Ada banyak keutamaan di dalam Shalat Sunnah Rawatib. Salah satunya adalah dibangunkan rumah di surga oleh Allah SWT. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah sebagai berikut:
مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ
Artinya: “Barangsiapa menjaga dalam mengerjakan shalat sunnah dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan rumah untuknya di surga, yaitu empat rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat setelah zhuhur, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya dan dua rakaat sebelum subuh.” (HR. Tirmidzi).
Maka dari itu, sebagai umat muslim kamu dianjurkan untuk melaksanakan Shalat Sunnah Rawatib sebelum atau sesudah shalat fardhu karena akan mendapatkan rahmat yang melimpah.
Untuk tahu bagaimana tata cara atau apa niat Shalat Sunnah Rawatib, yuk ikuti artikel berikut ini sampai habis!
Daftar ISI
Pengertian Shalat Sunnah Rawatib
Shalat Sunnah Rawatib atau sering disebut dengan Shalat Qabliyah Ba’diyah adalah salah satu Shalat Sunnah yang waktu pelaksanaannya mengiringi Shalat wajib atau Shalat Fardhu. Shalat tersebut dilaksanakan sebelum atau sesudah Shalat wajib.
Jenis-Jenis Shalat Sunnah Rawatib
Berdasarkan waktunya, Shalat Sunnah Rawatib terbagi menjadi dua yaitu Shalat Qabliyah dan Ba’diyah.
1. Shalat Sunnah Rawatib Qabliyah
Shalat Sunnah Rawatib Qabliyah adalah Shalat Sunnah yang dikerjakan sebelum Shalat Fardhu.
Baca juga: 4 Contoh Ceramah Singkat tentang Sholat dalam Islam
2. Shalat Sunnah Rawatib Ba’diyah
Shalat Sunnah Rawatib Ba’diyah adalah Shalat Sunnah yang dikerjakan sesudah Shalat Fardhu.
Dilihat dari segi hukum, Shalat Sunnah Rawatib dibagi menjadi dua yaitu Muakad dan Ghairu Muakad.
3. Shalat Sunnah Rawatib Muakad
Shalat Sunnah Rawatib Muakad merupakan Shalat yang sangat dianjurkan karena selalu dikerjakan oleh Rasulullah SAW.
Berikut waktu pelaksanaan dan jumlah rakaatnya:
- Dua rakaat sebelum Shalat Fardhu Subuh
- Dua rakaat sebelum Shalat Fardhu Dzuhur
- Dua rakaat sesudah Shalat Fardhu Dzuhur
- Dua rakaat sesudah Shalat Fardhu Maghrib
- Dua rakaat sesudah Shalat Fardhu Isya
Dari penjelasan di atas sesuai dengan hadis berikut ini:
Artinya: ”Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: “Saya ingat dari Rasulullah Saw, dua rakaat sebelum Zuhur, dua rakaat sesudah Zuhur, dua rakaat sesudah Magrib, dua rakaat sesudah Isya, dan dua rakaat sebelum Subuh”. (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Shalat Sunnah Rawatib Ghairu Muakad
Berbanding terbalik dengan yang sebelumnya, Shalat Sunnah Rawatib Ghairu Muakad adalah Shalat yang kurang dianjurkan karena jarang dikerjakan oleh Rasulullah SAW., dan memiliki sedikit keutamaan dibandingkan Rawatib Muakad.
Berikut waktu pelaksanaan dan jumlah rakaatnya:
- Dua rakaat sebelum Shalat Fardhu Dzuhur
Jika kamu mengerjakan sebanyak empat rakaat, maka dua rakaat pertama menjadi Sunnah Muakad dan dua rakaat selanjutnya adalah Ghairu Muakad.
- Dua rakaat sesudah Shalat Fardhu Dzuhur
Jika kamu mengerjakan sebanyak empat rakaat, maka dua rakaat pertama menjadi Sunnah Muakad dan dua rakaat selanjutnya adalah Ghairu Muakad.
- Empat rakaat sebelum Shalat Fardhu Ashar
- Dua rakaat sebelum Shalat Fardhu Maghrib
- Dua rakaat sebelum Shalat Fardhu Isya
6 Ketentuan dalam Melaksanakan Shalat Sunnah Rawatib
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan Shalat Sunnah Rawatib sebagai berikut:
- Tidak didahului oleh azan dan iqomah
- Dilakukan secara munfarid atau sendirian
- Bacaan Shalat tidak dinyaringkan
- Ada baiknya tempat Shalat Rawatib pindah sedikit dari tempat Shalat wajib
- Jika hendak mengerjakan Shalat Rawatib 4 rakaat, maka harus dengan dua salam.
- Diawali dengan niat
Membaca niat dianjurkan diucapkan dalam hati saja, namun boleh dilafalkan.
Baca juga:
Niat Shalat Sunnah Rawatib
Adapun jika ingin membaca niat Shalat Rawatib tergantung dari waktu pelaksanannya, yaitu Qabliyah atau sebelum Shalat Fardhu dan Ba’diyah atau sesudah Shalat Fardhu.
1. Niat Shalat Qabliyah Subuh
للهِ تَعَالَىاُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِ
Latin: Usholli Sunnatash Subhi Rok’ataini Qobliyatan Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala.
Artinya: “Aku niat shalat Sunnah sebelum Subuh 2 rakaat, menghadap Kiblat karena Allah Ta’ala.”
Baca juga: 7 Perbedaan Haji dan Umroh yang Perlu Diketahui
2. Niat Shalat Qabliyah Dzuhur (2 rakaat)
اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Latin: Usholli Sunatta Dhuhri Rok’ataini Qobliyatan Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala.
Artinya : “Aku niat shalat Sunnah sebelum Dzuhur 2 rakaat, menghadap Kiblat karena Allah Ta’ala.”
3. Niat Shalat Ba’diyah Dzuhur (2 rakaat)
اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Latin: Usholli Sunnata Dhuhri Rok’ataini Ba’diyah Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala.
Artinya : “Aku niat shalat Sunnah setelah Dhuhur 2 rakaat, menghadap Kiblat karena Allah Ta’ala.”
4. Niat Shalat Ba’diyah Maghrib (2 rakaat)
اُصَلِّى سُنَّةً الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Latin: Ushalli Sunnatal Maghribi Rok’ataini Ba’diyah Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala.
Artinya : “Aku niat shalat Sunnah setelah Maghrib 2 rakaat, menghadap Kiblat karena Allah Ta’ala.”
5. Niat Shalat Ba’diyah Isya (2 rakaat)
اُصَلِّى سُنَّةً الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Latin: Usholli Sunnatal Isyaa’i Rok’ataini Ba’diyatta Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala.
Artinya : “Aku niat shalat Sunnah setelah Isya’ 2 rakaat, menghadap Kiblat karena Allah Ta’ala.”
Bacaan Surat-Surat Al-Qur’an Saat Shalat Sunnah Rawatib
Diutamakan untuk membaca beberapa surat seperti di bawah ini saat sedang melaksanakan Shalat Rawatib sesuai anjuran Nabi Muhammad SAW:
1. Saat Subuh
Untuk Shalat Qabliyah Subuh diutamakan membaca surat:
- Al-Kafirun untuk rakaat pertama
- Al-Ikhlas untuk rakaat kedua
Anjuran tersebut berdasarkan hadis berikut ini:
“Bahwasanya Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam pada shalat sunnah sebelum subuh membaca surat Al Kafirun dan surat Al Ikhlas.” [HR. Muslim no. 726].
Namun, ada juga hadis riwayat lain menganjurkan membaca surat berikut ini:
- Al-Baqarah ayat 136
- Ali-Imron ayat 52
Bukti hadisnya adalah sebagai berikut:
“Kemudian dari Sa’id bin Yasar yang mengatakan kepada Ibnu Abbas bahwa: “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada shalat sunnah sebelum subuh di rakaat pertamanya membaca Al-Baqarah: 136 dan di rakaat keduanya membaca Ali Imron: 52.”” [HR. Muslim no. 727].
2. Saat Maghrib
Sedangkan untuk bacaan surat Shalat Ba’diyah Maghrib sama seperti di atas, yaitu sebagai berikut:
- Al-Kafirun untuk rakaat pertama
- Al-Ikhlas untuk rakaat kedua
Perintah tersebut tertuang pada hadis berikut ini:
“Saya sering mendengar Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam ketika beliau membaca surat pada shalat sunnah sesudah maghrib: Surat Al Kafirun dan surat Al Ikhlas.” [HR. At-Tirmidzi no. 431, Ibnu Majah no. 1166].
Tata Cara Shalat Sunnah Rawatib
A. Rakaat pertama
1. Niat
Saat melaksanakan Shalat Rawatib harus diawali dengan niat. Sebab, dengan niat artinya kita bersungguh-sungguh dalam menjalankan sesuatu.
Meskipun membaca niat boleh dilafalkan, namun alangkah lebih baiknya jika diucapkan di dalam hati.
2. Takbiratul Ihram
Adapun cara melakukan takbiratul ihram adalah dengan mengangkat kedua belah tangan tepat ke samping telinga, sambil mengucapakan “Allahu Akbar”.
3. Membaca doa iftitah
Setelah takbiratul ihram, langkah selanjutnya adalah sikap bersedekap atau menumpangkan kedua tangan di atas dada sambil membaca doa iftitah.
4. Membaca surat Al-Fatihah
Jika sudah selesai membaca doa iftitah, kemudian dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah.
5. Membaca surat-surat
Tak hanya Shalat Fardhu, Shalat Sunnah juga dianjurkan untuk membaca surat-surat yang ada di dalam Al-Qur’an.
Namun, di dalam Shalat Rawatib diutamakan membaca surat Al-Kafirun dan Al-Ikhlas seperti yang telah dijelaskan di atas.
6. Rukuk dan tuma’ninah
Rukuk adalah salah satu posisi Shalat yang mana badan membungkuk dan meletakkan kedua telapak tangan di kedua lutut kaki, serta harus dilakukan secara tuma’ninah.
Tuma’ninah sendiri merupakan kondisi tenang di mana setiap persendian pada tubuh juga ikutan tenang.
Pelafalan bacaan rukuk adalah sebagai berikut:
الْعَظِيمِ رَبِّىَ سُبْحَانَ
Latin: Subhaana rabbiyal ‘adzimii wabihamdih (diucapkan sebanyak tiga kali)
Artinya: “Maha Suci Tuhan yang Maha Agung serta memujilah aku kepada-Nya.”
7. I’tidal dan tuma’ninah
I’tidal adalah salah satu posisi Shalat yang mana badan berdiri tegak setelah bangun dari rukuk secara tuma’ninah.
Berikut ini adalah pelafalan dari rukuk ke I’tidal:
حَمِدَهُ لِمَنْ اللَّهُ سَمِع
Latin: Sami’allaahu liman hamidah.
Artinya: “Allah maha mendengar terhadap orang yang memujinya.”
Dan bacaan I’tidal adalah sebagai berikut:
بَعْدُ شَيْءٍ مِنْ شِئْتَ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ السَّمَوَاتِ مِلْءَ الْحَمْدُ لَكَ رَبَّنَا
Rabbanaaa lakal hamdu mil-ussamaawaati wa mil-ul-ardhi wa mil-u maa syik-ta min syai-im ba’du.
Artinya:
“Ya Allah Tuhan kami! Bagi-Mu lah segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudah itu.”
8. Sujud pertama dan tuma’ninah
Sujud adalah salah satu posisi Shalat dengan menempelkan kedua lutut, sebagian dahi, kedua ujung telapak kaki dan kedua tangan di lantai tempat Shalat.
Berikut ini adalah bacaan sujud yang benar:
وَبِحَمْدِهِ الْأَعْلَى رَبِّىَ سُبْحَانَ
Latin: Subhanaa rabbiyal a’la wabihamdih. (Diucapkan sebanyak tiga kali).
Artinya: “Maha Suci Tuhan yang Maha Tinggi serta memujilah aku kepada-Nya.”
9. Duduk di antara dua sujud
Duduk di antara dua sujud merupakan salah satu posisi Shalat yang mana disebut duduk iftirasy dan setelah bangun dari sujud.
Bacaannnya adalah sebagai berikut:
وَارْفَعْنِ وَارْزُقْنِى وَاجْبُرْنِى وَارْحَمْنِى لِى اغْفِرْ رَبِّ
Latin: Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fu’annii.
Artinya: “Ya Allah ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajatku, berilah rezeki kepadaku, berilah aku petunjuk, berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku.”
10. Sujud kedua dengan tuma’ninah
Setelah duduk di antara dua sujud, kembali sujud yang kedua kali. Tata cara dan bacaannya sama seperti yang pertama.
B. Rakaat kedua
1. Ulangi lagi langkah 2 – 10
Bangun lagi dari sujud untuk melaksanakan rakaat kedua dengan cara mengulang step 2 sampai 10, kecuali doa iftitah.
2. Tasyahud akhir
Jika sudah melaksanakan sujud kedua di rakaat kedua, langsung duduk tasyahud akhir karena Shalat Rawatib hanya dua rakaat.
Bacaan tasyahud akhir yang benar adalah sebagai berikut:
اللَّهِ وَرَحْمَةُ النَّبِىُّ أَيُّهَا عَلَيْكَ السَّلاَمُ لِلَّهِ الطَّيِّبَاتُ الصَّلَوَاتُ الْمُبَارَكَاتُ التَّحِيَّاتُ
وَأَشْهَدُ اللَّهُ إِلاَّ إِلَهَ لاَ أَنْ أَشْهَدُ الصَّالِحِينَ اللَّهِ عِبَادِ وَعَلَى عَلَيْنَا السَّلاَمُ وَبَرَكَاتُهُ
مُحَمَّدٍ عَلىَ صَلِّ للَّهُمَّ . اللَّهِاَ رَسُولُ مُحَمَّدًا أَنَّ
Latin: Attahiyyaatul mubaarokaatush sholawaatuth thoyyibaatu lillaah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatullahi wa barokaatuh. Assalaaamu’alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rosuulullah. Allahumma sholli ‘alaa Muhammad.
Artinya:
Artinya: “Segala penghormatan, keberkahan, salawat dan kebaikan hanya bagi Allah. Semoga salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai nabi, demikian pula rahmat Allah dan berkah-Nya dan semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad.”
3. Salam
Tutup shoalt sunnah Rawatib dengan dua salam seperti sholat fardu, yakni dimulai dari salam ke kanan dilanjutkan ke kiri.
4. Jika ingin empat rakaat, maka berdiri lagi untuk melaksanakan rakaat ketiga dan keempat dengan dua salam.
Itulah semua informasi mengenai Sholat sunnah Rawatib berikut dengan tata cara pelaksanaan hingga waktu yang dianjurkan untuk sholat sunnah ini.