Sejarah Singkat Kisah Nabi Sulaiman Berikut Mujizatnya

Kisah Nabi Sulaiman AS termasuk salah satu kisah yang menarik untuk kita kaji. Pasalnya, kita bisa menemukan berbagai nilai keluhuran akhlak, kecerdasan, dan keimanan kepada Allah SWT.

Selain itu, Nabi Sulaiman AS memiliki beberapa kelebihan dan mukjizat yang luar biasa. Sayangnya, berbagai kebaikan yang dimilikinya belum diketahui oleh para muslim. 

Mari langsung saja kita simak kisahnya. Kita sebagai muslim harus mengetahui kisah para nabi untuk mempertebal keimanan. 

Kisah Nabi Sulaiman AS, Putra Nabi Daud AS

Memiliki nama asli Sulaiman bin Daud bin Aisya bin Awid. Beliau merupakan bungsu dari sebelas bersaudara putra Nabi Daud AS.

Sementara, ibu Nabi Sulaiman bernama Tasyayu’ bin Sura, seorang perempuan yang saleh dan takwa. Sang ibu senantiasa mendorong Nabi Sulaiman untuk beribadah dengan tekun.

Nabi Sulaiman AS adalah nabi ke delapan belas. Beliau diangkat menjadi nabi dan rasul Allah sekitar tahun 970 Masehi.

Sejak usia belia, Nabi Sulaiman telah menunjukkan tanda-tanda kenabian. Selain dikenal sebagai anak yang saleh dan taat beribadah, beliau memiliki kecerdasan dan kematangan pola pikir sejak kecil.

Dalam keluarganya, Nabi Sulaiman dianggap sebagai karunia Allah. Ketakwaan Beliau bahkan disebutkan dalam firman Allah:

وَوَهَبْنَا لِدَاوٗدَ سُلَيْمٰنَۗ نِعْمَ الْعَبْدُ ۗاِنَّهٗٓ اَوَّابٌۗ ٣٠

Artinya: 

“Dan kepada Daud Kami karuniakan (anak bernama) Sulaiman; dia adalah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat (kepada Allah).” ((QS. Shad [38]: 30).

Kesalehan dan ketakwaan Nabi Sulaiman AS terlihat jelas dalam kebiasaannya melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Dikisahkan bahwa beliau menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermunajat kepada Allah SWT.

Dikisahkan bahwa Nabi Daud AS telah lama menantikan seorang penerus yang sesuai untuk memerintah kerajaannya. Akan tetapi, beliau tidak kunjung menemukan penerus yang diharapkan.

Nabi Daud AS terus berdoa kepada Allah SWT supaya diberikan keturunan yang mulia. Kemudian, Allah mengabulkan doa-doa beliau dengan mengaruniai anak bernama Sulaiman.

Baca juga: Pengertian Khotbah dan Bedanya dengan Ceramah Beserta Syarat-syaratnya

Kebijaksanaan Nabi Sulaiman AS

Allah SWT menganugerahkan banyak keistimewaan pada Nabi Sulaiman AS. Di antaranya adalah kecerdasan dan kebijaksanaan yang sudah terbukti sejak kecil.

Salah satunya terlihat dalam kisah Nabi Sulaiman AS ketika mengatasi sengketa antara pemilik kebun dan kambing. Kisah ini disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al Anbiya ayat 78-79:

وَدَاوٗدَ وَسُلَيْمٰنَ اِذْ يَحْكُمٰنِ فِى الْحَرْثِ اِذْ نَفَشَتْ فِيْهِ غَنَمُ الْقَوْمِۚ وَكُنَّا لِحُكْمِهِمْ شٰهِدِيْنَۖ ۝٧٨

فَفَهَّمْنٰهَا سُلَيْمٰنَۚ وَكُلًّا اٰتَيْنَا حُكْمًا وَّعِلْمًاۖ وَّسَخَّرْنَا مَعَ دَاوٗدَ الْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَۗ وَكُنَّا فٰعِلِيْنَ ۝٧٩

Artinya: 

“Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, ketika keduanya memberikan keputusan mengenai ladang, karena (ladang itu) dirusak oleh kambing-kambing milik kaumnya. Dan Kami menyaksikan keputusan (yang diberikan) oleh mereka itu. Dan Kami memberikan pengertian kepada Sulaiman (tentang hukum yang lebih tepat); dan kepada masing-masing Kami berikan hikmah dan ilmu, dan Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya.”

Sebagaimana tercantum dalam ayat tersebut, saat itu ada dua orang laki-laki yang mengadukan permasalahan mereka kepada Nabi Daud AS. Mereka adalah seorang pemilik kebun dan seorang pemilik kambing.

Si pemilik ladang mengatakan bahwa ladangnya telah dimasuki kambing sehingga merusak tanaman yang sebentar lagi akan panen.

Maka, setelah menimbang perkara yang disampaikan, Nabi Daud mengambil keputusan supaya si pemilik kambing menyerahkan seluruh kambingnya pada pemilik kebun sebagai ganti rugi.

Namun, keputusan tersebut membuat si pemilik kambing merasa sedih karena kehilangan kambingnya.

Saat berjalan pulang, si pemilik kambing berpapasan dengan Nabi Sulaiman. Kemudian ia menyampaikan masalah yang membuatnya bersedih.

Setelah mendengarnya, Nabi Sulaiman juga merasa bahwa keputusan ayahnya kurang tepat. Maka, beliau menghadap ayahnya, Nabi Daud AS dan mengusulkan cara penyelesaian yang berbeda.

“Serahkan kambing itu kepada pemilik ladang, supaya ia bisa memanfaatkan susu, anak, dan bulunya. Sementara itu, ladang diserahkan kepada pemilik kambing supaya dia merawatnya hingga kembali seperti sedia kala.”

Kemudian Nabi Sulaiman melanjutkan usulannya, “Setelah itu, masing-masing diperbolehkan mengambil hak mereka kembali.”

Nabi Daud AS menyetujui usulan Nabi Sulaiman AS. Pasalnya, cara tersebut tidak akan membuat salah satu pihak merasa terlalu dirugikan maupun diuntungkan.

Selain Nabi Daud, pendapat Nabi Sulaiman mendapatkan sambutan baik dari kedua pihak yang bersengketa dan para hadirin.

Mukjizat Nabi Sulaiman AS

Salah satu hal paling menarik dari kisah Nabi Sulaiman AS adalah mukjizatnya. Beberapa mukjizat beliau yang paling mashyur yaitu kemampuan berbicara dengan hewan, memerintah jin, dan menundukkan angin.

Salah satu yang paling terkenal yaitu kisah Nabi Sulaiman dan burung hud-hud. Burung ini banyak membantu perjuangan Nabi Sulaiman dalam berdakwah maupun memerintah Kerajaan.

Kisah tersebut tertuang dalam Al-Qur’an surat An Naml ayat 27-28, yang berbunyi:

۞ قَالَ سَنَنْظُرُ أَصَدَقْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْكَاذِبِينَ

اذْهَبْ بِكِتَابِي هَٰذَا فَأَلْقِهْ إِلَيْهِمْ ثُمَّ تَوَلَّ عَنْهُمْ فَانْظُرْ مَاذَا يَرْجِعُونَ

Artinya: 

“Berkata Sulaiman: “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan.”

Ayat tersebut mengisahkan ketika burung hud-hud diperintah oleh Nabi Sulaiman untuk mengirimkan surat kepada ratu Balqis.

Sementara, mukjizat Nabi Sulaiman yang mampu menggunakan angin untuk bepergian disebutkan dalam Al-Qur’an surat Shad ayat 36.

فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيحَ تَجْرِي بِأَمْرِهِ رُخَاءً حَيْثُ أَصَابَ

Artinya: 

“Kemudian kami tundukkan padanya angin yang berhembus dengan baik menurut kemana saja yang dikehendakinya.” (QS. Shad 38:36).

Berbagai mukjizat Nabi Sulaiman juga disebutkan dalam surat Saba ayat 12, meliputi kemampuan mengalirkan cairan tembaga di perut bumi dan memerintah jin untuk berkerja.

وَلِسُلَيْمَانَ الرِّيحَ غُدُوُّهَا شَهْرٌ وَرَوَاحُهَا شَهْرٌ ۖ وَأَسَلْنَا لَهُ عَيْنَ الْقِطْرِ ۖ وَمِنَ الْجِنِّ مَنْ يَعْمَلُ بَيْنَ يَدَيْهِ بِإِذْنِ رَبِّهِ ۖ وَمَنْ يَزِغْ مِنْهُمْ عَنْ أَمْرِنَا نُذِقْهُ مِنْ عَذَابِ السَّعِيرِ

Artinya: 

“Dan Kami tundukkan angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (dibawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.” (QS. Saba 34:12).

Kisah Nabi Sulaiman AS Membangun Istana Megah

Allah SWT memberikan anugerah pada Nabi Sulaiman AS berupa kenikmatan yang melimpah. Bahkan beliau merupakan raja dan nabi yang paling kaya.

Setelah Nabi Daud AS wafat, Nabi Sulaiman AS mewarisi kekayaan serta meneruskan tahta sang ayah. Beliau pun diangkat sebagai raja yang memerintah Bani Israil di Palestina setelah cukup umur.

Dikisahkan bahwa Nabi Sulaiman tinggal di istana yang luar biasa megah yang dibangun oleh manusia, jin, dan hewan.

Konon, istana Nabi Sulaiman memiliki keindahan yang tidak tertandingi. Dengan dinding yang terbuat dari batu pualam, pintu dan tiang dari emas, serta atap dari perak.

Sementara itu, hiasan dan ukiran pada istana tersebut terbuat dari mutiara, intan, dan berlian.

Selain istana yang megah, Nabi Sulaiman memerintah kerajaan dengan bijak, sehingga penduduknya makmur dari segi ekonomi serta memiliki spiritual tinggi dan bertakwa kepada Allah SWT.

Memimpin kerajaan yang demikian memang salah satu impian dari Nabi Sulaiman AS. Beliau juga menyampaikan mengenai impian tersebut dalam doanya.

قَالَ رَبِّ ٱغْفِرْ لِى وَهَبْ لِى مُلْكًا لَّا يَنۢبَغِى لِأَحَدٍ مِّنۢ بَعْدِىٓ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ

Artinya: 

“Allah berfirman Dia berkata “Ya Tuhanku ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapapun setelahku. Sungguh, engkau Allah yang Maha Pemberi.” (QS. Shaad: 35).

Maka, Nabi Sulaiman AS dapat memiliki kerajaan yang sangat kuat dan tangguh karena Allah SWT mengabulkan doanya.

Selain kemakmuran, hal menakjubkan lainnya dari kisah Nabi Sulaiman yaitu kerajaannya yang diperkuat oleh pasukan jin dan hewan. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:

وَحُشِرَ لِسُلَيْمَٰنَ جُنُودُهُۥ مِنَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ وَٱلطَّيْرِ فَهُمْ يُوزَعُونَ

Artinya: 

“Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).” (QS. An Naml ayat 17).

Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, Nabi Sulaiman diberikan mukjizat berupa kemampuan berkomunikasi dengan binatang.

Atas ijin Allah, Nabi Sulaiman juga mampu memberikan perintah pada hewan. Salah satunya yaitu burung hud-hud.

Adapun tugas burung hud-hud adalah sebagai peninjau, yang mana ia akan mencari tahu apakah suatu kawasan memiliki sumber air. Berkat bantuan burung hud-hud ini pasukan tentara Nabi Sulaiman dapat mengatasi masalah ketika kekurangan air.

Suatu ketika, Nabi Sulaiman mengalami kekurangan air di daerah Yaman, sehingga beliau memerintahkan burung hud-hud untuk mencari sumber air.

Akan tetapi, burung hud-hud tidak kunjung kembali hingga Nabi Sulaiman marah dan berencana hendak menghukumnya.

Tidak lama kemudian, burung hud-hud kembali sambil membawa berita mengenai negeri bernama Saba yang rakyatnya menyembah matahari. Burung hud-hud juga menceritakan bahwa negeri tersebut diperintah oleh seorang ratu bernama Balqis.

Kisah ini tertuang dalam Al-Qur’an:

فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيدٍ فَقَالَ أَحَطْتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهِ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَإٍ بِنَبَإٍ يَقِينٍ

Artinya: 

“Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.” (An-Naml: 22).

Setelah mendengarkan hal tersebut, Nabi Sulaiman memerintahkan burung hud-hud untuk mengantarkan surat pada ratu Balqis. Isi surat itu adalah seruan supaya Ratu Balqis menyembah Allah SWT.

Sebagaimana dikisahkan dalam Al-Qur’an.

إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ(31)

أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ(32)

Artinya: 

“Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”(An-Naml: 31-32).

Ratu Balqis menyampaikan mengenai surat tersebut pada rapat dengan para petinggi negerinya. Para petinggi tersebut menyatakan siap untuk berperang apabila sang ratu memberikan perintah.

Namun, ratu Balqis memilih mencoba jalan damai terlebih dahulu. Maka, ia pun mengirimkan surat balasan yang memberitahukan bahwa ia hendak mengirim utusan kepada Nabi Sulaiman.

Setelah membaca surat balasan, Nabi Sulaiman memerintahkan para jin untuk mempersiapkan istana yang indah tanpa tandingan.

Saking indahnya istana Nabi Sulaiman, utusan dari Ratu Balqis sampai keheranan mengaguminya. Utusan tersebut menghadap Nabi Sulaiman dengan membawa hadiah.

Namun, Nabi Sulaiman menolak hadiah itu dan mengatakan bahwa beliau hanya menginginkan satu hal, yaitu supaya Ratu Balqis dan rakyatnya menyembah Allah.

Beliau juga mengancam akan mendatangi negeri Saba dengan bala tentara apabila tidak menuruti perintahnya.

Utusan kembali ke negerinya dan menyampaikan semua hal yang dialami kepada ratu Balqis. Akhirnya, sang ratu memutuskan untuk menghadap Nabi Sulaiman.

Sebelum ratu Balqis sampai ke istana Nabi Sulaiman, beliau memerintahkan para pembesarnya untuk membawakan singgasana ratu Balqis ke hadapannya.

Maka, jin Ifrit menyanggupi perintah tersebut dan memindahkan singgasana ratu Balqis dalam sekejap.

Sesampainya di istana Nabi Sulaiman, ratu Balqis dibuat terkejut melihat singgasana yang sama persis dengan miliknya.

Nabi Sulaiman pun menjawab bahwa itu memang singgasana ratu Balqis yang telah dibawa ke sana dengan mudah atas ijin Allah SWT.

Terkesima melihat singgasananya sendiri serta tercengang melihat istana megah milik Nabi Sulaiman, ratu Balqis pun akhirnya beriman kepada Allah dan mengakui bahwa Nabi Sulaiman adalah utusan-Nya.

Hal tersebut dikisahkan dalam firman Allah.

فَلَمَّا جَاءَتْ قِيلَ أَهَكَذَا عَرْشُكِ قَالَتْ كَأَنَّهُ هُوَ وَأُوتِينَا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهَا وَكُنَّا مُسْلِمِينَ

Artinya: 

“Dan ketika Balqis datang di tanyakanlah kepadanya ‘Serupa Inikah Singgasanamu?’ Dia menjawab ‘Seakan-akan Singgasana ini Singgasanaku. Kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri.” (QS. Naml: 42).

Dari ayat tersebut ditunjukkan bahwa ratu Balqis sudah mengetahui bahwa Nabi Sulaiman adalah nabi. Akan tetapi, ia merasa enggan untuk langsung mengakuinya.

Setelah melihat mukjizat Nabi Sulaiman, barulah ratu Balqis menyatakan diri masuk agama Islam. Sebagaimana disebutkan dalam ayat Al-Qur’an berikut:

رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَانَ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Artinya: 

“Ya Tuhanku, sungguh aku telah menganiaya diriku sendiri. Aku berserah diri kepada- Mu bersama Sulaiman pada Allah Tuhan seluruh alam semesta.” (QS. An Naml: 44).

Wafatnya Nabi Sulaiman AS

Bagian berikutnya dari kisah Nabi Sulaiman AS adalah wafatnya beliau.

Nabi Sulaiman AS menemui ajal tanpa diketahui oleh para pengikutnya. Dikisahkan bahwa suatu ketika Nabi Sulaiman pergi untuk mengawasi kerja kawanan jin yang beliau perintah. Para jin tidak berani menoleh ke arah Nabi Sulaiman.

Sementara, pada saat itu juga malaikat Izrail datang untuk mencabut nyawa beliau. Nabi Sulaiman pun wafat dalam keadaan berdiri sambil disangga oleh tongkatnya.

Para jin sama sekali tidak menyadari hal tersebut. Hingga kemudian Allah SWT memerintahkan sekelompok rayap untuk menggerogoti tongkat Nabi Sulaiman.

Setelah tongkat tersebut rusak, maka tubuh Nabi Sulaiman AS tersungkur ke tanah. Barulah saat itu para jin mengetahui bahwa Nabi Sulaiman telah wafat.

Wafatnya Nabi Sulaiman juga dikisahkan dalam ayat Al-Qur’an:

فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَىٰ مَوْتِهِ إِلَّا دَابَّةُ الْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ ۖ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ 

Artinya: 

“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan.” (QS. Saba 34:14).

Demikianlah kisah Nabi Sulaiman AS serta mukjizatnya. Selain yang telah kita simak, masih terdapat sejumlah kisah beliau, seperti kisah tentang Nabi Sulaiman dan pasukan semut serta kisah beliau dengan malaikat Izrail.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment