Tata Cara Sholat Tasbih: Niat, Hingga Doa Setelah Sholat yang Benar

Pernah mendengar apa itu sholat tasbih? Secara harfiah merupakan sholat sunnah yang Rasulullah SAW anjurkan untuk dilakukan.

Bahkan pada beberapa pendapat mengatakan bahwa sholat tasbih dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk dilaksanakan paling tidak satu kali seumur hidup.

Meskipun dalil mengenai sholat ini masih menjadi perdebatan oleh beberapa ulama. Tetapi, sebagian besar ulamanya menyarankan kepada umat Muslim untuk melaksanakannya.

Lantas, sebenarnya sholat tasbih buat apa? Dari segi fungsi dan manfaatnya, setiap hal baik yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW selalu menyimpan kebaikan untuk umatnya. Tidak terkecuali sholat sunnah tasbih satu ini.

Mengenal Sholat Tasbih

Sholat tasbih menjadi ibadah sunnah yang dalam pelaksanaan sholatnya terdapat beberapa kalimat tasbih. Nah, biasanya kita sebagai umat Muslim paling sering melaksanakannya di 10 malam terakhir bulan Ramadan.

Tujuannya agar mendapatkan lailatul qadar di bulan penuh Rahmat tersebut. Tetapi, sebenarnya kapan waktu shalat tasbih secara umum? Tidak ada waktu khusus, sesuai dengan anjuran Rasulullah paling tidak sekali seumur hidup.

Jadi, kita bisa melaksanakannya kapan pun. Tidak ada pendapat tertentu mengenai kapan waktu terbaiknya. Asalkan kita bisa melaksanakannya dengan baik, maka setiap hari pun tidak menjadi masalah.

Tetapi beberapa orang masih bingung sholat tasbih berapa rakaat? Berdasarkan pendapat ulama sholat sunnah ini bisa dilaksanakan 4 rakaat di pagi dan siang hari. Atau dua rakaat salam dua rakaat salam di malam hari.

Hal ini sesuai dengan anjuran Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar, beliau menyatakan :

فإن صلى ليلاً فأحبّ إليّ أن يسلّم في ركعتين؛ وإن صلّى نهاراً، فإن شاء سلّم، وإن شاء لم يسلم

Artinya: “Bila shalat dilakukan di malam hari maka lebih kusukai bila bersalam dalam dua rakaat. Namun bila di siang hari maka bila mau bersalam (pada dua rakaat) dan bila mau maka tidak bersalam (di dua rakaat).”

Dalam pelaksanaan sholat sunnah tasbih ini, dalam satu rakaat tasbih dibaca sebanyak 75 kali. Sholat ini dilaksanakan sebanyak 4 rakaat, jadi jika dijumlah 75 x4 = 300 kali dalam satu kali ibadah.

Bagaimana Tata Cara Sholat Tasbih yang Benar?

Bagaimana Tata Cara Sholat Tasbih yang Benar?

Ingin menerapkan ajaran sholat sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW? Kita bisa mulai dengan mempelajari tata cara sholat yang benar. Terutama dimulai dari paham dan hafal seperti apa niat sholat tasbih.

Untuk panduan tata cara sholat, bisa diikuti sebagai berikut :

1. Bersuci

Sebagai seorang muslim kita pasti tahu kalau menghadap Allah SWT haruslah dalam keadaan suci, baik dari hadas kecil maupun besar.

Meskipun cukup dengan hanya berwudhu saja, tetapi bersuci dengan cara mandi jauh lebih baik.

Baca juga: Tata Cara Wudhu yang Benar: Niat Hingga Doa Sesudah Wudhu

2. Baca Niat

Apabila kita sudah suci dengan cara mandi dan berwudhu, kini saatnya siap-siap untuk mulai untuk sholat.

Caranya dengan menghadap kiblat dengan merapikan sajadah. Tidak lupa membacakan niat sholat secara khusu’.

Karena sholat tasbih ini bisa dilakukan dengan dua cara mengingat pelaksanaannya di siang hari atau malam hari.

Maka, kita bisa mengkondisikan membacakan niat untuk sholat dua rakaat salam dua rakaat salam atau satu kali sholat empat rakaat.

 Niat sholat tasbih 2 rakaat 2 salam

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَسْبِيْحِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

Latinnya: Ushallii sunnatat-Tasbiihi rak’ataini lillaahi Ta’aalaa.

Artinya: “Aku berniat melaksanakan sholat sunnah Tasbih, sebanyak dua rakaat semata-mata karena Allah Ta’ala.”

Niat sholat tasbih 4 rakaat 1 salam

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَسْبِيْحِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلهِ تَعَالَى

Bacaan latin: Ushalli sunnat tasbīhi arba’a rak’ātin lillāhi ta’ālā.

Artinya: “Aku berniat melaksanakan sholat sunnah Tasbih, sebanyak empat rakaat semata-mata karena Allah Ta’ala.”

3. Takbiratulihram, Al-Fatihah, Surat Pendek Lalu Tasbih

Setelah kita lancar membaca niat di dalam hati, maka selanjutkan takbiratulihram (Allahu Akbar). Kemudian, kita bisa melaksanakan ibadah sholat pada umumnya dengan membaca Al-Fatihah dan surat pendek. Baru kemudian membaca tasbih sebanyak 15 kali.

Adapun bacaan tasbihnya seperti berikut :

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

‘Subhânallâh wal hamdu lillâh wa lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar’

4. Rukuk dan Tasbih Lagi

Ketika sudah selesai, kita bisa langsung melanjutkan langkah sholat berikutnya yaitu rukuk. Dalam rukuk kita bisa membacakan doa sesuai anjuran sholat pada umumnya. Hanya saja setelah berdiri kembali, kita harus baca tasbih sebanyak 10 kali.

5. I’tidal dan Sujud

Pada saat I’tidal kita juga harus membaca tasbih sebanyak 10 kali baru kemudian sujud. Tetapi, dalam doa sujud seperti sholat pada umumnya pun. Kita juga membaca tasbih 10 kali setelah doa selesai dipanjatkan.

6. Duduk Iftirasy dan Sujud Kedua

Bangkit dari sujud pertama, dalam sholat kita akan duduk iftirasy (duduk diantara dua sujud). Kemudian, setelah doa diantara dua sujud ini dibacakan, kita bisa menambahkan tasbih sebanyak 10 kali.

Setelah itu, kita bisa sujud kedua dan membaca tasbih sebanyak 10 kali juga.

7. Duduk Kemudian Bangkit

Selesai sujud kedua, sebelum berdiri kamu harus duduk kembali dengan membaca tasbih sebanyak 10 kali. Apabila sudah selesai kamu bisa melanjutkan sholat hingga rakaat ke dua, tiga, dan keempat.

Untuk keseluruhan bacaannya sama seperti rakaat pertama. Total bacaan tasbihnya juga tidak boleh kurang ataupun lebih. Total dalam satu rakaat adalah 75. Sehingga empat rakaat menjadi 300 bacaan tasbih.

8. Tasyahud Akhir dan Salam

Terakhir, setelah keseluruhan bacaan sholat sudah kita lalui. Sebelum salam pada duduk tasyahud akhir kita diharuskan untuk membaca tasbih juga sebanyak 10 kali. Baru setelah itu dilanjutkan dengan membaca doa sholat tasbih.

Baca juga: Niat Sholat Taubat, Tata Cara, dan Waktu Pelaksanaannya

Tata Cara Sholat Tasbih Berdasarkan Hadits

Tata Cara Sholat Tasbih Berdasarkan Hadits

Menurut hadits Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhu, yang lafazh-nya sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam Sunan-nya (1297) adalah sebagai berikut:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ يَا عَبَّاسُ يَا عَمَّاهُ أَلَا أُعْطِيكَ أَلَا أَمْنَحُكَ أَلَا أَحْبُوكَ أَلَا أَفْعَلُ بِكَ عَشْرَ خِصَالٍ إِذَا أَنْتَ فَعَلْتَ ذَلِكَ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ ذَنْبَكَ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ قَدِيمَهُ وَحَدِيثَهُ خَطَأَهُ وَعَمْدَهُ صَغِيرَهُ وَكَبِيرَهُ سِرَّهُ وَعَلَانِيَتَهُ عَشْرَ خِصَالٍ أَنْ تُصَلِّيَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَسُورَةً فَإِذَا فَرَغْتَ مِنْ الْقِرَاءَةِ فِي أَوَّلِ رَكْعَةٍ وَأَنْتَ قَائِمٌ قُلْتَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً ثُمَّ تَرْكَعُ فَتَقُولُهَا وَأَنْتَ رَاكِعٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنْ الرُّكُوعِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَهْوِي سَاجِدًا فَتَقُولُهَا وَأَنْتَ سَاجِدٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنْ السُّجُودِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَسْجُدُ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ فَتَقُولُهَا عَشْرًا فَذَلِكَ خَمْسٌ وَسَبْعُونَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ تَفْعَلُ ذَلِكَ فِي أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ إِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ تُصَلِّيَهَا فِي كُلِّ يَوْمٍ مَرَّةً فَافْعَلْ فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ شَهْرٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ سَنَةٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي عُمُرِكَ مَرَّةً

Rasulullah bersabda kepada Abbas bin Abdul Muththalib, “Wahai Abbas, wahai pamanku, maukah engkau aku beri? Maukah engkau aku kasih? Maukah engkau aku beri hadiah? Maukah engkau aku ajari sepuluh sifat (pekerti)? Jika engkau melakukannya, Allah mengampuni dosamu; dosa yang awal dan yang akhir, dosa yang lama dan yang baru, dosa yang tidak disengaja dan yang disengaja, dosa yang kecil dan yang besar, dosa yang rahasia dan terang-terangan, sepuluh macam (dosa). Engkau shalat empat rakaat. Pada setiap rakaat engkau membaca al-Fatihah dan satu surat (al-Quran). Jika engkau telah selesai membaca (surat) pada awal rakaat, sementara engkau masih berdiri, engkau membaca, ‘Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illa Allah, wallahu akbar sebanyak 15 kali. Kemudian ruku’, maka engkau ucapkan (dzikir) itu sebanyak 10 kali. Kemudian engkau angkat kepalamu dari ruku’, lalu ucapkan (dzikir) itu sebanyak 10 kali. Kemudian engkau turun sujud, ketika sujud engkau ucapkan (dzikir) itu sebanyak 10 kali. Kemudian engkau angkat kepalamu dari sujud, maka engkau ucapkan (dzikir) itu sebanyak 10 kali. Kemudian engkau bersujud, lalu ucapkan (dzikir) itu sebanyak 10 kali. Kemudian engkau angkat kepalamu, maka engkau ucapkan (dzikir) itu sebanyak 10 kali. Maka itulah 75 (dzikir) pada setiap satu rakaatnya. Engkau lakukan itu dalam empat rakaat. Jika engkau mampu melakukan (shalat) itu setiap hari sekali, maka lakukanlah! Jika engkau tidak melakukannya, maka (lakukan) setiap bulan sekali! Jika tidak, maka (lakukan) setiap tahun sekali! Jika engkau tidak melakukannya, maka (lakukan) sekali dalam umurmu”

Selain itu juga terdapat riwayat lain yang tidak jauh berbeda dari Ibu Hajar.

Ibnu Hajar Al-Haitami di dalam kitabnya Al-Minhâjul Qawîm menuliskan:

و صلاة التسبيح وهي أربع ركعات يقول في كل ركعة بعد الفاتحة والسورة: سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر، زاد في الإحياء: ولا حول ولا قوة إلا بالله خمس عشرة مرة وفي كل من الركوع والاعتدال وكل من السجدتين والجلوس بينهما والجلوس بعد رفعه من السجدة الثانية في كل عشرة فذلك خمس وسبعون مرة في كل ركعة

 Artinya: “dan (termasuk shalat sunnah) adalah shalat tasbih, yaitu shalat empat rakaat di mana dalam setiap rakaatnya setelah membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya membaca kalimat subhânallâh wal hamdu lillâh wa lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar—di dalam kitab Ihyâ ditambahi wa lâ haulâ wa lâ quwwata illâ billâh—sebanyak 15 kali, dan pada tiap-tiap ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan duduk setelah sujud yang kedua masing-masing membaca (kalimat tersebut) sebanyak 10 kali. Maka itu semua berjumlah 75 kali dalam setiap satu rakaat.” (Ibnu Hajar Al-Haitami, Al-Minhâjul Qawîm, Beirut: Darul Fikr, tt., hal. 203).

Doa Setelah Sholat Tasbih yang Wajib Dibaca

Setelah melakukan sholat tasbih akan lebih afdol apabila kita berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT.

Salah satunya doa yang dikutib dari kitab Nihayatuz Zain karya dari Syeh Muhammad Nawawi Al-Bantani.

اَللّٰهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ تَوْفِيْقَ أَهْلِ الْهُدَى وَأَعْمَالَ أَهْلِ الْيَقِينِ وَمُنَاصَحَةَ أَهْلِ التَّوْبَةِ وَعَزْمَ أَهْلِ الصَّبْرِ وَوَجَلَ أَهْلِ الْخَشْيَةِ وَطَلَبَ أَهْلِ الرَّغْبَةِ وَتَعَبُّدَ أَهْلِ الْوَرَعِ وَعِرْفَانَ أَهْلِ الْعِلْمِ حَتَّى أَخَافَك

Allâhumma innî as’aluka taufîqa ahlil hudâ, wa a‘mâla ahlil yaqîn, wa munâshahata ahlit taubah, wa ‘azma ahlis shabri, wa wajala ahlil khasyyah, wa thalaba ahlir raghbah, wa ta‘abbuda ahlil wara‘i, wa ‘irfâna ahlil ‘ilmi hattâ akhâfak.

Artinya, “Ya Allah, kepada-Mu aku meminta petunjuk mereka yang terima hidayah, amal-amal orang yang yakin, ketulusan mereka yang bertobat, keteguhan hati mereka yang bersabar, kekhawatiran mereka yang takut (kepada-Mu), doa mereka yang berharap, ibadah mereka yang wara’, dan kebijaksanaan mereka yang berilmu agar aku menjadi takut kepada-Mu.

اَللّٰهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ مَخَافَةً تَحْجِزُنِيْ عَنْ مَعَاصِيْكَ حَتَّى أَعْمَلَ بِطَاعَتِكَ عَمَلًا أَسْتَحِقُّ بِهِ رِضَاكَ وَحَتَّى أُنَاصِحَكَ بِالتَّوْبَةِ خَوْفًا مِنْكَ حَتَّى أَخْلُصَ لَكَ النَّصِيحَةَ حَيَاءً مِنْكَ وَحَتَّى أَتَوَكَّلَ عَلَيْكَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا وَحَتَّى أَكُوْنَ أُحْسِنَ الظَنَّ بِكَ، سُبْحَانَ خَالِقِ النُّورِ. ا هـ وَفِي رِوَايَةٍ خَالِقِ النَّارِ

Allâhumma innî as’aluka makhâfatan tahjizunî ‘an ma‘âshîka hattâ a‘mala bi thâ‘atika ‘amalan astahiqqu bihî ridhâka wa hattâ unâshihaka bit taubah, khaufan minka hattâ akhlusha lakan nashîhata hayâ’an minka wa hattâ atawakkala ‘alaika fil ’umûri kullihâ wa hattâ akûna ’uhsinuz zhanna bika, subhâna khâliqin nûr (lain riwayat khâliqin nâr).

Lanjut: Ya Allah, masukkanlah rasa takut di kalbuku yang dapat menghalangi diri ini untuk mendurhakai-Mu. Dengan demikian aku dapat beramal saleh yang mengantarkanku pada ridha-Mu, dan aku bertobat setulusnya karena takut kepada-Mu. Dengan itu pula aku beribadah secara tulus karena malu kepada-Mu. Dengan rasa takut itu aku menyerahkan segala urusanku kepada-Mu. Karena itu juga aku dapat berbaik sangka selalu kepada-Mu. Mahasuci Engkau Pencipta cahaya (lain riwayat, Pencipta api).”

Keutamaan Sholat Tasbih

Sholat yang dilaksanakan dengan bacaan tasbih 300 kali dalam empat rakaat pastinya memiliki keutamaan tersendiri apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Lantas, apa saja keutamaan sholat tasbih? Berikut pembahasannya :

1. Memberatkan Timbangan Kebaikan

Setiap orang pasti berlomba-lomba dalam kebaikan. Tujuannya untuk memperberat amal yang akan dibawa di akhirat nanti agar bisa masuk ke Surganya Allah SWT. Nah, cara yang bisa umat muslim lakukan yaitu dengan melaksanakan sholat tasbih.

2. Terhindar dari Segala Hal Buruk

Kita pasti tahu bahwa tasbih merupakan salah satu kalimat baik yang sangat Allah SWT sukai. Sehingga, ketika kita membacakannya berulang kali dalam sholat akan membuat Allah SWT semakin suka dan cinta kepada kita sebagai umatnya.

Balasan Allah SWT atas apa yang kita lakukan tentu saja berlipat ganda. Hal paling mendasarnya dengan menjauhkan kita dari segala hal buruk yang mungkin saja terjadi. Sehingga hanya berita baik saja yang diterima di telinga.

3. Meningkatkana Amal

Sebagai umat Muslim pastinya kita percaya dengan adanya hari pembalasan di akhir kehidupan nanti. Dengan mempercayainya tentu kita sebagai umat akan terus berupaya untuk melakukan hal baik secara terus menerus.

Amalan yang bisa kita coba dengan sederhana dan bermanfaat adalah membaca tasbih.

4. Menghapus Dosa

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, baik disengaja ataupun tidak disengaja. Hal itu sama-sama mendatangkan dosa yang nantinya akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.

Cara untuk menghapusnya dengan terus beribadah dan melakukan hal baik kepada semua orang. Ibadah paling cepat menghapus dosa-dosa ini bisa kita lakukan dengan sholat tasbih.

Nah, itulah pembahasan terkait sholat tasbih yang bisa kita jadikan panduan untuk menjalankan ibadah lebih baik lagi. Mulai dari memahami bagaimana tata cara pelaksanaan yang benar, pembacaan doa, hingga keuntungan apabila melaksanakannya.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment