan mengenai kedatangan banjir besar yang akan menenggelamkan kaumnya yang kafir.

Maka, setelah kapal selesai dibuat, Nabi Nuh mengajak setiap mukmin untuk menaikinya. Beliau juga mengangkut setiap binatang dalam jumlah sepasang.

Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 40-41.

حَتّٰۤى اِذَا جَآءَ اَمۡرُنَا وَفَارَ التَّنُّوۡرُۙ قُلۡنَا احۡمِلۡ فِيۡهَا مِنۡ كُلٍّ زَوۡجَيۡنِ اثۡنَيۡنِ وَاَهۡلَكَ اِلَّا مَنۡ سَبَقَ عَلَيۡهِ الۡقَوۡلُ وَمَنۡ اٰمَنَ​ؕ وَمَاۤ اٰمَنَ مَعَهٗۤ اِلَّا قَلِيۡلٌ‏ ٤٠

Artinya: 

“Hingga apabila perintah kami datang dan dapur telah memancarkan air, kami berfirman: ‘Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman.’, dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.”

۞ وَقَالَ ارۡكَبُوۡا فِيۡهَا بِسۡمِ اللّٰهِ مَجْرٖٮٰھَا وَمُرۡسٰٮهَا ​ؕ اِنَّ رَبِّىۡ لَـغَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ ‏ ٤١

Artinya: 

“Dan Nuh berkata: ‘Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Saat itu juga, banjir besar datang. Langit mengucurkan hujan dengan deras dan mata air di bumi memancar dengan kuat. Kapal Nabi Nuh berlayar di antara ombak sebesar gunung.

Nabi Nuh melihat anaknya yang kafir, lalu memanggilnya dan mengajaknya naik ke bahtera dan memohon perlindungan Allah SWT. Akan tetapi, anaknya menolak sehingga ia ikut binasa bersama kaum kafir lainnya.

Setelah semua kaum kafir tenggelam, Allah memerintahkan pada langit dan bumi sehingga banjir surut.

Kapal Nabi Nuh kemudian berlabuh di atas bukit Judi. Setelah turun dari kapal, Nabi Nuh dan pengikutnya melepaskan hewan-hewan yang diangkut kemudian menjalani hidup baru.

Itulah kisah Nabi Nuh AS dan perjuangan dakwahnya yang panjang dan berat. Dapat kita lihat dari kisah tersebut bahwa kesabaran dan keteguhan Beliau dalam berdakwah merupakan teladan baik bagi seluruh umat muslim.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment