Biografi Sunan Giri: dari Silsilah Hingga Metode Dakwahnya

Mungkin kita hanya mengetahui Sunan Giri sebagai ulama dan pendakwah yang giat menyebarkan syiar Islam. Padahal, sebenarnya beliau juga adalah seorang raja dengan gelar Prabu Satmata, lho!

Sunan yang termasuk bagian dari Wali Songo ini pernah memerintah Kerajaan yang bernama Giri Kedaton. Pemerintahannya berlangsung pada tahun 1487-1506, berkedudukan di Gresik, Jawa Timur. 

Bagi yang ingin mengetahui lebih lanjut biografi Sunan yang memiliki banyak nama dan julukan ini, simak informasi lengkapnya pada uraian di bawah!

Asal Usul Sunan Giri

Sunan Giri adalah ulama yang lahir pada tahun 1442 Masehi di Desa Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur. Beliau lahir dari seorang ibu bernama Dewi Sekardadu dan ayahnya bernama Maulana Ishaq.

Maulana Ishaq merupakan seorang mubaligh Islam berasal dari Asia Tengah. Beliau menikahi Dewi Sekardadu, yaitu putri Prabu Menak Sembuyu yang termasuk salah satu penguasa di daerah Blambangan.

Dari pernikahannya, lahir seorang anak yang memiliki nama asli Raden Paku. Beliau juga memiliki nama lain seperti Joko Samudro, Prabu Satmata, Sultan Abul Faqih, dan Raden Ainul Yaqin.

Saat Raden Paku belajar di Pesantren Sunan Ampel, kemudian beliau pun diberi nama Maulana Ainul Yaqin. Hal ini karena tidak lepas dari kecerdasan yang Raden Paku miliki dalam menimba ilmu tentang Islam.

Setelah itu, Raden Paku dan putra Sunan Ampel yang bernama Makdum Ibrahim diutus menuntut ilmu di Pasai. Mereka berguru pada Syekh Maulana Ishaq di Pesai. Setelah 7 tahun, mereka kembali ke Jawa.

Maulana Ishaq memberi amanat kepada Raden Paku untuk mendirikan pesantren. Kemudian, berdirilah pesantren di daerah perbukitan Desa Sidomukti, Gresik.

Raden Paku yang tinggal di perbukitan ini, akhirnya nama aslinya berubah menjadi Sunan Giri. Menurut bahasa Jawa, giri adalah bukit. Itulah asal usul nama salah satu ulama Wali Songo yang perlu kita ketahui.

Baca juga: 13+ Keutamaan Majelis Ilmu dan Adabnya, Umat Muslim Wajib Tahu!

Silsilah Keturunan Sunan Giri

Berdasarkan banyak sumber, menyebutkan bahwa Raden Paku adalah keturunan dari Nabi Muhammad SAW. Nasab beliau dari jalur keturunan Husain bin Ali. Lebih jelasnya, berikut silsilah keturunan Raden Paku, yaitu:

  1. Nabi Muhammad SAW
  2. Fatimah Az-Zahra/Ali bin Abi Thalib
  3. Husain bin Ali
  4. Ali Zainal Abidin
  5. Muhammad Al-Baqir
  6. Ja’far Ash-Shadiq
  7. Ali Al-Uraidhi
  8. Muhammad An-Naqib
  9. Isa Ar-Rumi
  10. Ahmad Al-Muhajir
  11. Ubaidillah
  12. Alwi
  13. Muhammad
  14. Alwi
  15. Ali Khali’ Qasam
  16. Muhammad Shahib Mirbath
  17. Alwi Ammil Faqih
  18. Abdul Malik Azmatkhan
  19. Abdullah
  20. Ahmad Jalaluddin
  21. Husain Jamaluddin
  22. Ibrahim Zainuddin As-Samarqandy
  23. Maulana Ishaq
  24. Ainul Yaqin (Sunan Giri)

Pada saat Sunan Giri sudah menempuh pendidikan, kerajaan bernama Giri Kedaton ini bertahan hingga 200 tahun. Setelah beliau meninggal, singgasana raja digantikan oleh keturunannya, yaitu antara lain bernama:

  1. Sunan Dalem
  2. Sunan Sedomargi
  3. Sunan Giri Prapen
  4. Sunan Kawis Guwo
  5. Panembahan Ageng Giri
  6. Panembahan Mas Witana Sideng Rana
  7. Pangeran Singonegoro
  8. Pangeran Singosari

Kisah Saat Menyebarkan Agama Islam

Setelah mengetahui silsilah keturunan Raden Paku, selanjutnya ketahui perjalanan dakwah beliau dalam menyebarkan syiar Islam. Sunan Giri mulai berdakwah saat setelah mendapatkan bukti terkait wilayahnya.

Dalam upayanya menyebarkan agama Islam, ada beberapa hal yang beliau lakukan. Apa saja? Yuk, kita cari tahu informasi detailnya di bawah ini.

1. Mendirikan Pondok Pesantren

Perjalanan dakwah Raden Paku memulainya dengan mendirikan sebuah pondok pesantren yang bernama Giri. Lokasi pesantren Ini berada di perbukitan di Desa Sidomukti, Kebomas Gresik, Jawa Timur.

Pesantren Giri adalah pesantren pertama yang berada di daerah Gresik pada Saka Nuju, tahun Jawi Sinong milir atau 1403 saka. Pesantren Giri dikenal sebagai pusat penyebaran syiar agama Islam di Jawa.

Seiring perkembangan, pesantren tersebut banyak memberikan pengaruh yang luar biasa besar terhadap daerah di sekitarnya seperti Lombok, Madura, Sumbawa, Flores, Sulawesi, Maluku, dan Kalimantan.

2. Berkembang Menjadi Kerajaan

Meluasnya pengaruh dan pengikut Raden Paku, hal ini membuat pesantren semakin besar hingga menjadi sebuah kerajaan bernama Giri Kedaton. Kemudian berhasil menguasai wilayah Gresik dan sekitarnya.

Raden Paku memerintah kerajaan Giri Kedaton mulai dari tahun 1487 M hingga 1909 M dengan gelar Prabu Satmata. Beliau ini memiliki pengaruh besar terhadap kerajaan Islam Jawa maupun luar Jawa saat itu.

Kepemimpinan Prabu Satmata terbilang cepat yakni 200 tahun. Sepeninggalannya, kemudian dilanjutkan oleh keturunannya. Giri Kedaton dipimpin penguasa bergelar Sunan, Panembahan dan Pangeran.

3. Memadukan Tradisi dan Ajaran Islam

Selama berdakwah, Sunan Giri atau Raden Paku memakai strategi memadukan tradisi lokal dengan ajaran agama Islam seperti selamatan, acara keramaian, dan upacara lainnya yang ada unsur Islami.

Strategi dakwah semacam ini berhasil memikat hati masyarakat dan membantunya memperluas pengaruh agama Islam. Selain itu, beliau juga menciptakan karya seni tradisional yang berhasil menarik masyarakat.

Adapun karya tradisional tersebut yakni seperti permainan anak, lagu atau gending. Namun, suatu masa kerjaannya runtuh akibat dari serangan Kesultanan Demak, yang merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa..

Metode Dakwah Sunan Giri

Dari kisah penyebaran Islam yang dilakukan Raden Paku di atas bisa kita ketahui, bahwa pusat penyebarannya ada di kerajaan Giri Kedaton. Kemudian ajaran Islam ini menyebar ke daerah lain di Indonesia.

Dalam dakwah, Raden Paku atau Sunan Giri menggunakan metode memadukan tradisi lokal dengan ajaran Islam. Beliau menciptakan lagu untuk anak-anak agar lebih mudah menyerap pelajaran agama Islam.

Adapun lagu atau tembang anak-anak ini seperti Lir-ilir, Cublak-cublak Suweng, dan Padang Bulan. Lagu-lagi ini sangat terkenal di Jawa Timur, mungkin kita pun pernah mendengar lagu-lagu tersebut.

Selain itu, beliau juga menciptakan permainan yang ada unsur Islam yaitu Jelungan. Permainan ini memiliki tujuan untuk mengajarkan bagaimana menyelamatkan hidup dengan pegang teguh pada ajaran Islam.

Itulah metode dakwah Raden Paku terapkan untuk memikat hati masyarakat untuk memeluk dan belajar agama Islam. Beliau pun membuat pesantren sebagai wadah bagi masyarakat yang ingin belajar agama Islam.

Contoh Keteladanan Sunan Giri

Ada banyak sekali contoh keteladanan Sunan Giri yang bisa kita petik hikmahnya, salah satunya adalah metode beliau dalam menyebarkan ajaran Islam di Indonesia. Metodenya unik dan menarik masyarakat.

Beliau menciptakan lagu dan permainan yang di dalamnya ada unsur Islam. Dengan cara ini masyarakat pun akan lebih mudah mempelajari tentang Islam, sehingga tidak ada paksaan untuk memeluk agama Islam.

Contoh keteladanan Raden Paku lainnya melakukan dakwah di dalam dunia politik. Beliau memiliki kemampuan negosiasi dan kemampuan memimpin sehingga bisa bersaing dengan kerajaan pada masa itu.

Menurut beliau, bahwa menjadi ulama dengan pengetahuan luas itu sangat penting terutama tentang agama Islam. Sebab, ketika memimpin penting memiliki pengetahuan agar keberadaannya diakui pemerintahan.

Tak heran, jika keberadaan Raden Paku di dalam dunia politik sangat diakui oleh orang-orang di pemerintahan. Dengan begitu, beliau memiliki legalitas sehingga dakwah yang beliau lakukan menjadi lebih mudah.

Peninggalan Sunan Giri Setelah Wafat

Sunan Giri wafat pada tahun 1505 M dan dimakamkan di Dusun Kedaton, Desa Giri Gajah, Kecamatan Kebomas, Gresik, Jawa Timur. Beliau meninggalkan beberapa peninggalan yang perlu kita ketahui, di antaranya:

1. Giri Kedaton

Giri Kedaton adalah pusat pemerintahan atau kerajaan Giri yang dipimpin oleh Raden Paku atau Prabu Satmata, nama lain dari Sunan ini. Lokasi Giri Kedaton ini berada di tempat strategis ada di bukit di Desa Mukti.

Kerajaan Giri Kedaton pada masanya merupakan kerajaan yang besar hingga mampu bertahan sampai 200 tahun yang dipimpin oleh beberapa generasi.

2. Museum

Museum Sunan Giri merupakan salah satu peninggalan beliau yang saat ini masih tersimpan rapi. Namun sayangnya, museum ini kurang terawat karena mungkin letaknya yang berada di posisi pojokan.

Meski begitu, letak museum ini cukup strategis. Tidak jauh dari alun-alun Kota Gresik dan area terminal bus Maulana Malik Ibrahim di Kota Gresik.

3. Masjid

Bagi yang suka berziarah ke makam Raden Paku ini, mungkin sudah mengetahui adanya masjid yang bersebelahan dengan makam beliau. Masjid ini adalah murni peninggalannya yang bisa kita kunjungi.

Bangunan masjid ini memiliki arsitektur yang unik karena adanya kombinasi antara budaya Islam dan Hindu. Kita bisa lihat dari bentuk atas atapnya.

4. Telogo Pegat

Telogo Pegat adalah salah satu peninggalan Raden Paku atau Sunan yang berjuluk Prabu Satmata ini. Menurut warga, telaga ini tidak pernah mengalami surut meski terjadi musim kemarau yang panjang.

Telogo Pegat yang letaknya berada di kawasan Giri, Kebomas ini terdapat larangan bahwa kita tidak boleh berenang karena talaga ini cukup angker.

Itulah beberapa peninggalan Sunan yang masuk dalam ulama Wali Songo yang perlu kita ketahui. Jika ada kesempatan untuk berziarah ke makam beliau, tidak lupa berkunjung ke tempat peninggalannya.

Demikian informasi tentang Sunan Giri mulai dari asal-usulnya, kisah perjalanan dakwahnya, dan metode dakwah yang beliau terapkan. Semoga bisa jadi referensi dan menambah pengetahuan bagi kita.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment